Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik sejak dulu dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak

lebih menarik, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

beragam kosmetik muncul di pasaran (1).

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Nomor 19

Tahun 2015 Tentang Persyaratan Teknis Kosmetik. kosmetik adalah bahan atau

sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia

(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan

mukosa mulut terutama untuk memebersihkan, mewangikan, mengubah

penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memeliharaan

tubuh pada kondisi baik (2).

Namun tidak semua kosmetik itu memenuhi aturan farmasetika yaitu

aman, berkhasiat, dan berkwalitas. Banyaknya laporan mengenai kosmetik

sintesis yang mengandung bahan kimia berbahaya, meningkatkan kewaspadaan

banyak pihak, sehingga mulai dikembangkan dan diberdayakan kembali

penggunaan kosmetik herbal. Kosmetik berbahan herbal dinilai lebih aman karna

dibuat menggunakan bahan-bahan alami yang terbukti dari zaman dahulu dapat

meningkatkan dan menjaga kecantikan alami seseorang. Kecantikan identik

dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga bagi setiap wanita. Namun

sering juga terjadi permasalahan-permasalah seperti pada bibir yang biasanya

muncul adalah bibir pecah-pecah atau bibir kering hingga keluar darah, bisa jadi

21
2

ini karena cuaca dan kekurangan air dari dalam tubuh yang menyebabkan bibir

kering (1).

Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri dengan kulit jangat

yang sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium

mendorong papila dengan aliran darah lebih banyak tepat dibawah permukaan

kulit. Pada permukaan kulit bibir, tidak terdapat kelenjar keringat tetapi pada

permukaan kulit bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur sehingga bibir akan

selalu terlihat basah. Sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir,

menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak sehingga dalam cuaca yang dingin

dan kering lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah yang

memungkinkan zat yang melekat padanya mudah berpenetrasi ke stratum

germinativum. Karena ketipisan kulit jangat maka bibir menunjukkan sifat lebih

peka dibandingkan kulit lainnya (16).

Salah satu kosmetik yang sering di pakai oleh para wanita untuk

melembabkan bibir adalah lip balm atau salep bibir. Lip balm adalah lilin

substansi yang dioleskan pada bibir dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan

bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah.

Minyak bunga kenanga (cananga oil) banyak dipakai untuk bahan baku

industri parfum, kosmetik, sabun, dan sebagai emolien. Emolien termasuk

pelembab yang berfungsi untuk mempertahankan hidrasi, merehidrasi kulit dan

memcegah penguapan air dari kulit dengan memebentuk lapisan pelindung,

sehingga membantu sifat pelembutan kulit. Minyak bunga kenanga (cananga oil)

juga bisa dimanfaatkan untuk perawatan kulit karena mengandung vitamin E,


3

kandungan tersebut dapat meremajakan kulit, menjaga kelembaban dan juga

kelenturan (3).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan Tentang Formulasi

Sediaan Lipbalm Minyak Bunga Kenanga (Cananga Oil) sebagai emolien, telah

disarankan agar dilakukan pengembangan formulasi dengan penambahan pewarna

alami. Penggunaan pewarna alami dalam formulasi lipbalm ini merupakan salah

satu solusi untuk menghindari penggunaan pewarna sintetis yang berbahaya (3).

Pewarna alami adalah zat warna atau pigmen yang diperoleh dari tumbuhan,

hewan atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini sejak dahulu telah

digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang penggunaan secara

umum dianggap telah aman daripada zat warna sintetis (5).

Pewarna alami dapat diperoleh dari pigmen yang berasal dari daun, buah, atau

batang tanaman. Antosianin adalah suatu kelas dari senyawa flavonoid secara luas

terbagi dalam polifenol tumbuhan yang umumnya larut dalam air serta tersebar

luas dalam bunga, kulit daun dan menghasilkan warna dari merah sampei biru.

Salah satu tanaman yang mengandung zat warna alami adalah buah naga. Buah ini

banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki khasiat dan manfaat serta nilai

gizi yang cukup tinggi. Mulai dari batang, buah dan kulit buah naga mengandung

vitamin dan zat yang bermanfaat (14). Buah naga berpotensi sebagai pewarna

alami karena menghasil kan warna merah yang dihasilkan oleh pigmen yang

bernama antosianin (6).


