Anda di halaman 1dari 7

Ada beberapa metode dalam pengukuran debit air suatu sungai atau sumber air

di dalam kawasan, mulai dari metode yang cukup sederhana (menggunakan alat-alat
sederhana) sampai dengan menggunakan metode yang cukup rumit dan mahal
(menggunakan alat manual dan automatik).

Bagi petugas di lapangan (petugas resort/pejabat fungsional), metode pengukuran


debit air secara sederhana dapat membantu mempermudah pengambilan data debit
air suatu sumber mata air yang ada di dalam kawasan. Karena seperti diketahui
bersama, terkadang petugas lapangan tidak cukup dilengkapi dengan alat-alat
pengukuran debit air. Akan tetapi dengan segala keterbatasan tersebut petugas
lapangan tetap dapat melakukan pengukuran dan data tersebut tetap valid. Berikut
ini uraian metode pengukuran secara secara sederhana beserta cara perhitungannya :

 Pengukuran debit air dengan Metode Tampung

Metoda ini dilakukan untuk pengukuran sumber mata air yang tidak menyebar dan
bisa dibentuk menjadi sebuah terjunan (pancuran).
Alat yang diperlukan dalam pengukuran debit dengan metoda ini:
1. Alat tampung dapat menggunakan botol air mineral untuk volume 1,5 liter atau alat
tampung lain seperti ember/baskom yang telah diketahui volumenya.
2. Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/handphone) yang dilengkapi dengan
stop watch.
3. Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.
Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:
1. Siapkan alat tampung yang sudah diketahui volumenya.
2. Bentuk aliran sebagai pancuran atau terjunan (untuk memudahkan pengukuran, aliran
air sumber dapat dibendung kemudian aliran air disalurkan menggunakan bambu,
potongan pipa, dll)
3. Diperlukan 3 (tiga) orang untuk melakukan pengukuran. Satu orang untuk memegang
alat tamping, satu orang bertugas mengoperasikan stop watch, dan orang ketiga
melakukan pencatatan.
4. Proses dimulai dengan aba-aba dari orang pemegang stop watch pada saat
penampungan air dimulai, dan selesai ketika alat tampung sudah terisi penuh. Waktu
yang diperlukan mulai dari awal penampungan air sampai terisi penuh dicatat (T)
dalam form pengukuran. Pengukuran dilakukan 5(lima) kali (untuk mengoreksi hasil
pengukuran), dan hasil pengukuran dirata-ratakan untuk mendapatkan nila T rata-
rata.

Blanko pencatatan hasil pengukuran debit air dengan Metoda Tampung

Tanggal Pengukuran :
Nama Sumber Air :
Lokasi Sumber air (Koordinat/Blok/Zona) :
Resort/Seksi Wilayah/Bidang PTN Wilayah :
1. Perhitungan waktu pengukuran
Volume alat tampung = --- liter (Volume alat penampung harus tetap dan sudah
diketahui, jika belum diketahui harus diukur terlebih dahulu).

Tabel 1. Penghitungan Waktu Pengukuran


Pengukuran Waktu (T) Volume Penampung (V)
(detik) (Liter) (*)
P1
P2
P3
P4
P5
Jumlah
Rata-rata

Waktu rata-rata merupakan hasil pembagian antara Jumlah total waktu pengukuran
dengan jumlah pengulangan pengukuran.

 Waktu
T rata-rata = --------
n
dimana :
T rata-rata = Waktu rata-rata (detik)
 Waktu = Total Waktu Pengukuran
n = Pengulangan Pengukuran

2. Penghitungan debit air


Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A) saluran/aliran
dengan kecepatan (v) aliran air.
Q = A.V
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)

 Pengukuran debit air dengan Metoda Apung


Metoda ini menggunakan alat bantu suatu benda ringan (terapung) untuk
mengetahui kecepatan air yang diukur dalam satu aliran terbuka. Biasanya dilakukan
pada sumber air yang membentuk aliran yang seragam (uniform).
Pengukuran dilakukan oleh 3(tiga) orang yang masing- masing bertugas sebagai
pelepas pengapung di titik awal, pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu
perjalanan alat pengapung dari awal sampai titik akhir.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda terapung dari suatu titik
tertentu (start) kemudian dibiarkan mengalir mengikuti kecepatan aliran sampai batas
titik tertentu (finish), sehingga diketahui waktu tempuh yang diperlukan benda
terapung tersebut pada bentang jarak yang ditentukan tersebut.
Alat-alat yang diperlukan dalam pengukuran debit air dengan Metoda Apung:
1. Bola pingpong atau bisa diganti dengan benda lain yang ringan (gabus, kayu kering,
dll)
2. Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/hand phone) yang dilengkapi dengan
stop watch
3. Alat ukur panjang (meteran atau tali plastic yang kemudian diukur panjangnya dengan
meteran).

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:


1. Pilih bagian aliran yang tenang dan seragam, hindari aliran yang memiliki pusaran air.
2. Tentukan dulu panjang saluran/lintasan (P) sungainya dan batasi titik awal (start) dan
akhirnya (finish). (catat dalam form pengukuran).
3. Bersihkan bagian aliran tersebut dan bentuklah menjadi aliran yang lurus dengan
penampang aliran yang memiliki kedalaman yang relatif sama .
4. Bagilah panjang saluran/lintasan menjadi beberapa bagian (misal 5 bagian/titik), ukur
lebar sungai (L) pada titik-titik tersebut; dan ukur juga kedalamannya (H) pada bagian
tepi kanan, tepi kiri dan tengah aliran. Kemudian hitung masing-masing rata-ratanya.
(catat dalam formulir pengukuran)
5. Hitung luas penampang (A) rata-rata seperti dalam formulir pengukuran.
6. Gunakan benda apung (bola pingpong, kayu kering, gabus, dll) yang dapat mengalir
mengikuti aliran air dan tidak terpengaruh angin.
7. Lepaskan benda terapung pada titik awal lintasan (start) bersamaan dengan menekan
stop watch (tanda start) dan tekan kembali stop watch (tanda stop) pada titik akhir
lintasan (finish) dan hitung waktunya (T).
8. Ulangi pengukuran waktu tempuh 5 kali ulangan.
9. Catat waktu tempuh benda apung dan hitung waktu rata-ratanya.
10. Hitung kecepatannya (V) menggunakan variabel luas penampang rata-rata (A) dan
waktu rata-rata (T) sesuai rumus.
11. Hitung Debit air (Q) yang mengalirnya sesuai rumus

