Anda di halaman 1dari 17

RANGKAIN INVERTING UNTUK MEMPERTAHANKAN NADA BASS

(Rangkaian inverting, pembalik fasa180’ power doubler atau bridging adapter)

Power amplifier stereo dirasa kurang di nada bass, tetapi kalau satu speaker saja yang bunyi
suara bassnya terasa mantap, ini ada beberapa kemungkinan, pertama satu kabel speaker terbalik,
coba bolak-balik dan tes nada bassnya. Jika masih, anda perlu menggunakan 2 power supply atau
mencoba memakai rangkaian ini. Catatan rangkaian ini bekerja untuk power amp satu trafo yang
dirasa kurang daya dengan 2 speaker (stereo). Salah satu kabel speaker (output) harus dibalik, ini
tidak apa-apa, hanya permainan fasa untuk meringankan kerja trafo dari hantaman bass.

Sebaiknya sebelum anda mecoba rangkaian ini, balikkan salah satu kabel speaker dan tes kedua
speaker dengan nada-nada bass, hasil bassnya harus saling mengurangi (bass-bass=0).
Selanjutnya lepaskan driver speaker dari boknya dan balikkan (driver speaker menghadap ke
dalam bok), hasil bassnya harus bertambah (bass+bass=2bass). Salah satu toko kaset di kota
Indramayu ada yang memakai cara sederhana ini, tentu kelihatan magnet speakernya, besar.

Jantung rangkaian ini menggunakan IC dengan 2 op-amp, bisa bertipe JRC4558, LF353, TL072,
TL082, dan setipenya. Vcc= +/-70Vdc. Jika Vcc= +/-42Vdc, ganti nilai R9 & R10 dengan 2K2.
Op-amp 1 berfungsi sebagai buffer, sedangkan op-amp ke-2 berfungsi sebagai pembalik fasa
180’, keduanya memiliki penguatan sebesar 1 kali.

Daftar komponen:
R1,2,5,6.......... 100K
R3,4................ 2K2
R7................... 100
R9,10.............. 2K2-3K3
C1,2............... 100uf/25V
D1,2............... Zener 15V
IC1................. TL072
Ditulis oleh gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:51 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Gain clone - LM3886 parallel

menurut datasheet, IC LM3886 ini mampu menyalurkan daya ke speaker sekitar 50Watt pada 8
Ohm. Jika kita parallel hasilnya bagaimana ya?

LM3886 single chip -> 8 ohm -> 50Watt (40w-70w) -> 1 speaker -> hangat
LM3886 single chip-> 4 ohm -> 68Watt (68w-80w) -> 2 speaker -> panas
LM3886 parallel (2) -> 8 ohm -> 50Watt (40w-70w) -> 1 speaker -> adem
LM3886 parallel (2)-> 4 ohm -> 100Wat (100w-160w) -> 2 speaker -> hangat

Datasheet LM3886 menggunakan kata "avg" (average) yang berarti rata-rata atau perkiraan.
Perkiraan di atas menggunakan supply 28v-35v, output power tidak menentu tergantung supply.
semakin besar supply semakin panas dan semakin besar outputnya. kesimpulan, yang paling
mempengaruhi besar output power secara significan adalah banyaknya jumlah speaker.

Jika menggunakan speaker kecil dan suara bass sudah tidak enak didengar, jangan paksakan
untuk menambah daya power amplifier, lebih baik memperbesar atau menambah unit speaker.
Ditulis oleh gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:49 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: amplifier, box speaker amplifier ic, gainclone, LM3886, paralel, TDA7294

Audio Kreatif

Modifikasi tone control parametric - penambahan bass adjuster

Rangkaian ini berguna juga untuk mengetahui karakter nada bass dari speaker yang kita rakit.
Dengan sedikit rangkaian tambahan yang dipasang pada tone control, kita bisa memilih karakter
nada bass sesuai yang kita inginkan. Rangkaian ini mengadopsi sistem resonansi prametric
bukan tapis low pass filter yang sering dipakai pada subwoofer biasa sehingga gain spektrum
frekuensi menjadi lebih linier.

Rangkaian yang menggunakan catu daya simetris memang sedikit repot di bagian power supply-
nya, tetapi audio yang baik memang harus simetris agar lebih kuat dan stabil.

Sebagai contoh untuk dijadikan bahan percobaan, kita pilih tone control matric (bukan promosi).
Gambar di atas adalah rangkaian tone control atau bisa disebut pre-amplifier. Input inverting
pada op-amp pertama terpasang jaringan resonansi R-C yang terhubung ke ground. Jaringan ini
berfungsi untuk menaikkan nada yang kita inginkan, misalnya nada bass. Supaya frekuensi yang
kita inginkan bisa diset (diputar-putar), jaringan ini kita ganti dengan rangkaian di bawah ini:
Rangkaia ini tidak mempunyai terminal input, yang ada hanya terminal Output & Supply.
Rangkaian ini berfungsi sebagai pengganti rangkaian resonansi R-C. Sebenarnya, yang bagus
adalah rangkaian L-C seperti pada pemancar radio. C di sini adalah kapasitor yang paling atas,
sedangkan rangkaian yang lain berfungsi sebagai pengganti L (induktor).

perkiraan perhitungan dengan pembulatan...


perhitungan induktansi...
L = R1 x R2 x C
L = 470 x 50k x 47nF 1,1 Henry
L = 470 x 250k x 47nF = 5,5 Henry

dengan rumus frekuensi resonansi:


Fo = 1 / 2 x π x √( L x C )
kita dapatkan...
Fo1 = 1 / 2 x 3.141 x √( 1.1 x 1uF ) = 150 Hz (potensio diputar maksimum ke kanan)
Fo2 = 1 / 2 x 3.141 x √( 5,5 x 1uF ) = 70 Hz (potensio diputar maksimum ke kiri)

silakan koreksi!

Untuk mendapatkan equaliser yang lengkap (sesuai keinginan) pcb di atas harus di cetak dalam
jumlah banyak, yang diganti adalah nilai-nilainya saja. Rangkaian ini selain bisa dipasang di tone
control IC juga bisa di pasang di rangkaian power OCL, hasilnya cukup memuaskan, karakter
bass bisa diset sesuai keinginan kita.

Target rangkaian ini adalah memenuhi keinginan selera semua orang yang berbeda-beda, dan
siapa saja bisa rakit bukan hanya yang sudah biasa rakit-rakit tapi bagi yang awam pun bisa
mempraktekkannya, selamat berexperimen!
Ditulis gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:48 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: amplifier, box speaker modifikasi, diy audio, parametric, parametrik, tone control

Audio Kreatif

Rangkaian pengendali kipas DC untuk power amplifier

Variabel speed DC fan


(Cara kerja rangkaian meniru cr-st audio, ngarang)
Rangkaian ini bekerja berdasarkan input sinyal. Kecepatan/putaran kipas tergantung besarnya
input sinyal yang berasal dari jalur speaker. Jika tidak ada sinyal maka kipas akan berputar pelan
sesuai setingan VR1.

Input supply bisa diambil langsung dari trafo


utama power amplifier, 12V CT 12V, jadi tidak perlu penambahan trafo lagi.
Rangkaian ini sudah dites dan tidak menimbulkan dengung.
koreksi : R yang paling bawah: 560 ohm
Ditulis oleh roy mboten gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:45 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Percobaan - ukuran box subwoofer 10" sphinx sx-1020-2

Pecobaan box pertama menggunakan dimensi 32.5 x 32.5 x 52.5, perkiraan volume 45 literan.
tebal triplex: 12mm
Driver: Sphinx sx-1020-2 double coil
Spesifikasi mirip dengan tipe sx-1030-2, sx-1040-2 & prestige magnet besar
pengetesan dengan power amplifier kecil, gainclone LM3886 40-60wattan

hasil tes...
Hentakan bass memang kenceng tapi cenderung boomi, kurang empuk, kering & bikin kepala
pening

Percobaan box ke-2 menggunakan dimensi 38 x 38 x 52.5 dengan perkiraan volume sekitar 60
literan
hasil tes...
Nada bass sangat empuk, mirip yang 12". boomy sudah berkurang, tp tergantung musiknya.
percobaan box subwoofer telah berhasil walaupun pengetesan menggunakan power amplifier IC
tanpa tapis subwoofer.