4

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan tentang

formulasi sediaan lip balm minyak bunga kenanga(Cananga oil) sebagai emolien

dengan bahan dasar basis PEG dan pada konsentrasi 5% mengatakan sudah dapat

memberikan perubahan yang baik terhadap skala kelembutan dari tekstur kulit dan

tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

sudah dilakukan tentang formulasi sedian lip balm minyak bunga kenanga sebagai

emolien, juga disarankan pengembangan formulasi dengan penambahan pewarna

(3).

Penulis tertarik memformulasikanlip balmdari minyak bunga kenangan

dengan penambahan pewarna alami yang dapat memberikan penampilan fisik

sediaan yang lebih menarik. Penulis mencoba menambah pewarna alami pada

sedian lip balm buah naga merah dengankonsentrasi 5%,10%,15%, dan 20%.

Karena warnanya yang sangat pekat dan menarik yaitu merah, maka buah naga

merah bisa dijadikan pewarna alami yang tidak kalah dengan pewarna buatan

yang banyak beredar dipasaran dan tentunya lebih aman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanapengaruh pewarna ekstrak etanol buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) terhadap formulalip balm minyak bunga

kenanga (Cananga oil).

2. Bagaimana pengaruh pewarna ekstrak etanol buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) terhadap formulalip balm minyak bunga

kenanga (Cananga oil) pada konsentrasi 5%,10%,15% dan 20%,

akankah mempengaruhi tekstur atau bentuk sedian.


5

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pewarna ekstrak etanol buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) terhadap formulalip balm minyak bunga kenanga

(Cananga oil).

2. Untuk mengetahui pengaruh pewarna ekstrak etanol buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) terhadap formulalip balm minyak bunga kenanga

(Cananga oil) pada konsentrasi 5%,10%,15%, dan 20% akankah

mempengaruhi tekstur atau bentuk sediaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya guna dari

buah naga merah (Hylicerius polyhizus) sebagai pewarna alami dalam formula

sedian lip balm minyak bunga kenanga (cananga oil) yang aman digunakan oleh

masyarakat.

1.5 Hipotesis

1. ekstrak etanol buah naga merah (Hylicerius polyhizus) dapat

berpengaruh terhadap formula lip balm minyak bunga kenanga

(Cananga oil).

2. mengetahui pengaruh pewarna ekstrak etanol buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) terhadap formulalip balm minyak bunga

kenanga (Cananga oil) pada konsentrasi 5%,10%,15%, dan 20%

akankah mempengaruhi tekstur atau bentuk sediaan.


6

1.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Uji Pemeriksaan
Homogenitas

Uji Organoleptis
Organoleptis
Titik lebur
Konsentrasi pewarna Stabilitas sediaan Uji Pemeriksaan Titik
buah naga merah Lip balm
Iritasi Lebur
5%,10%,15%, dan Kesukaan (Hedonic
20% Test) Uji Stabilitas Sediaan

Uji iritasi

Uji kesukaan (Hedonic


Test)

Gambar 1.1.Kerangka Konsep


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman Kenanga (cananga oil)

Salah satu jenis tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat tetapi belum

banyak dikenal nilai gunanya adalah kenanga. Tanaman kenanga (Canangium

odoratum baill) berbentuk pohon atau perdu, terutama sekali dibudidayakan untuk

diambil bunganya. Bunga kenanga biasa diperdagangkan dalam jumlah kecil

sebagai bunga rampai atau bunga tabur. Bila dalam jumlah besar, bunga kenanga

dapat disuling untuk diambil minyak atsirinya. Minyak atsiri bunga kenanga

merupakan komoditi ekspor dengan ylang-ylang (produksi dari filipin dan

kepulauan Reunion) dan Java Cananga Oil(produksi dari Indonesia) yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi. Minyak atsiri bunga kenanga banyak dipakai

untuk bahan baku industri parfum, kosmetika, sabun dll (10).

Tanaman kenanga ini berupa pohon dengan tinggi yang bisa mencapai 38

m atau perdunya dapat mencapai 3 m berkulit serat dan bertajuk lebar. Daun

tersusun berseling, manunggal, tidak berdaun penumpu, berbentuk agak bulat

telur dengan ujung yang meruncing dan berdasar bundar, bertulang menyirip,

bersisi rata.

