Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah
menetapkan kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Kompetensi(SK), dan Kompetensi Dasar (KD).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh
kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya.
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik
berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan
diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya
mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35
mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhandan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi
pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk
mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam
pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan
pendidikan.
Sedangkan ditahun 2013 merupakan era baru dalam bidang pendidikan dimana
Kurikulum baru diberlakukan, walaupun tidak semua satuan pendidikan diberi
kesempatan untuk melaksanakan kurikulum tersebut, yang tentunya disesuaikan dengan
kondisi lingkungan sekolah masing – masing dengan menyusun KTSP, diantarannya
kondisi obyektif sekolah itu sendiri. Potensi anak didik yang berbeda antara sekolah satu
dengan yang lain perlu mendapat perhatian kusus satuan pendidikan guna menyiapkan
langkah-langkah strategis sekolah masing-masing.

1
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-
anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam
studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara
lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

2
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan
serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Untuk mencapai kompnen diatas, maka diperlukan suatu analisis untuk melihat
kondisi Obyektif Sekolah. Dengan menggunakan atau berdasar Analisa SWOT maka
kondisi SMK VISI GLOBAL dapat dipaparkan sebagai berikut.

KURIKULUM / PROSES BELAJAR MENGAJAR


a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Sekolah memiliki dukumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
melaksanakannya (Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2004/ 2005 dan Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun pelajaran
2017/2018).
2. Sekolah memiliki Kalender Pendidikan, Perangkat Pembelajaran, Program Kerja
dan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
3. Guru-guru mengembangkan dari KI, KD, atau SK, KD ke Silabus dan RPP serta
mengimplementasikan dalam pembelajaran.

3
4. Tersedianya media pembelajaran / alat-alat peraga dikelas, buku pegangan guru dan
siswa dan diberdayakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
5. Tersedianya laboratorium yang sudah memadai untuk kegiatan praktikum siswa
6. Adanya perubahan paradigma guru-guru dalam proses pembelajaran dikelas, yaitu
siswa sebagai subyek, sementara guru sebagai fasilitator memberi kemudahan siswa
untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Memiliki dukumen Kurikulum KTSP tetapi belum sempurna.
2. Sekolah memiliki Program Kerja dan Kelender Pendidikan tetapi belum
dilaksanakan secara konsisten.
3. Sekolah belum memiliki semua buku siswa dan buku pegangan guru terkait dengan
Kurikulum 2013
4. Belum semua guru mendapatkan pelatihan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013
5. Belum semua guru menyusun perangkat pembelajaran silabus dan RPP yang
sempurna
6. Kegiatan ekstra kurikuler sebagai sarana pengembangan diri belum diberdayakan
secara optimal.
7. Buku pegangan guru/siswa kurang lengkap, guru melaksanakan proses
pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai.
8. Kurang lengkap dan luas untuk sebuah laboratorium yang ada
9. Pola mengajar guru masih tradisional, kurang tanggap terhadap perubahan, siswa
sebagai obyek/konsumen gagasan tidak kompeten, sementara guru sebagai subyek.

c) Peluang (Opportunety)
1. Potensi Guru, Karyawan, Kepala Sekolah, Komite serta Stake Holder yang lain
masih memungkinkan untuk menyusun KTSP yang lebih Sempurna dalam
implementasinya.
2. Adanya kemampuan sekolah untuk menyusun Program Kerja dan Kalender
Pendidikan sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Kemauan dan kemampuan guru-guru untuk mengubah proses pembelajaran dari
paradigma lama ke paradigm baru.
4. Adanya potensi sekolah untuk lebih melengkapi bahan ajar, pegangan guru serta
media pembelajaran

d) Tantangan/ Ancaman (Threats)


1. Belum terpahamiya cara peyusunan KTSP dan pelaksanaannya.
2. Sulitnya merubah kinerja sebagian pendidik pada pola paradigma yang baru.
3. Teknologi dan Informasi (IT) masih asing bagi sebagian guru untu dimanfaatkan
sebagai media dalam pembelajaran.

