PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa program studi Magister
Pendidikan Kejuruan dalam mengidentifikasi permasalahan, menganalisis data dan
menyusun konsep perencanaan yang tepat pada suatu Institusi Pendidikan, maka
selain mempelajari teori yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan juga diperlukan
kegiatan praktik kongkret dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal tersebut,
maka Program Studi Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Semarang pada tahun
ini mengadakan kegiatan KKL yang mengambil wilayah studi di Kawasan Malaysia dan
Singapura.
Kegiatan KKL merupakan kegiatan wajib sesuai dengan kurikulum Program Studi
Magister Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Semarang. KKL bertujuan untuk
menerapkan teori-teori yang telah diterimanya selama perkuliahan sesuai
konsentrasi yang dipilih dan mewujudkan gagasannya dalam bentuk konsep
perencanaan pendidikan secara nyata untuk mengatasi isu permasalahan yang
terjadi dan sekaligus mengembangkan potensi-potensi yang ada untuk mendukung
kemajuan perkembangan pendidikan suatu wilayah, khususnya di Kawasan Jawa
Tengah.
Lokasi tujuan Kuliah Kerja Lapangan memegang peranan yang penting karena
disitulah mahasiswa Magister Pendidikan Kejuruan dapat melakukan pengamatan
secara langsung terhadap kondisi lokasi, mempelajari sistem yang berlaku pada lokasi
tersebut, dan dapat melakukan wawancara pada instansi yang berwenang dan terkait
dengan konsep perencanaan dan proses pendidikan. Selain itu mahasiswa juga dapat
berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan tentang perencanaan pendidikan
kejuruan dengan mahasiswa dari universitas setempat. Dari pengalaman dan hasil
diskusi selama Kuliah Kerja Lapangan tersebutlah maka mahasiswa jadi mempunyai
gambaran best practice yang kemudian diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk
konsep maupun program perencanaan pendidikan kejuruan di Indonesia, khususnya
di wilayah studi.
Sesuai dengan tema KKL Magister Pendidikan Kejuruan Tahun 2018, yaitu Vocational
Education in the global era, maka sebagian mahasiswa Program Studi Magister
Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Semarang bermaksud melaksanakan Kuliah
Kerja Lapangan di Malaysia dan Singapura. Lokasi tersebut dipilih karena negara
tersebut dinilai memiliki konsep perencanaan pendidikan kejuruan yang baik dan
terintegrasi. Selain itu, negara tersebut juga dinilai berhasil dalam melakukan proses
pendidikan kejuruan dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi yang dimilikinya.
Bahkan dari segi pengembangan sistem informasi, negara ini termasuk yang terbaik
dalam level Asia Tenggara. Pertimbangan lainnya adalah karena secara geografis
negara Malaysia dan Singapura terletak dalam suatu kawasan yang sama dengan
negara Indonesia, dengan kemiripan kondisi dan potensi alam, serta keragaman
sosio-kultur yang relatif hampir sama dengan Indonesia maka diharapkan konsep
pendidikan kejuruan di negara tersebut bisa lebih realistis untuk diterapkan di
Indonesia.
1. Tujuan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini pada dasarnya bertujuan untuk membuka
wawasan bagi para mahasiswa program studi Magister Pendidikan Kejuruan
terhadap konsep perencanaan pendidikan kejuruan pada suatu daerah yang dinilai
lebih baik atau berhasil dalam penerapannya sehingga bisa dijadikan sebagai best
practice dalam penyusunan konsep perencanaan pendidikan di Indonesia.
2. Sasaran
Agar tujuan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat tercapai dengan baik maka
beberapa sasaran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menginventarisasi kebutuhan data dan informasi dari lokasi tujuan Kuliah Kerja
Lapangan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan studi.
b. Melakukan observasi, diskusi dan tanya jawab selama kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan.
c. Mengidentifikasi objek pengamatan dan informasi yang ada pada lokasi
kunjungan Kuliah Kerja Lapangan.
d. Mendeskripsikan kondisi dari objek pengamatan dalam Kuliah Kerja Lapangan.
e. Menemukan lesson learned yang dapat menjadi pertimbangan dalam kegiatan
studi.
f. Mendeskripsikan impresi yang didapatkan selama Kuliah Kerja Lapangan
berlangsung.
g. Membuat kesimpulan hasil Kuliah Kerja Lapangan di negara Malaysia dan
Singapura.
