1 KEBIJAKAN PROVINSI
Untuk memenuhi keinginan tersebut perlu upaya menyusun RTRW Kota Serang
dengan memasukkan pertimbangan atas berbagai dinamika pertumbuhan.
II.1
Kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang 2010-2030 perlu
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
1. Merespons penyimpangan rencana yang muncul akibat berbagai dinamika
dalam proses penyusunan dan implementasi RTRW Kota Serang sebelumnya
2. Menyusun kembali RTRW Kota Serang dengan menginternalisasi berbagai
dinamika pembangunan, baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), arahan pengembangan Kota Serang
termasuk kedalam Wilayah Kerja Pembangunan II yang arahan pengembangannya
untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian,
industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan dan
pertambangan.
II.2
B. Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Banten
Arahan Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Banten terhadap RTRW Kota Serang
dibagi menjadi 2 kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya.
b. Kawasan lindung
Sempadan pantai meliputi kurang lebih 5.174 Ha (0.005 %) dari luas
Provinsi Banten yang berada pada:
Kabupaten Serang;
Kota Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten lebak; dan
Kota Cilegon.
II.3
Kawasan cagar alam meliputi :
Cagar Alam Rawa Danau seluas kurang lebih 3,542.70 Ha (0.367 %)
dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Serang;
Cagar Alam Gunung Tukung Gede seluas kurang lebih 1,519.50 Ha
(0.157 %) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten
Serang;
Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 32.85 Ha (0,003%) dari
luas Provinsi Banten yang terdapat di Kota Serang
c. Kawasan budidaya
Kawasan peruntukan pertanian
Pola ruang kawasan peruntukan pertanian meliputi;
II.4
kawasan budi daya tanaman pangan seluas kurang lebih 216.577 Ha
(25,03%) dari luas Provinsi Banten yang diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kota Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak.
kawasan budi daya hortikultura diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak.
kawasan budi daya peternakan diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak.
Kota Serang
kawasan budi daya lahan pertanian pangan berkelanjutan berada
pada kawasan perdesaan yang diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak; dan
Kota Serang
kawasan agropolitan diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak.
Kabupaten tangerang
Kawasan Lahan Pertanian Terpadu diarahkan di Kota Serang.
II.5
Kawasan peruntukan perkebunan
Pola ruang kawasan peruntukan perkebunan meliputi kawasan budidaya lahan
kering mencapai kurang lebih 176.957 Ha (20,45%) dari luas Provinsi Banten
yang diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kota Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak
Kabupaten Serang;
Kota Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak
II.6
Mengembangkan kawasan minapolitan di Kabupaten Serang, Kota Serang,
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang.
II.7
Pola ruang kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan perdesaan
diarahkan pada:
Kabupaten Serang;
Kota Serang;
Kabupaten Tangerang;
Kota Tangerang;
Kota Tangerang Selatan;
Kabupaten Pandeglang;
Kabupaten Lebak;
Kota Cilegon.
Dengan modal dasar yang dimiliki dan harapan masyarakat Banten dalam
menghadapi tantangan di tahun 2025 maka “Visi Pembangunan Provinsi Banten
Tahun 2005-2025” adalah sebagai berikut:
II.8
Gambar 2.1 Peta Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Provinsi Banten
II.9
1. RPJMD KE - 1 (RENSTRADA TAHUN 2005-2006 & RENSTRA TRANSISI
2007) /TAHAP REVITALISASI - I
Pada tahap awal ini, sebagai provinsi yang baru berusia sewindu, Banten
dihadapkandengan berbagai persoalan khususnya terkait dengan perbaikan
sosial dan ekonomi masyarakat. Sementara di sisi lain, Provinsi Banten masih
dalam proses penataan kelembagaan dan keterbatasan sumberdaya aparatur
dan anggaran. Oleh karena itu pada tahap awal ini diarahkan pada upaya
revitalisasi pembangunan.