4
2. ADMINISTRASI DAN MENEJEMEN SEKOLAH

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Sekolah memiliki program jangka panjang, menengah, tahunan, untuk mewujudkan
Visi Sekolah
2. Administrasi dan menejemen sekolah diimplementasikan dengan baik.
3. Pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah.
4. Adanya program supervisi Kepala Sekolah.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Program jangka panjang, menengah dan tahunan belum tersosialisasi keseluruh
warga sekolah
2. Administrasi dan menejemen belum diimplementasikan dengan baik.
3. Belum semua komponen EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator) terlaksana.
4. Lemahnya supervisi Kepala Sekolah terhadap Proses Belajar Mengajar.
5. Hanya memiliki dua tenaga administrasi.

c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Penyusunan Program Sekolah perlu melibatkan komponen sekolah.
2. Adanya kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan administrasi sekolah.
3. Adanya kemauan untuk melaksanakan EMASLIM.
4. Adanya kemampuan untuk mengadakan Supervisi.

d) Tantangan-Tangan (Threats)
1. Perlu Menambah tenaga administrasi dari tiga menjadi enam
2. Belum adnya kesadaran dalam pelaksanaan semua program.
3. Belum memahami alur pengarsipan petugas administrasi.

3. ORGANISASI/ KELEMBAGAAN

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Sekolah memiliki struktur organisasi yang jelas.
2. Sekolah memiliki tata tertib guru, keryawan dan siswa dengan baik.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Struktur organisasi belum dilaksanakan dengan baik.
2. Peraturan tata tertib belum dilaksanakan dengan baik.

5
c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Adanya kemungkinan penyempurnaan struktur organisasi dan pembagian kerja
dengan baik.
2. Perlunya penyempurnaan dan penyususnan kembali tentang tata tertib dan
peraturan sekolah.

d) Tantangan-Tantangan (Threats)
1. Pemahaman tentang struktur organisasi belum optimal.
2. Perlunya secara teratur pembinaan tentang struktur organisasi.
3. Tidak semua komponen sekolah memahami peraturan-peraturan sekolah.

4. SARANA PRASARANA

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Sekolah memiliki lahan sendiri, gedung serta ruang kelas sendiri, memiliki ruang
Kepala Sekolah, ruang guru, TU, laboratorium keperawatan, perpustakaan,
lapangan volly, ruang Kopsis, mushola, ruang OSIS, ruang serbaguna, ruang BK
dan tempat sepeda Guru dan siswa.
2. Adanya jaringan internet, listrik dan telepon.
3. Sekolah memiliki perpustakaan yang standar dengan koleksi buku yang lengkap
dan diberdayakan sebagai sumber belajar siswa dan guru.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Sekolah mempunyai lokal gedung sendiri, tetapi kurang memadai standar (kurang
luas).
2. Ruang laboratorium yang dimiliki oleh sekolah masih belum mencukupi.
3. Sekolah belum memiliki secara lengkap fasilitas olah raga.
4. Sekolah belum memiliki ruang media, ruang keterampilan.

c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Menambah luas lahan.
2. Mengembangkan ruang yang ada agar memenuhi standar.
3. Melengkapi sarana yang dibutuhkan ruangan agar memenuhi standar.
4. Sekolah perlu memiliki ruang media, ruang Lab Fisika, Lab Kimia, Lab Komputer
dan ruang serbaguna.

d) Tantangan/ Ancaman (Threats)


1. Dana pengembangan tanah kurang mencukupi.
2. Ruang yang dimiliki belum standar/ belum cukup.
3. Perpustakaan perlu penanganan yang optimal.

6
4. Belum memiliki pustakawan.
5. Belum memiliki laboran
6. Pengadaan ruang media terbentur luasnya tanah.

