Anda di halaman 1dari 4

Pikirkanlah Perkara yang di Atas

Pengkhotbah 2:18-26; Kolose 3:1-11; Lukas 12:13-21

Pendahuluan

AA Gym: Kita sering berusaha sekuat tenaga menjaga agar pakaian kita tidak kotor;
agar mobil kita tidak kotor tetapi kita jarang habis2 menjaga agar hati dan pikirn kita
tidak kotor. Kita terlalu sering tidak sadar dan membiarkan banyak hal yg mengototri
hati dan pikiran kita. Padahal hal yang sangat memengaruhi kedekatan kita pada
Tuhan adalah bersihnya hati dan pikiran. Semakin bersih hati seserorang, semakin
mudah untuk yakin. Jika kita masih kurang yakin pada Allah dan kuatirn berarti hati kita
masih kotor.

Seorang berhikmat dalam Alkitab pernah mengatakan, “Jagalah hatimu dengan segala
kewaspadaan, karena dari sanalah terpancar kehdupan! (Amsal 4:23)

Pikirkanlah Perkara yang di atas! Seorang filsuf mengatakan, “Aku berfikir, maka aku
ada” secara sederhana mungkin sama dengan ungkapan ini, “siapa kita adalah apa
yang kita pikirkan”. Oleh sebab itu cara berpikir kita atau pikiran kita sangat
menentukan siapa kita.

Sdr2 tema kita mengatakan, “Pikirkanlah perkara yang di atas”. Pertanyaan pertama,
“apa itu perkara2 di atas?; Kedua, Kenapa Paulus mengatakan itu kepada jemaat
Kolose?

Penjelasan Teks

Untuk menjawab dua hal ini maka perlu sekali mengetahui apa konteks kalimat
ini disampaikan Paulus. Rupanya di jemaat Kolose berkembang satu ajaran yang
mengatakan bahwa Yesus hanyalah salah satu dari manifestasi Allah. Oleh
sebab itu Paulus mau menekankan keutamaan Kristus dan itulah yang menjadi
inti surat Kolose (lih. Kol.1:15-23). Paulus menegaskan bahawa Kristus adalah
gambar Allah, yg tidak kelihatan, yang sulung dan yang lebih utama dari segala
yang diciptakan. Di PAsal 2 dan 3 Paulus lebih lanjut mengatakan bahwa
kepenuhan hidup atau kesempurnaan hidup hanya ada di dalam Kristus. Oleh
sebab itu siapa yang ingin hidupnya penuh dan sempurna; siapa yang mau
hidupnya “enak tenan” tenteram dan damai, mestinya mencari dan memikirkan
perkara yang di atas. Paulus dalam pasal 3:1-3…..baca.

Apa itu perkara yang di atas? Apakah dengan demikian kita disuruh untuk
memikirkan atau mencari yang tinggi2, yang susah2, yang mengawang2, yang
berat2? Rupanya bukan itu. Yang dimaksud Paulus dengan pikiran yang di atas
adalah kita diajak melalui cara piker kita, melalui hati nurani yang murni, agar
cara bertindak dan cara hidup kita tdak dikuasai semata-mata oleh kepentingan
duniawi tetapi hati dan pikiran kita diresapi oleh kekuatan ilahi yang
membaharui.

Ternyata memikirkan perkara-perkara di atas itu adalah berpikir menurut cara


Kristus. Orang yang sudah dibaptis dan diselamatkan Kristus, akan berpikir
seerti Kristus. Bagaimana itu? Ternyata bukan pikiran yang tinggi2, susah2 dan
berat2 serta mengawang2 tetapi cara berpikir manusia baru di dalam Kristus
yaitu: mematikan di dalam diri kita sesuatu yang duniawi yaitu: Kenajisan, hawa
nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah, jg
lagi saling mendustai karena kamu telah menanggalkan manusia lama dengan
manusia baru.

Semua hal inilah yang mengotori hati dan pikiran kita, sehingga kita tidak
berpikir dan mencari perkara di atas, tetapi berpikir melulu duniawi. Segala
upaya kita lakukan untuk mencapai kekayaan, nama besar. Dan sayangnya
hampir semua kita mencari yang seperti itu.

Aplikasi

1. Kita sering menilai kesuksesan dari harta, gelar, ketenaran, dll. Padahal Alkitab
hanya mengataan, “berbahagialah orang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yg empunya KA, (Mat.5:3); Berbahagilah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi, (Mat.5:5) Berbahagialah orang yang dianiaya
oleh karena kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah,
(Mat.5:10)

Ternyata untuk memiliki bumi bahkan sorga hanya dibutuhkan kerendahan hati ,
kelemah lembutan dan kemauan untuk memperjuangkan kebenaran.

