Anda di halaman 1dari 9

PAPER

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LEMAK DAN MINYAK

NAMA KELOMPOK :

LITA PERMATA SINTA (C1061191026)


DERI YANTO (C1061201044)
FELIKS CHU JUNLOI ASCHIDA (C1061201034)
NELVY REGINA (C1061201074)
VANNEISSA (C1061201052)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI


PANGAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Extract Lip Balm: Optimization of The
Composition of Beeswax and Paraffin Wax As a Base
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa,
menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis atau yang bisa disebut dengan iklim
panas. Saat ini suhu Indonesia yang tinggi menyebabkan kulit tubuh dan wajah
terbakar. Namun bukan hanya kulit tubuh dan wajah saja yang bisa terbakar
matahari, bibir juga merupakan bagian yang paling sensitif, seperti bibir menjadi
kering dan pecah-pecah bahkan actinic cheilitis. Untuk itu diperlukan sediaan
kosmetik lip balm untuk mengatasi kondisi bibir yang berguna untuk merawat
bibir. Lip balm dapat menjaga kelembapan bibir karena lip balm mengandung
komponen utama seperti lilin, lemak, dan minyak dari ekstrak alami atau sintetik
untuk melembabkan bibir agar tidak kering dan rusak (Tusilowati dan Sugihartini,
2023).
Bibir adalah bagian wajah yang sensitif. Berbeda dengan kulit yang memiliki
melanin untuk melindunginya dari sinar matahari, bibir tidak memiliki
perlindungan. Oleh karena itu, saat udara terlalu panas atau terlalu dingin, bibir
bisa menjadi kering dan pecah-pecah. Selain tidak sedap dipandang, bibir pecah-
pecah juga menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman. Salah satu cara efektif yang
digunakan oleh masyarakat khususnya wanita untuk merawat bibir kering adalah
dengan menggunakan lip balm (Permatananda et al., 2021).
Lip balm didefinisikan sebagai formulasi kosmetik yang diaplikasikan
pada bibir untuk mencegah kekeringan pada bibir dan melindungi bibir dari benda
asing, yang membuat lip balm berbeda dengan lipstik. Untuk memformulasikan
lip balm, sangat penting untuk menjaga keseimbangan konsentrasi bahan utama
seperti mentega, minyak, dan lilin, sehingga produk akhir dapat menjadi
kombinasi yang harmonis yang dicapai pada titik antara 65 ℃ ke 75 ℃. Formulasi
yang dihasilkan mungkin berbeda tergantung pada proporsi lilin, minyak, dan
pigmen (Permatananda et al., 2021).
Produk tahan lama dapat dihasilkan dari proporsi lilin dan pigmen yang
tinggi, jika tidak akan dihasilkan lipstik atau lip balm yang lebih halus, yang pada
akhirnya kontak antara produk ini dan kulit tidak akan menghasilkan sensasi
pecah-pecah atau kering, dan lipstik atau produk lip balm harus mampu
membentuk lapisan homogen pada bibir untuk melindungi mukosa bibir dari
faktor lingkungan seperti radiasi, kekeringan, dan polusi. Minyak berperan
penting dalam pembuatan kosmetik pelembab karena dapat membentuk lapisan
tipis pada permukaan kulit sehingga dapat mencegah penguapan air dari
permukaan kulit akibat panas matahari. Kosmetika yang ditambahkan pada
campuran minyak, seperti minyak tumbuhan yang lebih mudah bercampur dengan
lemak kulit, lebih mampu menembus sel stratum korneum, dan memiliki daya
rekat yang lebih kuat (Permatananda et al., 2021).
Pada sediaan lip balm yang baik, wajib bisa melindungi kelembaban pada
kulit bibir dari kekeringan. Emolien ialah sediaan simpel semacam krim yang
memiliki air, cocok untuk kulit kering selaku proteksi bagi kulit. Sediaan lip balm
bertujuan untuk melindungi bibir dari cuaca ekstrim ataupun keadaan lainnya.
Sediaan lip balm dapat mengguanakan bahan alam ataupun senyawa kimia murni.
Keuntungan dari mengguanakan bahan alam adalah dengan sedikitnya efek
samping yang ditimbulkan. Bahan alam ialah salah satu alternatif yang bisa
dicoba untuk mendapatkan sediaan lip balm yang nyaman untuk pemakainya.
Banyak riset yang sudah dicoba di Indonesia dalam pembuatan lip balm natural
(Sumitra, 2022).
2. Metode
Formulasi Komposisi Lip Balm
Formulasi yang digunakan dalam pembuatan lip balm adalah
Emolien/minyak (40-55%), lilin (8-13%), lemak/plasticizer (2-4%), pewarna
(3-8%), pengilap (3-6%), zat aktif (0-2%), pengisi (4-15%), parfum (0,05-
0,1%), dan pengawet (0,5%).
Tabel 1. Modifikasi Formulasi Lip Balm Berdasarkan Simplex Lattice Design
Pembuatan Serbuk Bunga Rosella
Simplisis bunga rosella kering (Hibiscus sabdariffa L.) dipotong kecil-
kecil kemudian digiling hingga berbentuk serbuk.
Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Rosella
Serbuk bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebanyak kurang lebih 600
gram dimaserasi dengan 1800 ml larutan ekstraktor etanol 96%. Perendaman
serbuk simplisia dilakukan selama tiga hari dengan sesekali diaduk; kemudian
ampas dicuci dengan pelarut secukupnya. Kemudian disaring ke dalam wadah
baru untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstrak cairan maserasi dipekatkan
menggunakan rotary evaporator pada suhu ± 70°C selama ± 5 jam dengan
kecepatan 100 rpm. Ekstrak bunga rosella yang dipekatkan dengan rotary
evaporator diduga masih mengandung etanol. Oleh karena itu, etanol diuapkan
menggunakan penangas air untuk mendapatkan ekstrak kental bunga rosella
yang bebas etanol.
Uji Kualitatif Antosianin Ekstrak
Dilarutkan dalam akuades kemudian diuji secara kualitatif. Ekstrak yang
positif mengandung antosianin akan menghasilkan warna biru kehijauan jika
ditambahkan NaOH tetes demi tetes, dan warna akan tetap merah jika
ditambahkan HCl dan dipanaskan pada suhu 100°C.
Pembuatan Lip Balm
Setiap bahan ditimbang sesuai dengan berat yang diinginkan. Lilin lebah
dan lilin parafin dipanaskan dalam cangkir porselen pada suhu 80°C di atas
penangas air. Lanolin dipanaskan dalam kondisi yang sama dan suhu di piring
terpisah. Selanjutnya nipagin dan BHT dilarutkan dalam minyak zaitun hingga
larut. Setelah itu, tambahkan campuran minyak ke dalam campuran lanolin
dan lilin sambil diaduk secara homogen. Setelah itu dilakukan penambahan
perisa strawberry hingga homogen. Campuran dari penangas air tersebut
kemudian ditambahkan ekstrak bunga rosella yang dilarutkan dengan propilen
glikol. Setelah tercampur homogen dan agak kental, adonan dituang ke dalam
wadah lip balm, kemudian dibiarkan dingin dan memadat pada suhu ruang
untuk pengujian selanjutnya.
3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas (Pyrex), alat
maserasi, newaraca analitik (Ohaus), batang pengaduk, penangas air
(Memmert), kertas saring, cawan porselen, pipet tetes, evaporator (Heidolph),
titik alat uji (Stuart Scientific), climatic chamber (Climacell), oven (binder),
pH meter (Ohaus). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak
zaitun (merek Borges), ekstrak bunga rosella, etanol 96%, beeswax, lilin
paraffin, lanolin, nipagin, propilena glikol dan BHT.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil uji spesifikasi pada ekstrak rosella yang digunakan sebanyak
21,43%. Dilanjutkan dengan pengujian uji kualitatif antosianin menggunakan
NaOH 2M dan HCl 2M. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa ekstrak
rosella mengandung antosianin dengan ditandai warna hijau dan tidak luntur
pada tes NaOH. Pada pengujian dengan HCl ditandai dengan hasil berwarna
dan tidak luntur.
Uji organoleptik, pH, titik leleh, dan stabilitasi dilakukan untuk melihat
sifat lip balm. Hasil organoleptik menunjukkan bahwa formula teridentifikasi
berwarna merah muda, berbentuk padat, bertekstur halus, dan beraroma
strawberry. Berdasarkan Tabel 2, warna yang dihasilkan pada berbagai
formula sebanyak 2% memberikan warna yang baik. Formula yang dihasilkan
mengandung banyak lilin lebah (bees wax) dengan tekstur yang halus dan
tidak lengket. Pada lip balm dengan formulasi paraffin wax menghasilkan lip
balm yang padat dan lembut.
Tabel 2. Hasil Uji Organokeptik Lip Balm Ekstrak Bunga Rosella

