ASUHAN KEPERAWATAN
SLE
(Sistemisc Lupus Erythematosus)
Disusun oleh :
Eva Apriyanti
(09.010)
A. ANATOMI
B. DEFINISI
SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang
mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh
2006).
Nettina, 1996
L.E.S. merupakan penyakit yang dapat menimbulkan akibat fatal
terutama pada wanita muda, tetapi pada perkembangan saat ini klien dengan
L.E.S. mempunyai harapan hidup (survive) lebih lama yakni lebih dari 15
C. INSIDENSI
Di Amerika kira-kira 500.000 orang mengalami penyakit ini. Dapat
perbandingan insiden pada wanita lebih banyak dari pada pria yaitu 9 : 1 (June
berkaitan dengan warna kulit dilaporkan 3 kali lebih sering mengenai orang
yang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih (June M. Thompson, et al.,
1986, p. 1688).
morbiditas penderita SLE di RSU Dr. Soetomo Surabaya selama tahun 2005
setelah osteoartritis, reumatoid artritis, dan low back pain. Di RSU Dr. Saiful
Anwar Malang, penderita SLE pada bulan Januari sampai dengan Agustus
1. Faktor Lingkungan
a. Infeksi
b. Stress
c. Makanan
e. Ultraviolet
2. Faktor Genetik
hanya 10%.
3. Faktor Hormonal
pencetus lupus.
5. Faktor Obat-obatan
(http://artikelkedokteran.net/news/asuhan+keperawatan+penyakit+lupus.htm)
E. PATOFISIOLOGI
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-
kembali.
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda atau gejala lainnya dari SLE telah dinyatakan oleh “American
pada SLE yaitu bentukan ruam pada kedua pipi yang tidak melebihi
lipatan nasolabial dan di tandai dengan adanya ruam pada hidung yang
Ruam discoid : Lesi berbentuk lingkaran atau cakram dan ditandai oleh
Artritis
>0.5 gr/hari
DNA positif
Selain itu, gejala atau tanda lainnya yang sering ditemukan antara lain
arthritis.
Pembengkakan sendi
Nyeri tekan
a. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa
c. Sistem kardiak
e. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta
berlanjut nekrosis.
f. Sistem perkemihan
g. Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan
dan psikosis.
G. PENATALAKSAAN
1. Secara farmakologi
ringan SLE
c. Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk fungsi
imun.
SLE.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan
hasil pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta
diagnosis.
I. KOMPLIKASI
a. Vaskulitis : berupa garis kecil warna merah pada ujung lipatan kuku dan
ujung jari. Selain itu, bisa berupa benjolan merah di kaki yang dapat
menjadi borok
b. Hematuri
c. Anemia
d. Arthritis remathoid
e. Kerusakan ginjal permanen
LUPUS ERYTHEMATOSUS)
1. Pengkajian
a. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan
pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan
mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala
b. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
c. Kardiovaskuler
gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku
g. Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
h. Sistem pernafasan
i. Sistem vaskuler
j. Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler,
eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
k. Sistem Renal
l. Sistem saraf
2. Masalah Keperawatan
a. Nyeri
3. INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
0-10).
Kriteria Hasil :
infeksi berulang.
Intervensi :
barier infeksi
I : Gunting kuku secara teratur.
R : kuku yang panjang dan kasar meningkatkan risiko kerusakan dermal.
I : Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril atau
penyembuhan.
I : Kolaborasi gunakan/berikan obat-obatan topical sesuai indikasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
I : Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan dan menelan.
R : lesi mulut, tenggorok dan esophagus dapat menyebabkan disfagia,.
I : Berikan perawatan mulut yang terus menerus, awasi tindakan
pencegahan sekresi.
R : penurunan kemampuan pasien mengolah makanan dan mengurangi
aktivitas makan.
I : Berikan fase istirahat sebelum makan.
R : Dapat meningkatkan nafsu makan dan perasaan sehat.
Daftar Pustaka
http://artikelkedokteran.net/news/asuhan+keperawatan+penyakit+lupus.htm