Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MARKET UPDATE PASAR ASURANSI & REASURANSI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu tugas Pendidikan Certified Indonesia Insurance Broker (CIIB)

Disusun oleh Kelompok 6 Makalah CIIB XX :

Herlina Budiraswati Siahaan (CIIB_026)

Ian Imaduddin (CIIB_027)

Ibnu Khamal (CIIB_028)

Ida Pertiwi R. (CIIB_029)

Ika Sukmawati (CIIB_030)

2021

1
Puji Tuhan yang Maha kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul: Market Update Pasar Asuransi &
Reasuransi Indonesia.

Adapun tugas dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Certified
Indonesia Insurance Broker (CIIB) Angkatan XX tahun 2021. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Market Update Pasar Asuransi & Reasuransi
Indonesia.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi
Indonesia (APARI) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan pekerjaan yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurma. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 Oktober 2021

Kelompok 6 Makalah – CIIB XX

2
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………….……………...…….. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….………………..... 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….……….………..…. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 13

3
Pendahuluan

Sektor perasuransian sebagai bagian dari sektor jasa keuangan Indonesia memiliki
peran strategis dalam penciptaan kestabilan perekonomian Indonesia melalui aspek
pengelolaan risiko. Perekonomian Indonesia sebagaimana perekonomian lainnya tidak dapat
lepas dari ketidakpastian atau risiko, yang bila tidak dikendalikan dampak dari terjadinya
risiko tersebut dapat membuat perekonomian menjadi tidak stabil, terguncang, bahkan di
tingkat mikro dapat menyebabkan kehancuran bagi pelaku ekonomi. Melalui sektor
perasuransian, para pelaku ekonomi dapat memindahkan sebagian atau seluruh kerugian yang
dideritanya, sehingga walau terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian, aktivitas
ekonomi sehari-hari tetap dapat terus dilanjutkan sebagaimana biasa.

Tantangan yang dihadapi oleh dunia asuransi Indonesia makin menguat dengan
banyaknya serbuan asuransi asing sebagai dampak langsung globalisasi. Pada era digital dan
semakin cepatnya arus informasi, perusahaan asuransi dan reasuransi Indonesia tentunya
mengalami peningkatan market meskipun juga dipastikan menghadapi tekanan daya saing
dari perusahaan perasuransian asing yang semakin menggurita dengan permodalan yang kuat,
serta teknologi dan sumber daya manusia yang handal. Kendati demikian, sektor
perasuransian di Indonesia tetap dalam tren positif karena terus mengalami kenaikan omset
premi. Hingga situasi berubah saat terjadi pandemi Covid-19 menyebabkan kemerosotan
pertumbuhan pada perusahaan asuransi. Data BPS menunjukkan bahwa perusahaan asuransi
di Indonesia jumlahnya berkurang selama masa paceklik krisis akibat pandemi Covid-19. Di
mana pada tahun 2020 tersisa 139 perusahaan asuransi dengan rincian 74 asuransi umum, 54
perusahaan asuransi jiwa, 7 perusahaan reasuransi, 3 perusahaan penyelenggara asuransi
wajib, dan 2 badan penyelenggaran jaminan sosial. Dibandingkan tahun sebelumnya yang
berjumlah 151 tentunya menjadi tolak ukur hadirnya krisis memengaruhi eksistensi
perusahaan asuransi.

4
Kendati sempat tergerus selama masa pandemi Covid-19, namun pelan dan pasti
industri perasuransian terus berbenah dengan inovasi layanan kanal digital. Digitalisasi terus
merambah industri jasa perasuransian. Industri asuransi umum dan asuransi jiwa sama-sama
mendapatkan berkah dari tumbuhnya literasi digital masyarakat Indonesia di era pandemi.
Kanal digital memang menjadi peluang pemasaran asuransi di masa pandemi meski porsinya
masih kecil dibanding keagenan, bank, maupun telemarkering. Melihat catatan Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia (AAUI) semester I-2021, nilai pendapatan premi yang berasal dari
kanal pemasaran digital mengalami peningkatan 0,6%, dibanding capaian pada 2020 yang
sebesar 0,1% (Kontan.co.id, 2021).