5. KETENAGAAN/ TENAGA KEPENDIDIKAN

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Tersedianya guru semua mata pelajaran.
2. Guru-guru memiliki kompetensi, kelayakan, disiplin yang tinggi, memiliki jiwa
semangat pengabdian dan pelayanan yang tinggi.
3. Tenaga TU, pesuruh, satpam, pustakawan dan laboran terpenuhi dan semuanya
memiliki semangat kerja yang tinggi.
4. Pengelola sekolah melaksanakan tugas dan fungsinya.
5. Tenaga kependidikan menguasai materi, pelayanan, memiliki perhatian, kepedulian
yang tinggi, memfasilitasi/ memberi kemudahan pada siswa.
6. Semua tenaga kependidikan selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja,
meningkatkan kwalitas kerja dan berbudaya mengarah pada mutu.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Jumlah guru/ karyawan tetap kurang, belum memenuhi Standar Nasional.
2. Ada sebagian guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya,
sehingga kemampuan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lemah.
3. Adanya guru yang belum profesional dalam tugasnya, etos kerja masih rendah dan
kurang disiplin.
4. Ada sebagian guru yang belum tanggap terhadap inovasi dalam bidang pendidikan.
5. Kemampuan Kepala Sekolah sangat terbatas.
6. Sebagian tenaga kependidikan kurang mampu untuk meningkatkan kualitas diri
maupun kerjanya.

c) Peluang-Peluang (Opportunety)
1. Perlunya penambahan jumlah guru mata pelajaran tertentu untuk memenuhi
Standart Nasional.
2. Perlu peningkatan profesionalisme guru / tenaga kependidikan pada SMK VISI
GLOBAL
3. Perlunya mengikut sertakan guru dalam seminar, loka karya, penataran dan lain-
lain.
4. Adanya kesempatan untuk mengikuti studi kelayakan bagi guru yang belum S1.
5. Perlu penambahan tenaga kependidikan, TU, pustakawan, laboran, yang
berkompeten mampu menguasai teknologi informatika.

7
d) Tantangan/ Ancaman (Threats)
1. Jika Guru –guru tidak merubah paradigma maka KKM tidak bisa terwujud.
2. Pembinaan terhadap tenaga kependidikan harus ditingkatkan, baik pembinaan
profesionalisme, disiplin dedikasi dan etos kerja.
3. Merekrut tenaga yang profesional.
4. Kesejahteraan tenaga kependidikan harus ditingkatkan.

6. PEMBIAYAAN/ PENDANAAN

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Sekolah memiliki sumber dana dari yayasan.
2. Wali murid siap memberikan dana pendampingan program.
3. Sekolah menyusun RAPBS yang cukup transparan.
4. Sumber dana tersebut dialokasikan untuk Kegiatan Operasional Sekolah.
b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Sumber dana utama masih tergantung dari siswa
2. Sumber dana sekolah belum tergali secara optimal.
3. Dana operasional sekolah sangat minim.
4. Kondisi ekonomi orang tua sangat bervariasi.
5. Alokasi dana di RAPBS tidak mencukupi dengan kebutuhan real.
6. Pembiayaan kegiatan diluar Rencana Angaran Sekolah.

c ) Peluang-Peluang (Oppartunety)

1. Ada kesempatan menggali dana dari masyarakat secara suka rela.


2. Ada subsidi dana dari pemerintah, baik BOS maupun BKM atau Imbal Swadaya.
3. Adanya upaya peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan sesuai dengan
tingkat pengabdiannya.
4. Adanya upaya pengalokasian dana untuk kesejahteraan karyawan.

d ) Tantangan/ Ancaman (Threats)

1. Penggalian dana dari masyarakat kurang lancar, karena status ekonomi / sosial dari
wali murid menengah ke bawah.
2. Bantuan pemerintah belum memenuhi kebutuhan operasional sekolah.
3. Mekanisme pencairan dana APBD yang sering terlambat

7. SISWA/ PESERTA DIDIK


a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Siswa SMK VISI GLOBAL sangat heterogen.