II.10
e. Pengelolaan dan revitalisasi tata ruang, sumber daya alam, dan lingkungan
hidup
f. Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih
g. Percepatan pengembangan pusat pertumbuhan dan kawasan strategis
II.11
c. Peningkatan daya saing perekonomian
d. Peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana wilayah
e. Pengelolaan tata ruang, sumber daya alam, dan lingkungan hidup
f. Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih
g. Pengembangan dan pembangunan serta optimalisasi fungsi dan peran pusat
pertumbuhan dan kawasan strategis
Dalam rangka pencapaian Visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan
kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan
II.12
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai
berikut:
Visi dan Misi Provinsi Banten Tahun 2012-2017, perlu dirumuskan dan dijabarkan
lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Secara garis besar dalam
II.13
rangka melaksanakan Visi dan Misi maka dituangkan kedalam 12 (dua belas)
program unggulan yang meliputi:
II.14
2.2 KEBIJAKAN KABUPATEN SERANG
Guna mencapai visi tersebut, maka selanjutnya ditetapkan misi Kabupaten Serang
Tahun 2006 – 2026 sebagai berikut :
II.15
dan pendapatan masyarakat serta mengembangkan pola kemitraan yang
sinergis;
8. Meningkatkan ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat serta menghilangkan ego keagamaan untuk mencapai
keharmonisan kehidupan bermasyarakat.
II.16
Kawasan perkotaan Ciomas berada di Kecamatan Ciomas;
Kawasan perkotaan Tunjungteja berada di Kecamatan Tunjung Teja;
Kawasan perkotaan Cikeusal berada di Kecamatan Cikeusal;
Kawasan perkotaan Waringin Kurung berada di Kecamatan Waringin
Kurung;
Kawasan perkotaan Tanara berada di Kecamatan Tanara;
Kawasan perkotaan Carenang berada di Kecamatan Carenang;
Kawasan perkotaan Binuang berada di Kecamatan Binuang;
Kawasan perkotaan Kopo berada di Kecamatan Kopo;
Kawasan perkotaan Jawilan berada di Kecamatan Jawilan;
Kawasan perkotaan Bandung berada di Kecamatan Bandung; dan
Kawasan perkotaan Gunungsari berada di Kecamatan Gunungsari
b. Rencana fungsi pusat kegiatan meliputi:
PKL Anyar sebagai pusat pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial,
pariwisata, perdagangan dan jasa, serta industri;
PKL Baros sebagai pusat pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial,
pertanian, serta perdagangan dan jasa;
PKL Kragilan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial,
industri, penunjang pusat pemerintahan kabupaten, serta perdagangan dan
jasa;
PKLp Ciruas sebagai pusat pemerintahan kabupaten, permukiman, sosial,
serta perdagangan dan jasa;
PKLp Bojonegara sebagai pusat pelayanan pemerintahan, permukiman,
sosial, pelabuhan, industri, perdagangan dan jasa, serta pertambangan;
PKLp Pontang sebagai pusat pelayanan pemerintahan, permukiman,
sosial, perikanan, pertanian, perdagangan dan jasa, serta industri;
PPK sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pelayanan sosial dan
ekonomi, permukiman, perdagangan dan jasa, industri, pertanian,
peternakan, perikanan, serta pariwisata.
c. Rencana pengembangan system perdesaan meliputi:
Rencana pengembangan sistem perdesaan, terdiri atas:
II.17
pengembangan PPL;
pengembangan kawasan agropolitan; dan
pengembangan kawasan minapolitan.
Pengembangan PPL dengan fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil
pertanian dan pelayanan permukiman perdesaan, meliputi:
Desa Banjarsari di Kecamatan Anyar;
Desa Rancasanggal di Kecamatan Cinangka;
Desa Sangiang dan Desa Balekambang di Kecamatan Mancak;
Desa Kaduagung di Kecamatan Gunungsari;
Desa Sindangmandi dan Desa Tejamari di Kecamatan Baros;
Desa Batukuwung dan Desa Cibojong di Kecamatan Padarincang;
Desa Sukarena dan Desa Lebak di Kecamatan Ciomas;
Desa Tanjungsari di Kecamatan Pabuaran;
Desa Padasuka di Kecamatan Petir;
Desa Kemuning di Kecamatan Tunjungteja;
Desa Terasbendung di Kecamatan Kragilan;
Desa Blokang di Kecamatan Bandung;
Desa Gandayasa dan Desa Bantarpanjang di Kecamatan Cikeusal;
Desa Kampungbaru di Kecamtan Pamarayan;
Desa Sukamampir di Kecamatan Binuang;
Desa Domas dan Desa Sukanegara di Kecamatan Pontang;
Desa Sujung dan Desa Lontar di Kecamatan Tirtayasa;
Desa Siremen di Kecamatan Tanara;
Desa Ragasmasigit di Kecamatan Carenang;
Desa Pangarengan di Kecamatan Bojonegara;
Desa Sasahan dan Desa Binangun di Kecamatan Waringinkurung; dan
Desa Bumijaya di Kecamatan Ciruas.
