A. Konverter AC-AC
A. Konverter AC-AC
Konverter AC-AC
suatu sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan sumber AC yang
disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang disediakan oleh
tersebut, biasanya kita menggunakan suatu rangkaian elektronika daya khusus, konverter
AC-AC. Konverter AC-AC yang paling dikenal adalah cycloconverter, yang mampu
induksi berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan
semen, aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas
lebih dari 20 MW. Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik
tenaga angin (PLTB) berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan
Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
yang paling canggih tentu konverter AC-DC switching. Disini akan dibahas secara
Secara umum rectification dilakukan dengan bantuan dioda bridge rectifier (dioda
jembatan penyearah) dan hal ini berlaku untuk sistem switching maupun linear
step-down dulu untuk menurunkan tegangan yang notabene menambah volume total
(default) langsung disearahkan menggunakan dioda bridge, jadi tanpa trafo step-down
Kemudian pada tahap filtering, konverter linear sedikit unggul karena tegangan
kerjanya yang rendah sehingga kebutuhan kapasitornya pun lebih kecil dimensinya,
harganya juga akan lebih murah. Pada konverter AC DC Switching karena bekerja
pada tegangan yang lebih tinggi maka dimensi kapasitornya juga membengkak. Tapi
trade-off nya, nilai kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan tidak terlalu besar, dari
beberapa literatur menyarankan hanya 1uF per Watt Output. Keluaran dari tahap ini
Pada tahapan terakhir yaitu regulating, disini terletak perbedaan yang paling
mencolok antara konverter switching dan linear… proses regulating pada konverter
1. Kapasitor Input
2. IC Regulator
3. Kapasitor Output
bekerja dengan baik, ripple tegangan yang rendah, dan murah dengan efisiensi
maksimum 50%.
2. Transistor switching
3. Rangkaian Snubber
5. Rangkaian Filter
6. Rangkaian Feedback
Kemudian dimana letak perbedaan topologi flyback atau forward? kedua topologi
inductor alias transformer semu. Biasanya pada coupled inductor akan ditemukan air-
Ditinjau dari segi biaya konstruksinya, transfomer flyback lebih murah dari
Secondary, Bias dan Reset ). Karena kontribusi biaya transformer merupakan yang
terbesar (30%), maka biaya produksi dari flyback akan lebih murah dari forward.
Untuk komponen poin 3 atau rangkaian snubber, pada rangkaian flyback sedikit
lebih kompleks (mahal) dari rangkaian snubber forward. Rangkaian snubber untuk
1. RC Snubber
2. RCD Snubber
Secara keseluruhan rangkaian snubber di atas bersifat lossy alias membuang energi
sebagai panas. Alternatif yang paling menarik adalah menggunakan TVS, karena bisa
menghemat tempat karena hanya satu komponen yang dibutuhkan, tetapi trade-off nya
komponen ini agak susah ditemukan di pasaran (mis. Glodok-Jakarta, Jaya Plaza-
Bandung). Cara termudah pesan online dari luar, tapi biaya pengirimannya juga
mahal.
cukup sebuah dioda saja dengan rating ultrafast rectifier. Snubber yang digunakan
juga bersifat energy conserving alias disimpan untuk dipergunakan pada sesi
C. Inverter DC / DC
Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu
beberapa bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik.
Sistem catu-daya modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan
mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem catu-daya
linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu daya mode pensaklaran adalah
konverter DC-DC.
listrik searah (DC) ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau
tegangan, atau dua-duanya. Ada lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-
Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi
rangkaian konverter DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru
konverter DC-DC dan juga di bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk
1. Penjelasan
tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak
Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi
dan yang tak terisolasi. Kata ’isolasi’ disini secara sederhana bermakna adanya
DC yang tak terisolasi dengan istilah direct converter, dan konverter yang
rendah. Seperti terlihat pada gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar
aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis
keluarannya.
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan
saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila
menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan
hanya ada satu saklar yang menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran
konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak
lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi,
turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter
keluaran konverter DC-DC. Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk
mendapatkan riak arus keluran konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor
(L) yang nilainya akan semakin kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran.
Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai maksimum apabila konverter
Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di tapis induktor pada saat
konverter DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis
disini adalah kondisi dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai
nol pada saat saklar OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar
terlihat bahwa arus yang mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus
keluaran. Pada kondisi ini, dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata
sebanding dengan 1/2 riak arus puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan
Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana
komponen utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika
saklar MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga
terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga
energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan keluaran dan
dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah mampu
diserikan dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada
arus sumber penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk
Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)
rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat
energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON energi di
induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti ini,
nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu
pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini
bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun
dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena
konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi.
Adapun yang perlu diperhatikan juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-
4. Topologi Cuk
Seperti halnya tipe buck-boost, konverter DC-DC topologi ini juga dapat
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil ataupun lebih besar daripada
sumber tegangan. Dengan tambahan induktor dan kapasitor pada sisi masukan,
membuat topologi ini menghasilkan riak arus yang lebih kecil daripada topologi
buck-boost.
5.Topologi Sepic
Konverter topologi ini adalah perbaikan dari topologi konverter DC-DC tipe cuk.
D. Inverter DC ke AC
Inverter adalah salah satu komponen penting catu daya yang berfungsi mengubah
definisi, rangkaian inverter ideal adalah inverter yang tidak menghasilkan riak di sisi
masukannya dan menghasilkan sinyal sinusoidal murni di sisi keluarannya, baik yang
inverter.
Ada banyak topologi inverter saat ini bergantung pada jumlah fasa tegangan
keluarannya (1-fasa, 3-fasa, dll), metoda pengaturan sinyal kontrol tegangan keluaran
persegi), menurut level tegangan keluaran, dll. Untuk memudahkan proses penulisan,
pada artikel kali dikhususkan untuk membahas topologi rangkaian inverter 1 fasa.
1. Penjelasan
cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan saklar pada tiap lengan inverter
sehingga mampu menghasilkan level tegangan keluaran positip dan negatif yang
berulang dengan frekuensi tertentu, seperti yang ditunjukan oleh gambar 3, 4, dan
5 secara berurutan. Dari gambar terlihat bahwa dengan menambah jumlah level
sinusoidal. Jumlah level tegangan keluaran ini dapat diperoleh dengan teknik
teknik penyaklaran PWM akan dibahas lebih detail juga pada artikel terpisah.