8
2. Prestasi non akademik Pernah meraih peringkat 1 Kabupaten, Propinsi dan
Nasional
3. Pembinaan kesiswaan dilaksanakan terus menerus.
4. Pelaksanaan ekstra kurikuler semakin ditingkatkan.
b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. jumlah siswa yang masuk SMK Visi Global masih jauh dari target
2. Siswa yang potensi cenderung mutasi .
3. Kemampuan siswa berbeda-beda.
4. Prestasi lulusan belum sesuai dengan harapan.
5. Siswa berprestasi pada bidang nonakademik belum tertangani dengan baik.
6. Pelaksanaan ekstra kurikuler belum semua berjalan dengan baik.
c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Adanya promosi keberhasilan sekolah, baik akademik maupun non akademik.
2. Adanya kemungkinan kerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang
bermutu tinggi.
3. Banyaknya siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
4. Pembinaan kesiswaan secara terus menerus baik bidang akademik/ nonakademik.
d) Tantangan/ Ancaman (Threats)
1. Target siswa baru harus diimbangi dengan prestasi baru.
2. Siswa baru bebas memilih sekolah yang menjadi pilihan utamanya.
3. Persaingan antara sekolah semakin terbuka.
4. Belum adanya kegiatan yang mendukung program sekolah.
5. Belum adanya sarana promosi sekolah.
6. Perlunya program perlakuan khusus pada siswa yang berprestasi agar dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.

8. PERAN SERTA MASYARAKAT

a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Orang tua berperan mendukung program-program sekolah.
2. Adanya Komite Sekolah guna mendukung program sekolah.
3. Masyarakat lingkungan sekolah mendukung keberadaan sekolah.
4. Masyarakat lingkungan ikut menjaga dan mengamankan sekolah.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Sebagian wali murid kurang berdaya untuk memberikan dukungan terhadap
program sekolah.
2. Komite sekolah belum memberdayakan diri secara optimal.
3. Masyarakat sekitar sekolah belum semua mengerti program-program sekolah.
4. Dukungan masyarakat terhadap sekolah belum maksimal.

9
c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Peran orang tua siswa perlu lebih diberdayakan untuk memberi dukungan terhadap
program sekolah.
2. Komite Sekolah perlu diberdayakan secara optimal untuk pengembangan program
sekolah.
3. Perlu membangun hubungan harmonis antara sekolah dengan masyarakat.
4. Adanya kesempatan pemberdayakan masyarakat untuk terlibat dengan program
pendidikan sekolah.

d) Tantangan/ Ancaman (Threats)


1. Status sosial ekonomi orang tua siswa kurang mendukung.
2. Adanya paradigma lama tentang Komite Sekolah.
3. Hubungan sekolah dengan masyarakat kurang harmonis.

9. LINGKUNGAN SEKITAR/ KULTUR SEKOLAH


a) Kekuatan-Kekuatan (Strengths)
1. Suasana lingkungan sekolah bersih, aman, damai, kondusif, suasana kerja dan
belajar kondusif.
2. Sekolah SMK VISI GLOBAL memiliki ciri khas kultur sekolah yang menghormati
yang lebih tua.

b) Kelemahan-Kelemahan (Weakness)
1. Kebersihan dan keamanan kurang mendapatkan perhatian dari wali kelas dan siswa.
2. Sekolah belum memiliki kultur yang menjadi kebanggaan sekolah.

c) Peluang-Peluang (Oppartunety)
1. Adanya upaya sekolah menciptakan suasana lingkungan dan kerja yang kondusif.
2. Adanya upaya sekolah untuk memiliki kultur sekolah yang khas.

d) Tantangan/ Ancaman (Threats)


1. Keamanan belum optimal, kebersihan , keindahan sekolah perlu ditingkatkan.
2. Sekolah belum punya ciri khusus yang menjadi kebanggaan semua warga sekolah.
3. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif terhadap dunia pendidikan.