Oleh sebab itu marilah kita kita melihat dunia dengan biasa2 aja. Contoh klo
melihat orang membeli mobil baru, tidak usah terlalu berlebihan
meresponnsnya. Ilustrasi ibu2 yang sesak kejang2 karena tetangganya mobil
baru.

Karena itu biasa2 saja, mobl itu biasa aja terbuat dari kaleng, karet, dll.
Jadi intinya bukan pada mobil itu tapi bagaimana hati yg miliki mobil dan
pandangan kita tentang mobil. . Biasa….punya mobil dan tidak, biasa aja…!
Tujuannya kan supaya tiba pada tujuan. Naik angkot juga tiba pada tujuan.
Bagaimana menilai bahwa kita biasa2 saja punya mobil atau tidak? Dulu naik
motor biasa2 saja bahkan berusaha dating terlambat supaya gak dilihat rang
naik motor, apalagi klo motornya butut, tapi ketika sudah naik mobil, gayanya
sudah aneh2, kalau djemput di gereja, dadanya mulai naik dan menengok ke kiri
dan ke kanan, mau bilang ini lh mobil ku… atau kalau bisa dia bolak-balik sambil
lakson2…. Nah ini yg namanya hatinya sudah melekat pada mobil, sudah sangat
duniawi.
Punya mobil bagus, gak ada masalah. Tapi jangan hati kita melekat pda mobil itu
bahkan mengubah cara jalan kita, mengubah hati kita menjadi sombong.

Naik mobil bagus, dadanya naik, bangga! Kalau sudah mulai seperti itu, nah itu
sdh terjangkit hatinya dengan duniai. Biasa saja. Mau naik mobil, naik angkot,
biasa aja, terbuat dari kaleng, karet…Tidak merasa mulia dengan naik mobil dan
tidak merasa hina dengan tidak naik mobil. Naik mobil bagus, boleh tapi jangan .

Tuhan Yesus naik keledai muda. Artinya apa? Kerendahan hati. Padahal ketika
itu Yesus ingin memproklamirkan bahwa ia adalah Raja Damai, tetapi naik
keledai. Sangat ironis. Di mana2 raja itu naik kereta kuda yang gagah perkasa,
bukan naik keledai. Krn keledai itu symbol kebodohan dan kelemahan.

HP…. Klo kebutuhannya untuk internet, blehlah beli yang agak canggih sedikit,
tapi klo kebutuhannya hanya untuk mendengar dan berbicara, kan telinga dan
mulut tidak butuh2 banget hape yg berarna.

Batu Permata….tidak serta merta akan membuatmu tampak lain dengan batu itu,
toh sama aja batu akik, batu permata, batu bata…

2. Nafsu. Jaman sekarang ini hampir semua orang bermasalah dengan nafsu.
Nafsu makan kurang bermasalah, berlebihan nafsu makannya, bermasalah.
Orang zaman sekarang juga pada nafsu. Nafsu mencari harta kekayaan semakin
menjadi2. Kenapa banyak orang dipenjara saya bisa pastikan karena nafsu.
Nafsu berbicara terlalu banyak dan tidak terkontrol bisa berujung pada penjara.,
memfitnah, menghina, merusak nama baik seserang, dlsb.

Sdr2.

Keberadaan kita sebagai 'manusia lama' diibaratkan seperti pakaian yang sudah
usang dan kumal yang sudah kita tanggalkan, dan sekarang kita sedang
mengenakan pakaian yang baru. Mungkinkah seseorang hendak memakai baju
baru tanpa terlebih dahulu melepaskan bajunya yang lama, kotor dan bau? Maka
yang harus kita lakukan saat ini sebagai 'manusia baru' di dalam Kristus adalah,
pertama: "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada," (Kolose 3:1).
Mencari perkara rohani berarti harus memiliki rasa haus dan lapar akan firman
Tuhan setiap hari, memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan lebih lagi,
seperti yang Daud rindukan, "Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang
kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN
dan menikmati bait-Nya." (Mazmur 27:4), serta memiliki komitmen untuk melakukan
kehendak Tuhan. Memang itu bukanlah hal yang mudah karena ada banyak
tantangan yang menghadang, seperti masalah hidup, lebih-lebih situasi dan kondisi
yang terjadi di sekitar kita yang seringkali membuat kita lemah. Gemerlap dan
hingar-bingar dunia ini yang menawarkan segala kenikmatan, kekayaan dengan
segala tipu dayanya pun dapat menghimpit dan mempengaruhi kita sehingga kita
pun menjadi tak berdaya. "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14).

Karena itu rasul Paulus menasihati jemaat di Kolose agar mereka selalu waspada
dan menyadari betapa perkara-perkara rohani itu jauh lebih berharga daripada hal-
hal duniawi, yang hanya bersifat sementara dan fana ini

Anda mungkin juga menyukai