Anda di halaman 1dari 29

METHODOLOGY FOR PARTISIPATORY ASSESSMENT

PARTISIPATORY HYGIENE AND SANITATION TRANSFORMATION


( MPA – PHAST)

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat perlu adanya
peningkatankualitas lingkungan dan perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik. Untuk
maksud tersebut telah banyak dilakukan berbagai macam cara pendekatan yang berorentasi
pada pemberdayaan masyarakat. Salah satu cara yang sampai saat ini dinilai cukup berhasil
adalah dengan “Pendekatan Partisipatori”. Pendekatan atau metode partisipatori dapat
menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab atas keputusan yang dibuat
oleh kelompok masyarakat.
Di dalam proses ini mereka mencoba untuk mengambil keputusan dengan mudah dan
senang. Peserta dalam kelompok dapat saling belajar dan menghargai pengetahuan dan
pendaPat orang lain. Tidak ada dominasi seseorang yang mempengaruhi keputusan. Semua
anggota masyarakat baik tua muda, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin,
berpendidikan tinggi atau rendah, semua berperan serta, bermusyawarah untuk mengambil
keputusan. Dalam proses ini seseorang yang biasa pasif, malu dan takut mengeluarkan
pendapat, setelah mengikuti kegiatan ini mau menyampaikan pendapat karena tahu masalah
yang dibicarakan adalah masalahnya, bukan masalah orang lain.
Pedoman ini dirancanguntuk membekali “fasilitator” yang bekerja di masyarakat dalam
melaksanakan pendekatan partisipatori. Panduan ini merupakan penyederhanaan dari
pedoman-pedoman yang ada, termasuk 17 kegiatan yang tercantum dalam pedoman ini.
Setiap kegiatan berisi tujuan, kebutuhan waktu, metoda, peserta, media, proses dan catatan
bilamana diperlukan.

II. HAL-HAL PENTING UNTUK DIKETAHUI

A. Persiapan Sebelum Mulai Kerja Di Masyarakat

Sebelum bekerja di masyarakat perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut


1. Membaca pedoman ini dengan seksama sehingga memahami tujuan dan hasil yang
diharapkan untuk setiap kegiatan.
2. Kumpulan semua bahan dan peralatan yang diperlukan dan lakukan pengecekan
ulang. Gambar-gambar yang dapat dilihat jelas perlu disiapkan, sesuai dengan kondisi

1
dan situasi daerah. Jadi tidak harus menggunakan gambar yang ada pada pedoman
ini.
3. Bila masih ragu-ragu, lakukan latihan dengan kawan-kawan sendiri atau anggota
keluarga sampai yakin kita dapat melakukan dengan benar.

B. Kelompok Sasaran

Untuk metode partisipatori digunakan terhadap peserta sekitar 15 – 30 orang, yang


terbagi dalam kelompok kecil, sebaiknya 5 – 8 orang per kelompok. Jadi untuk menangani
suatu desa yang pendudukannya banyak perlu dibagi dalam beberapa kelompok.
Tergantung tenaga, sarana dan waktu yang tersedia pembagian kelompok itu dapat
direncanakan. Apabila dibentuk beberapa kelompok perlu direncanakan bagaimana
menggabungkan hasil pemetaan/diskusi kelompok/musyawarah sehingga menghasilkan
satu rencana desa.
Yang penting diperhatikan pula adalah kehadiran, keterlibatan secara aktif sebagai
perempuan dan dalam pengambilan keputusan terwakili suaranya, yang selama
terabaikan. Selain itu juga adanya wakil dari tua/muda, kaya/miskin, dan lain-lainyang
mewakili masyarakat setempat/masyarakat sasaran. Agar setiap orang dapat berinteraksi
dengan baik hendaknya peserta duduknya melingkar.

C. Urutan Kegiatan

Urutan kegiatan yang tercantum dalam pedoman ini telah disusun secara
sistimatis. Mulai dari identifikasi masalah, analisa masalah, perencanaan untuk
pemecahan masalah, pemilihan opsi, rencana pembangunan sarana, perubahan perilaku,
rencana pemantauan dan penilaian. Dari pengalaman waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh kegiatan tersebut sangat bervariasi dari 2 minggu sampai 6 bulan.
Waktu yang tertera pada pedoman ini hanyalah perkiraan, apabila dilakukan secara
intensif maka kegiatan dapat dipercepat.

Mulailah setiap sesi baru dengan menghangatkan suasana. Bila kelompok tampak
lelah atau bosan atau bila waktu mendesak, adakan waktu untuk istirahat dan diskusikan
waktu untuk melanjutkannya. Bila ada tenggang waktu istirahat lama (lebih dari 2 jam)
yakinkan bahwa kelompok masih ingat akan apa-apa yang telah dibahas dan hasilnya.
Bila telah berpengalaman dan yakin tujuan dapat dicapai, kita dapat melakukan

2
perubahan urutan kegiatan atau menghilangkan atau menambah kegiatan sesuai dengan
keadaan.

Kelompok hendaknya menyimpan catatan-catatan atas temuan-temuannya dan


keputusan-keputusannya seperti pada peta maupun catatan-catatan lain. Dalam hal ini
dapat disepakati seorang pencatat sukarela yang dipandang dapat melakukan tugasnya
dengan baik. Catatan tersebut harus selalu dibawa setiap pertemuan.

D. Fasilitator Yang Baik

Yang perlu diingatkan sebagai seorang fasilitator adalah bahwa seorang fasilitator
bukanlah seorang guru.
Seorang fasilitator tidak boleh :
1. Mengarahkan kelompok.
2. Memberikan informasi melainkan memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menemukan informasi sendiri.
3. Memberi saran apa yang kelompok harus kerjakan.
4. Membuat asumsi tentang respon yang benar pada suatu kegiatan.
5. Mengadakan koreksi kepada kelompok.
Kecuali dalam fase analisis atau perencanaan, bila kelompok dengan jelas minta
informasi teknis agar diskusi dapat terus maju, informasi dapat diberikan.
Jangan sekali-kali merendahkan potensi peserta dalam kelompok. Berilah selalu
kesempatan agar mereka bangga akan keberadaannya, pemikirannya, penyampaiannya,
permasalahannya, dan sebagainya. Sebagai fasilitator bukanlah pemimpin dari kelompok
yang mengarahkan pemikiran kelompok. Sebagai fasilitator hendaknya dapat membantu
mempermudah bagi kelompok untuk lebih mengetahui keadaan/permasalahannya dan
membantu mempermudah membuat keputusan-keputusan untuk meningkatkan
keadaan/memecahkan masalah-masalah tersebut.

E. Pemberitahuan Formal

Memberitahukan kepada perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat tentang


maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.

3
F. Lain-Lain

1. Semua anggota kelompok termasuk fasilitator adalah sederajat. Informasi harus


mengalir dari semua arah, menjadi pendengar yang baik adalah sangat penting.
2. Semua jawaban benar, tak ada satu jawaban yang paling benar. Dan tak ada yang
salah. Kegaiatan-kegiatan dalam pendekatan partisipatori ini selalu terbuka. Artinya
tidak ada jawaban atau hasil yang paling benar. Keputusan-keputusan yang dibuat
oleh kelompok merefleksikan apa yang benar untuk kelompok dan disiapkan untuk
dipertanggungjawabkan.
3. Buatlah suasana selalu menyenangkan dan santai sepanjang proses. Banyak
permainan tradisional atau nyanyian-nyanyian yang dapat mempertahankan
semangat kelompok.
4. Usahakan dengan berbagai cara agar dalam kelompok tidak ada yang ingin
mendominasi pembicaraan/pembuatan keputusan, misalnya ada orang yang
mendominasi maka kepada orang tersebut dapat diberi tugas-tugas khusus, diajak
kegiatan lain dsb.

III. KEGIATAN DALAM PROSES PATISIPATORI

LANGKAH KEGIATAN ALAT


1. Bina Suasana 1. Menyampaikan Maksud dan 1. Verbal
Tujuan
2. Perkenalan 2. Verbal

3. Pencairan suasana 3. Aneka permainan

2. Klasifikasi Identifikasi tingkat 1. FGD


Kesejahteraan kesejahteraan/ekonomi 2. Kertas Flipchart,
menurut masyarakat 3. Spidol,
4. 100 biji-bijian/kerikil

3. Pengenalan 1. Cerita-Cerita Rakyat 1. Seri Gambar Ceritra


Permasalahan Rakyat 1.(A.1.1 s/d
1.A.1.12) = 12 gambar
2. Masalah Kesehatan 1. Seri Gambar Tempat
Masyarakat Pengobatan (2.A.2.a.1
s/d 2.A.2.a.8) = 8 gambar
2. Seri Gambar Petugas
Pemberi Layanan
Kesehatan (3.A.2.b.1 s/d
3.A.2.b.5) = 5 gambar

4
3. Seri Gambar Pencari
Pengobatan (4.A.2.a.1
s/d 4.A.2.a.8) = 8 gambar
4. Analisis 1. Pemetaan Air Bersih Dan 1. Pemetaan Masyarakat
Permasalahan Kesehatan Lingkungan Di
Masyarakat
2. Penelusuran Wilayah 2. Peta Masyarakat
3. Pemahaman Sarana Air 3. Seri gambar Sarana Air
Bersih dan Sanitasi Yang Bersih dan Sanitasi
Baik dan Buruk yang Sehat dan Tidak
Sehat (6.B.2.1 s/d
6.B.2.30) = 30 gambar
4. Pemahaman Perilaku 4. Seri Gambar Perilaku
Kesehatan Yang Baik Dan kesehatan yang baik
Buruk dan yang buruk (5.B.1.1
s/d 5.B.1.20) = 20
gambar
5. Identifikasi Pengguna Air, 5.a. Seri Gambar Penguna
menurut sarana Air yang Air (7.B.3.a.1 s/d
digunakan 7.B.3.a.8) = 8 gambar
5.b. Seri Gambar Identifkasi
pengguna air menurut
kelompok umur
(8.B.3.b.1 s/d
8.B.3.b.8) = 8 gambar
6. Identifikasi Beberapa 6.a. Seri Gambar
Penyakit Identifikasi Beberapa
Penyakit (9.B.4.a.1 s/d
9.B.4.a.12) = 12
gambar
6.b. Seri Gambar Orang
menurut Kelompok
Umur (10.B.4.b.1 s/d
10.B.4.b.8) = 8 gambar
7. Cara Penyebaran Penyakit 7.a. Seri Gambar Penyakit
Diare (11.B.5.a.1 s/d
11.B.5.a.11) = 11
gambar
7.b. Seri Gambar Penyakit
Demam Berdarah
(12.B.5.b.1 s/d
12.B.5.b.8) = 8 gambar
7.c. Seri GAmbar Penyakit
Cacingan (13.B.5.c.1
s/d 13.B.5.c.7) = 7
gambar
7.d. Seri Gambar Stunting
(14.B.5.d.1 s/d 14.
B.5.d.8) = 8 gambar
7.e. Seri Gambar Penyakit
Kulit ( 15.B.5.e.1 s/d
15.B.5.e.7) = 7 gambar

5
5. Perencanaan 1. Memutus Penularan 1. Seri Gambar
Pemecahan Masalah Penyakit Pencegahan Penyakit
(16.C.1 s/d 16.C.20)
2. Memilih Cara Memutus 2. Tabel “Mudah” Dan
Penularan Penyakit “Manfaat”
3. Pembagian tugas laki-laki 3. Seri Gambar
dan perempuan Pembagian Tugas Laki-
Laki dan Perempuan
(17.C.2.1 s/d 17.C.2.45)
= 45 gambar
6. Pemilihan Opsi 1. Pemilihan Pembangunan 1. Pilihan Cara Sanitasi
Pemecahan Masalah Sarana Sanitasi
2. Memilih Perilaku Yang 2. 3 (Tiga) Pilihan Kartu
Baik
7. Perencanaan Sarana 1. Perencanaan Ke Arah 1. Poster Pertanyaan
Baru Dan Perubahan Perubahan
Perilaku 2. Perencanaan Pembagian 2. Poster Perencanaan
Tugas
3. Mengetahui Darimana 3. Kotak Permasalahan
Datangnya Kegagalan
8. Perencanaan Persiapan Menuju Diagram Monitoring
Monitoring Dan Pemeriksaan Kemajuan
Evaluasi
9. Evaluasi Partisipatif Pemeriksaan Tingkat Berbagai Pilihan Alat
Kemajuan

A. Perkenalan Dengan Masyarakat


1. Tujuan : Tercapainya suasana akrab antara fasilitator dengan masyarakat
sasaran dengan harapan masyarakat mau dan berani menyampaikan pendapat.
2. Waktu : 30 menit.
3. Peserta : Warga kelompok masyarakat yang mewakili.
4. Metode : Pencairan suasana
5. Media : Aneka media pencairan suasana yang dapat digunakan sesuai
dengan kondisi, kebutuhan dan waktu yang tersedia.