Bahkan, aset industri asuransi mencapai jumlah terbesar pada penghujung semester
I/2021 setelah sempat merosot pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan statistik
asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juni 2021 total aset industri asuransi tercatat
mencapai Rp768,49 Trilyunatau tumbuh 11% (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp692,36
triliun. Selain tumbuh secara tahunan, perolehan aset pada akhir semester I/2021 pun berhasil
melampaui catatan aset industri asuransi sebelum pandemi Covid-19. Pada Desember 2019,
total aset industri tercatat sebesar 735,8 triliun, lalu terjadi penurunan menjadi Rp691,7
Trilyunpada Maret 2020 dan berlanjut hingga kuartal II/2020 sebagai dampak pandemi
Covid-19. Nilai aset pada akhir Desember 2019 merupakan catatan tertinggi industri asuransi,
tapi harus terkoreksi akibat pandemi. Secara akumulasi, aset industri asuransi pada Desember
2020 senilai Rp737,9 Trilyunberhasil melewati catatan 2019. Namun, jika dilihat per

5
sektornya, perolehan aset tertinggi terjadi pada 2021 yakni berhasil melewati catatan tertinggi
pada sebelum pandemi Covid-19 (Bisnis.com, 2021).

Tabel 1
Aset Industri Asuransi (dalam Rp triliun)
Periode Jiwa Umum Reasuransi Total
Desember 2019 553,2 157,9 24,7 735,8
Maret 2020 496,2 167,4 28,06 691,7
Juni 2020 502,4 163,05 26,8 692,3
September 2020 510,39 165,5 26,69 702,6
Desember 2020 544,2 166,7 26,9 737,9
Maret 2021 549,6 179,5 30,08 759,3
Juni 2021 555,39 183,4 29,6 768,49

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia, stabilitas


sektor jasa keuangan masih terjaga. Salah satu indikatornya adalah indeks IHSG semakin
menguat sebesar 0,11% secara year to date ke level 5.985,49 pada akhir Juni 2021. Walaupun
secara year to date indeks ISSI mengalami penurunan sebesar 3,12%, namun jika
dibandingkan dengan awal pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020.

Riset Mckinsey (2020) ihwal masa depan industri asuransi mendapat penilaian positif.
Industri asuransi jiwa memiliki sejumlah peluang yang menjanjikan dalam dekade
mendatang. Salah satunya karena permintaan asuransi secara global mencapai titik
tertingginya sepanjang masa. Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat dunia
memerlukan perlindungan jiwa dan kesehatan. Untuk menangkap peluang itu, harus
dipersiapkan strategi oleh industri asuransi jiwa selama satu dekade ke depan. Pertama,
mempersonalisasi setiap aspek pengalaman nasabah, salah satunya dengan menjadikannya
produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam mengelola keuangan dan manajemen
kesehatan yang terukur. Penurunan risiko kematian jangka panjang menjadi alasan utama
adaptasi strategi tersebut. Teknologi akan memainkan peran penting dalam proses tersebut.
Kedua, industri asuransi jiwa perlu mengadopsi pengembangan solusi produk yang fleksibel
terhadap berbagai perubahan regulasi dan suku bunga. Ketiga, pengembangan kembali
keterampilan dan kemampuan semua unsur industri asuransi jiwa. Perusahaan asuransi jiwa

6
harus mampu merespons dan menangkap perubahan keterampilan dan karakteristik tenaga
kerja di masa depan.

Usaha perasuransian memiliki kedudukan strategis dalam upaya memajukan


kesejahteraan umum maupun perekonomian negara karena mampu menghimpun dana
masyarakat. Hanya saja usaha perasuransian tergolong bidang usaha yang memerlukan
pembinaan dan pengawasan secara berkesinambungan dari pemerintah. Tujuannya untuk
mengamankan dana masyarakat. Di sini penulis tertarik untuk menjabarkan bagaimana
market update pasar industri perasuransian di Indonesia pada 2021, pasca mengalami koreksi
yang cukup tajam dihantam krisis akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Lalu apakah market
update pasar industri perasuransian di Indonesia masih terbuka lebar atau justru mengalami
penyusutan besar.

Kerangka Teori

a. Industri Perasuransian

Asuransi adalah lembaga keuangan non-bank yang mempunyai peranan menghimpun


dana dari masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu peristiwa uang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.
Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan lagi pada
situasi yang sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan
umum untuk menghindari atau mengalihkan risiko kerugian kepada pihak lain yaitu
perusahaan asuransi. Kegiatan usaha perasuransian khususnya untuk asuransi umum
merupakan jenis usaha yang termasuk dalam kategori kegiatan usaha yang pengelolaannya
diatur oleh pemerintah. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014
dipaparkan bahwa usaha perasuransian merupakan segala usaha menyangkut jasa
pertangtungan atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi
produk asuransi atau produk asuransi syariah, konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi
syariah, reasuransi, atau reasuransi syariah, atau penilaian kerugian asuransi atau asuransi
syariah.

Di mana secara umum asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk: (a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

7
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau (b) memberikan
pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Sedangkan Asuransi Syariah dibedakan
dengan tambahan prinsip Syariah yakni prinsip hukum Islam dalam kegiatan perasuransian
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.

Ruang lingkup perasuransian juga mengenal usaha Reasuransi yakni usaha jasa
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan
penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya. Serta Pialang Reasuransi adalah usaha jasa
konsultasi dan/atau keperantaraan dalam penempatan reasuransi atau penempatar reasuransi
syariah serta penanganan penyelesaian ttaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama
perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan, perusahaan
penjaminan syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang
melalukan penempatan reasuransi atau reasuransi syariah. Dan juga Usaha Penilai Kerugian
Asuransi adalah usaha jasa penilaian klaim dan/ atau jasa konsultasi atas objek asuransi.
Dengan demikian yang termasuk dalam ruang lingkup Perusahaan Perasuransian adalah
perusahaan asuransi, perusa-haan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan
reasuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, dan
perusahaan penilai kerugian asuransi.

b. Market Update

Market Update merupakan penilaian atau laporan statistik terbaru atau paling
mutakhir dalam periode tertentu yang berkenaan dengan laporan naik dan turunnya angka
suatu pasar ekonomi dalam pelbagai bidang industri, jasa dan perekonomian perbankan dan
non bank. Market update dipakai untuk menyajikan analisa pasar, laporan keuntungan dan
kerugian, neraca perdagangan dan lainnya yang dipakai untuk menjelaskan situasi
perekonomian dari sebuah industri ataupun perdagangan baik kawasan domestik, mikro,
makro maupun internasional.

8
Pembahasan

Secara global, pertumbuhan industri perasuransian sebagai backup atas perekonomian


suatu negara tak bisa dilepaskan dari sehat tidaknya perekonomian masyarakat di suatu
negara. Hal ini selaras dipaparkan OJK, Otoritas Jasa Keuangan menyebut kinerja industri
perasuransian ke depan bergantung pada kondisi pasar modal serta penanganan pemerintah
terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia. Apabila berkaca ke belakang maka sejtainya ndustri
asuransi Indonesia masih didominasi produk asuransi jiwa. OJK, mencatat, industri asuransi
jiwa tiga kali lebih besar dibandingkan asuransi umum. Selama tahun 2015-2019, penerimaan
premi bruto asuransi jiwa rata-rata tumbuh 6,3% per tahun, sementara non-jiwa tumbuh
6,1%. Hingga terkoreksi pada tahun 2020 akibat pandmei Covid-19. Kendati demikian sektor
asuransi umum masih memiliki prospek cerah namun bergantung pada perkembangan
ekonomi. Apalagi, lebih dari 90% premi berasal dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor,
kredit perbankan, properti dan kesehatan atau kecelakaan. Demikian pula sektor reasuransi
sejatinya juga prospeknya cukup baik bila kondisi perekonomian bisa pulih dan stabil.

Di sisi lain, hadirnya krisis akibat pandemi Covid-19, memaksa Industri Perasuransian
melakukan peninjauan kualitas asetnya sebagai persiapan memasuki fase rebound, saat
dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian mulai mereda. Krisis saat ini perlu
menjadi katalis perbaikan industri agar ke depannya bisa tumbuh optimal. Banyak survey
memproyeksikan bahwa Industri asuransi memiliki prospek yang menjanjikan seiring upaya
pemulihan ekonomi nasional dan global yang gencar pada 2021. Indonesia Financial Group
(IFG) optimistis bisnis asuransi akan tumbuh semakian besar seiring kenaikan jumlah aset.
Bahkan, dalam 20 tahun ke depan, aset industri asuransi diperkirakan naik dari 2% menjadi
5% dari total PDB. Namun kenaikan aset tesebut bergantung pada kualitas aset serta besarnya
nilai klaim. Dengan kondisi itu, industri asuransi membutuhkan tambahan modal, konsolidasi
bisnis serta dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Selain itu, perbaikan
kinerja pasar finansial didukung oleh beragam stimulus moneter maupun fiskal yang
dilakukan lembaga keuangan global maupun nasional demi menjaga likuiditas dan
memperkecil dampak krisis (Kontan.co.id, 2021). Sinyalemen positif dari Asosiasi Asuransi
Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan pertumbuhan penempatan dana investasi di seluruh
instrumen baik saham, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), deposito sebesar 14,7%
menjadi Rp 510,5 triliun pada semester pertama 2021 (CnbcIndonesia.com, 2021).

a. Asuransi Umum

9
Market update pada Asuransi Umum bisa dibaca lewat uraian berikut: Pendapatan
Premi Asuransi Umum pada Triwulan I tahun 2021 (Januari-Maret) tumbuh sebesar Rp 20,7
Trilyun atau 1,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 20,4
Trilyun. Klaim Asuransi Umum pada Triwulan I tahun 2021 tercatat sebesar Rp. 6,7 Trilyun
Rupiah atau minus 27,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020 tercatat
sebesar Rp. 9,2 Trilyun. Pangsa pasar premi Asuransi umum pada periode Triwulan I 2021 di
dominasi oleh tiga lini bisnis yaitu Asuransi Property (28,8%), Asuransi Kendaraan
Bermotor(19,1%) dan Asuransi Kredit(13,8%). Sementara untuk porsi klaim adalah Asuransi
Kendaraan Bermotor(21,5%), Asuransi Property (20,3%), dan Asuransi Kredit (13,8%).
Sedangkan Premi Reasuransi Umum Triwulan I tahun 2021 tercatatsebesar Rp. 5,5 Trilyun
Rupiah atau minus 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 5,9 Trilyun
Rupiah. Dari sisi klaim, tercatatsebesar Rp. 1,4 Trilyun Rupiah atau turun 30,8% dibanding
dengan periode yang sama di tahun lalu Rp. 2,1 Trilyun Rupiah.5. Sementara untuk
porsisumber bisnis premi asuransi umum masih didominasi oleh tiga sumber bisnis yaitu
Broker (33,6%), Direct Marketing (38,8%), Agent (11,2%) kemudian dari Leasing (10,4%)
dan Bancassurance (4,5%).

b. Asuransi Jiwa

Industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja positif pada semester I-2021. Ini
terefleksikan dengan sejumlah indikator industri asuransi jiwa yang mengalami pertumbuhan
signifikan. Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan industri asuransi jiwa mengalami
pertumbuhan 64 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 46,74 Trilyunpada
semester I-2020 menjadi Rp 119,74 triliun. Hal ini tergambar pada sisi pendapatan asuransi
jiwa, di mana industri meraih pertumbuhan premi sebesar 17,5 persen dibandingkan periode
sama di tahun lalu. "Sinyal pemulihan terlihat jelas di beberapa indikator pendapatan utama
kami yang terus menguat di semester satu tahun ini. Membaiknya pendapatan dari premi,
investasi, premi reasuransi dan lainnya di semester satu tahun ini secara year-on-year telah
membangun optimisme kami tentang pemulihan ekonomi di masa yang akan datang.

Tabel 2

10
Data Pemasukan dan Pengeluaran Asuransi Jiwa Trimester Kedua 2021

Keterangan Juni Juli Agustus


Pendapatan Premi 94,0 107,6
121,17
1 1
triliun
Trilyun Trilyun
Jumlah Beban Klaim dan Manfaat 80,4 93,0 106,9
Trilyun Trilyun Trilyun
Premi Reasuransi 3
2,8 3,7
,2
Trilyun Trilyun
Trilyun
Jumlah Pendapatan 116,
102,2 135,7
2
Trilyun Trilyun
Trilyun
Jumlah Beban Asuransi 89,3 103,
118,7
8 4
Trilyun
Trilyun Trilyun

c. Reasuransi

Market update pada Reasuransi bisa dibaca lewat uraian berikut: Pendapatan Premi
Reasuransi pada Triwulan I tahun 2021 turun -5,02% atau sebesar Rp. 6,97 Trilyun
dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 7,34 Trilyun. Total investasi
Reasuransi tumbuh 13,46 Trilyun atau 14,89% dibandingkan tahun 2020 sebesar 13,46
Trilyun di mana hasil investasi mendapatkan profit sebesar 0,18 Trilyun atau naik sebesar
45,53% dibandingkan tahun 2020. Di mana total aset Reasuransi naik 7,2 % sebesar 30,09
Trilyun. Sedangkan klaim Reasuransi turun sebesar -23,08% sebesar 2,41 Trilyun
dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 3,13 Trilyun. Adapun total lialibitas naik 4,58%
sebesar 20,08 Trilyun dari tahun 2020 yang hanya sebesar 19,20 Trilyun.

11
Kesimpulan

Kondisi ekonomi Indonesia yang berangsur membaik seiring dengan perkembangan


pengendalian pandemi sehingga berdampak positif bagi kinerja perusahaan asuransi. Di mana
market update industri perasuransian juga melakukan serangkaian penyesuaian di saat
pandemi dan menyiapkan strategi serta transformasi digital yang pada akhirnya berperan
penting dalam menjalankan bisnis di era pandemi dan normal baru. Baik itu asuransi umum,
asuransi jiwa maupun reasuransi mengalami kenaikan pendapatan, investasi maupun jumlah
premi serta total asetnya masing-masing pada triwulan pertama tahun 2021.

12
Daftar Pustaka

https://keuangan.kontan.co.id/news/kanal-digital-menjadi-peluang-pemasaran-asuransi-di-
masa-pandemi

https://finansial.bisnis.com/read/20210802/215/1424855/aset-industri-asuransi-tumbuh-pesat-
lampaui-capaian-sebelum-pandemi-covid-19

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian

https://www.mckinsey.com/industries/financial-services/our-insights/the-future-of-life-
insurance-reimagining-the-industry-for-the-decade-ahead

https://www.cnbcindonesia.com/market/20210914123424-17-276114/wow-dana-investasi-
asuransi-jiwa-ri-tembus-rp-510-t

https://keuangan.kontan.co.id/news/ifg-dalam-20-tahun-ke-depan-aset-industri-asuransi-
akan-naik-5

Herry Ramadhani, 2015. PROSPEK DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN ASURANSI


SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015

13

Anda mungkin juga menyukai