Pada tabel 3 disajikan hasil uji sifat fisik berupa uji pH dan titik leleh pada
lip balm ekstrak bunga rosella. Pengujian pH dilakukan untuk melihat reaksi
iritasi pada kulit bibir. Jika pH produk tidak sesuai dengan pH kulit bibir maka
akan terjadi reaksi iritasi. pH kulit bibir normal berkisar antara 3,8-4,7.
Berdasarkan hasil uji pH, didapatkan hasil bahwa lip balm memenuhi
persyaratan pH. Penentuan pH untuk penentuan tujuan dipilih karena nilai pH
pada sediaan lip balm memenuhi kisaran pH bibir antara 3,8 dan 4,7. Titik
leleh untuk penentuan target dipilih pada rentang tersebut karena nilai titik
leleh sediaan lip balm memenuhi rentang titik leleh antara 65 – 75⁰C. Uji titik
leleh pada lip balm dilakukan untuk mengetahui ketahanan lip balm terhadap
suhu ruang selama pendistribusian, penyimpanan, dan penggunaan. Titik leleh
yang baik pada lip balm berkisar antara 65-75⁰C. Titik optimum pada lip balm
dikombinasikan pada konsentrasi 8,02% beeswax dan 12,31% paraffin wax
menghasilkan lip balm dengan pH 3,91 dan titik leleh 65,51⁰C dan pH stabil
selama empat minggu penyimpanan.
Tabel 3. Pengujian pH dan Titik Leleh Lip Balm Ekstark Bunga Rosella

