Anda di halaman 1dari 15

Pengelolaan Arsip

di Badan Pusat Statistik Kota Palembang

Fitri Indriyani, Intan Kesuma Fitri, M. Akbar Septa Nery, Nurjannah Saputri.
Findriyani748@gmail.com, Intanfitri26@gmail.com,
M.akbarseptra_nery@yahoo.co.id, putri.sl1997@gmail.com.
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora,
UIN Raden Fatah Palembang.

Abstrak
Penduduk di Indonesia semakin banyak, terutama di Kota Palembang. Dengan
banyaknya jumlah penduduk, peran Badan Pusat Statistik untuk mengola jumlah
penduduk tersebut dengan cara sensus penduduk. Data-data dari sensus penduduk
tersebut diolah oleh Badan Pusat Statistik di Kota Palembang. Data-data tersebut
lalu dikelola oleh Bada Pusat Statistik, dari data tersebut jadilah arsip. Badan
Pusat Statistik sebagai pencipta arsip tentunya wajib untuk mengelola arsipnya.
Peran Badan Pusat kota palembang adalah mengola arsip dinamis dan peran
Badan Pusat Statistik di Jakarta adalah untuk mengolah arsip vital. Badan Pusat
Kota Palembang adalah unit kearsipan sedangkan Badan Pusat Jakarta adalah
lembaga kearsipan. Makalah ini membahas tentang pengelola arsip dan
pengeloloaan arsip di Badan Pusat Stastitik Kota Palembang. Metode Penulisan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana
instrumen pertama dalam peenelitian ini adalah pedoman wawancara. Sumber
data yang digunakan adalah key informan yaitu Pegawai tata usaha Badan
Statistik Kota Palembang penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara. Kesimpulan penelitian ini, bahwa pelaksanaan kegiatan
arsip pada bagian tata usaha Badan Pusat Statistik Kota Palembang belum
terlaksana dengan baik, belum maksimal secara umum.

Keyword : Arsip, Arsip Dinamis, Arsip Statis, Unit Kearsipan, Lembaga


Kearsipan.

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
1
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU No.43 Tahun 2009
Tentang kearsipan). Arsip merupakan bagian terpenting dalam kegiatan
kantor atau organisasi. Menurut Maryanti arsip adalah setiap catatan
tertulis baik dalam bentuk gambar atau bagan yang memuat keterangan-
keterangan mengenai suatu pokok persoalan atau peristiwa-peristiwa
yang berguna dan diperlukakan sewaktu-waktu dimasa yang akan
datang.1 Selain itu Ratnawati dkk menyebutkan bahwa arsip (archieves)
merupakan kumpulan warkat yang dianggap mempunyai kegunaan
tertentu dan disimpan secara sistematis agar setiap kali diperlukan dapat
dicari lagi dengan mudah.2
Dari beberapa pengertian arsip di atas dapat diketahui bahwa dalam
setiap kegiatan organisasi terdapat berbagai macam aktivitas yang dicatat
dan direkam yang dimana setiap catatan dan rekaman tersebut berisikan
berbagai keterangan mengenai suatu pokok persoalan atau peristiwa-
peristiwa penting yang nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman atau
acuan dalam pengambilan suatu keputusan dalam suatu organisasi
ataupun suatu lembaga.
Arsip tidak asing lagi dikalangan lembaga organisasi, mengurus
dan mengelola arsip merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk
ruang lingkup organisasi yang kecil pengelolaan arsip tidak terlalu sulit
atau bermasalah karena ruang lingkupnya yang masih kecil. Tetapi untuk
diorganisasi yang besar, pekerjaan mengelola arsip memerlukan
perhatian yang besar dan serius, mengingat peranan arsip dalam setiap
kegiatan organisasi sangatlah penting. Pengelolaan arsip sangat penting
dalam organisasi. Dilaksanakan kegiatan pengelolaan arsip akan

1
Maryati. 2014. Manajemen perkantoran efektif. UPP STIM YKPN : Yogyakarta.
2
Ratnawati, Eti, dan sunarto. 2006. Sekretaris Profesional. Amus : Jakarta.

