Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI, BEBAN KLAIM, HASIL

INVESTASI, DAN RISK BASED CAPITAL (RBC) TERHADAP LABA


PERUSAHAAN REASURANSI YANG ADA DI INDONESIA

FABI AYYI TASYA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, PERBANAS INSTITUTE

ABSTRAK

Penelitian ini menguji secara empiris pertumbuhan premi neto, risiko underwriting,
dan profitabilitas terhadap tingkat solvabilitas perusahaan reasuransi yang ada di
Indonesia. Penelitian ini diuji menggunakan metode regresi linier berganda
menggunakan data panel software E-views. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pendapatan premi, beban klaim, hasil investasi, dan Risk Based Capital secara parsial
mempengaruhi Laba secara signifikan. Pengujian secara simultan pada keempat
variabel tersebut menunjukkan pendapatan premi, beban klaim berpengaruh
signifikan terhadap laba lalu hasil investasi dan risk based capital tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap laba perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia.

Kata Kunci : pendapatan premi, beban klaim, hasil investasi, risk based capital, laba

1. PENDAHULUAN

Dunia usaha asuransi pada saat ini sangat berkembang pesat, yang diiringi oleh
sosialisasi pemerintah dan pengelola asuransi itu sendiri yang menginformasikan
mengenai pentingnya seseorang berasuransi. Mempunyai proteksi asuransi dianggap
sangatlah penting untuk mengelola suatu risiko yang mungkin akan dihadapi orang
tersebut dimasa yang akan datang. Asuransi juga merupakan salah satu alternatif untuk
mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari risiko-risiko yang ada, perusahaan asuransi menyeleksi risiko-risiko yang mereka

1
dapatkan dari tertanggung (nasabah asuransi) yang dilakukan oleh seorang underwriter
(penyeleksi risiko). Nilai-nilai pertanggungan risiko yang diterima oleh perusahaan
asuransi tergantung seberapa besar risiko yang diterima. Agar perusahaan asuransi
dapat menerima risiko yang besar maka perusahaan asuransi harus membagi atau
mentransfer sebagian risiko tersebut kepada perusahaan reasuransi.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016 tentang


Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,
Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang dimaksud dengan
Usaha Reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan
reasuransi lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2014 tentang Perasuransian. Reasuransi juga bisa disebut sebagai suatu perjanjian
yang diadakan antara dua pihak, yaitu ceding company (perusahaan asuransi) sebagai
penanggung pertama dan perusahaan reasuransi sebagai pihak kedua.
Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis perusahaan asuransi, maka
akan diikuti juga dengan peningkatan bisnis usaha reasuransi. Perusahaan asuransi
secara tidak langsung mentransfer bisnis-bisnis yang telah disetujui dengan pihak
reasuransi untuk menerima suatu bagian yang ditentukan dari suatu risiko sebagaimana
ketentuan yang diperjanjikan. Berdasarkan data dari Statistik Perasuransian tahun 2017
yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, jumlah perusahaan reasuransi meningkat
hingga tahun 2017.

Tabel 1 : Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Perasuransian 2013-2017

No Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017


1 Asuransi Jiwa 49 50 55 55 61
a. Swasta Nasional 30 31 33 31 37
b.Patungan 19 19 22 24 24

2
2 Asuransi Umum 82 81 80 80 79
a. Swasta Nasional 65 64 64 58 55
b.Patungan 17 17 16 22 24
3 Reasuransi 4 5 6 6 7
a. Swasta Nasional 4 5 6 6 7
b.Patungan - - - - -
4 Badan Penyelenggara 2 2 2 2 2
Jaminan Sosial
5 Penyelenggara 3 3 3 3 3
Asuransi Wajib
6 Jumlah 140 141 146 146 152
7 Pialang Asuransi 153 157 166 169 169
8 Pialang Reasuransi 29 31 37 40 43
9 Penilai Kerugian 25 26 28 28 27
Asuransi
10 Jumlah 207 214 231 237 239
Sumber : Data diolah dari Otoritas Jasa Keuangan

Berdasarkan tabel diatas, seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan asuransi


baik dari sektor asuransi jiwa, asuransi umum, dan jaminan sosial, diikuti juga dengan
meningkatnya jumlah perusahaan reasuransi.

Tabel 2 : Premi Bruto Menurut Jenis Usaha Tahun 2013-2017


Dalam triliunan rupiah
Pertumbuhan

Pertumbuhan

Pertumbuhan

Pertumbuhan
As. Umum &

Asuransi

Asuransi

Asuransi

Jumlah
Tahun

Wajib
Sosial
Reas

Jiwa

2013 46.37 18.6% 113.22 4.9% 10.35 32.5% 16.31 7.1% 186.25

3
2014 54.70 18% 112.88 -0.3% 69.44 570.9% 10.29 -36.9% 247.32
2015 60.25 10.1% 135.13 19.7% 88.97 28.1% 11.21 8.9% 295.56
2016 66.61 10.6% 167.17 23.7% 116.03 30.4% 11.98 6.9% 361.78
2017 70.42 5.7% 194.42 16.3% 130.66 12.6% 12.21 1.9% 407.71
Sumber : Data diolah dari Otoritas Jasa Keuangan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah premi reasuransi meningkat dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah premi bruto perusahaan asuransi.

Tabel 3 : Jumlah Investasi Industri Asuransi 2013-2017


Dalam Triliun Rupiah

Keterangan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Asuransi Jiwa 253.21 318.49 327.68 396.38 489.27
Asuransi Umum 56.9 56.81 60.41 62.80 68.44
Reasuransi 4.34 6.80 9.99 10.25 12.17
Asuransi Sosial 156.96 193.49 211 271.65 322.58
Asuransi Wajib 67,04 72,77 77,04 96,73 113.65
Jumlah 538,45 648,37 686,12 837,82 1.006,12

Dari tabel diatas menunjukkan jumlah investasi reasuransi berkembang dari tahun 2013
hingga tahun 2017.

Tabel 4 : Pertumbuhan Klaim Bruto Dibandingkan dengan Premi Bruto 2013-


2017
Dalam Triliun Rupiah
Klaim
As. Umum &

Premi Bruto
Kenaikan/
Penuruan
Asuransi

Asuransi

Asuransi

Jumlah

Jumlah
Tahun

Klaim
Wajib
Sosial

Rasio
Reas

Jiwa

2013 21.59 72.20 4.71 14.80 10.35 32.5% 16.31 7.1%


2014 27.93 71.82 56.66 7.01 69.44 570.9% 10.29 -36.9%

4
2015 33.22 82.83 75.00 6.70 88.97 28.1% 11.21 8.9%
2016 34.19 96.19 86.81 10.16 116.03 30.4% 11.98 6.9%
2017 35.26 118.58 109.64 12.13 130.66 12.6% 12.21 1.9%

Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan klaim bruto usaha reasuransi juga mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun.

Menurut Hanifah (2017) premi secara simultan berpengaruh positif terhadap laba pada
asuransi umum syariah di Indonesia, klaim secara parsial berpengaruh negatif terhadap
laba pada perusahan asuransi umum syariah di Indonesia, dan hasil investasi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap laba pada perusahaan asuransi umum Syariah.
Menurut Dipoyanti (2014) yang meneliti pengaruh pendapatan premi, hasil investasi,
underwriting, beban klaim, dan beban operasional terhadap laba Perusahaan Asuransi
menyatakan bahwa hasil investasi berpengaruh positif terhadap laba asuransi jiwa
Syariah di Indonesia sedangkan underwriting tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap laba, beban klaim tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba, lalu
beban operasional tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba. Hasil
Penelitian Cynthia dan Maslichah (2017) mengemukakan bahwa Premi, Hasil
Investasi, Klaim, dan Underwriting secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
laba asuransi syariah di Indonesia periode 2013-2016. Premi secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan asuransi syariah di Indonesia,
ketika premi meningkat maka laba asuransi syariah juga akan mengalami peningkatan,
dimana premi merupakan iuran atau kontribusi yang berasal dari peserta asuransi.
Untuk segi hasil investasi nya tidak mempunyai pengaruh terhadap pendapatan
perusahan asuransi syariah, dan klaim secara parsial tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asuransi syariah.).

Salah satu cara untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan reasuransi di


Indonesia adalah mengukur nilai Risk Based Capital (RBC). Peraturan Menteri
Keunagan No.53/PMK.10/2012 mengatur bahwa tingkat solvabilitas minimum
perusahaan asuransi maupun reasuransi adalah sebesar 120% dari modal minimum

5
berbasos risiko. Modal minimum berbasis risiko (RBC) adalah modal atau dana yang
dibutuhkan perusahaan dalam pengelolaan asset dan liabilitas dalam rangka
mengatisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul. Menurut hasil penelitian Richard
dan Adi (2017) dalam Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba, dan Klaim dan
Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia mengemukakan bahwa
variabel Risk Based Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan
asuransi.

Dalam reasuransi ada beberapa komponen pendapatan yang berbeda dengan


perusahaan asuransi pada umumnya seperti premi retrosesi. Yaitu sebagai pengurang
dari pendapatan premi yang didapatkan oleh perusahaan reasuransi. Premi retrosesi
dibayarkan kepada perusahaan retrosesi sebagai bentuk kesepakatan atas sebagian
risiko yang dilimpahkan kepada perusahaan retrosesi tersebut. Begitu juga dengan
beban klaim, pada perusahaan reasuransi terdapat klaim retrosesi yang juga sebagai
komponen pengurang dari beban klaim yang akan dibayarkan perusahaan reasuransi.
Berdasarkan adanya beberapa perbedaan komponen tersebut penulis ingin meneliti
tentang Pengaruh Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi, dan Risk Based
Capital terhadap laba perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia.

II. Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Pengertian Reasuransi

Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Usaha


Reasuransi adalah jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya.
Menurut Mollengraf dalam bukunya yang berjudul Asuransi Pengangkutan (hal.191)
menyatakan reasuransi adalah persetujuan yang dilaksanakan oleh suatu penanggung
dengan penanggung lainnya yang dinamakan sebagai penanggung ulang (reasuradur)
dalam persetujuan mana pihak kedua dengan menerima premi yang ditentukan terlebih
dahulu bersedia memberikan penggantian kepada pihak pertama, mengenai

6
penggantian kerugian yang pihak pertama wajib membayarnya kepada tertanggung
akibat dari suatu pertanggungan yang diadakan antara pihak pertama dan tertanggung.

Pendapatan Premi

Premi adalah pembayaran sejumlah yang dibayarkan oleh pihak tertanggung

kepada pihak penanggung untuk mengganti suatu kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan atau barang. Penggantian kerugian tentu sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada

penanggung (Amrin, 2006:108). Premi juga merupakan kewajiban peserta

asuransi untuk memberikan sejumlah uang kepada perusahaan asuransi yang

telah disepakati diawal. Jumlah besaran premi yang dibayarkan oleh setiap

peserta penutupan asuransi ditentukan dari hasil seleksi risiko yang dilakukan

underwriter, yang kemudian setelah seleksi risiko tersebut peserta asuransi akan

menerima besaran premi yang akan dibayarkannya sesuai dengan tingkat risiko

yang akan ditanggung perusahaan.

Pengertian Klaim

Menurut PSAK No.28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian (Revisi

2012) Klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada

tertanggung atau perusahaan asuransi sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.

Dalam hal ini klaim reasuransi akan membayarkan kepada perusahaan asuransi atas

kerugian klaim yang terjadi sesuai dengan persentase pembagian premi reasuransi

yang telah diperjanjikan diawal penawaran bisnis kepada pihak asuransi baik secara

7
fakultatif maupun treaty.

Hasil Investasi

Hasil investasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan reasuransi

untuk melakukan investasi atas asset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan

dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan reasuransi mengandalkan hasil

investasinya untuk menutupi kekurangan atas klaim yang akan dibayarkan kepada

perusahaan asuransi jika terjadi kerugian. Menurut Halim (2015:13) mengemukakan

bahwa investasi merupakan penempatan untuk memperoleh keuntungan di masa

mendatang.

Risk Based Capital

Pengertian Risk Based Capital Menurut Peraturan Pemerintah No.63 Tahun

2005 menyatakan bahwa, rasio kesehatan RBC adalah suatu ukuran yang

menginformasikan keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang

harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi sebesar 120%. Semakin besar rasio kesehatan

RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan

tersebut.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK/2003 tentang

Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, pemerintah

telah menetapkan perusahaan asuransi di Indonesia saat ini wajib memiliki Batas

Tingkat Solvabilitas (RBC) minimal 120%. Risk Based Capital diperoleh dari hasil

8
membandingkan selisih kekayaan yang diperkenankan terhadap kewajiab dengan

batas tingkat solvabilitas minimum.

Laba

Menurut Winarso (2014) mengatakan bahwa laba adalah perbedaan antara

realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.

Sedangkan menurut Winaryo dan Ismaya (2007) mengatakan bahwa laba

adalah selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian atau biaya produksi,

keuntungan dari penjualan produk yang diperoleh dengan cara menjual barang lebih

tinggi daripada pembeliannya.

Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Pendapatan Premi terhadap Laba Bersih

Dalam penelitian Marlina & Syarif (2013) pendapatan premi memiliki

pengaruh positif yang cukup besar dan signifikan terhadap laba AJB

Bumiputera Cabang Bandung. Lalu menurut penelitian Dipoyanti (2014)

diperoleh kesimpulan pendapatan premi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap laba asuransi jiwa syariah. Dan menurut Fikri (2009) mengatakan

dalam penelitiannya variabel premi dan klaim memberikan nilai negatif dalam

persamaan regresi karena variabel tersebut tidak memberikan kontribusi

positif terhadap laba. Semakin besar nilai premi, maka akan membuat nilai

9
klaim semakin tinggi. Hal ini terjadi karena premi yang dibuat perusahaan

mengandung unsur risiko yang memicu terjadinya klaim.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pendapatan premi berpengaruh terhadap laba bersih Perusahaan

Reasuransi yang ada di Indonesia tahun 2010-2017

2. Pengaruh Beban Klaim terhadap Laba Bersih

Menurut penelitian Winarso (2014) bahwa terdapat hubungan yang

sangat erat antara kalim nasabah dengan nasabah perusahaan dengan arah yang

positif. Artinya apabila klaim nasabah mengalami kenaikan maka perolehan

laba perusahaan akan mengalami kenaikan dan begitu pula sebaliknya dan jika

klaim nasabah mengalami penurunan maka perolehan laba perusahaan akan

mengalami penurunan juga. Tingkat hubungan antara klaim nasabah dan laba

perusahaan akan mengalami penurunan juga.

Berdasarkan hasil penelitian Dipoyanti (2014) menunjukkan beban

klaim tidak berpengaruh negative dan signifikan terhadap laba. Hal ini

disebabkan karena variabel beban klaim pada penelitiannya memiliki nilai

rendah dibandingkan pendapatan sehingga pendapatan yang besar dapat

menutupi beban klaim yang rendah pada asuransi jiwa syariah dalam

penelitian ini pada tahun yang diamati.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas maka dapat

diperoleh hipotesis sebangai berikut :

10
H2 : Beban klaim berpengaruh terhadap laba bersih Perusahaan Reasuransi

yang ada di Indonesia tahun 2010-2017

3. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Laba Bersih

Menurut hasil penelitian Sofyan dan Ambar (2017) secara simultan

antara hasil investasi, pendapatan premi, dan beban klaim mempengaruhi laba.

Menurut Cynthia dan Maslichah (2017) menunjukkan bahwa hasil investasi

tidak berpengaruh pada laba.

H3 : Hasil investasi berpengaruh terhadap laba perusahaan Reasuransi

yang ada di Indonesia 2010-2017.

4. Pengaruh RBC terhadap Laba

Menurut Rina Dhaniati (2017) Mengemukakan bahwa secara parsial RBC


berpengaruh positif terhadap laba perusahaan asuransi, sementara penelitian Richard
dan Adi (2017) dalam Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba, dan Klaim dan
Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia mengemukakan bahwa
variabel Risk Based Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan
asuransi.

H4 : Risk Based Capital berpengaruh terhadap laba Perusahaan Reasuransi yang

ada di Indonesia 2010-2017

III. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu suatu


pendekatan penelitian yang bersifat objektif, mecakup pengumpulan dan analisis data
kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik yang disusun berdasarkan

11
laporan keuangan Reasuransi yang ada di Indonesia tahun 2010-2017 dengan objek
penelitian perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia yaitu :

a. PT Reasuransi Indonesia Utama


b. PT Reasuransi Nasional Indonesia
c. PT Tugu Reasuransi Indonesia
d. PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

Adapun Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik Random Effect
dengan pendekatan Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan software
Eviews Version 8.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada dua variabel yaitu
variabel independent dan dependen. Variabel independen, terdiri dari pendapatan
premi, beban klaim, hasil investasi, dan Risk Based Capital, sedangkan variabel
dependennya adalah Laba.Rincian keterangan tiap variabel dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 : Variabel dan Pengukuran

Variabel Keterangan dan Skala Pengukuran


Pendapatan Premi Yaitu besarnya premi bruto yang dihasilkan perusahaan
yang diukur berdasarkan skala nominal
Klaim Yaitu besarnya klaim bruto yang dibebankan
perusahaan yang diukur berdasarkan skala nominal
Hasil Investasi Yaitu penempatan untuk memperoleh keuntungan di

masa mendatang.

Risk Based Capital Yaitu menurut Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2005
menyatakan bahwa, rasio kesehatan RBC adalah suatu
ukuran yang menginformasikan keamanan finansial

12
atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus
dipenuhi oleh perusahaan asuransi sebesar 120%.
Laba Yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga

pembelian atau biaya produksi, keuntungan dari

penjualan produk yang diperoleh dengan cara menjual

barang lebih tinggi daripada pembeliannya.

IV. Hasil dan Pembahasan

Analisis data terhadap empat perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia dari
tahun 2010-1017 menghasilkan statistik deskriptif yang dianalisis terlihat pada tabel
dibawah ini :

Berdasarkan data diatas diperoleh bahwa untuk nilai rata-rata laba adalah sebesar
25.28 untuk nilai minimum sebesar 22.9 dan standard devisiasinya adalah 0.84 Pada
variabel Pendapatan Premi nilai rata-rata premi sebesar 27.6,nilai minimum sebesar
26.5 dan standard devisiasi sebesar 0.66. Nilai rata-rata pada Beban Klaim sebesar
27.20,nilai minimum sebesar 26.45 dan standard devisiasi sebesar 0.68. Untuk nilai

13
rata rata Hasil Investasi sebesar 24.96,nilai minimum sebesar 23.54 dan untuk standard
devisiasi sebesar 0.77. Kemudian untuk nilai rata-rata RBC sebesar 0.65,nilai
minimum sebesar 0.05 dan standard devisiasi sebesar 0.43

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas,uji autokorelasi,uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas

Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel independen. Model yang baik harus bebas dari penyimpangan
asumsi klasik.Berikut ini hasil uji multikolinieritas yang di dapat dari output Eviews 8.

Gambar 1 : Uji Multikolinieraritas

Dilihat dari hasil output diatas bahwa pendapatan premi, beban klaim,hasil investasi,
dan rbc sebesar 0,771798; 0,760295; 0,710212; 0,1644 < 0.8 berarti tidak ada
masalah multikoliniearitas.
Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan-pengamatan
yang lain. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas yang di dapat dari output Eviews 8
dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variable independen.

14
Dilihat dari hasil Ouput diatas bahwa nilai Premi (0.97) > 0.05; Beban Klaim (0.56) >
0.05; Hasil Investasi (0.88) > 0.05 ; RBC (0.83) > 0.05 (significant 5%), yang berarti
tidak ada masalah heteroskedastisitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Berikut ini hasil uji normalitas
yang di dapat dari output Eviews 8.

15
Berdasarkan gambar diatas, bahwa nilai probability sebesar (0.783639) > 0.05
(significant 5%). Hasil uji normalitas dari output diatas dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi normal.

Uji Kelayakan Model


Uji kelayakan model digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi. Secara
statistic uji kelayakan model melalui pengujian Uji F dan Uji T
Uji Simultan (Uji F)
Hipotesis
H0 : Diduga Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan RBC secara simultan tidak
berpengaruh terhadap Laba Perusahaan Reasuransi
Ha : Diduga Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan RBC secara simultan
berpengaruh terhadap Laba Perusahaan Reasuransi

nilai probabilitas (F Statistic) > 0,05(significant 5%) maka diterima independen, tidak
memiliki pengaruh significant terhadap dependen. nilai probabilitas (F Statistic) <
0,05(significant 5%) maka ditolak, independen memiliki pengaruh significant terhadap

16
dependen. Hasil output eviews diatas menunjukan Prob F sebesar 0.0042 < 0.05 maka
ditolak. Berarti variable independen berpengaruh terhadap variable dependen.
Uji Significant (Uji T)
Hipotesis :
H01 : Diduga Premi tidak berpengaruh terhadap Laba Perusahaan.
Ha2 : Diduga Premi berpengaruh terhadap Laba Perusahaan.
H02 : Diduga Beban Klaim tidak berpengaruh terhadap Laba Perusahaan.
Ha2 : Diduga Beban Klaim berpengaruh terhadap Laba Perusahaan.
H03 : Diduga Hasil Investasi tidak berpengaruh terhadap Laba Perusahaan.
Ha3 : Diduga Hasil Investasi berpengaruh terhadap Laba Perusahaan
H04 : Diduga Risk Based Capital tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Ha4 : Diduga Risk Based Capital berpengaruh terhadap laba perusahaan.

17
Nilai probabilitas (T Statistic) > 0,05(significant 5%) maka diterima independen,
tidak memiliki pengaruh significant terhadap dependen. nilai probabilitas (T Statistic)
< 0,05(significant 5%) maka ditolak, independen memiliki pengaruh significant
terhadap dependen. Hasil output eviews diatas menunjukan Prob T secara berturut dari
Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi sebesar 0.0002; 0.0194; < 0,05 maka ditolak
yang berarti premi,beban klaim dan beban klaim berpengaruh. Sedangkan Hail
Investasi dan Risk Based Capital sebesar 0.634; 0.44> 0.05 maka diterima yang
berarti Hasil Investasi dan Risk Based Capital tidak berpengaruh.
Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa baik regresi sesuai
dengan data aktualnya (goodnes of fit).

Nilai R Square yang di peroleh dari olah data menggunakan Eviews 8 sebesar 0.70 atau
70% hal ini menunjukan bahwa variable independen berpengaruh terhadap Laba.

Pengaruh Premi Terhadap Laba


Berdasarkan hasil analisis linier berganda diperoleh t hitung pendapatan premi lebih
kecil dari tingkat signifikansi bahwa pendapatan premi berpengaruh terhadap Laba

18
perusahaan asuransi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan Fikri (2009) yang
mengatakan dalam penelitiannya variabel premi dan klaim memberikan nilai negatif
dalam persamaan regresi karena variabel tersebut tidak memberikan kontribusi positif
terhadap laba. Sedangkan menurut Menurut Kirmizi (2011) dalam penelitiannya
menatakan bahwa semakin besar pendapatan premi yang diterima maka perusahaan
asuransi akan terkendali sehingga menghasilkan surplus yang tinggi untuk mengelola
resiko tertanggung.