Blanko pencatatan hasil pengukuran debit air dengan Metoda Apung

Tanggal Pengukuran :
Nama Sumber Air :
Lokasi Sumber air (Koordinat/Blok/Zona) :
Resort/Seksi Wilayah/Bidang PTN Wilayah :

1. Perhitungan Luas Penampang

Tabel 2. Penghitungan Luas Penampang (A)


Lebar (L) Kedalaman (H)
Titik
(Meter) (Meter)
H1 H2 H3 H rata-rata
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Titik 5
Jumlah Jumlah
Rata-rata Rata-rata

Luas penampang (A) merupakan hasil perkalian antara Lebar rata-rata (L)
saluran/aliran dengan Kedalaman rata-rata (H) saluran/aliran air.

A = L rata-rata x H rata-rata
dimana :
A = Luas Penampang (m2)
L rata-rata = Lebar rata-rata (meter)
H rata-rata = Kedalaman rata-rata (meter)

2. Penghitungan Kecepatan (v)

Panjang saluran/lintasan pengukuran (P) = --- meter (Panjang lintasan harus


tetap)

Tabel 3. Perhitungan Kecepatan


Pengulangan Waktu Pengukuran (T) (detik)
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Pengukuran 4
Pengukuran 5
Jumlah
Rata-rata

Kecepatan (v) adalah hasil pembagian antara panjang saluran/aliran (P) dibagi dengan
waktu rata-rata (T rata-rata).

P
V = ------------
T rata-rata
dimana :
V = Kecepatan (meter/detik)
P = Panjang saluran (meter)
T rata-rata = Waktu rata-rata (detik)
3. Penghitungan debit air
Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A) saluran/aliran
dengan kecepatan (v) aliran air.
Q = A.V
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)
Konversi satuan :
1 M3 = 1000 Liter
1 Liter = 0,001 M3
Contoh : 0,632 M3/detik = 632 Liter/detik

Catatan : Sedikit “oleh-oleh” dari Pelatihan Kapasitas SDM di Bidang Pemanfaatan


Jasa Lingkungan Dalam Rangka Pelaksanaan Inventarisasi Sumberdaya Air di KSA dan
KPA tanggal 06-08 Maret 2012. Semoga bermanfaat..
Pengertian Debit Aliran Zat Cair
Yang dimaksud debit aliran suatu zat cair adalah banyaknya volume zat cair yang melewati suatu
penampang tiap satuan waktu.

Satuan Debit
Berdasarkan definisi debit yaitu volume zat cair yang mengalir per satuan waktu, maka satuan
debit adalah “satuan volume per satuan waktu”. Contoh satuan debit adalah m3/detik, m3/jam,
liter/detik, liter/jam, ml/detik, dan lain sebagainya.

Rumus Menghitung Debit


Berdasarkan definisi debit di atas maka rumus untuk menghitung debit suatu cairan yang
mengalir adalah sebagai berikut.

Rumus Menghitung Waktu Aliran


Jika diketahui volume aliran dan debit, maka kita dapat menghitung waktu aliran dengan
menggunakan persamaan berikut.

Rumus Menghitung Volume Aliran


Jika diketahui debit dan waktu aliran, maka kita dapat menghitung volume aliran dengan
persamaan berikut.

Contoh Cara Menghitung Debit, Waktu Aliran, dan Volume Aliran


Berikut ini beberapa contoh cara menghitung debit, waktu aliran dan volume aliran.

Contoh Soal 1
Soal: Volume air yang keluar dari sebuah pipa dalam satu menit adalah 12 liter. Berapa liter per
detik debit air yang keluar dari pipa tersebut?
Jawab:
Volume aliran = 12 liter
Waktu alir = 1 menit = 60 detik
Debit = volume aliran/waktu aliran = 12/60 = 0,2
Jadi debit air keluar pipa adalah 0,2 liter/detik
Contoh Soal 2
Soal: Sebuah ember dapat menampung 5 liter air. Ember tersebut digunakan untuk menampung
air yang keluar dari sebuah keran dengan kecepatan aliran 0,25 liter per detik. Setelah berapa
lama ember tersebut penuh?
Jawab:
Volume aliran = 5 liter
Debit = 0,25 liter/detik
Waktu alir = volume alir/debit = 5/0,25 = 20
Jadi ember penuh setelah 20 detik

Contoh Soal 3
Soal: Diketahui debit air yang mengalir melalui suatu saluran irigasi adalah 1,2 m3/detik. Berapa
meter kubik air yang mengalir di saluran irigasi tersebut dalam waktu 5 menit?
Jawab:
Debit = 1,2 m3/detik
Waktu aliran = 5 menit = 5 x 60 detik = 300 detik
Volume aliran = debit x waktu aliran = 1,2 x 300 = 360
Jadi air yang mengalir dalam waktu 5 menit adalah 360 m3

Anda mungkin juga menyukai