2
membantu dalam pelaksanaan kegiatan yang ada di organisasi.
Pengelolaan arsip memegang peranan yang sangat penting dalm
kemajuan organisasi dimana sebagai pusat informasi, sebagai pedoman
dalam pengambilan keputusan dan sebagai rancangan atau gambaran
dalam pencapaian program pengembangan dari organisasi terbebut. Arsip
juga dapat terpelihara dan tertata dengan baik, tidak membutuhkan waktu
yang sangat lama dalam mencari arsip dan bisa menghemat waktu,
tenaga dan biaya, serta informasi yang bersifat penting bisa tersimpan
dengan baik, akibat pengelolaan arsip yang baik dan benar.
Arsip setiap hari selalu bertambah, semakin banyaknya kegiatan
maka semakin banyak pula arsip yang tercipta dan tetumpuk. Hal ini
tidak bisa dibiarkan begitu saja, menyita tempat, tenaga, waktu dan biaya
serta informasi yang bersifat penting didalam organisasi itu bisa hilang,
dalam kegiatan arsip hampir semua menggunakan bahan kertas
diantaranya surat menyurat, surat atau informasi tidak boleh hilang,
kehilang berarti kerugian yang besar didalam organisasi. Seperti yang
telah diketahui penduduk bumi setiap tahunnya pasti bertambah dan
berkurang, seperti di palembang contohnya. Dengan meningkatnya jiwa
penduduk pasti data-data setiap tahun berubah disinilah tugas lembaga
statistik dalam pengolahan jumlah penduduk, tingkat pengangguran,
ekonomi, dan pertanian. Semua data yang diambil dari sensus penduduk
ada keingin tahuan dari seseorang berapa jumlah penduduk,
pengangguran dan sebagainya di kota palembang, maka dari tugas itu
seorang pegawai statistik mendata banyaknya penduduk. Dari banyaknya
data-data tersebut, pasti banyak sekali dokumen-dokumen yang telah
dikumpulkan oleh badan statistik, sehingga terciptalah arsip dan disusun
sesuai tempatnya.
Badan Statistik Kota Palembang adalah salah satu badan statistik
yang ada di kota Palembang. Badan statistik ini berfungsi mengumpulkan
semua data-data dari masing-masing kecamatan yang ada di kota
Palembang lalu dijadikan satu. Semua data-data tersebut dijadikan arsip
3
dan disimpan. Penyimpanan arsip ada dua yaitu arsip statis dan arsip
dinamis. Menurut UU No. 43 Tahun 2009 arsip dinamis dibagi menjadi
dua yaitu arsip dinamis aktif dan inaktif, arsip dinamin aktif adalah arsip
arsip yang digunakan secara terus menerus dalam kegiatan kantor
sedangkan arsip dinamis inaktif adalah arsip yang frekuensi
penggunaanya menurun, tetapi kadang-kadang masih diperlukan. Arsip
statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada
umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi
negara. Umumnya arsip statis yang disimpan berupa arsip kertas. Tahap
pengolah data sangat menentukan seberapa jauh tingkat keakuratan dan
ketepatan data statistik yang dihasilkan. 3
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa pengolaan
arsip adalah suatu rangkaian kegiatan peralatan yang dilakukan
sekelompok orang dalam organisasi dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan pengelolaan
itu dapat di tetapkan dalam pengeloalaan surat. Tetapi saat obsevasi di
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang pada tempat-tempat atau
lembaga tertentu pengolahan arsip sangat kurang diperhatikan dan
terorganisasi atau belum ada manajemen yang baik seperti apa yang telah
di sampaikan pada teori-teori yang ada. Padahal banyak sekali manfaat
dan fungsinya jika suatu arsip di kelola dengan baik dan benar, beberapa
alasannya seperti sistem temu kembali informasi lebih mudah, arsip lebih
terlindungi dan aman, dan menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan
terpercaya sebagai alat bukti yang sah.
Oleh karena itu makalah ini akan mengkaji lebih dalam lagi
tentang peran unit pengola serta bagaimana pengelola arsip di Badan
Pusat Statistik Kota Palembang.