BAB II
PROFIL LOKASI TUJUAN
Malaysia terletak di lintang utara bumi, yaitu bagian utara dari Garis Khatulistiwa. Ia
terdiri dari dua area utama yang dipisahkan oleh Laut China Selatan (531.1 kilometer
persegi). Kedua daerah membentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu pinggir laut
yang miring, hutan lebat dan berbukit-bukit. Iklimnya adalah khatulistiwa tetapi
hanya untuk setengah daerah di Malaysia, terutamanya di bagian utara Semenanjung
Malaysia dan Sabah utara mengalami iklim muson tropis.
Malaysia terbagi ke dalam 13 negeri dan 3 wilayah persekutuan. Negeri yang terluas
adalah Sarawak ,lebih dari 124,000 km². Pahang yang mempunyai luas 35,965 km²
merupakan negeri yang terbesar di Semenanjung Malaysia. Perlis yang seluas 795
kilometer persegi adalah negeri yang terkecil.
Daerah Sabah dan Serawak terletak di pulau Kalimantan. Daerah Sabah terdiri
daripada lima bagian, yaitu Tawau, Sandakan, Kudat, Pantai Barat, dan Pedalaman.
Labuan, dengan luas 91 km² terletak di pesisir pantai barat Sabah. Serawak terdiri
dari atas Kuching, Sri Aman, Sibu, Miri, Sarikei, Limbang, Kapit, Bintulu dan Kota
Samarahan.
Malaysia berhampiran dengan khatulistiwa antara garisan lintang 1 dan 7 Utara dan
garisan bujur 100 dan 119 Timur dan tertakluk kepada pengaruh laut dan perubahan
sistem angin yang bertiup dari Lautan Hindi dan Laut China Selatan. Lazimnya iklim di
sini terbahagi kepada musim monsun barat daya dan monsun timur laut. Rata-rata
suhu di hampir keseluruhan Malaysia ialah antara 21 C hingga 32 C. Kelembabannya
cukup kuat.
Sedangkan Singapura merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Asia
Tenggara, lebih tepatnya berada di antara Negara Malaysia dan Negara Indonesia.
Secara Letak Geografis, Singapura terletak pada 1°22’N, 103°48’E. Wilayahnya terdiri
dari 63 (enam puluh tiga) pulau kecil dan 1 (satu) pulau utama dengan luas daratan
seluruhnya kurang lebih sebesar 637,5 km2.
2. Sejarah
Malaysia : Menurut sejarah sejak tahun 900 Masehi di Jazirah Malaya telah berdiri
beberapa kerajaan melayu yang berada dalam wilayah pengaruh kerajaan Sriwijaya.
Pengaruh ini dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit dan kerajaan Siam pada akhir abad
ke-13.
Pada abad 14 datanglah zaman kekemasan di jazirah malaya yang ditandai dengan
berdirinya Kerajaan Melaka bersamaan dengan tersebarnya islam di wilayah
tersebut. Pada tahun 1511 kerajaan Melaka ini dikuasai oleh Portugis dan digantikan
oleh Belanda pada tahun 1641. Kemudian pada abad 18 Inggris datang dan mulai
merebut pulau Pinang dari sultan Kedah dan singapura dari sultan Johor dan terakhir
ia melakukan pertukaran wilayah jajahan dengan Belanda yakni, Melaka dengan
Bengkulu.
Dua tahun setelah itu Inggris berhasil menghimpun wilayah-wilayah diatas dalam
satu wilayah kekuasaannya yaitu Straits Settlements (wilayah pemukiman selat
melaka). Para sultan yang merasa khawatir akan besarnya pengaruh Inggris akhirnya
terpaksa menandatangani Persetujuan Pangkor (1874) yang memberi wewenang
kepada Inggris untuk bertindak sebagai penasihat sultan-sultan melayu.
Pada tahun 1895 wilayah Perak, Selangor, Negeri Sembilan, dan Pahang bergabung
menjadi Federasi Negara-Negara Bagian Melayu atau Persekutuan Tanah Melayu.
Selanjutnya pada tahun 1909, kerajaan Siam (Thailand) menyerahkan Kedah, Perlis,
Kelantan dan Terengganu kepada Inggris karena merasa masyarakat di wilayah
tersebut lebih cocok bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu secara etnis.
Setahun kemudian terjadi gelombang imigrasi besar dari Cina dan India akibat
perkembangan ekonomi di wilayah melaka tersebut.
Rasa Nasionalisme sejatinya telah muncul sebelum Perang Dunia II yang mana
mereka menentang pendudukan Jepang. Hal ini kemudian melahirkan UMNO (
United Malay National Organization) pada tahun 1946 dan sampai saat ini
berkembang menjadi partai melayu paling kuat. Di tahun yang sama wilayah Serawak
bergabung dalam wilayah jajahan Inggris. Setelah PD II jazirah malaya ini berada
dibawah kepemimpinan Militer Inggris dan Straits Settlements dibubarkan.
Otonomi pemerintahan di tangan sultan melayu mulai dirintis namun gagal, sehingga
diadakanlah Federation of Malaya Agreement pada tahun 1948. Persetujuan ini
dilakukan untuk memberi kekuasaan yang besar kepada Komisaris Tinggi dan Dewan
Legislatif Federal bentukan Inggris. Undang-Undang Dasar baru berhasil dibuat pada
tahun 1950 dan dua jabatan diatas menjadi Badan Eksekutif dan Badan Legislatif.
Tujuh tahun kemudian tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1957, Inggris memberikan
kemerdekaan kepada federasi Persekutuan Tanah Melayu dengan kepala negara
pertama Tuanku Sir Abdul Rahmani bni almarhum Tuanku Muhammad.
Pada tanggal 11 Juli 1957 Undang-Undang Dasar untuk negara baru ini telah
ditetapkan dan salah satu ketentuan pentingnya adalah bahwa kepala negara
Persekutuan Tanah Melayu harus dipilih oleh sultan-sultan melayu diantara mereka.
Di tahun yang sama negara ini juga diterima menjadi anggota PBB. Adapun rencana
pembentukan negara Federasi Malaysia tercetus pada tahun 1961 dan meliputi
daerah Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Gagasan
ini ditentang oleh Soekarno, Presiden Indonesia yang menganggap bahwa ini
merupakan proyek neokolonialisme Inggris yang akan membahayakan stabilitas
Indonesia. Selain Indonesia, Filipina juga ikut menentang karena negara ini
menganggap wilayah Sabah adalah milik sultan Sulu yang disewakan kepada Inggris.
Akhirnya ketiga negara sepakat meminta sekjen PBB untuk menyelidiki keinginan
rakyat di daerah-daerah diatas, apakah mereka setuju dengan pembentukan negara
federasi atau tidak. Namun sebelum hasil survei diumumkan, Perdana Menteri
Tengku Abdul Rahman telah mendandatangani dokumen persetujuan pembentukan
negara Federasi Malaysia dengan Inggris pada tanggal 9 Juli 1963. Akhirnya Federasi
Malaysia resmi terbentuk pada tanggal 16 September 1963 dengan anggota diatas
minus Brunei. Namun dua tahun kemudian Singapura melepaskan diri dari federasi
dan berdiri sendiri sebagai negara merdeka.
Singapura : Daerah Singapura pertama kali disebut dalam catatan bangsa China di
abad ke 3, yang menyebut Singapura sebagai “Pu-luo-chung” (“pulau di ujung
semenanjung”). Tak banyak yang diketahui tentang sejarah pulau ini di masa itu, tapi
keterangan apa- adanya ini berbeda dengan masa lalu Singapura yang penuh warna.
Di abad ke 14, Singapura menjadi bagian dari kerajaan besar Sriwijaya, dan dikenal
sebagai Temasek (“Kota Laut”). Terletak di titik pertemuan jalur perjalanan laut di
ujung Semenanjung Malaya, Singapura telah lama dikunjungi berbagai kapal, mulai
dari junk China, kapal dagang India, dhow Arab, kapal-kapal perang Portugis sampai
kapal layar Bugis.
Selama abad ke 14, pulau kecil namun berlokasi strategis ini mendapat nama baru
“Singa Pura” (“Kota Singa”). Menurut legenda, seorang pangeran Sriwijaya yang
datang melihat seekor hewan yang ia kira singa, dan lahirlah nama modern Singapura
ini (“Singapore” dalam bahasa Inggris). Inggris mengisi bagian penting berikutnya
dalam kisah Singapura ini. Selama abad ke 18, mereka melihat perlunya sebuah
“rumah singgah” strategis untuk memperbaiki, mengisi bahan makanan, dan
melindungi armada kerajaan mereka yang semakin besar, serta untuk menahan
kemajuan bangsa Belanda di wilayah ini. Dengan latar belakang politik seperti inilah
Sir Stamford Raffles mendirikan Singapura atau Singapore, sebagai tempat
perdagangan. Kebijakan perdagangan bebas berhasil menarik para pedagang dari
seluruh penjuru Asia, bahkan dari negeri-negeri jauh seperti Amerika Serikat dan
Timur Tengah.
