Anda di halaman 1dari 8

PENGAPLIKASIAN POWER SUPPLY

Makalah Mengenai Pengaplikasian Power Supply

Disusun Oleh:
Dodik Romanto (1110121008)
Wahyu Pratama (1110121019)
Ahmad Hasyim A. (1110121025)

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


SURABAYA, INDONESIA
2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul "pengaplikasian power supply". Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah elektronika industry.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas
dukungan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua

Surabaya, 9 Juni 2014


Dodik Romanto
Wahyu Pratama
Ahmad Hasyim
Daftar Isi
Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Power supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu
menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan
listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk
penghantar tegangan listrik secara langsung kepada komponen-komponen atau
perangkat keras lainnya. Salah satunya digunakan sebagai sumber tegangan yang
digunakan untuk penge-las-an (power supply welding).
Secara garis besar, power supply dibagi menjadi dua macam, yaitupower supply
tak distabilkan dan power supply distabilkan.
Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling
sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maaupun arus keluaran dari
pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan
masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan
pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan.
Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk
mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu
mekanisme loloh balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari
variasi tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung. Ada dua jenis
kalang yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara lain:

 Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan. Cara
kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC
lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian
disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian
akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus tegangan sehingga tegangan
DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak terlalu bergelombang. Selain
menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini dapat
menggunakan regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan lebih
baik daripada rangkaian yang menggunakan diode. Pencatu daya jenis ini
biasanya dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt
dengan arus antara 0 - 10 Ampere.

 Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang berbeda
dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam
rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan
bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan
menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini
jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz.
Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar tegangan dan
arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Agar mahasiswa mengetahui penggunaan atau pengaplikasian dari power
supply.
Manfaat :
Memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang penggunaan
power supply
PENGERTIAN LAS LISTRIK
LAS LISTRIK
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam
yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan
memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las.
Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah
menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk
besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan
dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan
dalam berbagai pengelasan komersil

Jenis-jenis mesin las busur listrik


Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan
pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam.

Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)

Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber
tenaga dalam proses pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber
pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan.

Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya
tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan
tegangan. Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut
transformator atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah
jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini
disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik listrik PLN maupun listrik dari sumber
yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi, padahal kebutuhan tegangan yang
dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt.
Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar.
Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar,
karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk
menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan
las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar
pula, dan sebaliknya.

Mesin las arus searah (Mesin DC)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus
searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo
dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak
yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya
memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau
rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).
Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai
beberapa keuntungan, antara lain:

1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,

2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC,

3. Tingkat kebisingan lebih rendah,

4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus
searah.

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin
las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan
listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk
relatif kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang
tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian
mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh
prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-
gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau
nyala busur listrik lemah.

Mesin las ganda (Mesin AC-DC)

Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu
fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil
dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah
diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus
searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus
dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan
yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering
digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang
bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai