Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“MATERI MODEL KONSEP JEAN WATSON”

DisusunOleh

Kelompok II

1. Angga Arinda Tri Murti Nugroho


2. Fatah Kolison
3. Jumiran
4. Monica Putri
5. Pradjnya Paramita Putri Nariswari
6. Rahayu Sri Wuryandari
7. Rani Putri Yuniati
8. Sri Lestari
9. TeoAji Prasetyo

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan
ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya
mencoba memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan menurut Jean Watson?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep Dasar Keperawatan
2. Mengetahui Konsep Dasar Keperawatan Jean Watson
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan


Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal
di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of
Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan
psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-
kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam
psikologi pendidikan dan konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang
Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua
Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri
Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy
of Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah
menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia,
yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan
Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and
Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam “nursing: Human
Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa
fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat
untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar
belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang
kokoh bagi science of caring.

B. Konsep Keperawatan menurut Jean Watson


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. “human science of person and human
health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic,
and ethical human are transaction”. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan
seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia


adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human
science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan
adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi
humanistic dan system nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-
nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan
kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

C. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam
hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga
diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang
maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan
interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa
caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar
manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah
(lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu
upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi,
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksualitas; kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal
(kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik
fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
D. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal
caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang
kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara
diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
Perawat.

E. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan


Nilai- nilai yang mendasari konsep caring menurut jean watson dalam 4 (empat)
bagian, yaitu:
1. Konsep tentang Kemanusiaan (Human Beeing)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya.Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil,
maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.
2. Konsep tentang Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental ,dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Konsep tentang Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan
bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap
lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang
lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi
diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.
4. Konsep tentang Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu
asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan
sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui
kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

F. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih
dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan
manusia.Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-
langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam
dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengindikasikan adanya keterkaitan dengan
adanya penelitian dalam proses keperawatan).
1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan
yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan
factor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana
asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin
akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada
studi pemecahan masalah.

G. Penerapan Teori Watson Dalam Kasus Di Rumah Sakit


Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan
proses keperawatan berdasarkan teori Watson.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat
sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan
lemah dan muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di
rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari
bekerja sebagai pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik.
Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk
rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37
derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit
140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada
menunjukkan adanya TB paru. Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus
Ny. S adalah : Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih
rendah (Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya?Apakah tinggi badan, berat badan,
hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal?Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk
mempertahankan kondisi tubuh yang normal?Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny.
S normal? Kebutuhan derajat lebih rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S
positif?Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya?apakah
evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal?Bagaimana kehidupan seksualitasnya?
Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan sesama
memuaskan?Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?Apakah
lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?Apakah dia merasa dicintai dan
mencintai? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S
tentang dirinya?Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai
tujuannya? Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekret yang tebal dan kental, usaha batuk efektif lemah. Perencanaan dan
Implementasi Penggunaaan faktor karatif Membangun lingkungan caring melalui
Pemahaman empatik. Membangun hubungan saling melalui mendorong ekspresi.
DAFTAR PUSTAKA
https://tillapranata.wordpress.com/2014/09/24/teori-watson-keperawatan-dasar-1/
https://ilper.wordpress.com/2012/04/19/keperawantan-jean-watson/

Anda mungkin juga menyukai