Disusun Oleh :
Kelompok 5
Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola
dan struktur pertumbuhan ekonomi masingmasing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya
membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai
sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang
diamati dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-
tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low
growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal
(low growth and low income) (Syafrizal, 1997: 27-38; Kuncoro, 1993; Hil,1989) (Kuncoro,
2002)
Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah kecamatan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh, yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibanding rata-rata
kabupaten.
2. Daerah Maju Tapi Tertekan, yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih
tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding dengan rata-
rata kabupaten.
3. Daerah Berkembang adalah yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi,
tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten.
4. Daerah Relatif Tertinggal, yaitu adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan
dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata kabupaten.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian :
yt = yo (1+r)t
Log (1+r) = Log yt – Log yo
t
Log (1+r) = Log 3.562.290– Log 3.489.459
1
Log (1+r) = 6,5517 – 6,5428
Log (1+r) = 0,0089
1+r = Antilog 0,0089
r = 1,0207 – 1 = 0,0207 = 0,02
Hasil Analisis :
Ratio PDRB Ratio Pertumbuhan PDRB
Kecamatan perkapita Kecamatan Perkapita Kecamatan Kriteria
terhadap Kabupaten terhadap Kabupaten
Pemalang 1.2 0.1 Lamban
Taman 1 0.15 Lamban
Comal 0.8 0.2 Kurang Berkembang
Randudongkal 0.8 0.15 Kurang Berkembang
Ampelgading 0.6 0.1 Kurang Berkembang
Bantarbolang 0.6 0.015 Kurang Berkembang
Warungpring 0.6 0.015 Kurang Berkembang
Moga 0.6 0.2 Kurang Berkembang
Petarukan 0.5 0.15 Kurang Berkembang
Watukumpul 0.5 0.05 Kurang Berkembang
Ulujami 0.5 0.15 Kurang Berkembang
Bodeh 0.48 0.1 Kurang Berkembang
Pulosari 0.4 0.15 Kurang Berkembang
Belik 0.4 0.045 Kurang Berkembang
Maka hasilnya :
Kabupaten Pemalang yang terletak dijalur pantai utara laut jawa yang
aksestabilitasnya tinggi memliki karakteristik agraris yang struktur perekonomiannya
didominasi olek sektor pertanian. Disamping sektor pertanian, sektor lainnya yang
berkembang cukup dominan adalah sektor industri khususnya industri kecil dan menengah
yang ditopang oleh sektor perdagangan yang semakin berkembang. Disektor pertanian
dikenal sejak dahulu sebagai lumbung berasnya Jawa Tengah, disamping itu produk
holtikultura telah juga berkembang luas yang diikuti dengan dikembangkannya program
agropolitan yang merupakan gerakan masyarakat tani yang menuju kota pertanian yang
tumbuh dan berkembang dengan kegiatan agrobisnis sehingga dapat melayani, mendorong,
menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian dalam arti yang luas pada wilayah
sekitanya.
Kebijakan yang diambil dilihat dari potensi dan sumberdaya alam yang
dimiliki, mengarah ke pengembangan sector pariwisata kabupaten pemalang yang
potensial di berdayakan dan ditingkatkan potensi pariwisata. Pantai widuri kebanggan
kota pemalang, pantai nyamplung sari terleltak di tepi utara kecamatan petarukan, taman
cempaka wulung yg banyak sumber air mineral terletak di moga, pantai blendung terletak di
desa blendung ketapang yang potensial untuk di eksplorasi kebermanfaatannya untuk
penduduk sekitar.
Tingkat pengangguran yang tinggi terjadi di Kabupaten Pemalang. Banyak
program PNPM yang dilakukan oleh pemerintah guna menekan tingkat pengangguran
dan meningkatkan pendapatan daerah kabupaten Pemalang. Dana swadaya masyarakat
lebih banyak digunakan untuk pelatihan-pelatihan yang kedepannya akan
mengembangkan potensi masyarakatnya. Pelatihan yang menjdai sakah satu arah
kebijakan pemerintah setempat misalnya adalah kegiatan pelatihan pembuatan VCO yang
dilaksanakan oleh KSM Bina Usaha Desa Kendalrejo Kecamatan Petarukan Kabupaten
Pemalang tersebut mampu menggugah kelompok masyarakat lainnya untuk memanfatkan
potensi yang ada disekitarnya. Saatnya kita kembali ke potensi alam untuk mengembalikan
fitrah negara indonesia sebagai negara agraris yang disegani oleh negara-negara lain.
Prestasi dibidang industri dan perdagangan yang telah diraih oleh Kabupaten
Pemalang adalah berkembangnya berbagai industri kecil dan besar dibidang tekstil,
konveksi/garmen dan sarung palekat. Kontribusi sektor industri dan perdagangan terhadap
PDRB Kabupaten Pemalang saat ini mencapai 11,2 % atau rangking kedua setelah
pertanian.Kabupaten Pemalang sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil sarung tenun
atau sarung palekat dan goyor. Kebijakan mengembangkan bidang industry dengan
menanamkan modal untuk penghasil tenun yang masih bermodalkan rendah bisa
menjadi alternative kebijakan untuk kabupaten Pemalang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. PDRB Per Kapita. Pemalang : Sistem Informasi Manajemen.
http://www.elektro.undip.ac.id/ (diakses pada tanggal 19 November 2010)
_______. 2010. Bappeda Pemalang. http://pemalangkab.go.id/bappeda/ (diakses pada
tanggal 27 November 2010)
Sabana, Choliq. 2007. Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai salah satu
Kawasan Andalan Di Jawa Tengah. Magister Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Semarang.
LAMPIRAN
Pendapatan Regional dan Angka-Angka Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku
di Kabupaten Pemalang