3
Undang-undang No. 43 Tahun 2009

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran unit pengelolaan Arsip di Badan Pusat Statistik Kota


Palembang?

2. Bagaimana pengelolaan arsip di Badan Pusat Statistik Kota


Palembang ?

C. Tujuan

Ada pun tujuannya untuk:

1. Mengetahui peran unit pengelola Arsip di Badan Pusat Statistik Kota


Palembang

2. Mengetahui pengelolaan Arsip di Badan Pusat Statistik Kota


Palembang.

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Arsip

Arsip (archives) “recorded information”. Dalam konteks ini arsip


adalah bukti transaksi dari suatu kegiatan atau informasi yang dibuat dan
diterima oleh suatu organisasi dalam rangka kegiatan organisasi tersebut
(Peter Waln, 1988). 4 Berdasarkan ISO 15489-1 (Records Management-
Part 1: General), arsip adalah informasi yang diciptakan, diterima dan
disimpan sebagai bukti dan informasi oleh suatu organisasi atau seseorang,
dalam rangka memenuhi kewajiban hukumnya atau dalam rangka
transaksi bisnis.5 Arsip adalah repository (tempat penyimpanan) memori

4
Widarno, dkk. 2015. Organisasi Tata Laksana dan Lembaga Kearsipan. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hlm. 4.3
5
Muhammad Rustam. 2014. Pengelolaan Arsip Elektronik. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka. Hlm. 1.4

5
yang memberikan bukti terpercaya untuk kejadian masa lampau.6 Arsip
adalah catatan, terlepas dari format, dibuat atau diterima oleh seseorang
atau organisasi selama pelaksanaan urusan dan dipelihara karena
mengandung informasi tentang nilai yang berkelanjutan.7

Adapun menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2009 Tentang Kearsipan, arsip adalah

„Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat
dan diterima oleh lembaga Negara, pemerintahan daerah, lembaga
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara”.8
Menurut Barthos, Kearsipan merupakan suatu hal yang penting
bagi setiap organisasi untuk menunjang setiap kegiatan yang dilakukan.
Baik arsip dinamis itu digunakan sebagai salah satu sumber informasi,
pusat ingatan, melakukan perencanaan, sebagai alat untuk membantu
pengambilan keputusan, maupun sebagai penunjang bagi ketertiban
administrasi.9
Dari definisi arsip di atas dapat disimpulkan bahwa suatu arsip
adalah catatan, rekaman kegiatan atau peristiwa masa lampau yang dibuat
dan diterima oleh suatu organisasi dalam rangka kegiatan organisasi juga
sebagai bukti transaksi dan informasi suatu Instansi atau Organisasi dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

6
Randall G. Jimerson, Archives and Manuscripts : Archives and Memory, diakses dai
jurnal emerald: http://www.emeraldsight.com/doi/pdfplus/10.1108/10650750310490289. pada 4
Juni 2018
7
Sammie L. Morris. 2009. An Introduction to Archives for Librarians. Libraris Research
Publications. Paper 103. Http://docs.lib.purdue.edu/lib_research/103.
8
Undang-undang No 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
9
Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan
Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara,2003).

6
B. Pengertian Badan Pusat Statistik Kota Palembang

Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian


yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS
merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6
Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik.
Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun
1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan
peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat
Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.10

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun


1997, antara lain :11

1. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik


dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral
yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau
bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh
lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya
secara mandiri atau bersama dengan BPS.

2. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita


Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat
dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.

3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.

4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk


menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan
saran dan pertimbangan kepada BPS.

10
Badan Pusat Statistik Kota Palembang. Informasi Umum Badan Pusat Statistik Kota
Palembang. Diakses dari https://palembangkota.bps.go.id/menu/1/pengolahan data.html#master
MenuTab1. Pada 3 Juni 2018.
11
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997

7
Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan
yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :12

1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data


ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga
dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data
sekunder

2. Membantu kegiatan statistik di kementrian, lembaga pemerintah atau


institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.

3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi


statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan
pelatihan statistik.