Proses :
1. Fasilitator membuka perkenalan
2. Fasilitator memperkenalkan diri dilanjutkan peserta/masyarakat dengan
menyebutkan nama, alamat, hobi, status, pekerjaan dan lain-lain.
3. Fasilitator memberikan media pencairan suasana.
4. Fasilitator menutup acara dilanjutkan dengan cara menyimpulkan manfaat acara tadi
serta kegiatan berikutnya.

6
B. Klasifikasi Kesejahteraan

1. Tujuan :
a. Diperoleh kesepakatan tentang klasifikasi dan kriteria serta persentase ke dalam
kategori sosial ekonomi (misalnya: kaya, menengah, miskin, atau sejahtera,
sedang, pra sejahtera, atau lain-lain sesuai istilah yang dipilih kelompok diskusi).
b. Hasil klasifikasi ini digunakan untuk rencana pembentukan kelompok yang terlibat
dalam diskusi kelompok selanjutnya, melihat akses keluarga kaya/miskin terhadap
sarana air bersih dan sanitasi (SABS), untuk pertimbangan partisipasi di bidang
SABS, dan lain-lain.
2. Waktu : 45 menit
3. Peserta : Warga yang mewakili kelompok masyarakat.
4. Metode : Diskusi, menggambar dan bermain benih/biji-bijian atau kerikil
5. Media : Kertas gambar/flipchart, spidol, 100 benih atau kerikil.

Proses :
1. Fasilitator mendiskusikan lebih dulu keadaan desa secara umum hasil desa yang
utama, misalnya beberapa kali panen tiap tahun dan sebagainya.
2. Diskusikan dengan peserta, tentang bagaimana membedakan keadaan
kesejahteraan keluarga dalam desa/wilayah mereka. Jenis tingkatan atau kategori
yang disepakati dicatat (misal ada 3 jenis: kaya, menengah, miskin).
3. Bagilah kelompok menjadi 3 kelompok kecil dan berilah mereka tugas menggambar
dan membuat kriteria. Satu kelompok menggambar keluarga kaya dan membuat
kriterianya, satu kelompok menggambar keluarga miskin dan membuat kriterianya
dan satu kelompok lagi membuat gambar keluarga menengah dan kriterianya.
Sediakan untuk itu semua kertas gambar/flipchart dan spidol.
4. Mintalah semua kelompok menyajikan hasil diskusinya untuk didiskusikan dan
disepakati bersama dan hasilnya dicatat.
5. Mintalah kelompok diskusi untuk mendistribusikan 100 benih/kerikil kedalam tiga
kategori tersebut. Bila telah selesai dapat dihitung persentasenya.
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari atau disepakati dari
permainan ini.
7. Lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

7
C. Pemetaan

1. Tujuan :
a. Mempelajari keadaan umum masyarakat khususnya di bidang sarana air bersih
dan sanitasi (SABS).
b. Mempelajari akses keluarga terhadap SABS berdasarkan klasifikasi kesejahteraan
(miskin, kaya, menengah).
2. Waktu : 180 menit.
3. Peserta : Warga yang mewakili kelompok masyarakat.
4. Metode : Mengambar peta.
5. Media : Kertas clipchart, spidol, pensil, gunting, lem, kertas berwarna.

Proses :
1. Diskusikan dengan peserta (laki dan perempuan) mengenai rencana pemetaan ini.
2. Untuk desa yang besar atau luas wilayahnya, pembuatan peta dapat terdiri dari
beberapa bagian wilayah desa. Dengan demikian kelompok-kelompok dan wakil
masyarakat perlu dibentuk dan masing-masing kelompok inilah yang akanmemebuat
peta wilayah. Peta desa akan merupakan gabungan dari peta-peta wilayah tersebut.
3. Kepada kelompok, jelaskan tujuan kegiatan pemetaan ini. Mulailah diskusi dengan
ukuran peta dan legenda yang akan dimasukan dalam peta seperti batas RW/RT,
jalan, gang, rumah keuarga kaya/miskin, hutan, ladang, sekolah, mesjid, gereja,
tempat ibadah yang lain, sumber air minum, jamban, dll.
4. Mintalah kelompok untuk mulai membuat peta wilayah yang telah disepakati pada
kertas gambar yang disediakan. Mintalah pula sebagaian anggota kelompok untuk
membuat simbol-simbol legenda misalnya dengan guntingan kertas berwarna yang
berlainan bentuk untuk tiap jenis bangunan/sarana.
5. Bila pembuatan peta telah selesai simpanlah peta tersebut untuk dipergunakan pada
kegiatan-kegiatan berikutnya.
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari atau disepakati dari
permainan ini.
7. Lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Informasi minimal yang diharapkan dari peta :


1. Jumlah, jenis dan lokasi semua sumber air yang ada, termasuk yang tidak berfungsi
sepanjang tahun (kering) dan pelayanan terputus-putus (perpipaan).
2. Akses semua rumah tangga terhadap sarana air bersih dan sanitasi serta rumah
tangga yang tidak punya akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi.

8
3. Jumlah jenis dan lokasi semua sarana sanitasi.
4. Distribusi rumah tangga sesuai dengan klasifikasi kesejahteraan.

Catatan Fasilitator :
1. Kegiatan kegiatan Klasifikasi kesejahteraan dan Pemetaan tidak harus selalu
berurutan.
2. Kegiatan pemetaan ini bukan hanya untuk identifikasi sarana air bersih dan sanitasi
tetapi dapat juga digunakan untuk identifikasi permasalahan lainnya di masyarakat.

D. Penelusuran Wilayah (Transect Walk)


1. Tujuan :
a. Memperoleh data/informasi langsung di lapangan terutama yang terkait dengan
aspek teknis SABS dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
b. Koreksi hasil pemetaan.
2. Waktu : 120 menit.
3. Peserta : Warga yang mewakili masyarakat setempat (laki-laki dan perempuan).
4. Metode : Observasi, wawancara dan diskusi.
5. Media : Peta, buku catatan, pensil.

Proses :
1. Mintalah peserta membuat rencana pelaksanaan penelusuran desa berdasarkan
hasil pemetaan yang meliputi antara lain :
a. Melihat SABS/sumber air yang akan di kunjungi termasuk kualitas fisik air, akses
masyarakat terhadap sumber air, dll.
b. Wawancara tentang PHBS dari keluarga yang ditemui.
c. Lain-lain yang terkait dengan SABS dan PHBS serta penyakit yang menonjol.