Bunganya berbentuk bintang berwarna hijau pada waktu masih muda dan

berwarna kuning setelah masak, berbau harum, berad tunggal atau berkelompok

pada tangkai bunga dengan jumlah 3-5 kuntum bunga. Kelopak bunga yang

berjumlah 3, berbentuk lidah yang bertaut pada dasarnya berbulu, berwarna hijau

ketika masih muda dan berwarna kuning kehitaman setelah tua. Mahkota bunga

21
8

pada umumnya berjumlah 6, namun kadang-kadang berjumlah 8-9, berbentuk

pita, berdaging, terlepas satu sama lainnya dan tersusun dalam 2 lingkaran yang

masing-masing biasanya berjumlah 3. Dasar bunganya berbentuk bundar pipih

dan menggembung. Benang sari jumlahnya banyak, bertangkai pendek dan

tersusun dalam gulungan spiral kotaksari berbentuk tiang, terdiri atas 2 sel,

bersifatmenempel dan membelah memanjang. Bakal buah bersifat sinkarpus dan

berbentuk oblong. Bakal biji berjumlah banyak dan menyebar pada sisi-sisinya.

Putik bunga bertangkai pendek, berkepala bundar dan berlendir (10).

Tanaman kenanga merupakan famili Annoaanaceae(kenanga-kenangaan).

yang merupakan salah satu spesies dari genus Cananga yang populer di Indonesia

adalah Cananga odorata, dikenal sebagai kenanga. Bunga kenanga biasanya

dipakai untuk bunga tabur dimakam. (11).

Tanaman ini juga dikenal dengan sebutan ylang-ylang atau perfume tree.

Warna bunga hijau kekuningan dengan 5-6 mahkota yang panjang dan berbentuk

spiral tidak beraturan. Tanaman ini tingginya hanya sampai 3 m dan berbatang

keras. Daunnya berbentuk oval, berujung lancip dan tepi bergelombang berwarna

hijau kekuningan. Panjang daun antara 12-20 cm. Tanaman ini diperbanyak

dengan cara cangkok (12).

Tanaman perdu tinggi ini memiliki aroma bunga yang harum, terutama

pada pagi hari. Bunga tanaman perdu ini akan muncul pada batang atau ranting

bagian atas. Sebuah bunga kenanga terdiri atas 6 lembar daun dengan mahkota

bunga berwarna kuning. Selain sebagai bahan minyak atsiri, bunga tabur dan
9

bunga sesajen, dalam landskap bunga Cananga odorata digunakan sebagai centre

point (13).

2.1.1 Jenis-jenis Tanaman Kenanga

Di dunia terdapat beberapa jenis kenanga, antara lain adalah:

1. Cananga odorata pada umumnya mempunyai daun yang tidak berbulu

pada permukaan bawahnya.

2. Cananga latifolia mempunyai daun yang berbulu halus pada permukaan

bawahnya.

3. Cananga scorthecini King banyak terdapat di daerah Kelantan, Malaysia.

4. Cananga brandisanum Safford banyak tumbuh di Kamboja dan Vietnam.

Di Indonesia hanyak dikenal 2 jenis kenanga yaitu jenis Cananga odorata

dan jenis Cananga latifolia. Namun demikian, masyarakat setempat di daerah

Banten mengenal bentuk-bentuk kenanga lokal, misalnya kenanga kebo, kenanga

asli (tulen), kenanga lumut dan kenanga kemenyan. Berdasarkan taksonominya

perbedaan bentuk mereka memang tidak jelas.

Untuk mengenal jenis, variestas dan forma, kenanga yang terdapat di

Indonesia, berikut ini dikatengahkan kunci pengenal :

a. Cananga Odorata

1) Cananga odorata forma macrophylla: tajuk pohon berbentuk kerucut,

cabang-cabangnya berdekatan rapat sesamanya dan pada pangkal

batang terdapat lekukan-lekukan. Daunnya agak membundar dengan

ukuran sekitar 20 x 20 cm. Tinggi pohonnya 20-30 m.


10

2) Cananga odorata forma genuina: tajuk pohon berbentuk kerucut

langsing, cabang-cabangnya tidak berdekatan sesamanya, dimana pada

pangkal batang terdapat tonjolan-tonjolan. Daunnya agak meruncing

dengan ukuran sekitar 15 x 7 cm.