4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain


untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.13

Jadi, nama BPS berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 adalah Biro


Pusat Statistik, lalu diganti dari nama Biro Pusat Statistik menjadi Badan
Pusat Statistik ditetapakan pada UU nomor 16 nomor 1997. Peran BPS
berdasarkan undang-undang adalah menyediakan kebutuhan data bagi
pemerintah dan masyarakat. Penyediaan kebutuhan tersebut berupa data
statistik hasil survei, lembaga pemerintah atau institusi lainnya untuk
membantu kegiatan dari Badan Pusat Statistik. Peran BPS juga membantu
mengembangkan dan mempromosikan metodologi statistik dan melayani
bidang pendidikan dan pelatihan statistik serta membangun kerjasama
dengan institusi internasional dan negara lain demi kepentingan
berkembangnya statistik Indonesia.

12
Diakses Pada Https://googleweblight.com/i?u=https://www.bps.go.id/menu/1/
sejarah.html&hl=id-ID. Tanggal Rabu 9 Mei 2018
13
Diakses Pada Https://googleweblight.com/i?u=https://www.bps.go.id/menu/1/
sejarah.html&hl=id-ID. Tanggal Rabu 9 Mei 2018

8
C. Peran Unit Pengelolaan Arsip

Dalam organisasi baik pemerintah atau swasta memiliki peran


dalam pengelolaan Arsip. Peran Badan Pusat Statistik dalam pengelolaan
arsip berada di unit kearsipan. Unit kearsipan adalah satuan kerja yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola arsip instansi yang
sudah diselesaikan oleh unit pengolah/unit kerja untuk disimpan,
dipelihara, dan digunakan.14

Unit kearsipan mempunyai wewenang di bidang pengelolaan arsip


inaktif pada umumnya dan penyusutan arsip khususnya. Wewenang
menurut Louis A. Allen adalah sejumlah kekuasaan dan hak yang
didelegasikan kepada suatu jabatan, sedang R.C. Davis mengatakan
wewenang adalah hak yang cukup yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan suatu tugas kewajiban tertentu (Hasibuan, 2001:64).
Dengan mengacu definisi tersebut maka unit kearsipan mempunyai hak
yang cukup untuk menyelesaikan tugas di bidang penyusutan arsip.

Prosedur Pengelolaan Arsip yaitu :

1. Penataan Arsip

Prosedur penataan arsip adalah proses langkah-langkah pengaturan


informasi dan fisik arsip untuk kepentingan penemuan kembali arsip.
Prosedur yang benar dalam penataan arsip di suatu sisi akan
memberikan kemudahan di dalam pengendalian fisik dan informasi
arsip apabila ternyata arsipnya masih diperlukan oleh lembaga
pencipta arsip (creating agency).15

14
Widarno, dkk. 2015. Organisasi Tata Laksana dan Lembaga Kearsipan. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hlm. 5.11
15
Refni dan Elva. 2013. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 2, No. 1,
September 2013, Seri G

9
2. Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan arsip adalah usaha penjagaan agar arsip yang telah


mengalami kerusakan tidak bertambah parah. Pada umumnya,
kerusakan yang paling sering terjadi adalah sobek, terserang jamur,
terkena air, dan terbakar. Pemeliharaan arsip adalah usaha penjagaan
arsip agar kondisi fisiknya tidak rusak selama masih mempunyai nilai
guna.16

3. Pemusnahan Arsip

Kalau sampai waktunya maka arsip-arsip inaktif akan dimusnahkan,


hanya untuk arsip inaktif yang mempunyai nilai nasional tidak
dimusnahkan, tetapi dikirim ke Arsip Nasional untuk disimpan dan
dilestarikan selama-lamanya sebagai hasil budi daya bangsa. Bilamana
kantor mempunyai biaya, maka arsip inaktif yang akan dimusnahkan
dapat dibuatkan mikrofilmnya terlebih dahulu, terutama untuk arsip-
arsip yang dianggap penting.17