Pernah coba tapis subwoofer home theater 2.1 yang ada dipasaran, hasilnya kurang memuaskan
meskipun didukung dengan komponen yang kelihatan bagus, mengecewakan.

Ukuran 38 cm adalah ukuran yg ideal, pantes, karena lebih dari ukuran ini, misalkan 40 cm akan
terlihat besar. Sedangkan ukuran port slot selebar 4 cm itu tidak berlebihan, dengan panjang
setidaknya 60 cm, sampai berbentuk L menekuk. Ini untuk menghindari gaungan bass.

Menggunakan closed box atau box tanpa lubang memang dapat suara low tapi SPLnya sayang
kecil, jadi box dengan model ported slot lebih saya sukai daripada closed box ataupun ported
dengan lubang biasa ataupun ala polytron.

Kesimpulan:
1. Tebal triplex 12mm tidak di rekomendasi, ikut bergetar, njeder
2. Total volume box yang optimal ada di sekitar 55-60 literan, kurang dari ini boomi, lebi dari ini
bass terlalu empuk (melepes- getaran konus tanpa menghasilkan suara). Subwoofer USA banyak
yang merekomendasi ukuran dengan volume seperti ini, 50 lt.
3. Respon bass terbaik ada di kisaran 35-80Hz, (35-60 empuk, 70-80 jedug)
4. Ada yang menyarankan seperti ini: untuk menghindari standing wave, sebaiknya hindari
pemasangan driver pada titik tengah sisi box. Sekedar info, standing wave itu adalah
gelombang yang dihasilkan oleh dua gelombang (gel suara pancar & pantul di dalam bok
spk) yg saling mengalahkan sehingga jika diukur pada suatu titik, nada tertentu gainnya menjadi
nol atau mendekati nol. Tapi jangan kuatir, ini biasanya terjadi di frekuensi mid & treble.
5. Untuk kontes SPL/ deep, nada bass yang nendang, volume 50 liter + port 5 liter

Selemat ber-experimen
Ditulis oleh gondrong
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker 10", car audio, sphinx, subwoofer, subwoofer lokal, sx-
1020-2, ukuran box
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:44 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Percobaan - ukuran box subwoofer 10" sphinx sx-1020-2

Pecobaan box pertama menggunakan dimensi 32.5 x 32.5 x 52.5, perkiraan volume 45 literan.
tebal triplex: 12mm
Driver: Sphinx sx-1020-2 double coil
Spesifikasi mirip dengan tipe sx-1030-2, sx-1040-2 & prestige magnet besar

pengetesan dengan power amplifier kecil, gainclone LM3886 40-60wattan

hasil tes...
Hentakan bass memang kenceng tapi cenderung boomi, kurang empuk, kering & bikin kepala
pening
Percobaan box ke-2 menggunakan dimensi 38 x 38 x 52.5 dengan perkiraan volume sekitar 60
literan

hasil tes...
Nada bass sangat empuk, mirip yang 12". boomy sudah berkurang, tp tergantung musiknya.
percobaan box subwoofer telah berhasil walaupun pengetesan menggunakan power amplifier IC
tanpa tapis subwoofer.

Pernah coba tapis subwoofer home theater 2.1 yang ada dipasaran, hasilnya kurang memuaskan
meskipun didukung dengan komponen yang kelihatan bagus, mengecewakan.

Ukuran 38 cm adalah ukuran yg ideal, pantes, karena lebih dari ukuran ini, misalkan 40 cm akan
terlihat besar. Sedangkan ukuran port slot selebar 4 cm itu tidak berlebihan, dengan panjang
setidaknya 60 cm, sampai berbentuk L menekuk. Ini untuk menghindari gaungan bass.

Menggunakan closed box atau box tanpa lubang memang dapat suara low tapi SPLnya sayang
kecil, jadi box dengan model ported slot lebih saya sukai daripada closed box ataupun ported
dengan lubang biasa ataupun ala polytron.