Pengembangan kawasan agropolitan, meliputi:
Kawasan perdesaan di Kecamatan Waringinkurung; dan
Kawasan perdesaan di Kecamatan Baros.
Pengembangan kawasan minapolitan, meliputi:
II.18
Desa Domas di Kecamatan Pontang sebagai pusat pengembangan
minapolitan; dan
Kecamatan Tanara dan Kecamatan Tirtayasa sebagai wilayah
penyangga (hinterland) kawasan minapolitan.
Cagar alam dengan luas 4.200 (empat ribu dua ratus) hektar, meliputi:
Cagar Alam Rawa Dano di Kecamatan Padarincang, Kecamatan
Mancak dan Kecamatan Gunung Sari dengan luas 2.500 (dua ribu lima
ratus) hektar; dan
Cagar Alam Gunung Tukung Gede di Kecamatan Anyar dan Kecamatan
Mancak dengan luas 1.700 (seribu tujuh ratus) hektar.
Taman wisata alam dengan luas 528,15 (lima ratus dua puluh delapan
koma lima belas) hektar berada di Pulau Sangiang Kecamatan Anyar.
Kawasan pantai berhutan bakau dengan luas kurang lebih 871
(delapan ratus tujuh puluh satu) hektar, meliputi:
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Tirtayasa;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Kramatwatu;
II.19
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel; dan
kawasan pantai lainnya di sepanjang pantai kabupaten yang
memenuhi kriteria sebagai kawasan pantai berhutan bakau.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan luas kurang
lebih 20 (dua puluh) hektar, meliputi:
Kawasan Petilasan Syekh Nawawi di Kecamatan Tanara;
Kawasan Makam Sultan Ageng Tirtayasa di Kecamatan Tirtayasa;
Kawasan Situs Pangindelan Abang dan Kawasan Ziarah Sumur
Tujuhbelas di Kecamatan Kramatwatu;
Kawasan Situs Batu Lingga di Kecamatan Baros;
Kawasan Ziarah Makam Cikole dan Kawasan Bendung
Pamarayan Lama di Kecamatan Pamarayan;
Kawasan Situs Patapaan di Kecamatan Kibin; dan
Kawasan Ziarah Gunung Santri di Kecamatan Bojonegara.
Kawasan konservasi laut daerah, berada di Pulau Pamujan dan Pulau
Kubur Kecamatan Pontang yang meliputi wilayah perairan Teluk
Banten.
Kawasan rawan bencana alam meliputi:
Daerah rawan banjir, meliputi:
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Kibin;
Kecamatan Bandung;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Tirtayasa; dan
Kecamatan Tanara.
Daerah rawan tanah longsor, meliputi:
Kecamatan Anyar;
II.20
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Ciomas;
b. Kawasan budidaya
Kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas kurang lebih 3.830 (tiga
ribu delapan ratus tiga puluh) hektar, meliputi:
Kecamatan Kramatwatu;
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Pabuaran; dan
Kecamatan Waringin Kurung.
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 2.344 (dua
ribu tiga ratus empat puluh empat) hektar, meliputi:
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Kramatwatu;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Bojonegara; dan
Kecamatan Puloampel.
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, terdiri atas:
II.21
Pertanian lahan basah dengan luas kurang lebih 31.349 (tiga puluh
satu ribu tiga ratus empat puluh sembilan) hektar, meliputi:
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Bandung;
Kecamatan Cikande;
Kecamatan Binuang;
Kecamatan Carenang;
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Ciruas;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Gunungsari; dan
Kecamatan Kibin.
Kawasan pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih 5.549 (lima
ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar, meliputi:
Kecamatan Baros;
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Pabuaran; dan
Kecamatan Waringin Kurung.
Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi:
II.22
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Cikeusal; dan
Kecamatan Pamarayan.
Kawasan peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih 25.351
(dua puluh lima ribu tiga ratus lima puluh satu) hektar, meliputi:
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Waringin Kurung; dan
Kecamatan Pulo Ampel.
Kawasan peruntukan peternakan dengan luas kurang lebih 300 (tiga
ratus) hektar, terdiri atas:
Pengembangan ternak sapi, meliputi:
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Gunungsari;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Mancak.
Pengembangan ternak kerbau, meliputi:
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Pabuaran;
II.23
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Tirtayasa;
Pengembangan ternak kambing/domba, meliputi:
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Tirtayasa;
Pengembangan ternak itik petelur, meliputi:
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Tirtayasa;
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Ciruas.
Pengembangan ternak ayam ras pedaging dan ayam buras
tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten
dengan luas kurang lebih 13.121 (tiga belas ribu seratus dua puluh
satu) hektar, meliputi:
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Tirtayasa;
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Baros;
II.24
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Carenang;
Kecamatan Binuang;
Kecamatan Cikande;
Kecamatan Kramatwatu; dan
Kecamatan Ciruas.
Kawasan peruntukan pertambangan batuan dengan luas kurang lebih 832
(delapan ratus tiga puluh dua) hektar, meliputi:
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Kopo;
Kecamatan Jawilan;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Kramatwatu;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Tirtayasa;
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Kibin; dan
Kecamatan Carenang.
Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi berupa Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) Panas Bumi di kawasan Kaldera Danau Banten,
meliputi:
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Waringin Kurung;
II.25
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Pabuaran; dan
Kecamatan Baros.
Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi berupa Blok
Banten dengan luas kurang lebih 3.999 (tiga ribu sembilan ratus sembilan
puluh sembilan) kilometer persegi, meliputi:
perairan Laut Jawa di wilayah utara kabupaten; dan
perairan Selat Sunda di wilayah barat kabupaten.
Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam, meliputi:
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Gunungsari;
Kecamatan Waringinkurung;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Ciomas; dan
Kecamatan Padarincang.
Kawasan peruntukan industri besar dan menengah dengan jenis kegiatan
berupa Industri Logam Dasar/Hulu, Kimia Dasar, dan Industri Maritim
dengan luas kurang lebih 5.143 (lima ribu seratus empat puluh tiga) hektar,
meliputi
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Mancak; dan
Kecamatan Kramatwatu.
Kawasan peruntukan industri besar dan menengah dengan jenis kegiatan
berupa Aneka Industri dengan luas kurang lebih 17.269 (tujuh belas ribu
dua ratus enam puluh sembilan) hektar, meliputi
Kecamatan Jawilan;
Kecamatan Kopo;
II.26
Kecamatan Cikande;
Kecamatan Kibin;
Kecamatan Tanara;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Bandung;
Kecamatan Binuang;
Kecamatan Carenang;
Kecamatan Ciruas;
Kecamatan Pamarayan; dan
Kecamatan Tirtayasa.
Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro tersebar di seluruh
kecamatan, terutama pada sentra-sentra UMKM meliputi:
Kecamatan Baros, Desa Curug Agung sebagai sentra industri sepatu;
Kecamatan Bandung, Desa Mander sebagai sentra kerajinan
anyaman bambu;
Kecamatan Petir, Desa Kadu Genep sebagai sentra industri tas dan
pandai besi;
Kecamatan Ciruas, Desa Kepandean sebagai sentra industri kecil dan
pandai besi; serta
Kecamatan Ciomas sebagai sentra industri kecil dan pandai besi.
Kawasan pariwisata alam, terdiri atas:
Cagar Alam Rawa Danau yang meliputi Kecamatan Mancak, Gunung
Sari, Padarincang, dan Cinangka;
Taman Wisata Alam Pulau Sangiang di Kecamatan Anyar;
Kawasan wisata Pantai Barat, meliputi:
Kawasan wisata pantai, Kawah Naga, dan Menara Suar Titik Nol
Anyer-Panarukan, Kecamatan Anyar;
Kawasan wisata Curug Betung di Desa Kubangbaros, Kecamatan
Cinangka;
Kawasan wisata Curug Lawang di Desa Cikolelet, Kecamatan
Cinangka;
II.27
Kawasan wisata Curug Kotak di Desa Kadubeureum, Kecamatan
Cinangka; dan
Kawasan wisata Karang Bolong di Desa Karang Suraga,
Kecamatan Cinangka.
Kawasan wisata di Kecamatan Padarincang meliputi: Pemandian Air
Panas Batu Kuwung di Desa Batukuwung, Curug Cigumawang di
Desa Kadukempong, Curug Goong di Desa Curug Goong, dan Curug
Cihujan di Desa Kadubeureum;
Kawasan wisata Goa Cilayang di Kecamatan Cikeusal; dan
Kawasan wisata Pemandian Air Lumpur Belerang di Desa Pematang,
Kecamatan Kragilan.
Kawasan pariwisata budaya, terdiri atas:
Kawasan wisata Situ Terate di Desa Situ Terate dan Situ Ciherang di
Desa Cikande, Kecamatan Cikande;
Kawasan wisata Situ Blungun di Desa Sentul, Kecamatan Kragilan;
Kawasan wisata Situ Tasik Ardi dan Wulandira di Desa Pejaten,
kawasan wisata Situs Pangindelan Abang di Desa Margasana, serta
kawasan wisata Ziarah Sumur Tujuhbelas di Desa Lebakwana,
Kecamatan Kramatwatu;
Kawasan wisata Situs Batu Lingga di Kecamatan Baros;
Kawasan wisata Ziarah Sultan Ageng Tirtayasa di Desa Tirtayasa,
Kecamatan Tirtayasa;
Kawasan wisata Ziarah Panglima Surya Manggala di Desa Ranca
Sumur, Kecamatan Kopo;
Kawasan wisata Ziarah Petapaan di Kecamatan Kibin;
Kawasan wisata Ziarah Syekh Nawawi, Ziarah Nyi Laras, dan Mesjid
Kuna/Petilasan Syekh Nawawi di Desa Tanara, Kecamatan Tanara;
Kawasan wisata Ziarah Gunung Santri di Desa Bojonegara,
Kecamatan Bojonegara;
Kawasan wisata Ziarah Makam Cikole di Desa Damping, Kecamatan
Pamarayan; dan
II.28
Kawasan wisata Kampung Seni di Desa Mander, Kecamatan
Bandung.
Kawasan permukiman perdesaan dengan luas kurang lebih 4.812 (empat
ribu delapan ratus dua belas) hektar, meliputi:
Kecamatan Ciruas;
Kecamatan Cikande;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Kibin;
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel;
Kecamatan Kramatwatu;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Bandung;
Kecamatan Jawilan;
Kecamatan Kopo;
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Carenang;
Kecamatan Binuang;
Kecamatan Tirtayasa; dan
II.29
Kecamatan Tanara.
Kawasan permukiman perkotaan dengan luas kurang lebih 27.346 (dua
puluh tujuh ribu tiga ratus empat puluh enam) hektar, meliputi:
Kecamatan Ciruas;
Kecamatan Cikande;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Kibin;
Kecamatan Bojonegara;
Kecamatan Pulo Ampel;
Kecamatan Kramatwatu;
Kecamatan Baros;
Kecamatan Cinangka;
Kecamatan Anyar;
Kecamatan Padarincang;
Kecamatan Ciomas;
Kecamatan Pabuaran;
Kecamatan Gunung Sari;
Kecamatan Petir;
Kecamatan Tunjung Teja;
Kecamatan Cikeusal;
Kecamatan Pamarayan;
Kecamatan Bandung;
Kecamatan Jawilan;
Kecamatan Kopo;
Kecamatan Waringin Kurung;
Kecamatan Mancak;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Carenang;
Kecamatan Binuang;
Kecamatan Tirtayasa; dan
Kecamatan Tanara.