2. Mintalah peserta melaksanakan penelusuran desa sesuai rencana pada waktu yang
tepat untuk memperoleh data/informasi maksimal. Mintalah mencatat semuatemuan
selengkap mungkin untuk tiap titik observasi/wawancara, demikian pula fasilitator
juga harus mencatat hasil observasi/wawancara yang ditemukan.
3. Adakan diskusi untuk melengkapai atau memperbaiki data hasil pemetaan dan hal-
hal lain yang bermanfaat untuk kegiatan selanjutnya.
4. Lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

9
E. Pemahaman Sarana Air Bersih Dan Sanitasi

1. Tujuan :
a. Peserta mampu memahami sarana air bersih dan sanitasi yang memenuhi syarat
dan tidak memenuhi syarat.
b. Peserta mampu mengidentifikasi masalah sarana air bersih dan sanitasi di
desanya.
2. Waktu : 30 menit.
3. Peserta : Warga yang mewakili kelompok masyarakat.
4. Metode : Diskusi kelompok.
5. Media : Seri gambar sarana air bersih dan sanitasi yang sehat dan tidak sehat (SABS)
Proses :
1. Mintalah kepada peserta untuk membentuk beberapa kelompok kecil sesuai dengan
kebutuhan (misalnya 5 – 8 orang)
2. Bagikan kepada masing-masing kelompok satu set gambar (contoh kode Gb. S.5.1 –
S.5.30) untuk dipelajari.
3. Mintalah pada peserta untuk mengelompokkan gambar-gambar tersebut ke dalam
tiga kategori :
- “Sehat” yaitu yang diperkirakan memperlihatkan gambar sarana yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
- “Tak Sehat” yaitu yang diperkirakan memperlihatkan gambar sarana yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan.
- “Diantaranya” yaitu yang diperkirakan memperlihatkan gambar yang
meragukan, tidak sehat atau sehat.
4. Setelah diskusi selesai mintalah tiap kelompok menyajikan hasilnya (sediakan waktu
untuk tanya jawab).
5. Minta kepada peserta mengidentifikasi masalah sarana (sehat dan tidak sehat) yang
pada umumnya terdapat diwilayahnya.
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari atau disepakati dari
kegiatan ini.
7. Lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Catatan Fasilitator :
1. Hasil identifikasi masalah sarana air bersih dapat digunakan untuk penyempurnaan
menggambar peta.
2. Fasilitator harus mengetahui/memahami persyaratan sehat dan berbagai sarana air
bersih dan sanitasi.

10
F. Identifikasi Penggunaan Air

1. Tujuan :
a. Peserta mampu mengidentifikasi sumber air yang digunakan.
b. Peserta mampu mengidentifikasi penggunaan sumber air.
2. Waktu : 60 menit.
3. Peserta : Wakil-wakil masyarakat setempat (laki dan perempuan, tua dan
muda).
4. Metode : Permainan “kantong suara” (amplop).
5. Media/bahan : Seri gambar identifikasi pengguna air
Proses :
1. Jelaskan bahwa kali ini kita akan mencoba mengumpulkan informasi tentang
kebiasaan masyarakat menggunakan air sehari-hari dengan kantong suara (amplop).
2. Tunjukan gambar-gambar sumber air yang ada di masyarakat apabila disepakati
gambar-gambar tersebut ada di desa maka tempelkan berurutan kebawah. (Lihat
cotoh Gb G.6.11)
3. Berilah penjelasan bagaimana cara masing-masing mengisi “kantong suara”
(amplop). Misalnya kegiatan penggunaan air yang dicatat adalah : (1) mandi, (2) sikat
gigi, (3) minum, (4) cuci tangan, (5) cuci piring, (6) memasak. Maka berilah kepada
masing-masing peserta paling sedikit enam buah potongan kertas berwarna.
Misalnya sumber air yang digunakan adalah (1) sungai, (2) sumur gali, (3) sumur
pompa tangan, (4) perlindungan mata air, (5) penampungan air hujan, (6) sistem
perpipaan.
4. Cara pengisiannya adalah bila seseorang biasa mandi di sungai, potongan kertas
warna dimasukkan pada baris mandi dan kolom sungai, dst. Kebiasaan disini dapat
diartikan paling sering digunakan.
5. Mintalah kepada para peserta melakukan permainan ini. Setelah semua memberikan
“suaranya” hitunglah isi setiap kantong dan catat hasil serta adakan diskusi
mengenai antara lain :
- perilaku mengambil air dari sungai.
- sumber air minum.
- faktor-faktor apa yang mempengaruhi kebiasaan tersebut.
- apa ada saran merubah perilaku yang baik.
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari permainan ini.
7. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
Kantong Suara ( Amplop )
Sumber dan Penggunaan Air

11
SUMBER AIR SUMUR
SUMUR
SUNGAI POMPA PMA PAH PERPIPAAN
AIR UNTUK GALI
TANGAN
Mandi 1.
Sikat Gigi
Minum
Cuci Tangan
Cuci Piring
Memasak

G. Identifikasi Perilaku Buang Air Besar

1. Tujuan : a. Peserta mampu mengidentifikasikan kebiasaan masyarakat


dalam buang air besar
b. Peserta memahami bahwa persoalan buang air besar yang tidak
memenuhi syarat merupakan masalah yang harus ditangani.
2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Anggota masyarakat setempat ( laki dan perempuan, tua dan muda
)
4. Medote : Permainan “Kantong Suara “ (amplop)
5. Media/Bahan : - Kain / papan “ Kantong Suara “ (amplop)
- Gambar – gambar perilaku buang air besar
- Gambar – gambar orang
- Kertas kosong spidol, amplop/kantong suara

Proses :
1. Jelaskan bahwa kali ini kita akan mencoba mengumpulkan informasi tentang
kebiasaan masyarakat buang air besar dengan kantong suara (amplop)
2. Tunjukan gambar-gambar cara masyarakat membuang air besar.
3. Apabila disepakati gambar-gambar dapat ditempel pada papan/kain “kantong suara”
pada bagian/baris paling atas Gambar dapat ditambah sesuai dengan keadaan
setempat.
4. Jika peserta yang datang mewakili seluruh kelompok masyarakat (laki-laki/perempuan
dewasa,kakek, nenek, remaja, laki-laki/perempuan balita dan bayi) maka masing-
masing mewakili dirinya sendiri jika peserta yang datang tidak mewakili kelompok
diatas maka mereka memberikan suaranya mewakili keluarga.