Kesimpulan:
1. Tebal triplex 12mm tidak di rekomendasi, ikut bergetar, njeder
2. Total volume box yang optimal ada di sekitar 55-60 literan, kurang dari ini boomi, lebi dari ini
bass terlalu empuk (melepes- getaran konus tanpa menghasilkan suara). Subwoofer USA banyak
yang merekomendasi ukuran dengan volume seperti ini, 50 lt.
3. Respon bass terbaik ada di kisaran 35-80Hz, (35-60 empuk, 70-80 jedug)
4. Ada yang menyarankan seperti ini: untuk menghindari standing wave, sebaiknya hindari
pemasangan driver pada titik tengah sisi box. Sekedar info, standing wave itu adalah
gelombang yang dihasilkan oleh dua gelombang (gel suara pancar & pantul di dalam bok
spk) yg saling mengalahkan sehingga jika diukur pada suatu titik, nada tertentu gainnya menjadi
nol atau mendekati nol. Tapi jangan kuatir, ini biasanya terjadi di frekuensi mid & treble.
5. Untuk kontes SPL/ deep, nada bass yang nendang, volume 50 liter + port 5 liter

Selemat ber-experimen
Ditulis oleh roy mboten gondrong
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker 10", car audio, sphinx, subwoofer, subwoofer lokal, sx-
1020-2, ukuran box
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:43 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Cara mem-bridge - mem-btl power OCL

Membridge atau membtl dua power amplifier menjadi satu amplifier bisa dengan rangkaian op-
amp inverting atau yang sering adalah dengan menyatukannya dengan satu biji resistor 10k-40k

(R-BTL)
kudua amplifier bekerja aktif saling berlawanan. Jika amplifier sangat kuat maka daya yang
dihasilkan bisa mencapai 4 kali lipatnya (hasil arus 2x, tegangan 2x = daya 4x).

Di mana memasang R-BTL?


pasang R-BTL di kaki R33K (yang ada di jalur speaker) power ch atas ke R yang sama pada
power ch2. lihat gambar, nilai-nilai di sini sesuai dengan nilai komponen yang ada di power
OCL.
input biasa pada power ch bawah tidak dipakai atau bisa di hubungkan ke ground.
Biasanya R-BTL sama/mendekati nilai R-gain, disini 33K

Catu daya berapa watt...


Jika menggunakan rangkaian 2 x 150W, usahakan menggunakan trafo yang mampu menyalurkan
daya sebesar 600W, 10A besar. Akan lebih baik kalau menggunakan 2 power supply, 2 x 300W,
atau trafo 2 x 5 A besar. Ini trafo minimal, berlaku untuk main geber-geberan. Power BTL
biasanya dipakai untuk mengetes speaker besar, 1 atau 2 unit speaker saja tidak lebih.
Ditulis oleh roy mboten gondrong
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker 2 power, bridge, bridging, btl, cara, mem-bridge,
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:41 1 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Ukuran Box Speaker ACR

Ukuran box spk ACR (seting pada nada woofer-subwoofer):


6,5”: 10 Liter
8” : 20-35 Liter
10” : 50-55 Liter (car audio)
12” : 100 Liter (hampir cocok untuk semua tipe, termasuk SUB sphinx sx-1220-2 series)
15” : 125-150 Liter (125 bass-mid, 135 woofer, 150 subwoofer)
18" : 175-200 Liter (speaker 18" ke gedean)

Perhitungan volume bok:


Dimensi bok speaker di pasaran cenderung kecil dan kurang memuaskan, dan yang berukuran
besar cenderung mahal.
untuk itu sebaiknya kita rakit sendiri.
Contoh: panjang * lebar * tinggi = 50 cm * 50 cm * 60 cm
= (5*5*6) dm3
= 150 liter
volume ini include volume kayu, jika menggunakan kayu setebal 1,5-1.8 cm,
Didapat volume asli (volume dalam bok) sekitar 125 liter

Gain:
Dimensi bok yang besar bisa menaikkan gain pada nada rendah.
Gain woofer bisa dinaikkan dengan memperbesar volume bok,
port bass reflek, maksimal 5*45cm untuk 12", slot port.
Ditulis oleh gondrong 9 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker enclosure subwoofer, membuat box speaker sendiri,
membuat box subwoofer, Ukuran Box Speaker, ukuran box subwoofer
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:36 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

eksperimen box speaker Legacy LG-696-2

Banyak dari teman2 yang merakit subwoofer kecil ini dan mereka bilang gagal, hasilnya seperti
woofer biasa. subwoofer ini punya
karakter cenderung ke bas mid. menggunakan dimensi box yang besar memang nada low-nya
dapat, tapi nada deep-nya lemah. mengatasi ini saya mau memilih ukuran yang pas dengan
karakter deep dengan high SPL.

foto menyusul...

