Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

rancangan Quasy Eksperiment (penelitian eksperimen semu) yang menggunakan pre-

test and post-test with control group design, yaitu pada kelompok eksperimen diberi

perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Pada penelitian ini perlakuan yang

dilakukan berupa pemberian Life Review Therapy yang akan diberikan pada

kelompok eksperimen untuk dianalisis pengaruhnya terhadap penurunan tingkat stress

pada lansia. Sebelumnya pada kedua kelompok diawali dengan diberikan pre-test dan

setelah pemberian perlakuan dilakukan pengukuran kembali (post-test).

Tabel 1.1 Desain Penelitian:

Subjek Pre-test Perlakuan Post-Test

K-A O I OI-A

K-B O - OI-B

Keterangan:

K-A : Subjek (lansia) pada kelompok eksperimen

K-B : Subjek (lansia) pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan

O : Pengukuran tingkat stress sebelum dilakukan perlakuan (Life Review Therapy)

I : Perlakuan (Life Review Therapy)


O1 (A+B) : Pengukuran kembali tingkat stress setelah diberikan perlakuan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang kemudian akan dipelajari oleh

peneliti dan pada akhirnya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua lanjut usia di PSTW Unit Budi Luhur Bangunjiwo

Kasihan Bantul Yogyakarta yang berjumlah 88 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah “Purposive Sampling” dimana pemilihan sampel berdasarkan

kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi:

a. Lansia dengan usia ≥60 tahun

b. Kesadaran komposmentis, kooperatif, dan dapat diajak berkomunikasi dengan

baik

c. Lansia yang tinggal di PSTW Unit Budi Luhur Bangunjiwo Kasihan Bantul

Yogyakarta

d. Bersedia menjadi responden

Kriteria Ekslusi:

a. Berada diruang isolasi

b. Sulit mendengar (Tuli)


c. Demensia dan depresi

Menurut Sastroasmoro (2011), besar sampel untuk uji beda dua proporsi

dengan dua populasi menggunakan rumus:

n1=n2 = (Zα √2PQ + Zβ√P2Q2)²

(P1- P2)²

Keterangan:

n1= Besar sampel eksperimen

n2= Besar sampel kontrol

Zα= Taraf kepercayaan (Zα=1,96)

Zβ= Power dari penelitian (Zβ=0,842)

P= Rata-rata proporsi= ½ (P1+P2)= 0,30

Q= 1-P= 0,70

P1= Proporsi efek standar= 0,50

P2 = Proporsi efek yang diteliti= 0,10

Q1= 1-P1= 0,50

Q2= 1-P2= 0,90

Besar sampel dalam penelitian ini adalah

n1=n2 = (1,96 √2 (0,30) (0,70) + 0,842√(0.25) (0,09))²

(0,5-0,1)²

= 19,375 dibulatkan menjadi 19 orang.


Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel

untuk kelompok kontrol berjumlah 19 orang dan untuk kelompok eksperimen

berjumlah 19 orang.

C. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PSTW Unit Budi Luhur Bangunjiwo Kasihan Bantul

Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian ini berlangsung selama 4 bulan.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel penelitian

a. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang menjadi sebab

atau berubahnya dependent variable (Sugiyono, 2009). Variabel bebas dalam

penelitian yaitu Life Review Therapy.

b. Variabel Terikat (dependen)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering

disebut variabel respon (Sugiyono, 2009). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah penurunan tingkat stress.


E. Definisi Operasional

1. Tingkat stress pada lansia

Tingkat stress adalah skala penilaian terhadap peristiwa kehidupan yang

muncul dalam kehidupan seseorang yang dapat membahayakan kesejahteraan.

Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres salah satunya

adalah DASS (Depression Anxiety and Stress Scale)-42. DASS-42 adalah

seperangkat skala subjektif yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi,

kecemasan dan stress dalam bentuk skala likert. Skor total menunjukan tingkat

stress responden dengan skala interval. Skor 0-14 (normal), skor 15-18 (stress

ringan), skor 19-25 (stress sedang), skor 26-33 (stress berat), dan skor diatas

34 (stress sangat berat).

2. Life Review Therapy

Life Review Therapy adalah gambaran tentang pengalaman seseorang dimana

orang tersebut akan melihat kejadian masa lalunya secara tepat tentang semua

riwayat hidupnya. Terdapat 3 sesi dalam pemberian intervensi ini, yaitu sesi

pertama responden menceritakan masa anak-anaknya, sesi kedua responden

menceritakan tentang masa remajanya, dan sesi ketiga responden

menceritakan tentang masa dewasa dan kejayaannya.

Sesi 1: Menceritakan masa anak-anak dan mengingat orangtua

dimasa anak-anak

Dalam sesi ini, lansia diminta untuk menceritakan masa anak-anaknya

dan mengingat hal-hal yang paling berkesan dari orangtua dan saudara-

saudaranya saat masih anak-anak. Tujuan dari sesi ini adalah untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa yang menyenangkan dan


yang tidak menyenangkan. Metode yanh digunakan adalah sesi diskusi dan

tanya jawab.

Sesi 2: Menceritakan masa remaja dan orang-orang yang paling

penting dalam hidupnya saat remaja

Lansia diminta untuk menceritakan kembali masa-masa remajanya,

perasaan dirinya saat menjadi remaja, hal-hal terbaik yang pernah

diraihnya. Tujuan dari sesi ini adalah untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi dari peristiwa keberhasilan dan menyenangkan dimasa

remaja. Metode ini menggunakan sesi tanya jawab dan diskusi.

Sesi 3: Menceritakan masa dewasa/ tua dan masa kejayaannya

mengenai pekerjaan yang pernah dilakukannya

Mengungakapkan kembali masa dewasa berupa pengalaman pekerjaan

yang pernah dijalani dan saat memulai kehidupan baru (menikah). Tujuan

dari sesi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa

yang menyenangkan dan tidak menyenangkan saat dewasa. Metode yang

digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.


F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

a. Kuisioner Demografi

Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik

responden dengan masing-masing satu item pertanyaan, yang meliputi

jenis kelamin, usia, status pernikahan sekarang, pendidikan terakhir,

pekerjaan sekarang, lama tinggal di panti dan alasan tinggal dipanti.

Instrumen kuisioner demografi terdiri dari pertanyaan dan diisi dengan

cara memberikan cek list (V) pada pilihan yang tersedia.

b. DASS (Depresion Anxiety Stress Scale)-42

DASS-42 adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk

mengukur tingkat depresi, kecemasan dan stress. DASS-42 merupakan

salah satu kuisioner skala stress yang dikembangkan oleh Lovibond and

Lovibond (1995) yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai stress

responden. Instrumen ini dapat digunakan untuk kelompok maupun

individu untuk tujuan penelitian (Lovibond and Lovibond, 1995). DASS-

42 telah dilakukan uji validitas dan realibilitas yang terdiri dari 14 item

pertanyaan dan diisi dengan cara memberikan cek list (V) pada pilihan

yang tersedia kemudian dilakukan penskoran dalam bentuk skala likert.

Setiap item pertanyaan diberikan nilai tidak pernah (skor 0), kadang-

kadang (skor 1), sering (skor 2) dan hampir setiap saat (skor 3). Nilai dari

tiap item pertanyaan dari tingkat stress dijumlahkan dan kemudian

dikategorikan menjadi 5 kategori diadaptasi dari Depression Anxiety and

Stress Scale (DASS)-42. Skor total menunjukan tingkat stress responden.


Skor 0-14 (normal), skor 15-18 (stress ringan), skor 19-25 (stress sedang),

skor 26-33 (stress berat), dan skor diatas 34 (stress sangat berat).

G. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2011).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah baku maka tidak perlu

dilakukan uji validitas. Kuisioner ini telah di uji validitasnya oleh Damanik

(2011). Berdasarkan uji validitas tersebut, maka hasil uji validitas terhadap

kuesioner DASS-42 yang terdiri dari 14 item pertanyaan didapatkan nilai

signifikansi < α (0.05) sehingga H0 ditolak, maka instrumen dinyatakan valid.

Hasil dari uji validitas yaitu 14 pernyataan pada kuesioner stress dinyatakan valid

sehingga tidak ada pernyataan yang dibuang.

Penelitian ini menggunakan rumus pearson product moment dengan level of

confidence interval 95% atau dengan tingkat kesalahan 5% ( = 0,05) (Hidayat,

2009).

Rumus pearson product moment

n(∑xy) – (∑x).(∑y)
r hitung =
√[𝐧. ∑𝐱 𝟐 − (∑𝐱)𝟐 ]. [𝐧. ∑𝐲 𝟐 − (∑𝐲)𝟐 ]

Keterangan :

r hitung : koefisien korelasi product moment

n : jumlah responden
∑X : jumlah skor butir (x)

∑Y : jumlah skor variabel (y)

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah uji derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan

(Sugiyono, 2011). Instrumen DASS-42 yang digunakan untuk mengukur tingkat

stress dalam penelitian ini sudah baku maka tidak perlu dilakukan uji realibilitas.

Kuisioner ini telah di uji realibilitasnya dengan menggunakan formula Crobanch’s

Alpha oleh Damanik (2011) didapatkan bahwa instrumen ini reliabel dengan nilai

α= 0,8806. Rumus untuk pengujian reliabilitas adalah dengan Cronbach’s Alpha,

yaitu sebagai berikut :

𝐊 ∑𝝈𝒃𝟐
R11 = [ ][𝟏− ]
𝐊−𝟏 𝝈𝟏𝟐

Keterangan :

R11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑𝜎𝑏 2 = jumlah varians butir

𝜎12 = varians total

H. Cara pengumpulan data

Tahap penelitian untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Perijinan, dilakukan antara pihak peneliti dengan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Sekretaris Daerah Yogyakarta, Sekretaris Daerah Bantul, Dinas

Sosial Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kab. Bantul, Dinas Sosial Kab. Bantul,
Kantor Kesatuan bangsa dan Politik Kab. Bantul, dan PSTW Unit Budi Luhur,

Kasongan, Bantul, Yogyakarta untuk izin melakukan penelitian.

2. Pengelompokan sampel penelitian yang termasuk kriteria inklusi dan ekslusi.

Diawali dengan melakukan tes GDS (Geriatric Depresion Scale) untuk

menentukan tingkat depresi lansia dan tes SPMSQ (Short Portable Mental

Status Questionnare) untuk menentukkan tingkat demensia lansia.

3. Penandatangan persetujuan oleh responden (Informed Consent).

4. Mengukur tingkat stress responden pada kelompok eksperimen dan kontrol

sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan DASS (Depresion Anxiety

Stress Scale)-42.

5. Memberi intervensi berupa Life Review Therapy pada kelompok eksperimen

dan mengingatkan kembali untuk mengikuti terapi Life Review Therapy selama

3 sesi, yaitu sesi pertama untuk menceritakan masa kanak-kanaknya, sesi kedua

untuk menceritakan masa remajanya, dan sesi ketiga menceritakan masa

dewasa dan kejayaannya.

Sesi 1: Menceritakan masa anak-anak dan mengingat orangtua dimasa

anak-anak

Dalam sesi ini, lansia diminta untuk menceritakan masa anak-anaknya dan

mengingat hal-hal yang paling berkesan dari orangtua dan saudara-

saudaranya saat masih anak-anak. Tujuan dari sesi ini adalah untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa yang menyenangkan dan yang

tidak menyenangkan. Metode yanh digunakan adalah sesi diskusi dan tanya

jawab.

Sesi 2: Menceritakan masa remaja dan orang-orang yang paling

penting dalam hidupnya saat remaja


Lansia diminta untuk menceritakan kembali masa-masa remajanya,

perasaan dirinya saat menjadi remaja, hal-hal terbaik yang pernah

diraihnya. Tujuan dari sesi ini adalah untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi ari peristiwa keberhasilan dan menyenangkan dimasa remaja.

Metode ini menggunakan sesi tanya jawab dan diskusi.

Sesi 3: Menceritakan masa dewasa/ tua dan masa kejayaannya

mengenai pekerjaan yang pernah dilakukannya

Mengungakapkan kembali masa dewasa berupa pengalaman pekerjaan yang

pernah dijalani dan saat memulai kehidupan baru (menikah). Tujuan dari

sesi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan saat dewasa. Metode yang

digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.

6. Mengukur kembali tingkat stress kedua kelompok dengan menggunakan DASS

(Depresion Anxiety Stress Scale)-42.

I. Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Notoatmojo (2010) dan Hastono (2007) teknik pengolahan data dilakukan dengan

cara:

1. Editing, untuk memastikan bahwa data yang diperoleh sudah terisi lengkap,

tulisan cukup jelas terbaca, jawaban relevan dengan pertanyaan, dan konsisten

dengan jawaban pertanyaan lain. Dilakukan dengan cara mengoreksi data yang

telah diperoleh meliputi kebeneran pengisian, kelengkapan jawaban terhadap

lembar kuisioner. Apabila ada jawaban yang belum lengkap, dilakukan

pengambilan data ulang untuk melengkapi.


2. Coding, adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka atau

bilangan. Setiap data diberikan kode-kode tertentu agar memudahkan dalam

pengolahan data. Pada hasil pengukuran dikelompokkan pada kelompok usia

dengan skala ukur yang digunakan adalah rasio. Data karakteristik demografi

klien untuk jenis kelamin laki-laki diberi kode 1, dan perempuan diberi kode 2

dengan skala ukur nominal. Status perkawinan sekarang dikategorikan dengan

1= menikah, 2=belum menikah, 3=janda/duda dengan skala ukur nominal.

Pendidikan terakhir diberi kode 1= tidak sekolah, 2= SD atau sederajat, 3=

SMP atau sederajat, 4= SMA atau sederajat, 5= akademi atau perguruan tinggi

diukur dengan skala ordinal. Riwayat pekerjaan dikategorikan dalam skala

nominal; dengan pengkodean 1= PNS/TNI/POLRI, 2= Wiraswasta, 3=

Pegawai Swasta, 4= Tidak bekerja. Alasan masuk panti Werdha dalam skala

nominal dengan pengkodean 1= kemauan sendiri, 2= kemauan keluarga, 3=

Alasan lain. Lama tinggal dipanti werdha dalam skala numeric dengan

bilangan tahun.

3. Entry data, merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer

yang kemudian akan dilakukan analisis data dengan menggunakan program

komputer.

4. Processing, merupakan memproses data yang sudah dilakukan analisis.

Meliputi uji univariat dan bivariat.

5. Cleaning, mengecek kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada

kesalahan kode, kelengkapan atau tidak, kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi, kemudian dipastikan tidak ada yang salah untuk melanjutkan ketahap

analisa data

b. Analisis Data
Data yang sudah diolah kemudian dianalisis dengan tahapan:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat berguna untuk mendeskripsikan distribusi dari masing-

masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang dideskripsikan

melalui analisis univariat adalah karakteristik lansia meliputi umur, jenis

kelamin, pendidikan, status perkawinan, riwayat pekawinan, alasan masuk ke

panti werdha dan lama tinggal di panti werdha. Data yang diperoleh kemudian

dihitung jumlah dan prosentase masing-masing kelompok dan disajikan

dengan mengunakan tabel serta diintrepretasikan. Data bersifat kategorik

disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Sedangkan data numerik,

disajikan dalam bentuk mean, median, dan standar deviasi.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian

tentang pengaruh Life Review Therapy terhadap penurunan tigkat stress pada

lansia di PSTW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Sebelum

analisis bivariat dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan atau

homogenitas untuk mengetahui perbedaan atau varian variabel sebelum dan

sesudah diberikan pengaruh Life Review Therapy. Uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui kesetaraan karakteristik demografi pada lansia yang

dilakukan dengan Levene Test. Bila nilai p-value lebih besar daripada nilai

alpha (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa sampel bersifat homogen.

Penelitian ini menggunakan uji beda yang sebelumnya sudah dilakukan

uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena memiliki

kurang dari 50 subjek atau responden. Uji Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat

ketika jumlah subjek yang kita miliki kurang dari 50. Keputusan uji normalitas
data adalah dengan melihat sig. atau p value < 0,05 maka distribusi tidak

normal. Sedangkan jika nilai sig. atau p value >0,05 maka data berdistribusi

normal.

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya dilakukan penganalisaan

data. Apabila data yang dihasilkan berdistribusi normal maka uji statistik yang

digunakan adalah uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan untuk

menguji diterima atau ditolaknya hipotesis dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan Paired T-Test untuk mengetahui perbedaan tingkat stress antara

pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dan uji Independent Sampels T-Test untuk

mengetahui perbedaan tingkat stress antara kelompok eksperimen dan kontrol.

Kedua uji statistik tersebut (Paired T-Test dan Independent Samples T-Test)

diolah dengan menggunakan SPSS.

Apabila data berdistribusi tidak normal maka uji statistik yang

digunakan adalah uji non-parametrik. Uji non-parametrik yang digunakan

adalah uji Wilcoxon yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat

stress antara pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan uji Mann Whitney digunakan untuk mengetahui

perbedaan tingkat stress antara kelompok eksperimen dan kontrol. Kedua uji

statistik tersebut (Wilcoxon dan Mann Whitney) diolah dengan menggunakan

SPSS.
J. Kesulitan Penelitian

Kesulitan pada penelitian ini adalah sebagian besar responden kesulitan dalam

membaca atau mengisi kuisioner sehingga peneliti harus membantu responden untuk

mengisikan kuisioner. Untuk melakukan penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik

wawancara langsung. Apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami oleh satu

responden maka pertanyaan tersebut diubah atau dimodifikasi dengan bahasa yang

lebih dipahami tanpa menghilangkan maksud dan tujuan dari pertanyaan.

K. Etik Penelitian

1. Informed Consent

Setiap responden yang ikut dalam penelitian ini diberi lembar persetujuan agar

responden dapat mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Apabila klien

bersedia untuk menjadi responden maka diharapkan klien untuk menandatangani

lembar persetujuan dan jika pasien menolak untuk menjadi responden penelitian

maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Confidentiality

Pada penelitian ini, peneliti bersedia untuk menjaga kerahasiaan dari setiap

responden yang mengenai topik penelitian tersebut. Peneliti tidak akan memaksa

kepada setiap pasien untuk dijadikan responden atau sampel. Peneliti juga akan

menjelaskan tentang prosedur penelitian dan pengisian kuesioner yang akan

diberikan kepada responden.

3. Benefit

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memaksimalkan manfaat penelitian

dan meminimalkan kerugian yang timbul akibat penelitian ini.

4. Justice
Semua responden yang ikut dalam penelitian ini diperlakukan adil dan diberikan

haknya yang sama, yaitu diberikan pre-test dan post-test berupa pengukuran

tingkat stress

Anda mungkin juga menyukai