4. Peminjaman Arsip

Yang dimaksud dengan peminjaman adalah keluarnya arsip dari


file karena dipinjam baik oleh atasan sendiri, teman seunit kerja,
ataupun oleh kolega sekerja dari unit kerja lain dalam organisasi.
Karena arsip tersebut dipinjam oleh petugas file itu sendiri, maka
keluarnya arsip dari file haruslah dicatat. Bahkan, kalau perlu biar
petugas file sendiri yang mempergunakan, terutama bila agak lama,
sebaiknya dilakukan pencatatan. Sistem pengawasan ini perlu agar

16
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2015. Manajemen Kearsipan Modern dari
Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
17
Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

10
semua dokumen dapat diketahui apakah sedang berada didalam file
atau sedang diluar file.18

Jadi, peran pengelola arsip adalah mengolah arsip dibagian unit


pengolah/unit kerja untuk disimpan, dipelihara, dan digunakan setelah itu
diberikan kepada unit kearsipan suapaya arsip tersebut diolah menjadi
arsip dinamis inaktif. Peran pengelola arsip juga perlu adanya penataan,
perawatan dan pemeliharaan, pemusnahan dan mendata peminjaman arsip,
agar arsip lebih terjaga dan tertata dengan baik sehingga mudah
menemukan kembali arsip dengan cepat serta arsip tersebut masih
bertahan selama bertahun-tahun jika dilakukan pemeliharaan dan
perawatan. Dilakukan pemusnahan pemusnahan dan mendata arsip uag
diperlukan, jika arsip tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu yang
panjang dan tidak memiliki nilai guna lagi lebih baik dimusnahkan dan
mendata pemijaman arsip agar peran pengola arsip ata semua pegawai
tahu bahwa arsip tersebut ada yang meminjam sehingga tidak susah lagi
mencari arsip yang dipinjam oleh rekan sekerja.

D. Pengelolaan Arsip Badan Pusat Statistik

Pengelolaan arsip di Badan Pusat Statistik Kota Palembang, yaitu:

1. Pertama, arsip sebelum ada di kota Palembang. Arsip-arsip tersebut di


data melalui perkecamatan yang ada di Kota Palembang, caranya
dengan melakukan sensus penduduk. Dibagian ini, seseorang
penduduk itu menciptakan sebuah arsip.
2. Setelah melakukan sensus peduduk untuk mengumpulkan data agar
data tersebut menjadi arsip, pegawai tata usaha (TU) mengelolanya
dengan cara memilih arsip dinamis aktif. Arsip dinamis aktif adalah
arsip yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan

18
Ibid 12

11
digunakan dalam peyelenggaraan administrasi sehari-hari serta masih
dikelola oleh unit pengola.19 Di BPS kota Palembang arsip aktif yang
masih dilakukan, jika arsip aktif telah didapatkan oleh BPS Kota
Palembang maka arsip dinamis aktif tersebut telah didapatkan
kemudian diserahkan ke Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Selatan. Pengelolaan arsip terdapat di Badan Pusat Statistik Kota
Palembang sedangkan Unit kearsipan adalah Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Selatan.
3. Setelah arsip dinamis aktif yang masih dikelola oleh Badan Pusat
Statistik Kota Palembang disini peran Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Selatan untuk mengelola arsip dinamis aktif menjadi arsip
inaktif yang akan diserahkan ke Lembaga Kearsipan. Dengan cara
inilah, penyerahan arsip dinamis inaktif di BPS kota Palembang ke
Badan Pusat Statistik di Jakarta.
4. Dan yang terakhir setelah arsip inaktif diserahkan dari unit kearsipan
ke lembaga kearsipan, disini tugas lembaga kersipan mengelola arsip
inaktif tersebut menjadi arsip vital atau arsip yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup organisasi. Disini peran lembaga kearsipan Badan
Pusat Statistik di Jakarta mengelola arsip tersebut menjadi arsip vital.