Testing...
menggunakan gain clone + pengatur frekuensi bass adjuster, karakter deep, bertenaga seperti
speaker besar dan masih dapat lownya.
50-60Hz low, 70-80Hz deep.
Kesimpulan:
1. Menggunakan triplek setebal 12mm tdk disarankan, njeder, sebaiknya 15 atau 18mm.
2. Total volume box 15 liter, sesuai spesifikasi yang tertulis di badan driver , 10 liter utk driver +
5 liter untuk slot port.
3. Slot port jauh lebih ampuh untuk menaikan spl daripada port lubang yang dijual dipasaran.
4. Menggunakan 2 unit speaker ini bisa tanding SPL dengan sphinx 10", tentu dengan harga
lebih murah & dimensi box yg lebih kecil.
update.. Ke-2
Ditulis oleh gondrong 9 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker legacy, LG-696-2, subwoofer
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:34 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Rangkaian peak detector

rangkaian ini dibuat untuk menandakan kalau amplifier telah diberi sinyal maksimum,
kemampuan amplifier telah berada pada puncaknya. jika lampu menyala berarti sinyal-volume
jangan ditambah lagi.

cara kerjanya adalah lampu led akan menyala jika diberi sinyal yang lebih dari 1,8 Volt, rata-rata
amplifier akan jenuh (maksimum) kalau diberi sinyal lebih dari ini.

Rangkaiannya sangat sederhana sekali sampai-sampai kita lupa kalau membuat rangkaian peak
singnal bisa dengan cara ini. rangkaian ini dipasang pada output tone control IC, output master
mixer, atau input power amplifier. Rangkaian ini tidak akan membebani rangkaian yang lain.
selamat bereksperimen!
Ditulis oleh gondrong 1 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: diy audio, amplifier, box speaker detector, detektor, indicator, indikator, lampu display,
peak, rangkaian
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:31 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Modifikasi Power OCL 150 Watt

Pemilihan PCB...
Model PCB yang saya pilih adalah yang mono. Alasanya adalah yang mono lebih
mempertimbangkan routing topologi sehingga hasil output cenderung lebih stabil, sedangkan
yang stereo lebih ke tata letak artistik .

Modif versi Low voltage (32V):


1. Ganti kapasitor 100nF dengan 22nF (khusus OCL 150W)
Ini untuk menyaring sinyal infra bass yang tak terdengar dan suka mengganggu/
menggetar-getarkan daun speaker.
2. Ganti kapasitor elko 47uF/50V yang bawah-tengah (kapasitor resonansi) dengan 22uF/16-50V
Fungsi sama dengan no.1, dan membantu menaikkan hentakan sinyal bass (cocok untuk semua
nada bass).
Dua point ini diharapkan untuk menjaga daun speaker dari guncangan bass yang berlebihan
tanpa mengurangi produksi suara (bass-med-treble).
3. Parallel R 100K dengan kramik 1nF (input to ground)
Ini penting untuk kesetabilan sinyal, mengurangi noise yang mungkin masuk, mengurangi
tingkat
kerusakan speaker/twiter dan sebagai limiter sehingga output lebih powerful

Modif versi High voltage(40-65V):


4. Pindahkan kaki kanan resistor 10K ke ground
Ini untuk menghemat listrik, dan menghindarkannya dari panas
5. Kapasitor elko power supply
2x4700uF 63V(trafo max 45V ct), 4700uF/80V(untuk tegangan lebih dari 45V ct)
6. Ganti ke-3 elko dengan 47uF/100V
7. Ganti transistor A564 dengan 2N5401 (basis tengah)
Transistor D438 diganti dengan MJE340.
D313/B507 ganti dengan MJE340/MJE350 (pemasangan terbalik)
Power Transistor menggunakan MJ15003-4 atau sanken C2922
8. Tegangan offset sekitar 100mV, ini biasa terjadi di power OCL. Untuk menguranginya,
parallel resistor 560(kiri) dengan trimpot sekitar 2K ohm. Dua kaki tegah dan pinggir disatukan,
posisi arah tengah untuk menghindari dari short. Atur trimpot ini sehingga tegangan offset
mendekati nol
9. Pengkabelan untuk power transistor sependek mungkin
10. Ingat, ambil jalur ground speaker dari CT elko power supply (kembali ke nol)
Kesimpulan...
Pada eksperimen versi Low voltage
Jernih, bass cukup nendang dan pulen, daun speaker lebih stabil dari sebelum dimodif.

eksperimen High voltage


cukup nendang dan stabil. Bass agak kering. Cocok untuk speaker dengan diameter 15" atau
lebih.
Jika tegangan supply trafo dinaikkan menjadi 65V ct resistor 2K2 dan 4K7 hangat.