12
5. Berilah contoh bagaimana mengisi “kantong suara” misalnya gambar yang telah dipilih
adalah BAB di jamban, BAB disungai, BAB di halaman dan BAB di kebun, ambilah
potongan kertas yang menggambarkan perlaku dirinya sendiri atau perilaku anggota
keluarga.
6. Untuk mengisi baris bayi dan balita dengan menanyakan kepada ibu yang mempunyai
bayi dan balita dengan mengisi seperti tersebut diatas.
7. Mintalah kepada peserta melaksanakan permainan tersebut, setelah semua
memberikan suaranya hitunglah isi setiap kantong dan catat hasilnya.
8. Adakan diskusi mengenai (misalnya) dimana buang air besar paling banyak, mengapa
hal tersebut terjadi, apa terdapat pilihan lain yang lebih ?
9. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan
tersebut.
10. Lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
Kantung Suara ( Amplop )
Perilaku Buang Air Besar
BAB di
Siapa Jamban Sungai Halaman Kebun

Kakek

Nenek
Laki-laki
dewasa
Perempuan
Dewasa
Remaja
Laki – laki
Remaja
Perempuan

Balita

Bayi

H. Pemahaman Perilaku Sehat Dan Tidak Sehat

1. Tujuan : Peserta mampu memahami perilaku sehat dan tidak sehat


terutama yang terkait dengan air dan sanitasi

13
2. Waktu : 30 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili kelompok masyarakat
4. Medote : Diskusi kelompok
5. Media/Bahan : Seri gambar perilaku kesehatan yang baik dan buruk

Proses :
1. Mintalah kepada peserta untuk membentuk beberapa kelompok kecil sesuai dengan
kebutuhan ( misalnya 5 – 8 orang )
2. Bagikan kepada masing-masing kelompok satu set seri gambar perilaku kesehatan
yang baik dan buruk.
3. Mintalah kepada peserta untuk mengelompokan gambar-gambar tersebut ke dalam
tiga kategori :
- “Baik” yaitu yang diperkirakan memperlihatkan kegiatan yang baik untuk
kesehatan
- “Buruk“ yaitu yang diperkirakan memperlihatkan kegiatan yang buruk untuk
kesehatan
- “Diantaranya” yaitu menunjukan kegiatan yang mungkin bias baik atau buruk
untuk kesehatan atau meragukan.
4. Setelah diskusi, mintalah setiap kelompokmenyajikan hasilnya (sediakan waktu untuk
tanya jawab).
5. Mintalah kepada masing-masing kelompok mengidentifikasi perilaku mana yang
umumnya banyak dilakukan oleh masyarakat setempat
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini
7. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya

I. Idenfitifikasi Penyakit

1. Tujuan : a. Peserta mengetahui beberapa jenis penyakit yang berhubungan


dengan lingkungan
b. Peserta mampu memahami pola penyebaran penyakit
2. Waktu : 90 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Permainan 100 benih/biji-bijian/kerikil
5. Media/Bahan : - Gambar orang sakit diare/muntaber
- Gambar orang sakit kecacingan
- Gambar orang sakit kulit

14
- Gambar orang sakit mata
- Gambar orang malaria
- Gambar orang sakit demam berdarah
- Gambar Bayi
- Gambar Balita
- Gambar Remaja laki dan perempuan
- Gambar Dewasa laki dan perempuan
- Gambar Kakek dan Nenek
- 100 buah biji – bijian/benih/kerikil
- Kertas kosong, spidol

Proses :
1. Tunjukan kepada peserta gambar-gambar orang sakit satu persatu dan tanyakan
pada peserta apakah arti gambar tersebut.
2. Tanyakan pada peserta apakah terdapat orang sakit 6 bulan terakhir di desa ini
seperti gambar tersebut. Bila ada maka letakkan gambar-gambar orang sakit tersebut
di lantai.
3. Letakkan 100 buah biji-bijian/benih/kerikil yang telah disediakan dihadapan peserta
dan mintalah kepada mereka membagi biji-bijian tersebut untuk tiap jenis penyakit
sesuai proporsi yang disepakati. Maka akan dapat diketahui jenis penyakit apa yang
paling banyak terjadi. Bila dihitung jumlah bijinya akan menunjukan prosentase dari
penyakit tersebut.
4. Lanjutkan dengan permainan kedua, yaitu untuk mengetahui penyebaran tiap jenis
penyakit pada golongan umur mulai bayi, balita, remaja dan dewasa
5. Mulailah dengan penyakit yang paling tinggi prosentasinya. Berikan kembali 100 biji-
bijian tersebut dan mintalah kepada tiap golongan umur mulai dari bayi sampai
dewasa.
6. Dengan cara ini dapat diperoleh gambaran pola penyakit tertentu menurut golongan
umur. Hasil ini dicatat dan disimpan untuk kegiatan berikutnya.
7. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini.
8. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
J. Cara Penularan Penyakit

15
1. Tujuan : Peserta mampu menjelaskan beberapa cara penularan penyakit
yang sering terjadi di desa
2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi dengan menggunakan gambar seri cara penularan
penyakit
5. Media/Bahan : Gambar seri penularan penyakit :
1. Gambar Seri Penyakit Diare
2. Gambar Seri Penyakit Kulit
3. Gambar Seri Penyakit Kecacingan
4. Gambar Seri Penyakit DHF
5. Gambar Seri penyakit Malaria

Proses :
1. Bila peserta terlalu banyak, bagilah menjadi beberapa kelompok kecil sesuai
kebutuhan ( sekitar 5 – 8 orang )
2. Berilah setiap kelompok satu set gambar penularan penyakit yang sama dan berilah
tugas untuk menyusun gambar dan anak pernah menjadi alur penularan penyakit.
3. Selanjutnya setiap kelompok diberi beberapa set gambar penularan penyakit untuk
didiskusikan dan dibahas oleh peserta. Pembahasan dilaksanakan secara bertahap
(diare dan seterusnya sesuai dengan jenis penularan penyakit) Tugas kelompok
adalah menyusun gambar gambar menjadi alur penularan penyakit . Kelompok yang
lain diminta untuk memberi komentar.
4. Diskusikan kesamaan dan perbedaan hasil kerja kelompok. Diskusikan pula masalah
yang menyebabkan masyarakat berisiko kena diare.
5. Catat semua hasil diskusi dan simpan untuk kegiatan selanjutnya.
6. Lakukan proses seperti tersebut di atas untuk penyakit-penyakit yang penting lainnya
( bila waktu memungkinkan )
7. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini.
8. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Catatan fasilitator :
 Kegiatan identifikasi penyakit dan cara penularan penyakit dalam satu rangkaian.
 Hasil dari seri penularan penyakit akan digunakan untuk kegiatan pencegahan
penularan penyakit berikutnya.
K. Cara Pencegahan Penularan Penyakit

16
1. Tujuan : 1. Peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mencegah penularan penyakit.
2. 2. Peserta mampu menentukan kegiatan-kegiatan pencegahan
penularan penyakit yang mudah dan efektif untuk dilakukan.
3. Waktu : 150 Menit
4. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
5. Medote : Diskusi dengan menggunakan gambar seri penyakit
6. Media/Bahan : - Gambar seri penularan penyakit yang telah diberikan pada sesi
sebelumnya
- Bloking (gambar seri penceghaan penyakit)
- Guntingan anak panah
- Matrik penilaian

