Anda di halaman 1dari 6

NOTULEN MMD KELURAHAN TANJUNG SENGKUANG

Hari / Tanggal / Pukul : Rabu / 23 Januari 2019 / 09.00 – 12.00

Tempat : Aula pertemuan Kelurahan Tg. Sengkuang

Dihadiri oleh : Lurah Tg. Sengkuang Bpk. Yanuar Pribadi, Ka. Puskesmas Tg.
Sengkuang Dr. Andi Sarbiah, M. KKK, Babinsa ( Bp. Muizarsyah ), Babhinkamtibmas ( H. Muzakir ),
RT dan RW di Kelurahan Tg. Sengkuang, Kader kesehatan Kelurahan Tg. Sengkuang, Tim
Puskesmas Tg. Sengkuang Drg. Fauzi selaku ketua Akreditasi Puskesmas, Dr. Ananda Pinnaera
selaku ketua Pokja UKM Puskesmas, dan Anshar sebagai pembawa acara

ISI ACARA :

1. Pembukaan oleh pembawa acara Bpk. Anshar


2. Pembacaan Do’a oleh Drg. Fauzi
3. Kata Sambutan oleh Kepala Puskesmas Tg. Sengkuang Dr. Andi Sarbiah, M.KKK yang
memaparkan tentang frekuensi MMD sebaiknya minimal setahun sekali, agar melalui
MMD membicarakan masalah – masalah kesehatan dan solusi bersama serta meminta
agar masyarakat memaparkan usulan – usulannya yang berkaitan dengan kesehatan di
Musrenbang.
4. Kata sambutan sekaligus membuka acara MMD oleh Bpk. Lurah Tg. Sengkuang Bpk.
Yanuar Pribadi yang memaparkan bahwa forum MMD adalah forum komunikasi oleh
masyarakat, yang kurang lebih sama dengan tujuan Musrenbang, serta agar bersama
mencari solusi terbaik dengan peran serta aktif.
5. Presentasi hasil SMD kelurahan Tanjung Sengkuang tahun 2019 oleh ketua akreditasi
Puskesmas Drg. Fauzi :