3) Tanaman berbentuk perdu, tingginya mencapai 2-3 m dan berbunga

sepanjang tahun. Untuk Cananga odorata varietas nana, dapat berbuah

dan mahkota bunga selalu berjumlah 6. Sedangkan Cananga odorata

varietas fruticosa tidak berbuah dan mahkota bunga tidak selalu

berjumlah 6.

b. Cananga Latifolia

1) Daun berbentuk bulat telur, pada pangkalnya bundar dan berbulu halus

pada permukaan bawahnya. Pada umumnya berbentuk pohon yang

tingginya 20-30 m dan mempunyai musim berbunga.

2) Daun berbentuk elips yang melebar, berpangkal agak bundar dan tidak

berbulu pada permukaan bawahnya. Bentuk pohon yang tingginya

mencapai 20-30 m dan berbentuk perdu tingginya 2-3 m. Berbunga

musiman atau sepanjang tahun (10).

2.1.2 Syarat Tumbuh

Tanaman kenanga dapat tumbuh baik di seluruh Nusantara dengan

ketinggian daerah di bawah 1200 m (diatas permukaan laut). Semula hanya hutan-

hutan, tetapi kini sudah banyak dibudidayakan. Tentu saja tanaman ini dapat

tumbuh lebih baik jika kondisi tanahnya subur, terutama tanah jenis alluvial dan
11

dapat berbunga lebat jika ketinggian daerahnya antar 20-700 m diatas permukaan

laut, yang beriklim panas dan lembab (10).

Gambar 2.1 Bunga Kenanga

2.2 Buah Naga

Tanaman buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika

Selatan bagian utara. Di habitat aslinya, tanaman ini hidup di lingkungan hutan

belantera. Konon dinamakan buah naga karena batangnya yang tumbuh

memanjang seperti naga. Orang vietnam yang menganut budaya cina lebih

mengenalnya dengan nama Thang loy. Di Amerika Selatan, buah naga disebut

Pitaya Roja (pitaya merah). Sedangkan di Eropa dan negara lain disebut Dragon

fruit. Dalam perkembangannya, tanaman buah naga ini juga menyebar ke Israel,

dan Australia (7).

Tetapi, saat ini, tanaman tersebut telah dibudidayakan di negara-negara

Asia, seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaiysia, dan Indonesia (8).


12

Buah naga yang pertama kali masuk di Indonesia adalah buah naga

berdaging putih. Masyarakat lebih mengenal buah naga putih lantaran areal

penanamannya lebih luas, produk lebih mendominasi di pasaran dibandingkan

dengan buah naga merah, dan harganya lebih murah. Sejak buah naga merah dan

super red masuk dan berkembang di Indonesia, perlahan-lahan posisi buah naga

putih mulai tergantikan (9).

Salah satu tanaman yang mengandung zat warna alami adalah buah naga.

Buah ini banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki khasiat dan manfaat

serta nilai gizi yang cukup tinggi. Mulai dari batang, buah dan kulit buah naga

mengandung vitamin dan zat yang bermanfaat (14). Buah naga berpotensi sebagai

pewarna alami makanan karena menghasil kan warna merah yang dihasilkan oleh

pigmen yang bernama antosianin (6).

Penggunaan buah naga sebagai pewarna alami karena buah ini sering

dikonsumsi oleh masyarakat dan warna buah yang begitu mencolok setelah

dibuka (14).

2.2.1. Morfologi Buah Naga

Secara morfologis, tanaman buah naga termasuk tanaman tidak lengkap

karena tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun,

tanaman buah naga memiliki duri di sepanjang batang dan cabangnya guna

mengurangi penguapan. Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan

bersifat epifit. Di habitat aslinya, tanaman ini memanjat tanaman lain untuk

tumbuh. Meskipun akarnya yangdidalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih
13

bisa bertahan hidup karena terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar areal (akar

udara) tersebut mampu menyerap cadangan makanan dari udara (9).

2.2.2. Sistematika Buah Naga

Gambar 2.2 Buah Naga (Hylocereus costaricensis)

Dalam dunia tumbuhan, buah naga dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Casctaceae

Subfamily : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies :

_ Hylocereus undatus (daging putih)

_ Hylocereus polyhizus (daging merah)


14

_ Hylocereus costaricensis (daging super merah atau super

red)

_ Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putuh,

tanpa sisik) (9).

2.2.3. Kandungan Gizi Buah Naga

Selain tersa manis dan menyegarkan, buah naga juga mengandung banyak

manfaat bagi kesehatan tubuh. Misalnya, buah naga dapat menurunkan kolesterol

dan penyeimbang gula darah, serta mengandung vitamin C, betakaroten, kalsium

dalam jumlah yang cukup baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan

karbohidrat. Kandungan serat dalam buah naga juga tinggi sebagai pengikat zat

karsinogen (penyebab kanker) dan memeperlancar proses pencernaan. Zat-zat ini

bisa menetralkan racun dalam darah, dan mencegah hipertensi (8).

Menurut hasil riset Agricultural Research Service (ARS) dan United States

Department of Agricultural (USDA), buah naga yang berdaging merah memiliki

aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding buah naga daging putih (7).

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Naga Merah per 100 gram
No Komposisi Jumlah
1. Kadar air 82,5-83 gram
2. Protein 0,159-0,229 gram
3. Lemak 0,21-0,61 gram
4. Serat kasar 0,7-0,90 gram
5. Karotin 0.005-0,012 mgram
6. Kalsium 6,3-8,8 mgram
7. Fosfor 30,2-36,1 mgram
8. Besi 0,55-0,65 mgram
9. Vitamin B1 0,28-0,043 mgram
10. Vitamin B2 0,043-0,045 mgram
11. Vitamin B3 0,297-0,43 mgram
12. Vitamin C 8-9 mgram
13. Thiamin 0,28-0,30 mgram
14. Riboflavin 0,043-0,044 mgram
15

15. Niasin 1,297-1,30 mgram


16. Lainnya 0,54-0,68 gram

Sumber : Taiwan Food Industry Development And Research Authorities (dalam


Trubus, November, 2007)

2.3 Lip balm

Pengkilap bibir atau balsem bibir (lipbalm) merupakan sediaan kosmetika

yang dibuat dengan bahan yang sama dengan lipstick namun tanpa warna

sehingga terlihat transparan, gunanya untuk mengkilatkan bibir yang warnanya

sudah sesuai dengan keinginan, warna asli bibir atau hasil penggunaan lipstick

biasa. Pengkilap ini sering digunakan pada pria atau anak-anak yang

membutuhkan proteksi pada bibirnya pada saat keadaan kelembaban udara rendah

atau suhu yaang terlalu dngin sehingga bibir mudah sekali pecah-pecah (16).

Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan pada bibir dari

mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak kering dan mudah pecah-

pecah. Biasanya lipbalm digunakan untuk bibir yang membutuhkan proteksi,

umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena suhu yang

terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel mukosa bibir

Lipbalm sering mengandung beeswak atau lilin karnauba, kapur barus,

setil alkohol, lanolin parafin, petrolatum, dan bahan-bahan lainnya. Lipbalm

merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis

lipstik, namun tanpa warna sehingga terlihat transparan (3).


16

2.4 Asal pewarna

Alami (natural), yaitu pewarna yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan,

misalnya indigo, gambir (uncaria gambir), henna (lausonia alba); logam, misalnya

Pb, Bi, Ag, CO, Ni; asam, misalnya asam pirogalat. Sintetik (buatan): DC oranye

No.4, DC hitam, DC coklat (16).

2.5 Pewarna

2.5.1. Defenisi Zat Pewarna

Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 37 Tahun 2013 Tentang Batas

Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna. Pewarna adalah

bahan tambahan makanan berupa pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika

ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki

warna (18).

2.5.2. Jenis Zat Pewarna

1. Pewarna alami

Pewarna alami adalah pewarna yang dibuat melalui proses ekstraksi,

isolasi atau derivatisasi (sintetis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau

sumber alami lain, termasuk pewarna identik alami.

2. Pewarna sintetis

Pewarna sintetis adalah pewarna yang diperoleh secara sintetis kimiawi.

Pewarna sintesis mempunyai keuntungan yang nyata di bandingkan pewarna

alami, yaitu memepunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam,

lebih stabil dan biasanya lebih murah (18).


17

2.6 Antosianin

Antosianin (bahasa inggris: antocyanin, dari gabungan kata yunani: anthos

= “ bunga”, dan cyanos = ”merah”) adalah pigmen larut air yang secara alami

terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen ini memberikan

warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau dan telah banyak digunakan

sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan berbagai aplikasi

lainnya (21).

2.7 Ekstraksi

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, disebabkan bahwa ekstrak adalah

sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia

hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian

hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstraksi cair (extractum liquidum)

adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau

sebagai pengawet (19).

2.8 Komponen lip balm

a. Gliserin

Pemerian: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, tidak berbau,

higroskopis, netral terhadap lakmus. Jika disimpan beberapa lama suhu rendah

dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur

hingga suhu mencapai lebih kurang 20oC

Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan etanol; praktis tidak larut dalam

kloroform p, eter p, minyak lemak dan minyak menguap.


18

Kegunaan: Pengawet, emolien dan humektan.

Konsentrasi: Pengawet >20% , emolien/humektan 1-30%.

Stabilitas: Karena bersifat higroskopis maka terdekomposisi dengan panas dan

akan terjadi akrolein yang menyebabkan racun.

Wadah: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan sejuk (19).

b. Nipasol

Pemerian: serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.

Kelarutan: sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan dalam eter;

sukar larut dalam air mendidih.

Dosis lazim: 0.01-0,6%

Khasiat: Anti mikroba dan pengawet

Wadah: Dalam wadah tertutup baik (19).

c. Nipagin

Pemerian: Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur, tidak berbau atau

berbau khas lemah dan mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutan: sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida;

Mudah larut dalam etanol dan eter.

Konsentrasi: 0,02-0,3% untuk sediaan topikal.

Kegunaan: Anti mikroba dan pengawet.

Wadah: Dalam wadah tertutup baik (19).


19

d. Cera Alba

Pemerian: Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) p

dingin, larut dalam kloroform p, dalam eter hangat, dalam minyak lemak dan

dalam minyak atsiri.

Titik lebur: 62-64oC.

Stabilitas: Pada suhu >150oC terjadi ester. Akibat penurunan harga asam dan

melting point.

Konsentrasi: 1-20%

Kegunaan: Zat pengeras (stiffening agent), basis minyak, stabilisator emulsi,

peningkat konsentrasi cream.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya (19).

e. Cera Flava (Malam Lebah Kuning)

Pemerian: Zat padat; coklat kekuningan; bau enak seperti madu; agak rapuh jika

dingin; menjadi elastis jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) p, larut

dalam kloroform p, dalam eter p hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak

atsiri.

Titik lebur: 62-65oC.

Kegunaan: Zat pengeras (stiffening agent) dan zat tambahan.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya (19).

f. BHT

Pemerian: hablur padat, putih dan bau khas lemah.


20

Kelarutan: tidak larut dalam air dan propilen glikol mudah larut dalam etanol,

mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.

Kegunaan: Antioksidan sintetik (19).

g. PEG (polietilen glikol)

Pemerian: serbuk licin putih atau potongan putih kuning gading; praktis tidak

berbau; tidak berasa.

Kelarutan: mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam klorofom P;

praktis tidak larut dalam eter P.

Kegunaan: Basis,emulgator dan pelarut

Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat (20).

2.9 Formula Lipbalm

Tabel 2.2 Formula Lipbalm dengan Basis PEG berdasarkan (g) sebagai
berikut: (3)

Bahan Formula (g)


Minyak bunga kenanga 10
Gliserin 5
Cera alba 5
Cera flava 6
Nipagin 0,18
Nipasol 0,02
BHT 0,05
PEG 400 ad 100

Sumber: (Penelitian Ratih, H., Titta, H., Ratna, C.P)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini memakai metode eksperimen. Metode penelitian

eksperimen adalah kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk

mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya

perlakuan tertentu. Ciri khusus dari ekperimen adalah adanya percobaan atau trial.

Percobaan itu merupakan perlakuan atau intenversi terhadap suatu variabel. Dari

perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau atau pengaruh terhadap

variabel yang lain.

Semula penelitian percobaan ini hanya dilakukan pada bidang “science”

atau sain (ilmu pengetahuan eksakta) saja, tetapi lambat laun berkembang,

sehingga sampai saat ini penelitian ekperimen juga dilakukan pada penelitian ilmu

sosial, ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan (17).