Proses :
1. Mintalah peserta untuk melanjutkan bekerja dalam kelompok kecil seperti pada sesi
sebelumnya.
2. Berikan beberapa gambar block berbentuk oval kepada kelompok untuk diletakan pada
alur penularan penyakit/diagram yang telah dibuat misalnya penyakit diare pada
kegiatan 10 dengan tujuan untuk mencegah penularan penyakit.
3. Setelah diskusi mintalah salah satu kelompok menyajikan hasil diskusinya dan adakan
Tanya jawab diantara mereka. Cata semua hasilnya (termasuk cara pencegahan
dalam gambar oval).
4. Lanjutkan permainan dengan penilaian efektif dan mudah tidaknya kegiatan
pencegahan dilakukan . Pergunakanlah matrix “penilaian “ yang tersedia.
5. Jelaskan arti kata-kata pada matrix. Misalnya sangat efektif bearti sangat bermanfaat.
Jelaskan pula cara pengisiannya dengan memberi contoh, misalnya suatu gambar oval
menunjukan cuci tangan, pertimangkan lebih dulu efektifitas cuci tangan terhadap
pencegahan penularan penyakit, bila kelompok menyatakan cuci tangan sangat efektif
maka letakkan gambar oval tersebut sementara pada baris sangat efektif . Selanjutnya
pertimbangkan akan mudah tidaknya dikerjakan Misalnya kelompok menyatakan
kegiatan sulit dikerjakan, maka geserlah gambar oval tersebut pada kolom sulit
dikerjakan maka. Tetapi masih pada baris sangat efektif.
6. Teruskan langkah ini pada gambar oval yang lain (diare) sampai seluruh gambar oval
diare terpasang, Lakukanlah langkah ini untuk penyakit menular lainnya yang sesuai.
7. Setelah selesai mintalah salah satu kelompok menyajikan hasil diskusinya Adakan
Tanya jawab dengan semua peserta.

17
8. Mintalah kepada peserta menetapkan prioritas kegiatan yang efektif dan mudah
dikerkan. Dan catat hasilnya untuk pembahasan lebih lanjut.
9. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini.
10. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

MATRIK PENILAIAN
Tingkat
Kemudahan Mudah Diantaranya Sulit
Efektifitas Dikerjakan dikerjakan

Sangat efektif
( sangat bermanfaat)
Diantaranya
Kurang efektif
( kurang bermanfaat)
L. Tugas Laki-Laki Dan Tugas Perempuan Dalam Masyarakat (Peran Gender)

1. Tujuan : Peserta mampu memahami dan penyadari pembagian tanggung


jawab tugas laki-laki dan perempuan.
2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi dengan menggunakan gambar
5. Media/Bahan : - Gambar laki-laki, gambar perempuan serta gambar laki-laki
dan perempuan
- Gambar tugas-tugas keseharian antara laki-laki dan
perempuan
- Potongan karton
- Spidol / Pensil

Proses :
1. Fasilitator mulai dengan menjelaskan sesi ini
2. Berilah peserta satu set gambar laki-laki-perempuan serta set gambar tugas-tugas
laki-laki-perempuan dalam masyarakat.
3. Mintalah peserta untuk berdiskusi, siapakah yang biasanya bertanggung jawab untuk
masing-masing tugas tersebut dan jika sudah sepakat letakkan gambar perempuan,
atau laki-laki atau pasangan dibawah masing masing tugasnya.
4. Jika ada gambar tugas yang kurang peserta boleh menggambar / menuliskannya.

18
5. Setelah diskusi mintalah salah seorang peserta untuk menyajikan dan fasilitasi diskusi
tentang :
- Siapa yang melaksanakan tugas
- Beban kerja perempuan dan laki laki-laki
- Keuntungan-kerugian perubahan tugas yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan
- Mintalah peserta untuk menentukan peran-peran yang dapat diubah untuk
memperbaiki kebersihan dan kesehatan
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini
7. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya

M. Pemilihan Jenis Sarana Air Bersih – Sanitasi Dan Perubahan Perilaku

1. Tujuan : 1. Peserta mampu memilih opsi teknis sarana air bersih dan
sanitasi.
2. Peserta mampu memilih opsi perubahan perilaku
2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi dengan menggunakan gambar
5. Media/Bahan : - Gambar –gambar berbagai jenis sarana air bersih dan sanitasi
- Gambar
- Potongan – potongan kertas berwarna
- Kertas kosong
- Spidol / Pensil

Proses
1. Menentukan pilihan sarana air bersih dan sanitasi
a. Mintalah kepada peserta untuk membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai
kebutuhan (sekitar 5 – 8 orang )
b. Ingatkan kembali hasil kegiatan pencegahan penyakit yang efektif dan mudah
dikerjakan, yang berhubungan dengan sarana air bersih dan sanitasi misalkan
sumur gali.

19
c. Bagikan gambar-gambar berbagai jenis sumur gali kepada masing-masing
kelompok.
d. Mintalah kepada tiap kelompok untuk :
1) Mempelajari gambar-gambar yang telah dibagikan
2) Menyusun urutan dari yang paling sederhana sampai yang paling baik ditinjau
dari segi kesehatan (peserta boleh menambah jika dirasa perlu).
e. Mintalah peserta berdiskusi untuk menentukan sarana air bersih dan sanitasi apa
yang akan mereka pilih untuk dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
1) Identifikasi sarana apa yang digunakan masyarakat pada umumnya.
2) Sarana seperti apa yang diinginkan dimasa yang akan datang (misalnya satu
tahun mendatang)
3) Keuntungan apa yang bakal diperoleh dengan memilih opsi yang diinginkan
tersebut.
4) Kesulitan/hambatan apa yang mungkin terjadi untuk menuju pada keadaan
yang diinginkan tersebut.
f. Mintalah kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok untuk akhirnya membuat
kesepakatan jenis-jenis sarana yang akan ditingkatkan/ dibuat dalam waktu yang
akan dating Semua kesepakatan / keputusan dicatat.
g. Lanjutkan kegiatan ini dengan menentukan pilihan perubahan perilaku.
2. Menentukan pilihan perubahan perilaku
a. Ingatkan kembali hasil kegiatan pencegahan penyakit dimana kelompok telah
menetapkan prioritas kegiatan pencegahan penyakit yang efektif dan mudah
dikerjakan yang berhubungan dengan perubahan perilaku dan mudah dikerjakan
yang berhubungan dengan perubahan perilaku.
b. Bagikan gambar-gambar berbagai perilaku di bidang air bersih dan sanitasi
Misalnya :
1) Cara penyediaan air minum antara lain
- dengan direbus
- dengan saringan pasir
- dengan sodis
2) Cara cuci tangan setelah buang air besar antara lain :
- cuci tangan dengan sabun dan air
- cuci tangan dengan air saja dll
3) Cara pencegahan infeksi cacing tambang antara lain :
- pakai sandal jepit
- pakai sepatu sandal
- pakai sepatu biasa