Sebaiknya dimodif sampai ver low volt saja (trafo 32V ct) karena banyak transistor predriver
palsu,
misalkan mje350/mje340 dan B649A/D669AC, fisik transistor ini mirip sama tetapi sablonan
beda.
Perlu diingat satu transistor predriver rusak bisa mengajak transistor driver rusak juga,
sedangkan
transistor driver mengajak power transistor untuk rusak pula. Biasanya power transistor rusak
tidak
sendirian tetapi mengajak pasangannya (terlemah) untuk rusak pula.
Karena satu transitor kecil palsu yang rusak bisa merusak semua transistor!!!

menggunakan transistor palsu tidak bagus di tegangan tinggi, sebelum transitor pada rusak
sinyal megap-megap seperti tersendat-sendat di beban berat, sinyal kurang mulus dan output
power melemah!!!

Saya rasa power OCL modif versi high voltage ada banyak kesamaan dengan amplifier 1.4KW
ESP

selamat bereksperimen!
Ditulis oleh gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:28 1 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Hum pada TDA7294

Amplifier kecil output cukup besar dengan transistor final stage


mosfet yang sering dipakai pada beberapa merek speaker aktif komputer, suara bisa
sekencang petasan, TDA7294.

Amplifier kecil ini mampu disupply dengan tegangan 32V CT. Daya output sama dengan
amplifier OCL 150 Watt, 50-100W. Sinyal output TDA7294 cenderung gesit, agresif, dan tidak
loyo meskipun pada beban berat.
Ini adalah amplifier mosfet alternatif, karena transistor mosfet (power transistor) sekarang sangat
langka, dan kalaupun ada harganya tidak terjangkau. Menggunakan komponen pasif yang bagus
seperti resistor metal dan kapasitor bermerek bisa di nomor sekiankan, yang paling penting
adalah keaslian komponen aktif (IC), Jalur PCB yang baik (wireing) dan besar trafo power
supply.

Masalah hum di sini karena kesalahan pemilihan PCB. Seharusnya yang stereo, bukan yang
mono. Tetapi bagaimana kalau PCB yang stereo tidak ada di pasaran? Bisa kita akali dengan
penggabungan dua PCB mono? Pasti pengkabelan menjadi kacau, ditambah lagi pembuat pcbnya
tidak memperhatikan trek. Rakit dan hasilnya humm...

Solusinya, bisa menggunakan dua power supply terpisah, satu power supply untuk satu kit
amplifier. Kalau terpaksa menggunakan satu power supply, pertebal jalur ground pada PCB
dengan kabel besar atau kawat email 1,5mm sehingga tidak ada resistansi atau hambatan antar
kaki elko ke elko supply (kabel signal ground antar amplifier). Ini untuk memperkecil gangguan.
Semakin besar jalur ground semakin baik.

Perhatikan gambar, ada kawat 1,5mm terhubung elko ke elko (maaf gambar buram, dari hp)

selamat bereksperimen!
Ditulis oleh:gondrong
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:26 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif

Cara tuning subwoofer

Cara sebagian orang untuk membuat box subwoofer adalah dengan membuat box yang besar
kemudian potong sedikit kemudian tes, potong lagi dan tes lagi sampai mendapatkan nada yang
diinginkan.

cara seperti pada gambar di atas biasanya menggunakan box dengan volume yang melebihi
spesifikasi drivernya. misalnya, driver 10"(50liter) pada box bervolume 65 liter. Geser sedikit
seperti pada gambar, maka nada yang terdengar akan lain, makin tinggi/kick. Kalau driver sub
digeser suara semakin baik (ngebass) pertanda bok yang kita buat kegedean.