10
1.2. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK VISI GLOBAL ini disusun sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah dalam
rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional pada jenjang sekolah menengah umum.

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK VISI GLOBAL ini juga
dimaksudkan agar pola pengembangan sekolah tetap terarah dan senantiasa memiliki
tujuan yang jelas.

KTSP SMK VISI GLOBAL Tahun Pelajaran 2018 – 2019 ini disusun dengan
memperhatikan dan melihat situasi dan kondisi SMK VISI GLOBAL Tahun Pelajaran
2017 – 2018. Dengan segala perkembangan dan perubahan yang mungkin terjadi, maka
KURIKULUM ini diberi nama KURIKULUM SMK VISI GLOBAL TAHUN
PELAJARAN 2018 - 2019.

1.2.1 Prinsip Penyusunan Dan Pengembangan KTSP

Dalam menyusun dan mengembangkan KTSP perlu memperhatikan prinsip sebagai


berikut:

1. Peningkatan Iman, Taqwa, dan Akhlak Mulia


2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
6. Tuntutan Dunia Kerja
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan Seni
8. Dinamika Perkembangan Global
9. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
10. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
11. Kesetaraan gender
12. Karakteristik gender

11
1.3. Landasan Penyusunan Kurikulum

1.1.1 Landasan Filosofis


Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang
dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari
Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis
dalam pengembangan kurikulum sekolah. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak
terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-
hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum SMK VISI GLOBAL.

1.1.2 Landasan Teoritis


Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar
(Standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga
negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau diatasnya.
Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Standar
kompetensi lulusan dikembangkan menjadi standar kompetensi lulusan satuan pendidikan
yaitu SKL SMA.

Oleh karena itu kompetensi memainkan peranan yang sangat penting. Kompetensi
adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan
untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan dimana yang
bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013:
Rasional.....Op. Cit., hlm: 40 41)

Dengan demikian menurut peneliti landasan kurikulum memiliki peranan yang sangat
signifikan, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung atau
rumah yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin
atau terjadi goncangan yang kencang, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula
dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki landasan yang kuat, maka kurikulum terebut
akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi taruhannya adalah manusia sebagai peserta
didik yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri.

1.1.3 Landasan Yuridis


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh sPeetiap kelompok atau satuan

12
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan Provinsi untuk pendidikan menengah;

Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK
4. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
5. Permendikbud nomor 74 Tahun 2014 tentang implementasi Mulok
6. Permendikbud. No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakulikuler Wajib
8. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang implementasi Mulok Kurikulum 2013
9. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
11. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan
12. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah
Kejuruan
13. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah
Kejuruan
14. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Menengah Kejuruan
15. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Struktur Kurikulum
16. Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
17. Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Sruktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
18. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017 Tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah
19. Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Th. 2017
20. Pergub Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah
Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah

13
BAB 2
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
VISI DAN MISI SEKOLAH

2.1 Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan


Berdasarkan Kurikulum, bahwa tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan ada yang
bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Sebagai wadah Pendidikan Kejuruan yang
mempersiapkan tamatan yang berkualitas yang dapat diterima di Dunia Kerja, sesuai
dengan bidang keahlian masing-masing.
1. Tujuan Umum Pendidikan Kejuruan
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi agar menjadi warga negara yang
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung
jawab.
c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.
d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memilki kepedulian terhadap lingkungan
hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus Pendidikan Kejuruan
Mengacu pada UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional dan PP No.32
Tahun 2013 Tentang SNP, yaitu untuk meningkat kan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian
yang dipilih.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir , ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminatinya.

14
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri/kelompok maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program


keahlian yang dipilih.

2.2 VISI SMK VISI GLOBAL


Menghasilkan Sumber Daya Manusia Yang Berakhlak Mulia, Unggul, Mandiri Dan
Siap Besaing Di Pasar Global
2.3 MISI SMK VISI GLOBAL
1. Melaksanakan pendidikan dengan berlandaskan budi pekerti yang luhur
2. Mencetak lulusan yang berkompeten dibidangnya dan bertaraf internasional
3. Membekali lulusan yang berwawasan entrepreneur
2.4 TUJUAN SMK VISI GLOBAL
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki budi pekerti yang luhur.
2. Menghasilkan lulusan yang bermutu yang memiliki kompetensi tinggi sesuai
bidangnya
3. Mewujudkan lulusan yang memiliki kemandirian dalam berwirausaha sesuai dengan
keahlian pada masing – masing bidangnya
4. Menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global

15
BAB 3
PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN

3.1.PROFIL LULUSAN
3.1.1. Tujuan Umum berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
( UU SPN ) pasal 15
Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
3.1.2. Tujuan Kompetensi Keahlian Farmasi
1. Tujuan Umum : Terwujudnya tenaga terampil bidang Farmasi sehingga
siap bekerja, berwirausaha maupun memasuki jenjang pendidikan yang
lebih tinggi sesuai program keahliannya.
2. Tujuan Khusus : Membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang kompeten, agar dapat :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik;
b. Mendidik para siswa agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
c. Mendidik para siswa agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan dan seni;
d. Menghasilkan tenaga kefarmasian tingkat dasar yang berjiwa
mandiri, bertanggung jawab, berakhlak karimah, berkompetnsi serta
dapat bersaing di pasar kerja
e. Menghasilkan tenaga kefarmasian yang bisa meracik dan mengemas
obat serta herbalis yang handal

3.2.KOMPETENSI LULUSAN BERDASARKAN MASING – MASING


DIMENSI
Dimensi Sikap Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan

Berperilaku yang Berfikir secara faktual, Bertindak produktif, mandiri,


mencerminkan sikap: konseptual, operasional kolaboratif, dan komunikatif
dasar, prinsip, dan dalam:
1. beriman dan bertakwa metakognitif sesuai
kepada Tuhan YME; 1. melaksanakan tugas
denganbidang dan lingkup
2. jujur, disiplin, empati, dengan menggunakan
kerjapada tingkat teknis,
dan pembelajar sejati alat, informasi, dan
spesifik, detil, dan kompleks, prosedur kerja yang
sepanjang hayat;
lazim dilakukan serta

16
Dimensi Sikap Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan

berkenaan dengan: menyelesaikan masalah


3. bangga dan cinta tanah
sederhana sesuai dengan
air, bangga pada
1. ilmu pengetahuan, bidang kerja, dan
profesinya, dan
2. teknologi, 2. menampilkan kinerja
berbudaya nasional;
3. seni, mandiri dengan
4. memelihara kesehatan 4. budaya, dan pengawasan langsung
jasmani, rohani, dan 5. humaniora atasan berdasarkan
lingkungan; dalamkonteks pengembangan kuantitas dan kualitas
potensi diri sebagai bagian terukur sesuai standar
5. berpikir kritis, kreatif,
dari keluarga, sekolah, dunia kompetensi kerja, dan
beretika-kerja, bekerja dapat diberi tugas
sama, berkomunikasi, kerja, warga masyarakat lokal,
membimbing orang lain.
dan bertanggung jawab nasional, regional, dan
pada pekerjaan sendiri internasional.
dan dapat diberi
tanggung jawab
membimbing orang
lainsesuai bidang dan
lingkup kerja dalam
konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa,
negara, dan industri
lingkup lokal, nasional,
regional, dan
internasional.