20
- pakai sepatu lars
- dll
3. Mintalah peserta berdiskusi cara perubahan perilaku apa yang akan mereka pilih untuk
dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. Identifikasi perilaku air bersih dan sanitasi pada masyarakat umumnya
b. Perilaku apa yang diinginkan dimasa yang akan dating ( misalnya satu tahun
mendatang )
c. Keuntungan apa yang bakal diperoleh dengan memilih opsi yang diinginkan
tersebut.
d. Kesulitan/hambatan apa yang mungkin terjadi untuk menuju pada keadaan yang
diinginkan tersebut.
4. Mintalah kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok untuk akhirnya membuat
kesepakatan cara perubahan perilaku yang akan ditingkatkan / dibuat dalam waktu
yang akan dating. Semua kesepatan / keputusan dicatat
5. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya
N. Identifikasi Media Komunikasi Yang Efektif

1. Tujuan : Peserta tahu media komunikasi yang ada di daerahnya dan mampu
mengidentifikasikan media momukasi yang efektif
2. Waktu : 90 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Permainan kantong suara
5. Media/Bahan : - Kain / papan temple “ kantong Suara “
- Potongan Kertas / karton berwarna
- 100 benih/biji
- Amplop
- Formulir media Komunikasi yang efektif
- Formulir Cakupan Media komunikasi
- Ballpoint
Proses :
1. Fasilitator menjelaskan sesi ini
2. Tanyakan berbagai jenis media komunikasi yang ada dimasyarakat dan tanyakan
apakah media komunikasi tersebut ada di desa tersebut. Minta kepada peserta
pertemuan untuk menuliskan/gambarkan dan tempelkan pada kain/papan “ Kantong
suara “ secara horizontal dari kiri ke kanan.
3. Tuliskan secara berurutan kebawah tentang media komunikasi menurut:
a. Yang disukai

21
b. Yang sering kontak
c. Mudah didapat
d. Murah
4. Berilah penjelasan bagaimana cara masing-masing mengisi “ kantong suara “
(amplop). Misalnya untuk media yang disukai adalah radio, maka masukkan potongan
kertas ke dalam amplop dibawah radio. Demikian seterusnya secara berurut dilakukan
oleh peserta sampai dengan media yang murah
5. Hitungan peroleh potongan kertas dalam amplop. Catat dan sampulkan media mana
yang mempunyai nilai tinggi untuk dipilih.
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dapat dipelajari dari kegiatan ini
7. Dan lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

O. Perencanaan Kegiatan

1. Tujuan : Peserta mampu merencanakan pembangunan sarana air bersih


dan sanitasi serta perubahan perilaku.
2. Waktu : 120 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi kelompok
5. Media/Bahan : - Gambar SABS sekarang dan yang diinginkan kelompok untuk
masa yang akan dating
- Potongan Kertas / karton berwarna
- Kertas,Spidol selotip
- Formulir Rencana Kegiatan
- Kertas berwarna ( dua warna )
- Gambar perubahan perilaku yang diinginkan

Proses :
1. Mintalah kepada peserta untuk membentuk kelompok misalnya per RT/dusun
2. Ingatkan kembali kegiatan pemilihan sarana air bersih yang sudah ditetapkan
3. Selanjutnya mintalah kelompok menyusun langkah kegiatan perencanaan, dengan
menuliskan/menggambar kondisi awal sarana yang dimiliki/digunakan dan sarana
yang diinginkan.

22
4. Letakkan kedua gambar tersebut dengan jarak agak jauh, kemudian diminta kepada
peserta untuk menyusun urutan kegiatan perencanaan sampai terbangunnya sarana
yang dinginkan.
5. Mintalah kelompok untuk membuat kegiatan perencanaan berdasarkan urutan
gambar kegiatan yang telah disusun sesuai dengan hasil yang ingin dicapai:
- Tanyakan kepada peserta apa dan siapa yang inggin berkontribusi.
- Tanyakan jumlah dan jenisnya, lokasinya, pelaksana kegiatan
coordinator/penanggung jawab, waktu (mulai dan selesai), biaya (perunit/total),
dan lain-lain keterangan yang diperlukan
6. Dari rencana kegiatan yang telah dibuat masukkan kedalam format rencana kegiatan
(Form RK terlampir).
7. Diskusikan kembali hasil rencana kegiatan yang telah dibuat sehingga menjadi
keputusan yang akan dilaksanakan.

Catatan Fasilitator

Formulir recana kegiatan digunakan untuk merencanakan kegiatan sarana air bersih dan
sanitasi dan perubahan perilaku. Berikut ini salah satu contoh format perencanaan
kegiatan di bidang pembangunan jamban keluarga untuk perubahan perilaku.

CONTOH GAMBAR PERENCANAAN

Pembangunan Jamban Keluarga


Gambar
SEKARANG Orang BAB di
Jamban
Gambar BAB ………….. ……………
Di Kebun YANG AKAN
DATANG

Pembanguan Sumur Gali


SEKARANG Gambar
Sumur Gali +
Gambar Tali Timba
Ambil air di ………….. …………..
sungai YANG AKAN
DATANG

23
Cuci Tangan Pakai Sabun Setelah B.A.B
SEKARANG Gambar
Cuci tangan
Gambar dengan Sabun
………….. …………..
Habis BAB
Tanpa cuci YANG AKAN
tangan DATANG

Penyediaan Air Minum


SEKARANG Gambar
Minum air dari
Gambar botol sodis
Minum air ………….. …………..
dari YANG AKAN
Gentong DATANG

24
Contoh :
Tabel Perencanaan Kegiatan Mengatasi Masalah

ASIL YANG INGIN WAKTU BIAYA


DICAPAI LANGKAH KEGIATAN KOORDINATOR KET
JUMLAH JENIS PELAKSANAAN MULAI SELESAI PER-UNIT TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 Jamban Pengumpulan Ibu Wati Januari Maret Rp…….. Rp……… Nama-nama Donatur
Keluarga Dana
(Jaga) Pengumpulan Bapak Toto & Kepala Feb Juni Nama Orang-orang
material Keluarga Rp…….. Rp……… yang menyunting
material
Pembuatan Slab + Bapak Sudi Maret Juli Beberapa kel Sediakan
Rp…….. Rp………
Bowl konsumsi
Gali lubang Jaga Masing2 keluarga April Agustus Idem
Rp…….. Rp………
tetangga
Pasang Slab April Agustus Idem
Rp…….. Rp………
Pembuatan Rumah Bapak Sudi & KK ybs Mei September Idem
Jaga KK Ybs Rp…….. Rp………

Sosialisasi Pak Rosa Petugas Sept September Diharapkan dibiayai


Penggunaan & Puskesmas dari pemerintah
Rp…….. Rp………
pemeliharaan Jaga
melalui Film
JUMLAH Rp……. Rp……….