II.30
Gambar 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Serang
II.31
Gambar 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Serang
II.32
2.3 KEBIJAKAN KOTA SERANG
Berpijak pada kondisi saat ini, tantangan yang dihadapi sampai dengan tahun 2025
serta mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan harapan masyarakat Kota
Serang maka “visi pembangunan Kota Serang tahun 2008-2025” adalah sebagai
berikut:
Bertitik tolak dari visi pembangunan Kota Serang tahun 2008-2025 maka
dirumuskan “misi pembangunan Kota Serang tahun 2008-2025” adalah sebagai
berikut :
II.33
TUJUAN SASARAN
Meningkatnya implementasi norma
1.1. agama dan tata nilai sosial budaya
Meningkatkan kualitas sumber daya dalam kehidupan bermasyarakat
1. manusia yang bermoral, berbudaya dan
bermartabat Terpeliharanya kerukunan hidup
1.2. beragama dan pelestarian keragaman
dan kekayaan budaya
Meningkatkan aksesibilitas, kualitas Meningkatnya aksesibilitas, kualitas
2. 2.1.
dan daya saing pendidikan masyarakat dan daya saing pendidikan masyarakat
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan pertumbuhan dan
kualitas perekonomian
1.1. Meningkatnya investasi
II.34
TUJUAN SASARAN
1.2. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
1.3. Meningkatnya kemampuan
perekonomian masyarakat
2. Meningkatkan daya saing produk
perekonomian yang berbasais pada
sumber daya lokal, keunggulan
kompetitif dan berorientasi pasar
2.1. Meningkatnya produktivitas, kualitas
dan daya saing produk agribisnis
pertanian dan perikanan
2.2. Meningkatnya produktivitas, kualitas
dan daya saing produk industri
2.3. Meningkatnya produktivitas kualitas
dan daya saing produk perdagangan
2.4. Meningkatnya kualitas dan daya saing
pelayanan jasa pariwisata
2.5. Meningkatnya kualitas dan daya saing
pelayanan jasa keuangan
3. Meningkatkan ketahanan pangan
masyarakat
3.1. Meningkatnya ketahanan pangan
masyarakat
TUJUAN SASARAN
1.1. Meningkatnya pelayanan transportasi
1.2. Meningkatnya pelayanan drainase
II.35
TUJUAN SASARAN
Meningkatnya pelayanan energi dan
1.7.
kelistrikan
Meningkatnya pelayanan pemadam
1.8.
kebakaran
Meningkatknya pelayanan telekomunikasi
1.9.
dan informatika
Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas
2.1.
Meningkatkan pelayanan fasilitas perdagangan
2.
ekonomi kota
2.2. Meningkatnya pelayanan fasilitas jasa
TUJUAN SASARAN
1. Meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan
1.1. Meningkatnya kapasitas dan
kualitas sumber daya aparatur
1.2. Meningkatnya kualitas data,
perencanaan dan pengawasan
pembangunan daerah
2. Meningkatkan kualitas pelayanan
publik
2.1. Meningkatnya kualitas pelayanan
informasi pembangunan kepada
publik
2.2. Meningkatnya kualitas dan daya
saing pelayanan publik
3. Meningkatkan kapasitas keuangan dan
pembiayaan pembangunan daerah
3.1. Meningkatnya pendapatan daerah
II.36
TUJUAN SASARAN
3.2. Meningkatnya efektivitas alokasi
belanja daerah
3.3. Meningkatnya tertib administasi
pengelolaan keuangan daerah
3.4. Meningkatnya kontribusi
pembiayaan pembangunan daerah
dari masyarakat dan swasta
4. Meningkatkan kualitas kehidupan
demokrasi
4.1. Meningkatnya kualitas kehidupan
demokrasi masyarakat
5. Meningkatkan ketaatan hukum
masyarakat
5.1. Meningkatnya kesadaran,
kepatuhan dan penegakan
supremasi hukum
6. Meningkatkan ketentraman dan
ketertiban umum
6.1. Menurunnya tingkat gangguan
ketentraman dan ketertiban umum
Visi pada dasarnya dapat dimaknai sebagai suatu kondisi atau keadaan yang
diharapkan dapat diwujudkan pada suatu waktu tertentu di masa depan. Visi
RPJMD Kota Serang Tahun 2014-2018. Adapun visi dan misi pembangunan Kota
Serang adalah .