a). Definisi dan tujuan melaksanakan MMD


b). Sebelum MMD telah dilaksanakan SMD yang kemudian didapatkan masalah
kesehatan
c). 5 masalah kesehatan dengan presentasi terbesar :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TBC (98,5%)
2. Sampah yang belum dilakukan pengelolaan sampah (80%)
3. Kebiasaan merokok yang tinggi (60%)
4. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan (50%)
5. Penduduk masih sedikit yang ber – KB (48%)
d). Analisis masalah (Diagram fishbone)
1. TB : Tingkat pendidikan, kurang tenaga kesehatan (Promkes & Analis), rasio tenaga
kesehatan dengan jumlah penduduk, persepsi masyarakat, sanitasi tempat tinggal
(jumlah jendela dibanding luas rumah), penghasilan rendah (2 – 5 juta)
2. Sampah : Kepedulian kurang karena kurang pengetahuan, alat peraga untuk
sosialisasi, kurangnya bank sampah (baru 2), anggaran untuk sosialisasi
3. Merokok : gaya hidup, faktor kebiasaan, harga murah dan gampang dijangkau, faktor
pergaulan dan lingkungan.
4. PKPR : Kurang tenaga Promkes, kurangnya partisipasi orang tua, kurang kepedulian
tentang kesehatan remaja, kurangnya kerjasama dengan pihak sekolah, kurangnya alat
paraga penyuluhan.
5. KB : Kurangnya tenaga penyuluh KB, alat kontraspesi kurang stok, kurangnya alat
peraga penyuluhan, masih perlu dtingkatkan kerjasama dengan BKKBN
e). Diskusi yang dipimpin oleh ketua akreditasi, audiens diminta memberikan
pertanyaan / respon
1). T (Tanya ) : oleh Bpk. Ustadz Moddin Apakah rokok menyebabkan TBC ?
J (Jawab) : oleh Ka. Puskesmas Dr. Andi Sarbiah, M. KKK Penyebab TBC adalah kuman
Mikobakterium TBC, rokok bukan penyebab TBC tetapi rokok dapat menimbulkan
penyakit lain.
R (Respon) : oleh Bpk. Ustadz Moddin karena masalahnya adalah kurang
pengetahuan, dikarenakan ada anak kelas 4 SD , apalagi SMP dan SMA sudah
menjadi perokok, bagaimana mencegahnya jika perlu melibatkan Polisi karena sering
berkumpul di Warnet sampai malam
2). T (Tanya ) : oleh Bpk. Masud RT 09, TBC sebagai penyakit paru jadi bagaimana
pihak Puskesmas menyediakan fasilitas untuk mendeteksi secara dini ?
J (Jawab ) : oleh Drg. Fauzi, pihak Puskesmas sudah mengingatkan jika ada
masyarakat yang batuk lebih dari 2 minggu, batuk menyebabkan keringat dingin,
berat badan turun, ada pot untuk menampung dahak, dan ada program TCM / Tes
Cepat Molekular
J ( Jawab ) : Dr. Andi Sarbiah, M.KKK, Menegakkan diagnosa dengan wawancara,
pemeriksaan fisik dan penunjang dengan pengambilan dahak 3x, TCM hanya dapat
dilakukan 2 tempat ( RSBK dan RSUD Embung Fatimah ) dikenakan biaya Rp.25.000
agar diinfokan ke masyarakat. Jika ada keluarga / tetangga disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan, kuman ini suka tempat yang lembab dan diharapkan tiap
ruangan di rumah harus ada ventilasi dan kena cahaya matahari yang sedang batuk –
batuk agar menggunakan pelindung sebagai masker, penyakit ini ada obatnya, selain
paru TBC juga dapat mengenai kelenjar.
3). T (Tanya) : Apakah TCM di cover BPJS ?
J (Jawab) : oleh Dr. Andi Sarbiah, M.KKK Baik ada maupun tidak ada untuk TCM
belum di cover BPJS, sedangkan obatnya ditanggung oleh BPJS
R (Respon) : oleh Drg. Fauzi, penting sekali investigasi kontak, karena bisa tanpa
gejala seperti penurunan berat badan pada pasien yang asimptomatik.
4). T (Tanya) : oleh ibu Satijah, bagaimana tentang kusta, cara pencegahan ?, dan
cara mengobati?
J (Jawab) : oleh Dr. Andi Sarbiah, M.KKK, penyebabnya kuman sehingga mudah
menular melalui kontak erat, penderita harus minum obat secara teratur,
berhubungan dengan kondisi kebersihan dan gizi. Beberapa gejala kusta antara lain
kulit kurang kepekaan / rasa, terdapat benjolan – benjolan. Kusta dapat diobat
secara gratis di Puskesmas.
R (Respon) : oleh Dr. Ananda Pinnaera, kusta adalah penyakit di negara beriklim
tropis, sehingga walaupun kota Batam bukan daerah endemis kusta namun jika
masyarakat tidak segeram mencegah dan mendeteksi sejak dini maka tidak menutup
kemungkinan akan menjadi masalah kesehatan. Dan perlu meningkatkan
pengetahuan masyarakat baik tentang kusta maupun TBC sehingga dengan tau
masyarakat diharapkan mau melakukan pencegahan penyakit – penyakit tersebut.
R (Respon) ; Oleh Kepala Puskesmas, sama halnya dengan kasus DBD yang semakin
banyak sehingga walikota mengeluarkan edaran mengenai pencegahan DBD. Fogging
bukan untuk pencegahan yang terpenting adalah PSN melalui gerakan 3M (Menutup,
Menguras dan Mengubur) ditambah dengan menggunakan losion anti nyamuk dan
tidur dengan kelambu.
5). T (Tanya) : oleh Bpk. Ustadz apakah maksud dibuatkan jadwal bersama?bgmn jika
fokus hanya di kegiatan pengajian saja ?
J (Jawab) : oleh Dr. Ananda, Pemeriksaan kesehatan dibuat terjadwal agar dapat
segera disepakati dan dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut yang nyata terhadap
penyelesaian masalah kesehatan. Tidak bisa atau kurang efektif jika hanya fokus di
kegiatan pengajian yang pesertanya homogen yaitu ibu – ibu saja, diperlukan juga
kontribusi dari bapak – bapak terutama masalah merokok agar penyelesaian
masalah dapat segera tercapai.
R (Respon) : oleh Ibu Satijah, setuju agar tidak hanya turun di pengajian saja tetapi
juga turun ke masyarakat pada umumnya.
R (Respon) : oleh Bpk. Lurah Bpk. Yanuar, mengenai kawasan tanpa rokok baru ada
di Puskesmas Tanjung Sengkuang, oleh karena itu mungkin bisa dimulai dengan
menempel poster tentang kawasan tanpa rokok di tempat – tempat umum seperti di
fasum, mesjid, kantor, sekolah.
R (Respon) : oleh Drg. Fauzi agar langsung membagikan poster KTR dan agar segera
dilaksanakan kesepakatan tempat umum harus bebas dari asap rokok.
6). T (Tanya) : oleh ibu Ike kader Posyandu Mawar XII, Rokok banyak dihisap ketika
pengajian bapak – bapak, bagaimana cara efektif untuk mencegahnya ?
J (Jawab) : oleh Drg. Fauzi, membuat kesepakatan bersama, tidak menyediakan
asbak rokok, dan menempel poster di rumah. Dengan melibatkan remaja juga dapat
menjadi cara sehingga mengurangi pengguna rokok. Melibatkan remaja juga ketika
penyuluhan kesehatan.
7). T (Tanya) : oleh Drg. Fauzi, apakah dokter Ananda yang juga sebagai ibu lurah
dapat memberikan masukan untuk penyelesaian rendahnya pengguna KB melalui
generasi remaja ?
J (Jawab) : oleh Dr. Ananda, sebagai pengalaman dengan membentuk remaja usia 10
– 20 tahun yang belum menikah, agar sedari muda sudah memiliki kesadaran akan
KB, dan tujuan KB bukan sebatas membatasi jumlah anak akan tetapi meningkatkan
produktifitas ibu serta meningkatkan kualitas anak. Dapat juga meminta dukungan
dari ibu lurah untuk membentuk BKR / Bina Keluarga Remaja yang nantinya
berkoordinasi dengan BKKBN.
R (Respon) : oleh pak Moddin, perlu pendekatan khusus untuk KB karena masih ada
anggapan banyak anak banyak rejeki.
R (Respon) : oleh Drg. Fauzi memang harus pendekatan menggunakan fakta dan
data yang riil.
8). T (Tanya) : oleh ibu Satijah, apakah bisa setiap RT / RW mengusulkan remaja,
karena ada dana dari BKKBN untuk kegiatan BKR
J (Jawab) : oleh Drg. Fauzi, bahwa akan dimasukkan sebagai alternatif pemecahan
masalah dan akan dilakukan pembinaan secara terpadu bersama dengan BKKBN.

f). Ada tambahan masalah di SMD yang dipresentasikan oleh Drg. Fauzi selaku ketua
akreditasi Puskesmas yaitu :
1. Hipertensi pada lansia ( 33%)
2. Kurang olahraga dan aktifitas fisik (30%)
3. Tidak memiliki TOGA (23%)
4. Tidak cuci tangan sebelum makan (10%).
5. Balita tidak imunisasi booster (10%).

6. Kesimpulan oleh Drg. Fauzi : didapatkan kesepakatan dalam melaksanakan pemecahan


masalah :
1. Membuat jadwal yang dapat disepakati dan dilaksanakan bersama
2. Menggalang kerjasama lintas sektor
3. Bersama kader kembali aktif melakukan investigasi kontak
4. Mengajukan penambahan tenaga analis kesehatan
5. Penyuluhan kesehatan yang mengisi di kegiatan pengajian
6. melibatkan remaja sebagai peserta penyuluhan kesehatan agar memiliki
pengetahuan tentang kesehatan
7. Menambah jumlah bank sampah.
8. Menempel poster tentang bahaya merokok di fasum dan tempat umum
9. Membentuk GenRe dan BKR / Bina Keluarga Remaja
10. RW yang sudah menjadi RW sadar TOGA agar memberikan ilmu kepada RW lain
untuk menyusul seperti RW yang sudah ber – TOGA
11. Meningkatkan penyuluhan tentang cuci tangan, dimana dapat mencegah 65%
jenis penyakit.

7. Penutupan oleh Bpk. Lurah Tg. Sengkuang Bpk. Yanuar Pribadi yang meminta peran serta
aktif dalam melaksanakan apa saja yang menjadi kesepakatan untuk pemecahan masalah
yang telah dibahas.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Tanjung Sengkuang

Dr. Andi Sarbiah, M. KKK


NIP. 19821124 201001 2 007

Anda mungkin juga menyukai