25
P. Perencanaan Pemantauan

1. Tujuan : Peserta dapat membuat prosedur pemantauan pelaksanaan kegiatan


2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi kelompok
5. Media/Bahan : - Lembar pemantauan
- Gambar-gambar seri perencanaan
- Format perencanaan kegiatan
- Peta,Spidol

Proses :
1. Mulailah diskusi kelompok mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan diputuskan
pada pertemuan sebelumnya (dengan kelompok per Rt/dusun)
2. Perlihatkan gambar-gambar seri perencanaan yang menunjukan tujuan yang ingin dicapai
seperti yang telah direncanakan dan format perencanaan kegiatan serta peta yang pernah
dibuat.
3. Bagikan lembar pemantauan (lihat contoh) dan tanyakan pada peserta apakah format
tersebut sesuai dengan tujuan pemantauan, bila tidak sesuai dengan harapan peserta
adakan perbaikan.
4. Mintalah kepada salah seorang peserta yang tercantum dalam rencana kegiatan (formulir
RK) untuk memfasilitasi membuat prosedur pemantauan, yang meliputi.
- Tujuan yang ingin dicapai
- Bagaimana cara dan alat untuk mengukur kemajuan kegiatan
- Seberapa sering pemantauan perlu untuk dilakukan
- Siapa yang bertanggung jawan dalam melakukan pemantauan
- Bagaimana caranya agar dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam
melakukan pemantauan
- Dan lain-lain yang diperlukan
5. Diskusikan rencana pemantauan tersebut yang hasilnya digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan pemantauan.

26
CONTOH ISI LEMBAR PEMANTAUAN

TUJUAN YANG JUMLAH JUMLAH BAGAIMANA CARA SEBERAPA SERING SIAPA YANG
INGIN DICAPAI YANG YANG DAN ALAT MENGUKUR MELAKUKAN
DAN LANGKAH DIRENCA TELAH MENGUKUR PEMANTAUAN
LANGKAH NAKAN DIBANGUN
Pembangunan 10 buah 4 buah Cara : Bulanan (seluruh Bapak Toto
dan penggunaan Kunjungan lapangan kegiatan
Jamban keluaraga berlangsung 9
Alat : bulan)
Persyaratan SABS
yang memenuhi Catatan :
syarat dan Tanggal
digunakan pemantauan
Setiap tanggal 1
Hasil :
MS = 3 buah
TMS = 1 buah

Q. PERENCANAAN PENILAIAN

1. Tujuan : Melihat apakah tujuan telah dicapai


2. Waktu : 60 Menit
3. Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
4. Medote : Diskusi kelompok
5. Media/Bahan : - Lembar pemantauan
- Spidol, Kertas
Ada 3 cara untuk penilaian

Proses :

Cara – 1 : Penilaian Dengan Rencana Kegiatan


1. Mintalah kelompok untuk melihat pemantauan terakhir untuk dibandingkan dengan
formulir rencana kegiatan
2. Selanjutnya mintalah kelompok berdiskusi untuk melihat :
- Apa yang telah berhasil / sukses
- Apakah ada masalah

27
3. Mintalah kelompok untuk mencatat hasil diskusi untuk tindakan lanjut
4. Catat hasil penilaian tersebut

Catatan Fasilitator :
Fasilitator dapat memilah permasalahan menjadi 3 yaitu :
a. Masalahyang dapat ditangani masyarakat sendiri untuk itu tentukan kegiatan yang
akan mereka ambil / kerjakan
b. Maslah yang tidak dipahami sepenuhnya (ada maslah / tidak mereka tidak tahu)
untuk itu bagaimana mereka mendapatkan informasi. Hal –hal yang terkait yang
tidak mereka pahami / mengerti sepenuhnya. Kapan mereka akan melakukan dan
siapa yang menyelesaikan.
c. Maslah yang tidak dapat ditangani masyarakat sendiri, untuk itu Bagaimana mereka
akan dapat bantuan dari luar untuk memecahkan masalah tersebut.

Cara – 2 : Penilaian Dengan Pemetaan Kembali


Tujuan : Melihat apakah tujuan telah dicapai
Waktu : 120 Menit
Peserta : Warga yang mewakili anggota masyarakat
Medote : Diskusi kelompok dengan menggunakan peta
Media/Bahan : - Peta yang telah dibuat pada kegiatan no. 4
- Spidol, kertas flichart
- Kertas berwarna
- Alat-alat / bahan untuk pembuatan peta lainnya

Proses :
1. Mintalah kelompok untuk membuat peta lagi sesuai dengan kondisi saat ini
2. Bandingkan peta yang baru dibuat dengan peta yang telah dibuat sebelumnya ?,
kalau tidak ada perbedaan mengapa ?.
3. Adakah diskusi untuk membahas no. 2 tersebut diatas
4. Catat hasil penilaian tersebut

Cara – 3 Penilaian dengan kunjungan lapangan


Tujuan : Melihat apakah tujuan telah dicapai
Waktu : 60 - 120 Menit
Peserta : Warga setempat
Medote : Pengamatan / kunjungan lapangan

28
Media/Bahan : - Peta lama, peta baru
- RK dan lembar pemantauan
- Pensil dan kertas
- Bahan-bahan untuk menggambar
- Kamera ( bila mungkin

Proses :
1. Bagilah peserta dalam beberapa kelompok kecil
2. Mintalah pada peserta untuk membagi tugas kunjungan lapangan Masing –masing
kelompok pergi ke daerah yang berlainan, mencatat apa yang mereka lihat terutama
yang berkaitan dengan Air Bersih dan Sanitasi baik fisik maupun perilaku antara lain:
- Perubahan fisik yang telah direncanakan
- Perilaku yang ingin di kembangkan
- Perilaku yang ingin di hilangkan
3. Mintalah tiap-tiap kelompok untuk melaporkan temuannya guna melengkapi cara
nomor 1 dan 2.

29

Anda mungkin juga menyukai