II.37
9 Walikota yaitu “penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa”,
serta misi ke-8 yaitu “penciptaan keterbukaan dengan mengembangkan
sistem informasi dan komunikasi yang sehat”
Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-11 Walikota
yaitu “terciptanya pembangunan Kota Serang sesuai fungsinya yang
berpedoman pada rencana tata ruang kota yang berwawasan
lingkungan sehingga terwujud Kota Serang Madani”.
Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-2 Walikota
yaitu “pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing tinggi”,
dan misi ke-4 yaitu “peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga
mampu mengangkat kualitas kehidupan”,
Misi 5: Mewujudkan iklim kehidupan sosial dan politik yang relijius, berbudaya,
aman, dan tertib melalui revitalisasi kearifan lokal masyarakat, serta
pembinaan seni, budaya, dan olahraga di kalangan masyarakat dan
generasi muda.
II.38
Misi ini mencakup substansi yang terkandung dalam misi ke-1 Walikota
yaitu “peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai wujud
peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa”,
misi ke-6 yaitu “pelestarian kehidupan sosial budaya daerah untuk
meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jatidiri serta
kepribadian bangsa”, misi ke-7 yaitu “penegakkan dan penghormatan
terhadap supremasi hukum serta hak azasi manusia”, serta misi ke-10
yaitu “penciptaan sistem keamanan dan ketertiban yang mantap dan
terkendali serta stabilitas politik yang kondusif dan demokratis.”
II.39
Tabel 2.1 Strategi dan Arahan Kebijakan Kota Serang
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
MISI I : Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa
1. Mewujudkan reformasi 1. Terwujudnya kelembagaan 1. Peningkatan kualitas, kinerja, dan 1. Meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil
birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah yang efektif, disiplin Aparatur Sipil Negara Negara melalui pendidikan dan pelatihan
pemerintahan daerah efisien, transparan, dan akuntabel struktural dan teknis fungsional yang relevan
2. Peningkatan jumlah dan kualitas 1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas
sarana dan prasarana perkantoran / sarana dan prasarana perkantoran serta
kerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
3. Peningkatan kualitas perencanaan 1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan
pembangunan yang didukung pengendalian pembangunan daerah
pengendalian dan evaluasi yang
optimal.
2. Mewujudkan pengelolaan 1. Terwujudnya pengelolaan 1. Optimalisasi Pendapatan dan 1. Meningkatkan Pendapatan dan Penataan
keuangan daerah yang keuangan daerah yang transparan Penataan Administrasi Pengelolaan Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah
transparan dan akuntabel dan akuntabel berbasis teknologi Keuangan Daerah yang yang Transparan dan Akuntabel
serta pelayanan publik yang informasi Transparan dan Akuntabel
berkualitas
3. Mewujudkan keterbukaan 1. Terwujudnya keterbukaan informasi 1. Pengembangan prasarana dan 1. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi
informasi dan partisipasi bagi masyarakat melalui sarana komunikasi untuk dan komunikasi dalam meningkatkan kualitas
publik dalam pembangunan pemanfaatan teknologi informasi meningkatkan aksesibilitas pelayanan informasi publik
dalam menyebarluaskan informasi masyarakat terhadap informasi
pemerintahan dan pembangunan
2. Peningkatan peran serta 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
masyarakat dan lembaga pemerintahan dan pembangunan daerah
kemasyarakatan dalam
pembangunan
MISI II : Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan pendidikan, kesehatan dan layanan sosial lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
II.40
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatkan cakupan 1. Meningkatnya akses dan mutu 1. Peningkatan Akses Masyarakat 1. Meningkatkan cakupan layanan Pendidikan
layanan pendidikan dan pendidikan terutama untuk Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar dan menengah yang Bermutu dan