Selamat bereksperimen..
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:22 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Audio Kreatif
Merancang Tone Control Low Noise

By:gondrong

Tone control atau pre-amplifier merupakan rangkaian pendukung amplifier. Kadang beberapa
dari kita belum mengerti amplifier mana yang bagus, rakit saja dan hasilnya tidak jauh beda atau
bahkan sama saja. Dari itu kita harus mengetahui karakter kelebihan dan kekurangan dari
peralatan amplifier masing-masing.

Tone control low noise di sini bukan berarti tanpa noise, tetapi paling rendah noise dibanding
dengan tone control yang ada di pasaran, misalkan ronica 4 transistor, TL-084, TC-2 LM833 dll.

Langsung ke
penjelasan masing-masing komponen...

Potensio 1 berfungsi untuk mengatur intensitas/level sinyal yang masuk dibantu Potensio 2
sebagai balance/penyeimbang. Potensio 2 ini masih dipasang biasa dan merupakan komponen
opsional. R1 sebenarnya adalah kapasitor 1-2uF/250V yang bermerek,
tetapi saya lebih memilih menggantinya dengan resistor 1K/5% biasa karena alasan menghindari
hum dan gangguan yang sensitif. R2 meminimalisasi gangguan tadi sedangkain R3
menyesuaikan impedansi OP-amp 1. R4 & R5 berfungsi untuk menaikkan penguatan sebesar 1,3
kali. Pre amplifier standar biasanya menggunakan penguatan sebesar 2 kali, tetapi oleh sebagian
besar dari kita menganggap ini bernoise. Jadi saya memilih nilai 1,3 kali, noise paling minim
tetapi sinyal dari Volume sudah cukup membuat lampu peak menyala.

Untuk low noise...


Penyebab noise ada di Op amp 1, apex audio malah menghilangkan stage ini. Bisa
juga step ini dijadikan buffer (jumper R5), penguatan sebesar 1 kali. Turunkan nilai R5 atau
naikkan nilai R4 dengan konsekuensi penguatannya menjadi kurang, tetapi tetap berada pada
nilai di atas 1 kali karena input mengambil jalur non-inverting, sehingga sinyal dapat & noise
berkurang. R4 bisa juga diganti dengan trimpot 10K dan kaki tengahnya masuk ke rangkaian
bass adjuster (resonansi bass).

C1 & C6 sebagai filter untuk mengurangi treble/frekuensi tinggi yang berlebihan atau sering
disebut pencegah osilasi. R6 sebenarnya adalah komponen opsional yang sedikit membantu
menyesuaikan impedansi sistem. R7 idealnya sama dengan R8 untuk mempermudah
memberikan nilai tanda gain pada panel potensio tone control. C2 dan C3 membentuk rangkaian
seri filter treble (high pass filter), nilainya semakin besar maka suara yang dilewatkan semakin
mid. C4 dan C5 dibantu dengan R9 & R10 membentuk low pass filter (filter bass), semakin besar
nilai C ini suara bass yang dilewatkan akan
semakin empuk/low (maksimal 47nF), semakin kecil nilai c ini maka sinyal bass yang
dilewatkan akan semakin dip (dig-dig, c4=c5=22nF). Nilai yang cocok untuk ini adalah 27-33nF,
bukan 47nF (tergantung selera). Pot 3 & pot 4 mengatur level treble & bass, semakin besar nilai
potensio ini semakin besar penguatannya (bass & treble-nya termasuk potensio volume). R11
menyesuaikan impedansi keluaran, sedangkan R12 dan led merah sebagai indikator Peak yang
menunjukkan kalau amplifier sudah diberi sinyal penuh.

Supply maksimum 15V. IC bisa TL074, tetapi dalam pendesainan PCB, IC ini bisa
diganti dengan 2x TL072/NE5532/4558.

Selamat bereksperimen!

sumber: www:elektronikakreatif.blogspot.com
Diposkan oleh Roy Mboten gondrong di 17:18 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2012 (14)
o ▼ Januari (14)
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
Mengenai Saya  Audio Kreatif
 Audio Kreatif
Roy Mboten gondrong
 Audio Kreatif
Lihat profil lengkapku
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif
 Audio Kreatif

Anda mungkin juga menyukai