Di tahun 1824, hanya lima tahun setelah pendirian Singapura modern, populasi
bertumbuh pesat dari hanya 150 menjadi 10.000. Di tahun 1832, Singapura menjadi
pusat pemerintahan Straits Settlements (Wilayah Pemukiman Teluk) untuk daerah
Penang, Malaka dan Singapura. Pembukaan Terusan Suez di tahun 1869 dan
penemuan telegraf dan kapal uap memperbesar peran penting Singapura sebagai
pusat perdagangan yang semakin meningkat antara Timur dan Barat.
Singapura juga menjadi lokasi militer di abad ke-14, ketika terlibat dalam perebutan
Semenanjung Malaya antara kerajaan Siam (kini Thailand) dan Majapahit dari Jawa.
Lima abad kemudian, kembali Singapura menjadi lokasi peperangan besar selama
Perang Dunia II. Singapura sempat dianggap sebagai benteng yang tak tertembus,
tapi Jepang berhasil menguasai pulau ini di tahun 1942 . Setelah perang, Singapura
menjadi Crown Colony (koloni Tahta Inggris). Tumbuhnya nasionalisme menjadi
terbentuknya pemerintahan mandiri di tahun 1959 dan akhirnya pada tanggal
9 Agustus 1965 Singapura menjadi republik merdeka.
3. Perekonomian
Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa negara bagian. Kemudian, sejak
Britania Raya mulai mengambil alih sebagai administrator Malaya Britania, pohon
karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama,
Malaya menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit terbesar di dunia. Tiga
komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia
lebih baik sampai abad ke-20. Sebagai ganti kebergantungan pada Suku Melayu
sebagai sumber tenaga kerja, Britania membawa Tionghoa dan orang India untuk
bekerja di pertambangan, perkebunan, dan mengisi kekosongan ahli profesional.
Kendati banyak dari mereka kembali ke negara asal mereka setelah kontrak dipenuhi,
beberapa di antaranya menetap di Malaysia.
Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan
perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun Malaya
Pertama pada 1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan
dinomori, dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965. Pada 1970-an,
Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong
Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang
bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur.
Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun
kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini[butuh
rujukan]. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7% pertumbuhan PDB
disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an.
Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak lokal telah
banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak industri
strategis/penting seperti distribusi turunan minyak bumi, transportasi, pertanian,
dan lain-lain. Sebagian besar profesional per kapita masih didominasi orang India-
Malaysia.
Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat spekulatif mata
uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang
berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50
per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari
hampir 1.300 poin ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan
kontroversial menteri keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi
Nasional dibentuk untuk mengantisipasi krisis moneter.
Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar
ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia
menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank
Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing. Pada Maret, 2005, United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD) menerbitkan sebuah makalah
tentang sumber-sumber dan langkah pemulihan Malaysia, ditulis oleh Jomo K.S. dari
departemen ekonomi terapan, Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Makalah itu
menyimpulkan bahwa kontrol yang ditentukan pemerintah Malaysia tidaklah
memperparah tidak pula membantu pemulihan. Faktor terbesar adalah menaiknya
jumlah ekspor komponen elektronik, yang disebabkan oleh menaiknya permintaan
komponen di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh kekhawatiran dampak
kedatangan tahun 2000 (Y2K) pada komputer dan perangkat digital lain yang lebih
tua.
Tanpa memperhatikan sebab dan akibat klaim, peremajaan ekonomi juga bergulir
dengan defisit anggaran dan belanja pemerintah besar-besaran pada tahun-tahun
setelah krisis. Kemudian, Malaysia menikmati pemulihan ekonomi lebih cepat
dibandingkan dengan jiran-jirannya. Bagaimanapun, di banyak cara negara ini belum
mengalami kepulihan pada tingkatan pra-krisis.
Sementara langkah pembangunan kini tidak secepat dulu, tetapi terasa lebih stabil.
Kendati kontrol dan penjagaan ekonomi bukan menjadi alasan utama pemulihan,
tidak ada keraguan bahwa sektor perbankan menjadi lebih kenyal terhadap serangan
luar negara. Akun saat ini berada di surplus struktural, memberikan bantalan bagi
pengambangan modal. Harga-harga aset kini, fraksi dari ketinggian pra-krisis mereka.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat
inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang
asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia
untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997.
Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan
kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan
dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.
Nilai tukar yang dipatok dibuka kembali pada Juli 2005 untuk nilai tukar mengambang
yang terawasi setelah satu jam pemberlakuan yang sama oleh Tiongkok. Pada pekan
yang sama, ringgit menguat satu persen dibandingkan mata uang utama lainnya dan
diharapkan akan mengalami apresiasi lebih jauh. Tetapi pada Desember 2005,
harapan apresiasi lebih jauh menjadi bisu karena aliran modal melampaui USD 10
miliar.
Singapura : memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar
di sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan,
Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada
ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang
mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan
minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura
memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia.
Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat
pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York
dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas
dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka,
kompetitif dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di
dunia, ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan
multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing.
Letak Singapura yang sangat strategis membuat sektor perdagangan dan jasa
berkembang sangat cepat, bahkan terbesar di Asia Tenggara. Singapura menyediakan
berbagai fasilitas penerbangan dan pelabuhan laut dengan lengkap, sehingga
menjadikannya sebagai tempat singgah sementara (transit) kapal- kapal atau
pesawat dari berbagai maskapai yang hendak melanjutkan perjalanannya. Kondisi
politik dan keamanan yang stabil menjadikan Singapura sebagai tujuan investasi,
khususnya bagi negara-negara Barat yang hendak memperluas pasarnya di kawasan
Asia.
Sementara itu, jika ditinjau hubungan antara Negara Indonesia dengan Singapura.
Negara kita memiliki hubungan yang semakin erat yang ditandai dengan kerja sama
ekonomi yang kuat. Dalam beberapa tahun terakhit, Singapura secara konsisten
menjadi investor asing terbesar di Indonesia. Kerja sama antara Indonesia dan
Singapura juga meliputi beberapa bidang, termasuk kesehatan, pertahanan, dan
lingkungan hidup.
Pada masa silam, Suku Melayu menulis di dalam bahasa Sanskerta atau
menggunakan alfabet berbasis bahasa Sanskerta. Setelah abad ke-15,
tulisan Jawi (berbasis bahasa Arab) menjadi popular. Tidak lama kemudian,
tulisan romawi mengambil alih peran Sanskerta dan Jawi sebagai tulisan dominan. Ini
umumnya dikarenakan pengaruh sistem pendidikan kolonial, yang mengajari anak-
anak tulisan romawi daripada tulisan Arab.
Suku asli non-Melayu terbesar adalah Iban dari Sarawak, yang jumlahnya melebihi
600.000 jiwa. Beberapa Suku Iban masih menetap di perkampungan hutan tradisional
di dalam rumah panjang di sepanjang Sungai Rajang dan Lupar dan daerah aliran
mereka, kendati banyak dari Suku Iban pindah ke kota. Suku Bidayuh, berjumlah kira-
kira 170.000 jiwa, berpusat di barat daya Sarawak. Suku asli terbesar di Sabah adalah
Kadazan. Mereka umumnya petani yang menganut Kristen. 140.000 Orang Asli, atau
aborigin, terdiri dari sejumlah komunitas suku yang berbeda-beda yang menetap di
Malaysia Barat. Biasanya menjadi pemburu, peladang berpindah, dan petani, banyak
dari mereka kemudian menetap dan sebagiannya berbaur ke dalam Malaysia
modern.
Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya menganut Buddha (dari sekte Mahayana) atau
juga menganut Tao. Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di dalam beberapa dialek
bahasa Tionghoa, termasuk Mandarin, Hokkien, Kanton, Hakka, dan Teochew.
Majoritas Tionghoa di Malaysia, terkhusus mereka dari kota-kota besar semisal Kuala
Lumpur, Petaling Jaya, dan Penang mampu berbahasa Inggris pula. Terdapat pula
sejumlah Tionghoa yang semakin bertambah generasi Tionghoa baru yang
memandang bahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Tionghoa di Malaysia
berdasarkan sejarah telah menjadi dominan di dalam komunitas perdagangan
Malaysia.
Suku India-Malaysia utamanya Tamil Hindu dari India selatan yang bahasa aslinya
adalah bahasa Tamil, juga ada komunitas India yang berbahasa Telugu, Malayalam,
dan Hindi, menetap terutama di kota-kota besar di pesisir barat semenanjung.
Banyak kalangan India menengah-atas di Malaysia juga berbahasa Inggris sebagai
bahasa ibu. Sejumlah komunitas Tamil Muslim dengan 200.000 jiwa juga tumbuh
sebagai kelompok sub-budaya yang mandiri. Juga terdapat komunitas Tamil Kristen
di kota-kota besar. Juga ada komunitas Sikh di Malaysia melebihi 83.000 jiwa.
Sebagian besar India-Malaysia mulanya bermigrasi
dari India sebagai pedagang, guru, atau tenaga ahli lainnya. Sejumlah besar juga
bagian dari kaum migran paksaan dari India oleh pihak Britania semasa zaman
kolonial untuk bekerja di industri penanaman.
Orang Eurasia, Kamboja, Vietnam, Thai, Minangkabau, Bugis, Jawa, Banjar, Aceh, dan
suku-suku asli ikut memperkaya keanekaan penduduk Malaysia. Sejumlah kecil orang
Eurasia, campuran Portugis dan Melayu, berbahasa kreol berbasis-bahasa Portugis,
disebut bahasa Kristang. Juga terdapat orang Eurasia campuran Filipino dan Spanyol,
terutama di Sabah. Diturunkan dari kaum imigran dari Filipina, beberapa di antaranya
berbahasa Chavacano, satu-satunya bahasa kreol berbasis-bahasa Spanyol di Asia.
Orang Kamboja dan Vietnam terutama pemeluk Buddha (Kamboja: sekte Theravada,
Vietnamese: sekte Mahayana). Orang Thai-Malaysia adalah kelompok besar di
negara-negara bagian Perlis, Kedah, Penang, Perak, Kelantan, dan Terengganu. Di
samping berbahasa Thai, sebagian besar mereka menganut Buddha, merayakan
Songkran (festival air) dan dapat berbahasa Hokkien tetapi sebagian dari mereka
adalah Muslim dan berbahasa Melayu dialek Kelantan. Orang Bugis dan Jawa menjadi
bagian penduduk di Johor. Sebagai tambahan, ada juga banyak orang asing
dan ekspatriat yang menjadikan Malaysia sebagai rumah kedua mereka, juga
berkontribusi menjadi penduduk Malaysia.
Tionghoa dan Islam sangat memengaruhi musik tradisional Malaysia. Musik itu
terutama didasarkan pada gendang (drum), tetapi melibatkan alat tabuh lain
(beberapa di antaranya bercangkang); rebab, alat berdawai sejenis biola; serunai,
alat tiup sejenis oboe dengan dua buluh; suling, dan trompet. Negara ini memiliki
tradisi kuat di dalam hal tari dan sendratari, beberapa berasal dari Thai, India, dan
Portugis. Baru-baru ini, dikir barat mulai memasyarakat, dan pemerintah mulai
mempromosikannya sebagai ikon budaya nasional.[102] Bentuk artistik lainnya juga
dipengaruhi oleh tetangganya, Indonesia, termasuk wayang kulit (teater boneka
berbayangan), pencak silat (seni beladiri), dan kerajinan seperti batik, anyam-tenun,
termasuk pakaian upacara pua kumbu, dan perak dan seni ukir kuningan.
Singapura : merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. 85% dari rakyat
Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan Pengembangan
Perumahan (HDB). Penduduk Singapura terdiri dari mayoritas etnis Tionghoa (77,3%),
etnis Melayu yang merupakan penduduk asli (14,1%), dan etnis India (7,3%), dan etnis
lainnya (1,3%). Mayoritas rakyat Singapura menganut agama Buddha (42%),
sedangkan yang lainnya menganut agama Tao (9%), agama Islam (15%), agama
Kristen (15%), agama Hindu (4%), dan lainnya 15%. Singapura terdiri atas multietnis
(Melayu, Cina, India, dan Eropa). Tata kehidupan masyarakatnya merupakan
perpaduan antara budaya Timur dan budaya Barat.
Singapura mempunyai 4 (empat) bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan
Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis,
yang digunakan untuk menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan juga
sewaktu latihan dan dalam perbarisan pasukan tentara dan polisi. Pemerintah PAP
lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
(lingua franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu
saja. Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa
nasional (mayoritas daripada mereka telah melewati masa Singapura sebelum
merdeka.
BAB III
RENCANA KEGIATAN
Maina By Sands
B. Peserta Kegiatan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini di Singapura diikuti oleh 17 mahasiswa
dan 1 dosen pendamping. Berikut adalah rinciannya.
CHINTYA PARAMITA
18 0501518002 2018 Pendidikan Kejuruan, S2
PUSPITA
No NIM/NIP NAMA Angkatan Prodi