3.3.SKL KOMPETENSI KEAHLIAN


1. Mampu Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
2. Mampu Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan.
3. Mampu Menerapkan prinsip-prinsip infeksi nosokomial.
4. Mampu Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.
5. Mampu Melakukan tindakan perawatan kebutuhan kebersihan lingkungan.
6. Mampu Melakukan perawatan setelah klien/pasien meninggal dunia.
7. Mampu Memasang buli-buli panas dan kirbat es.
8. Mampu Mengukur tanda-tanda vital (TPRS).
9. Mampu Membantu BAK dan BAB klien/pasien di tempat tidur.
10. Mampu Memberi kompres dingin dan hangat
11. Mampu Memberi makan dan minum klien/pasien melalui mulut.
12. Mampu Memindahkan klien/pasien dari tempat tidur ke brankard dan
sebaliknya.
13. Mampu Melakukan mobilisasi klien/pasien miring.

17
3.4.Prospek Karir dan Bidang Kerja Bagi Lulusan Program Keahlian
Keperawatan SMK VISI GLOBAL adalah sebagai berikut:
1. Tenaga pelaksana keperawatan di instansi kesehatan pemerintah maupun
swasta seperti rumah sakit, Puskesmas & balai perawatan kesehatan.
2. Wiraswasta dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat seperti balai
perawatan kesehatan, pusat kebugaran & kecantikan, dll.
3. Tenaga pelaksana di bidang Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) di
perusahaan dan pabrik-pabrik.
4. Dapat Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik negeri
maupun swasta (POLTEKES dan Universitas di Seluruh Indonesia).

18
BAB 4

DESKRIPSI KOMPETENSI

4.1. DESKRIPSI KKNI


Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi
sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada
setiap level kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan lingkungannya
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas

b. Rumusan deskripsi generik KKNI Level 2

1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan


informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja
yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap
masalah yang lazim timbul.
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
membimbing orang lain.

4.2. DESKRIPSI KOMPETENSI PMK 3 TAHUN DAN 4 TAHUN

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI 3 Tahun 4 Tahun
Sikap Spritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
(KI-2) royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

19
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI 3 Tahun 4 Tahun
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
(KI-3) menganalisis, dan mengevaluasi menganalisis, dan mengevaluasi
tentang pengetahuan faktual, tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan konseptual, operasional lanjut, dan
metakognitif sesuai dengan bidang metakognitif secara multidisiplin
dan lingkup kerja pada tingkat sesuai dengan bidang dan lingkup
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, kerja pada tingkat teknis, spesifik,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, detil, dan kompleks, berkenaan
teknologi, seni, budaya, dan denganilmu
humaniora dalam konteks pengetahuan,teknologi,seni, budaya,
pengembangan potensi diri sebagai dan humaniora dalam konteks
bagian dari keluarga, sekolah, dunia pengembangan potensi diri sebagai
kerja, warga masyarakat nasional, bagian dari keluarga, sekolah, dunia
regional, dan internasional. kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, dengan Melaksanakan tugas spesifik, dengan
(KI-4) menggunakan alat, informasi, dan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah sederhana serta menyelesaikan masalah kompleks
sesuai dengan bidangkerja. sesuai dengan bidang kerja.

Menampilkan kinerja di bawah Menampilkan kinerja mandiri dengan


bimbingan dengan mutu dan kuantitas mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
yang terukur sesuai dengan standar dengan standar kompetensi kerja.
kompetensi kerja.
Menunjukkanketerampilan menalar,
Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
pengembangan dari yang dipelajarinya sekolah, serta mampu melaksanakan
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
Menunjukkan keterampilan membiasakan, gerak mahir, menjadikan
mempersepsi, kesiapan, meniru, gerak alami, sampai dengan tindakan
membiasakan, gerak mahir, menjadikan orisinal dalam ranah konkret terkait
gerak alami, dalam ranah konkret dengan pengembangan dari yang
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara
melaksanakan tugas spesifik di bawah mandiri.
pengawasan langsung.

20

Anda mungkin juga menyukai