Pengaruh Klaim Terhadap Laba


Berdasarkan hasil analisis linier berganda diperoleh t hitung beban klaim lebih kecil
dari tingkat signifikansi bahwa beban klaim berpengaruh terhadap laba perusahaan
asuransi. hasil peneltian ini bertolak belakang dengan penelitian Mutmainnah (2015)
yang menyatakan bahwa beban klaim berpengaruh negative terhadap laba asuransi.
Menurut Saputro (2018) Beban klaim yang terdapat pada perusahaan asuransi
umumnya merupakan beban yang berhubungan dengan pencairan yang dilakukan oleh
nasabah termasuk tuntutan yang dipersetujui,tuntutan dalam proses penyelesaian dan
tuntutan yang telah berlaku tetapi belum dilaporkan

Pengaruh Hasil Investasi Terhadap Laba


Berdasarkan hasil analisis linier berganda diperoleh t hitung hasil investasi

lebih besar dari tingkat signifikansi bahwa hasil investasi berpengaruh negatif terhadap

laba perusahaan asuransi. Hasil peneltian sama dengan penelitian Sofyan dan Ambar

(2017) secara simultan antara hasil investasi, pendapatan premi, dan beban klaim

mempengaruhi laba. Menurut Cynthia dan Maslichah (2017) menunjukkan bahwa hasil

investasi tidak berpengaruh pada laba.

Pengaruh Risk Based Capital Terhadap Laba

Berdasarkan hasil analisis linier berganda diperoleh t hitung Risk Based

19
Capital lebih besar dari tingkat signifikansi bahwa Risk Based Capital tidak

berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi. Hasil peneltian bertolak belakang

dengan penelitian Mutmainnnah (2015) yang menyatakan bahwa hasil Risk Based

Capital berpengaruh positif signifikan terhadap laba.

Kesimpulan dan Penutup

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Premi, Beban Klaim, Hasil

Investasi dan RBC, terhadap pada perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia pada

tahun keuangan 2010-2017t diambil kesimpulan bahwa Premi,Beban dan berpengaruh

Positif terhadap laba perusahaan reasuransi , sedangkan hasil investasi dan risk based

capital tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan reasuransi. Untuk hasil investasi

faktor nya adalah kemungkinan adanya perusahaan reasuransi yang hasil investasinya

menurun pada tahun tersebut.

Penutup

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah periode dan variabel penelitian

yang ada di laporan keuangan dan memisahkan antara reasuransi jiwa dan reasuransi

umum. Bagi perusahaan agar lebih bisa memaksimalkan investasi agar dapat lebih

berkontribusi besar terhadap laba.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.akademiasuransi.org/

repository.uin-suska.ac.id

www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-statistik/asuransi/default.aspx

http://repository.uin-suska.ac.id/4958/3/BAB%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67660/Chapter%20II.pdf?sequence
=3&isAllowed=y diakses pada tanggal 23 Januari 2019
https://ahliasuransi.com/wp-content/uploads/2014/08/7.-Reinsurance.pdf d

Mutmainnah. 2015. Analisis Pengaruh Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil

Underwriting, Cadangan Teknis, dan Risk Based Capital terhadap Laba Pada 20

Perusahaan Asuransi Umum Di Indonesia Periode 2009-2013.S1 Skripsi, Universitas

Hasanuddin.

Marwansyah, Sofyan & Utami, Ambar Novi. 2017. Analisis Hasil Investasi,

Pendapatan Premi, dan Beban Klaim Terhadap Laba Perusahaan Perasuransian di

Indonesia. Vol 5, No.2.

Richard dan Adi 2017. Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba, Klaim, RBC

Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia

Rina Dhaniati (2011) . Analisis Pengaruh RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil

Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim terhadap laba

perusahaan asuransi

21
22

Anda mungkin juga menyukai