Jadi, cara mengelola arsip Badan Pusat Statistik Kota Palembang


adalah pertama pegawai BPS Kota Palembang sensus penduduk ke
kecamatan di Kota Palembang kemudian data tersebut diolah menjadi
arsip dinamis aktif oleh bagian pegawai tata usaha (TU) Badan Pusat
Statistik Kota Palembang, Kemudian arsip dinamis aktif dikelola oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan untuk mencari arsip
inaktif, kemudian Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan

19
Nur Aini Astuti. 2015. Dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif
Pada Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Bantul Yogyakarta”.
Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/28392/1/SKRIPSI%20NUR%20AINI%20ASTUTINIM.%
20094022441039%20.pdf. Pada 5 Mei 2018. (Berbentuk pdf)

12
menyerahkan arsip inaktif kepada Badan Pusat Statistik Pusat di Jakarta
dan Badan Pusat Statistik Pusat di Jakarta mengola arsip tersebut menjadi
arsip statis.

3. PENUTUP
Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan oleh unit pengolah di
Badan Statistik Kota Palembang, belum dikelola dengan baik, karena arsip
ataupun data yang ada belum dikelola dengan sebagaimana mestinya yang
sesuai dengan apa yang telah di tetapkan. Arsip yang ada di Badan Statistik
Kota Palembang masih tertumpuk di dalam ruangan. Badan Statistik Kota
Palembang belum ada ruangan khusus yang memang digunakan untuk
penyimpanan arsip dan mengelola arsip. Di Badan Statistik Kota Palembang
banyak arsip yang masih tertumpuk dan tidak tersusun dengan rapi, walaupun
arsip yang masih ditertumpuk tersebut sesuai dengan nama arsipnya ataupun
data dari tempat yang telah disurvei oleh Pegawai Badan Statistik Kota
Palembang.
Pengelolaan arsip Badan Pusat Statistik Kota Palembang adalah pertama
pegawai BPS Kota Palembang sensus penduduk ke kecamatan di Kota
Palembang kemudian data tersebut diolah menjadi arsip dinamis aktif oleh
bagian pegawai tata usaha (TU) Badan Pusat Statistik Kota Palembang,
Kemudian arsip dinamis aktif dikelola oleh Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Selatan untuk mencari arsip inaktif, kemudian Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Selatan menyerahkan arsip inaktif kepada Badan Pusat
Statistik Pusat di Jakarta dan Badan Pusat Statistik Pusat di Jakarta mengola
arsip tersebut menjadi arsip statis.

DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

13
Badan Pusat Statistik Kota Palembang. Informasi Umum Badan Pusat Statistik
Kota Palembang. Diakses dari https://palembangkota.bps.go.id
/menu/1/pengolahandata.html#masterMenuTab1. Pada 3 Juni 2018.

Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, dan


Perguruan Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).

Diakses Pada Https://googleweblight.com/i?u=https://www.bps.go.id/menu/1/


sejarah.html&hl=id-ID. Tanggal Rabu 9 Mei 2018

Kinerja lembaga kearsipan dan peran arsip. Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Sistem Kearsipan Arsip Nasional RI. Diakses dari
http://www.anri.go.id/assets/download/jurnal _anri_vol8_12_2013.pdf

Muhammad Rustam. 2014. Pengelolaan Arsip Elektronik. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Maryati. 2014. Manajemen Perkantoran Efektif. UPP STIM YKPN : Yogyakarta.

Nur Aini Astuti. 2015. Dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis
Aktif Pada Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Dan Kehutanan
Kabupaten Bantul Yogyakarta”. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id
/28392/1/SKRIPSI%20NUR%20AINI%20ASTUTINIM.%200940224410
39%20.pdf. Pada 5 Mei 2018.

Randall G. Jimerson, Archives and Manuscripts : Archives and Memory, diakses


dai jurnal emerald: http://www.emeraldsight.com/doi/pdfplus/10.1108/
10650750310490289. Pada 4 Juni 2018.

Ratnawati, Eti, dan Sunarto. 2006. Sekretaris Profesional. Amus : Jakarta.

Refni dan Elva. 2013. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 2,
No. 1, September 2013, Seri G

14
Sammie L. Morris. 2009. An Introduction to Archives for Librarians. Libraris
Research Publications. Paper 103. Http://docs.lib.purdue.edu/lib_research
/103.

Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2015. Manajemen Kearsipan Modern dari
Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997

Undang-undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.

Widarno, dkk. 2015. Organisasi Tata Laksana dan Lembaga Kearsipan.


Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

15

Anda mungkin juga menyukai