Penelitiaan ini meliputi beberapa penyiapan yaitu: penyiapan sampel,

ekstraksi buah naga merah, pembuatan formulasi sediaan, uji organoleptis, uji

homogenitas, uji titik lebur, uji stabilitas sediaan, uji iritasi, uji kesukaan (Hedonic

Test).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitia

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Institut Helvetia Medan dan

Laboratorium Universitas Sumatera Utara.

21
22

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitiaan ini di lakukan pada bulan Mei sampai juni 2017

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan untuk maserasi antara lain : alat-alat gelas

laboratorium, timbangan, blender, pisau, penangas air, rotary evaporator, oven,

spatula, sudip, kaca objek,cawan penguap,kain flanel,corong dan wadah sediaan.

3.3.2 Bahan

Bahan-bahan tanaman dan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu minyakbunga kenanga (Cananga odorata) dan buah naga merah (Hylicerius

polyhizus), bahan yang digunakan untuk pembuatan lipbalm antara lain: Gliserin,

Cera alba, Cera flava, Nipagin, Nipasol, BHT dan PEG.

3.4 Penyiapan Sampel

penyiapan sampel meliputi pengumpulan sampel dan pengolahan sampel.

3.4.1 Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

memebandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah buah naga

merah (Hylicerius polyhizus) yang segar diperoleh dari toko buah.

3.4.2 Pengolahan Sampel

Buah naga merah (Hylicerius polyhizus) yang segar sebanyak 3,9 kg di

cuci hingga bersih kemudiaan di potong-potong dan di hancurkan dengan blender.


23

3.5 Pembuatan ekstrak Buah Naga Merah (Hylicerius polyhizus)

Buah naga merah yang segar, sebanyak 3,9 kg dicuci untuk

menghilangkan kotoran yang yang menempel pada saat pemanenan atau pada saat

penyimpanan. Buah yang sudah dicuci dan dibersihkan dikupas dan diambil

daging nya kemudian dipotong-potong menggunakan pisau stainless steel,

kemudian masukkan kedalam blender lalu haluskan dengan blender.

Buah naga merah dimasukkan kedalam wadah, dimaserasi dengan 1500 ml

(75 bagian) etanol 70%, ditutup, dibiarkan 2 hari terlindung dari cahaya sambil

sesekali diaduk, disaring dengan kertas saring ditampung. Ampas dicuci dengan

etanol 70% secukupnya hingga diperoleh 2 liter ml (100 bagian). Pindahkan

kedalam wadah tertutup, dibiarkan ditempat sejuk terlindung cahaya selama 2

hari. Endap tuangkan atau disaring. Filtrat yang diperoleh digabung dengan filtrat

yang telah diperoleh sebelumnya. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan alat rotary

evaporator.

3.6 PembuatanLip balm

Pembuatanlipbalm dilakukan dengan menggunakan buah naga merah

(Hylicerius polyhizus) sebagai bahan pewarna dalam berbagai konsentrasi yaitu

5% (F1), 10% (F2), 15% (F3), dan 20% (F4).


24

3.6.1 FormulaLip balm dengan Basis PEG

Tabel 3.1 Formula lipbalm dari penelitian Ratih, H., Titta, H., Ratna, C.P
(3) berdasarkan (%b/b) sebagai berikut:

Bahan F1 (%b/) F2 (%b/b) F3 (%b/b) F4 (%b/b)


Minyak bunga kenanga 10 10 10 10
Buah naga 5 10 15 20
Gliserin 5 5 5 5
Cera alba 5 10 10 10
Cera flava 6 12 12 12
Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18
Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02
BHT 0,05 0,05 0,05 0,05
PEG 400 ad100 ad100 ad100 ad100

3.7 Prosedur Pembuatan Lipbalm

1. Dalam cawan porselen masukkan basis PEG lalu dilelehkan diatas

penangas air pada suhu lelehnya 50-580C.

2. Dan pada cawan terpisah masukkan cera alba,cera flava dan dilelehkan

diatas penangas air pada suhu lelehnya 62-64 0C. Kemudian dimasukkan

ke dalam lelehan basis sambil terus diaduk.

3. Kemudiaan Nipagin, nipasol, BHT, gliserindimasukkan kedalam lelehan

basis sambil terus diaduk sampai homogen.

4. Minyak bunga kenanga dan pewarna dimasukkan terakhir setelah suhu

tidak terlalu panas.