Gambar kurva di bawah ini menunjukkan pengaruh penggunaan


kombinasi beeswax dan paraffin wax menyebabkan penurunan pH lip balm
dengan nilai koefisien -0,25 (Persamaan 1). pH lilin lebah yaitu 6,11 lebih
rendah dari lilin parafin. Dapat diartikan bahwa keberadaan beeswax dapat
menurunkan pH lip balm. Lilin lebah (2,09) lebih dominan mempengaruhi pH
sediaan dibandingkan lilin parafin. Namun secara teori pH lilin parafin lebih
tinggi yaitu 11, sedangkan beeswax memiliki pH 6,11. Gambar kurva yang
dihasilkan menggambarkan adanya pengaruh penggunaan kombinasi beeswax
dan paraffin wax yang menyebabkan terjadinya penurunan pH lip balm
dengan nilai koefisien – 0,06 (Persamaan 3). Pengaruh beeswax terhadap
penurunan pH lebih dominan ditunjukkan dengan nilai yang lebih tinggi
(0,50). Hal ini dikarenakan semakin banyak beeswax yang disimpan maka
nilai asam akan semakin meningkat.
Pengamatan stabilitas fisik secara organoleptik dilakukan di ruang iklim
pada suhu 40 ± 20⁰C dan kelembaban/RH 75 ± 5% selama empat minggu,
dengan parameter yang diukur meliputi perubahan warna, bentuk, tekstur, dan
aroma lip balm. Hasil pengujian menunjukkan lip balm ekstrak bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) selama penyimpanan dari minggu ke-1 sampai
minggu ke-4 tidak menunjukkan perubahan bentuk, tekstur, dan bau. Warna
lip balm berubah pada minggu ke 2, 3, dan 4 yang menandakan adanya
perubahan warna dari pink menjadi coklat. Warna lipbalm berubah secara
perlahan akibat oksidasi sediaan lipbalm sehingga warnanya berubah. Hal ini
karena tidak hanya antosianin yang diekstraksi, tetapi zat lain selain zat warna
juga ikut terekstraksi, sehingga meningkatkan bobot hasil zat warna.
Bahan yang digunakan pada masing-masing formula terdiri dari beeswax
dan paraffin wax sebagai bahan dasar lilin, lanolin sebagai plasticizer, olive oil
sebagai emollient, propylene glycol sebagai humectant, nipagin sebagai
pengawet, ekstrak bunga rosella sebagai pewarna, BHT sebagai antioksidan
dan pewangi strawberry sebagai parfum.
Sifat lip balm ekstrak bunga rosella diketahui melalui uji organoleptik, pH,
titik leleh, dan stabilitas. Dari hasil uji organoleptik diketahui bahwa semua
formula yang teridentifikasi berwarna merah muda, berbentuk padat,
bertekstur halus, dan beraroma strawberry. Hasil uji organoleptik lip balm
ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Formula pelembab bibir ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
yang mengandung banyak lilin lebah ini memiliki bentuk yang padat, tidak
lengket dengan tekstur yang halus. Sebagai perbandingan, formula yang
mengandung lebih banyak paraffin wax menghasilkan lip balm yang padat
namun lembut. Setiap formula memiliki aroma strawberry karena
penambahan wewangian strawberry sehingga aroma khas dari ekstrak dan
base dapat tertutupi. Uji organoleptik ini tidak dimasukkan sebagai respon
terhadap desain kisi Simplex.

5. Penutup
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pigmen dari bunga rosella dapat
digunakan sebagai pewarna alami pada lip balm. Produk lip balm yang
dihasilkan memiliki kualitas dan stabilitas yang baik serta memberikan efek
warna merah muda atau merah keunguan pada bibir. Lip balm dengan pewarna
alami dari bunga rosella dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dan ramah
lingkungan dibandingkan dengan lip balm yang menggunakan pewarna
sintetis.
DAFTAR PUSTAKA
Permatananda, P. A. N. K., Udiyani, D. P. C. dan Pandit, I. G. S. 2021. Lip Balm
Formulation Based on Balinese Grape seed Oil. International Journal
of Current Science Research and Review, 4(7): 633-639.
Sumitra, J. 2022. Effectivennes of Skin Extract of Pomegranate (Punica granatum
L) and Olive Oil As Lip Moisturizing (Lip Balm). Jurnal Farmasimed
(JFM), 4(2): 32-37.
Tusilowati, D. A. dan Sugihartini, N. 2023. Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Extract Lip Balm: Optimization of The Composition of Beeswax and
Paraffin Wax As a Base. Journal of Halal Science and Research, 4(1):
28-40.

Anda mungkin juga menyukai