kesehatan bagi masyarakat penuntasan wajib belajar pendidikan yang Bermutu dan Gratis Gratis
miskin, anak, dan lansia dasar 9 tahun menuju rintisan wajib
belajar 12 tahun
2. Meningkatkan Perluasan Pendidikan Non
Formal dan Minat Baca Masyarakat
3. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan lapangan kerja, serta kompetensi
tenaga kerja
4. Meningkatkan Kualitas SDM Pendidik dan
Tenaga Kependidikan serta Manajemen
Pelayanan Pendidikan
2. Meningkatnya akses dan mutu 1. Peningkatatan Akses Masyarakat 1. Meningkatkan cakupan layanan puskesmas
pelayanan kesehatan terutama Terhadap Pelayanan Kesehatan dan jaringannya
kesehatan ibu dan anak serta yang Bermutu dan Terjangkau
masyarakat miskin serta Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan
2. Peningkatan kualitas layanan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dan
kesehatan melalui pengembangan layanan kesehatan bermutu
SDM, pembangunan infrastruktur
dan pengembangan sistem layanan
kesehatan untuk meningkatkan
pencapaian indeks kesehatan
3. Pembinaan dan Peningkatan 1. Meningkatkan Kepedulian dan Peran Serta
Kepedulian dan Peran Serta Masyarakat Dalam Program KB dan
Masyarakat Dalam Program KB Pembangunan Keluarga Sejahtera
dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
II.41
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
3. Meningkatnya pelayanan sosial dan 1. Peningkatan Pelayanan, 1. Meningkatkan Kapasitas Pelayanan dan
penanggulangan penyakit Rehabilitasi dan Pemberdayaan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial serta
masyarakat Kesejahteraan Sosial Pembinaan PMKS
MISI III : Menyediakan Prasarana Dan Sarana Wilayah Sebagai Pendorong Kemajuan Ekonomi Dan Kesejahteraan Rakyat, Serta Pengendalian Tata Ruang
Kota Yang Berwawasan Lingkungan
II.42
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
sumber daya air, serta pengendalian
banjir;
2. Memelihara, Merehabilitasi dan Meningkatkan
Daya Dukung Drainase dan Pengendalian
Banjir
3. Meningkatnya kualitas lingkungan 1. Pengendalian pencemaran dan tata 1. Meningkatkan Pengendalian Pencemaran dan
hidup dan kualitas infrastruktur energi, ruang kota secara efektif Perusakan Lingkungan Hidup serta
ketenagalistrikan, dan telekomunikasi Perlindungan, Konservasi, Rehabilitasi dan
Pemulihan Sumber Daya Alam
2. Optimalisasi pengelolaan Sumber Daya Alam
yang mendukung pembangunan yang
berkelanjutan
4. Tersedianya sarana dan prasarana 1. Penataan dan Pengembangan 1. Menata dan mengembangkan perumahan dan
dasar pemukiman (mencakup listrik, Perumahan dan Fasilitas permukiman layak bagi masyarakat
energi, persampahan, air bersih, air Permukiman
limbah, pemadam kebakaran, tempat
pemakaman umum, pasar, dll);
2. Meningkatkan Pengelolaan Persampahan, air
bersih, pemadam kebakaran, TPU, listrik, dan
prasarana pemukiman lainnya.
II.43
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatkan daya beli dan 1. Meningkatnya aktivitas ekonomi 1. Mendorong tumbuh dan 1. Mengembangkan dan Meningkatkan
ketahanan pangan regional berbasis potensi lokal berkembangnya kegiatan usaha Kerjasama Perdagangan dan perindustrian
masyarakat melalui masyarakat untuk meningkatkan
pengembangan aktivitas indeks daya beli dan laju
ekonomi berbasis potensi pertumbuhan ekonomi
lokal.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas,
kualitas, dan produktivitas pertanian dan
pangan
3. Meningkatnya peran kelembagaan 1. Pembinaan dan Peningkatan Akses 1. Menata mengembangkan dan Meningkatkan
dan permodalan UKM dan Koperasi UKM Terhadap Sumber Daya Kapasitas, Kualitas, dan Produktivitas UKM
dalam pengembangan ekonomi lokal Produktif (SDM, Manajemen, Pasar, serta Iklim Kewirausahaan
yang berdaya saing Modal, Keterampilan Usaha)
II.44
VISI : “Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian, dan Budaya”
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
MISI V : Mewujudkan Iklim Kehidupan Sosial Dan Politik Yang Relijius, Berbudaya, Aman, Dan Tertib Melalui Revitalisasi Kearifan Lokal Masyarakat, Serta
Pembinaan Seni, Budaya, Dan Olahraga Di Kalangan Generasi Muda
II.45