5. Setelah itu dimasukkan didalam cetakan yang telah diolesi gliserin lalu

biarkan sampai membeku pada suhu ruangan.


25

3.8 Uji yang Dilakukan pada Sediaan lip balam

3.8.1 Uji Organoleptis

Pemeriksaan dilakukan terhadap sediaan lip balm yang meliputi: Tekstur,

warna dan bau dari sediaan lipbalm.

3.8.2 Uji Homogenitas

Masing-masing sediaan lip balm yang dibuat dari minyak bunga kenanga

dengan penambahan pewarna dari buah naga merah diperiksa homogenitasnya

dengan cara mengoleskan sediaan pada sekeping kaca yang transparan. Sediaan

harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak ada butiran-butiran kasar

(4).

3.8.3 Uji Titik Lebur

Pengamatan dilakukan terhadap titik lebur lip balm dengan cara melebur

lip balm. Suhu lebur lip balm yang ideal adalah suhu yang mendekati suhu bibir
O
antara 36%-38 C. Tetapi karena harus memeperhatikan faktor ketahanan

terhadap suhu cuaca lingkunagan, terutama suhu daerah tropis, suhu lebur lipbalm

di buat lebih tinggi, yaitu berkisar antara 55-75% OC.

Metode pengamatan titik lebur lip balm yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan cara memasukkan lip balm dalam oven dengan suhu awal 50
o
C, setelah itu suhu dinaikan 1 OC setiap 15 menit. Diamati pada suhu berapa lip

balm melebur (4).

3.8.4 Uji Stabilitas Sediaan

Pengamatan terhadap stabilitas sediaan lip balm dilakukan dengan

mengamati adanya perubahan warna dan bau dari masing-masing formula selama
26

penyiapan pada suhu kamar hari ke 1,5,10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga

hari ke-20. Diamati perubahan dari awal penecetakan sampai penyimpanan

selama 20 hari (4).

3.8.5 Uji iritasi

Uji iritasi adalahkepekaan kulit yang dilakukan dengan cara mengoleskan

sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk mengetahui

apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi

umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan pada

kulit, iritasi demikian disebut dengan iritasi primer. Tetapi, jika iritasi tersebut

timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut iritasi

sekunder.

Tanda-tanda yang direaksikan kulit tersebut umumnya sama, yaitu kulit

akan tampak kemerahan, gatal-gatal atau bengkak. Panel uji iritasi sebanyak 10

orang, sebaiknya wanita berusia 20-25 tahun, berbadan sehat jasmani dan rohani,

tidak memiliki riwayat alergi atau reaksi alergi dan menyatakan kesediaannya

dijadikan sebagai panel uji tempel. Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel

yan dijadikan daerah lokasi untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan

daerah lokasi uji iritasi adalah bagian punggung tangan, lengan tangan dan bagian

kulit dibelakang telinga (16).

3.8.6 Uji Kesukaan(Hedonic Test)

Uji kesukaan(Hedonic Test) adalah pengujian terhadap kesan subyektif

yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Pelaksanaan uji ini

memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksanaan. Panel
27

adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan uji melalui proses

pengindraan. Orangnya disebut panelis. Panel terbagi dua, yaitu panel terlatih dan

tidak terlatih. Jumlah panel uji kesukaan makin besar semakin baik. Panelis yang

akan diuji sebanyak 20 orang. Jumlah lebih besar tentu akan menghasilkan

kesimpulan yang dapat diandalkan (4).

Kriteria panelis (4):

a. Memiliki kepekaan dan konsistensi yang tinggi

b. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil secara

acak. Jumlah anggota panelis semakin baik.

c. Berbadan sehat

d. Tidak dalam keadaan tertekan

e. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara-cara penelitian

organolesptik.
28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Ekstraksi

Hasil dari ekstraksi dengan cara mserasi yaitu perendaman pada buah naga

merah diperoleh filtrat sebanyak 3,5 liter dan diperoleh ekstrak kental sebanyak

....gram

4.2. Uji yang Dilakukan pada Sediaan Lip balm

4.2.1. Uji Organoleptis

4.2.2. Uji Homogenitas

4.2.3. Uji Titik Lebur

4.2.4. Uji Stabilitas Sediaan

4.2.5. Uji Iritasi

4.2.6. Uji Kesukaan (Hedonoc tets)


29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai