Oleh :
DAVID LUKMANUL HAKIM (1412170051)
GILANG INDRA PRAMANA PUTRA (1412170043)
MOCH. AZIZ ASH SHADIQI (1412170031)
MUHAMMAD SHOFIH AL JAMIL (1412170027)
ANGKATAN 2017-B
Oleh :
DAVID LUKMANUL HAKIM (1412170051)
GILANG INDRA PRAMANA PUTRA (1412170043)
MOCH. AZIZ ASH SHADIQI (1412170031)
MUHAMMAD SHOFIH AL JAMIL (1412170027)
ANGKATAN 2017-B
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya
kami dapat merampungkan laporan Studi Ekskursi yang telah kami ikuti pada
Selasa, 13 Oktober 2018 sampai Jumat, 16 Oktober 2018 ini. Dengan laporan yang
isinya ringkas dan bermakna ini kami berharap dapat memberi wawasan bagi
pembaca akan perusahaan yang kami kunjungi, Wonderlab, pekan lalu.
Bagi kalian yang menggemari atau bahkan telah berkecimpung dalam ranah
digital, laporan yang telah kami susun ini tidak kalah menarik dengan buku digital
maupun fisik yang sering kalian baca di luar sana. Sebab telah berusaha untuk
menyusun laporan ini semenarik mungkin, dengan bahasa yang mudah dipahami,
dan tentunya informatif.
Kami sadari laporan yang kami susun ini tidak sepenuhnya benar, sebab
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami dalam menulis laporan dan
kesalahan manusiawi yang tidak dapat dihindari. Oleh karenanya, pembaca sangat
diizinkan apabila ingin memberi kritik, saran, dan instruksi yang bersifat
membangun apabila ada bagian yang dirasa kurang enak dibaca, menyimpang dari
aturan, dan kekeliruan-kekeliruan lainnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Hal.
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Wonderlabs............................................................................................ 9
B. Dagadu ................................................................................................. 10
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
Hal.
5
DAFTAR TABEL
Hal.
6
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin hari teknologi terus berkembang dan hal tersebut terus berjalan
seiring berjalannya masa. Teknologi digital telah menjadi sesuatu yang tidak asing
lagi di telinga warganet. Beberapa produk kini telah di-daring-kan atas masukkan
warganet atau atas ide-ide para pengembang yang ingin menduduki pasar digital.
Menurut halaman jejaring Internet World Stats yang merekap konsumen internet
secara berkala. Pada 30 Juni 2018, tertulis bahwa penduduk Asia menempati posisi
teratas sebagai konsumen internet dengan persentase sebesar 49%. Dengan
banyaknya warganet yang menggunakan ponsel pintar mereka, para pengembang
tidak akan terus berpikir maju untuk membuat sesuatu yang bagus lagi, sesuatu
yang warganet ingin gunakan di genggaman mereka untuk mempermudah aktifitas
fisik yang dapat di-digital-kan.
1.3 Tujuan
7
1.4 Manfaat
8
BAB II
: 01.30-15.00 di Dagadu
Logo perusahaan :
9
wonderlab memiliki lebih dari 350+ penggunaan aktif. Sejak didirikan pada
tahun 2015, wonderlab telah berkembang pesat melalui inovasi dan fokus
misi yang tiada henti Menghubungkan dengan kesuksesan dan produktivitas.
10
Bermula dengan nama StartNow di singapore(Desember, 2015) dan
memulai espand ke indonesia khususnya yogyakarta pada juni 2016 dengan
brand wonderlabs Pte. Ltd. Dan saat ini mulai berkembang memulai untuk
ekspansi ke negara – negara asia lainnya
VISI dan MISI
Connecting you to success and productivity
Perusahaan Berkembang
Singapore (2015)
Yogyakarta (2016)
Jakarta (2018)
Vietnam (2018)
Sri Langka (2019)
Philippina (2019)
Fasilitas
Makan siang & sarapan gratis
Cucian gratis 3X seminggu
Tamasya mini & besar
Kerja jarak jauh
Kelompok Wonderlabs
Wonderlabs
Wonderlbs Project
Worderfood
Wonderlabs Academy
B. Dagadu
Dagadu pertama kali digagas oleh 25 orang yang merupakan mahasiswa dan
alumni mahasiswa arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada
tahun 1994. Perusahaan yang menaungi produk-produk berlabel Dagadu
11
ialah PT. Aseli Dagadu Djokdja yang didirikan pada 4 Januari 1994. Para
pendiri Dagadu yang sebanyak 25 orang itu memiliki minat yang sama di
bidang kepariwisataan dan perkotaan. Mereka sering berkumpul bersama
dan akhirnya mewujudkan keinginan untuk membuat sebuah ciri khas baru
tentang Yogyakarta dalam hal cenderamata. Akhirnya mereka membuka
counter penjualan Dagadu pertama kali di Lower Ground Malioboro Mall,
Yogyakarta. Modal awal yang digunakan dalam pendirian Dagadu ialah
sebesar 4 juta rupiah.
Pemilihan nama Dagadu bermula dari salah seorang di antara mereka yang
mengumpat dalam bahasa slang khas Yogyakarta, yaitu kata “dagadu” yang
berarti “matamu”. Umpatan itulah yang memberi inspirasi nama merk
dagang produk cenderamata mereka sesaat sebelum mereka berjualan.
Akhirnya, Dagadu resmi menjadi merk produk cenderamata alternatif yang
dijual di Malioboro Mall. Untuk menunjukkan lokalitas dari mana
cenderamata itu berasal, ditambahilah kata Djokdja setelah Dagadu.
Sementara itu pemakaian ejaan lama pada kata Djokdja dimaksudkan untuk
memberi muatan nilai historis kota Yogyakarta.
12
Januari 1994. Kegiatan wirausaha yang dilakukan kelompok ini dengan
memproduksi dan menjual produk “cenderamata alternatif dari Djokdja”
(berupa kaus oblong, gantungan kunci, gambar tempel, topi dan pernak-
pernik lain yang memuat rancangan grafis dengan tema-tema
kepariwisataan dan lingkungan binaan kota Yogyakarta) pada mulanya
lebih sebagai media penyaluran minat dan idealisme untuk menyampaikan
gagasan-gagasan mengenai artifak, peristiwa, bahasa, serta living-culture
yang gayut dengan citra Yogyakarta melalui tampilan rancangan grafis yang
menarik dan menggugah.
13
tidak ada toleransi untuk penyimpangan terhadap nilai kejujuran ini. Dengan
demikian, iklim kepercayaan terhadap karyawan benar-benar ditumbuhkan.
Seperti telah disamapaikan di atas, komponen lain yang sangat vital bagi
organisasi adalah nilai – nilai perusahaan (values). Values yang ada di PT.
Aseli Dagadu merupakan nilai – nilai yang diambil dari Core Values dan
Instrumental Values. Core Values (nilai – nilai inti) adalah nilai – nilai yang
bersifat universal yang “diturunkan” langsung oleh founding fathers.
Dengan kata lain, nilai – nilai inti merupakan warisan dari founding fathers
atau para pendiri perusahaan. Sedangkan Instrumental Values (nilai – nilai
instrumental) merupakan nilai – nilai “expected culture” serta tipikal bisnis
dari perusahaan. Artinya Values PT. Aseli Dagadu Djokdja merupakan
sebuah perpaduan antara nilai – nilai warisan founding fathers yang juga
merupakan expected culture dan menyesuaikan dengan kebutuhan
organisasi. Nilai – nilai tersebut adalah :
SMART
(mencerahkan hidup)
Berfikir kritis dan bersikap terbuka
Multitude perspective
Inofatif
SMILE
(menyenangkan hidup)
Bekerja dengan riang gembira
Optimistik
Kasual (bersahaja, egaliter)
SENSIBLE
Tanggap
14
Tenggang rasa
Antusias
Bersegera
IDENTITAS
Dagadu Djokdja adalah merek dagang yang digunakan dalam bisnis ritel
yang berfokus pada pengembangan cinderamata alternatif bagi Djokdja
dengan sasaran pasar utama adalah wisatawan yang berkunjung ke
Yogyakarta baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kata Dagadu yang berarti Matamu. merupakan bahasa slang orang yogya
yang didasarkan pada huruf jawa. Wajar jika logo Dagadu divisualkan
dalam bentuk mata. Bagi Dagadu, mata merupakan citra kreativitas yang
lekat dengan aktivitas rancang merancang. Permainan sandi dalam bahasa
walikan ini dilakukan dengan cara menukar empat baris pertama dengan
baris ketiga, baris kedua dengan baris keempat dan begitu pula sebaliknya.
Kata berbahasa Indonesia dipenggal berdasarkan suku katanya, kemudian
dipasangkan berdasarkan urutan baris huruf Jawa tersebut, tanpa perlu
mengubah huruf vokalnya. Kata DA-GA-DU menjadi mudah dipahami. DA
pada baris kedua dibaca MA yang ada pada baris keempat. GA pada garis
keempat dibaca TA di baris kedua, dan DU (DA) berpasangan dengan MA
(MU). Jadi DAGA-DU berarti MA-TA-MU.
Itulah sebabnya kenapa logo Dagadu Djokdja bergambar mata. Tetapi bagi
Dagadu Djokdja, mata bukan semata-mata logo. Mata adalah idiom yang
lekat dengan citra kreatifitas, dunia rancang merancang. Dalam khasanah
budaya Jawa, mata adalah mripat, yang konon kabarnya berdekatan makna
dengan kata ma’rifat, yang dimaknai sebagai keinginan agar dapat
memberikan manfaat bagi diri dan lingkungannya. Matapun menjadi sarana
utama untuk sightseeing, jalan-jalan sambil menikmati suasana dan
15
panorama kota. Maka Dagadu berharap dapat mempresentasikan kepedulian
terhadap masalah perkotaan dan kepariwisataan di Jogia.
Menurut salah satu pendiri Dagadu, A. Noor Arief, kata Dagadu yang dalam
bahasa slang anak-anak muda Yogyakarta berarti “matamu”, kemudian
diberi penjelasan kurang lebih sebagai berikut :
1. Dalam wacana desain grafis, figur mata adalah salah satu idiom yang
digunakan untuk menggambarkan citra kreativitas. “Dagadu” yang
dihadirkan melalui logo berbentuk dasar mata diharapkan dapat mewakili
pandangan kelompok yang selalu berusaha menempatkan kreativitas
sebagai aspek utama dalam setiap aktivitasnya.
2. Citra mata juga diasosiasikan secara bebas dengan aktivitas sightseeingatau
“cuci mata dengan berjalan-jalan keliling kota”. Ini diharapkan dapat
merepresentasikan kepedulian kelompok ini terhadap masalah-masalah
perkotaan dan kepariwisataan.
3. “Dagadu” sebagai kosakata yang familiar dalam pergaulan informal di
Yogyakarta, pada gilirannya diharapkan dapat mewakili citra produk sebagi
cenderamata khas Yogyakarta. Penyertaan kata “Djokdja” sesudah kata
“Dagadu” semakin memeperkuat citra ini.
VISI
Menjadi perusahaan kreatif terkemuka di Indonesia (yang berorientasi)
pada :
1. Konsumen : komitmen terhadap kualitas produk dan layanan
2. Lingkungan : mengapresiasi budaya masa lalu untuk mewarnai budaya
masa kini dan menginspirasi kehidupan masa depan
3. Mitra : membangun kemitraan yang unggul dan saling menguntungkan
4. Nilai investasi : memaksimalkan keuntungan jangka panjang bagi pemilik
dengan penuh rasa tanggung jawab
5. Organisasi : menjadi sarang yang hangat untuk belajar dan berkarya
16
6. Produktifitas : efektif, efesien, bertindak cekatan
MISI
1. Menularkan kuman kreatifitas
2. Membiakkan jaringan untuk peduli, berbagi dan mereproduksi nilai
STRATEGI
Di tengah permintaan pasar yang semakin meningkat PT. Aseli Dagadu
menerapkan strategi pemasarannya yang dinilai banyak kalangan tidak
lazim. Di tengah keinginan pengusaha lain untuk membangun frenchise dan
mendirikan banyak outlet di banyak tempat, PT. Dagadu memilih strategi
membuat sister brand. Dengan tetap menancapkan positioning-nya brand
Dagadu sebagai produk eksklusif yang diproduksi dan dijual di Jogja, di
beberapa tempat Dagadu juga menciptakan brand lain yaitu DGD Indonesia
dan Hiruk Pikuk. Produk-produk ini dijual di gerai-gerai yang berlokasi di
Jakarta, Surabaya, dan Jawa Tengah.
Hiruk Pikuk :
Hiruk Pikuk hadir sebagai brand baru dengan mengusung tagline “kenangan
wisatamu”, memprosisikan sebagai brand yang sangat dekat dengan
kegiatan pariwisata dan bekerjasama dengan beberapa tempat wisata
sebagai suplier merchandise. Hiruk pikuk juga tetap hadir di jogja sebagai
second level dari Dagadu Djokdja.
17
DGD Indonesia :
Terinspirasi untuk mengangkat cerita lokalitas budaya Indonesia yang
begitu luar biasa. Mengusung tagline Nature, Culture, dan Nuruture, DGD
menampilkan ikon – ikon logalitas dari berbagai daerah di Indonesia.
1. Reliability (Realiabilitas)
Kemampuan untuk memberikan apa yang dijanjikan dengan andal dan tepat
serta akurat.
Strategi tindakan :
a. Pastikan bahwa anda telah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan
benar.
b. Janjikan hanya apa yang dapat anda berikan.
c. Tindak lanjuti untuk memastikan bahwa produk dan service telah diberikan
sesuai janji.
2. Assurance (Asuransi/Jaminan)
Pengetahuan dan keramahan staf serta mampu menumbuhkan percaya diri.
Strategi tindakan :
a. Product Knowledege yang terukur dan mumpuni.
b. Selera humor dan keramahan yang asik.
c. Antusias serta menghargai setiap pelanggan dengan berbagai latar belakang.
3. Tangible (Nyata)
18
Mengukur penampilan fisik, peralatan, karyawan, serta sarana komunikasi.
Strategi tindakan :
a. Pastikan starndar grooming,
b. Moment of truth yang nyaman dan mengesankan gerai yang rapi, tersusun
dengan baik.
c. Tampilan display yang menarik dan menginspirasi.
4. Empathy (Empati)
Kemampuan memahami kebutuhan pelanggan, memberikan perhatian
secara individual, serta kemudahan untuk dihubungi.
Strategi tindakan :
a. Aktif menjadi problem solving mengenai kesulitan pelanggan menentukan
pilihan produk.
b. Secara intens mempunyai hubungan yang baik dengan calon pelanggan
maupun pelanggan.
5. Responsiveness (Responsif)
Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang
cepat/responsif.
Strategi tindakan :
a. Tampilkan sikap positif atau “can – do attitude”.
b. Mengambil langkah dengan segera untuk membantu pelanggan, dan
mememnuhi kebutuhan mereka.
19
a. Penghargaan : Marketing Awards
Dari : Majalah Marketing
Kategor : The Best In Social Marketing and The Best In Experential
Marketing
Tempat : Balai Sarbini Jakarta
Tanggal : 23 November 2010
a. Dagadu Djokdja
b. Dagadis
20
Dagadis menawarkan kaos dengan desain yang cantik, manis, dan girlie.
Dagadis sangat sesuai untuk para gadis yang ingin tampil feminim, modis,
dan santai.
c. Dagadu Bocah
Biar masih bocah, tetap tak mau kalah. Begitulah semangat lahirnya merek
ini. Dagadu ingin memberikan sesuatu yang lain untuk dunia bocah dengan
menghadirkan kreativitas desain grafis dan model yang edukatif dan selaras
dengan gaya dan penalaran ala bocah, sesuai dengan segmen yang didasar
yaitu bocah usia 5 – 12 tahun.
d. Oblongpedia
e. Pernak Pernik
21
PROGRAM PENGEMBANGAN
GARDEP (Garda Depan)
Garda Depan tidak seperti sales promotion person pada umumnya, karena
memiliki fungsi yang lebih luas dan signifikan bagi perusahaan. Tugas
garda depan antara lain meliputi :
1) Penawaran dan pemilihan produk
2) Pemberian informasi baik mengenai produk maupun mengenai korporasi
3) Penanganan komplain dan kritik
22
2.2.2 Struktur Orgsnisasi
A. Wonderlabs
Direktur
- Creativ - HRM
- PPIC
- Brand PT.ADD - General Affair
-Accouting
- Marketing
-Information &
Communication
Tech
- Fenance
Tim Gerai:
- Supervisor
- Kasir
- Garden
PEMBAHASAN
3.1 Wonderlabs.io
24
3.2 Dagadu
Dagadu pertama kali digagas oleh 25 orang yang merupakan mahasiswa dan
alumni mahasiswa arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun
1994. Perusahaan yang menaungi produk-produk berlabel Dagadu ialah PT. Aseli
Dagadu Djokdja yang didirikan pada 4 Januari 1994. Para pendiri Dagadu yang
sebanyak 25 orang itu memiliki minat yang sama di bidang kepariwisataan dan
perkotaan. Mereka sering berkumpul bersama dan akhirnya mewujudkan keinginan
untuk membuat sebuah ciri khas baru tentang Yogyakarta dalam hal cenderamata.
Akhirnya mereka membuka counter penjualan Dagadu pertama kali di Lower
Ground Malioboro Mall, Yogyakarta. Modal awal yang digunakan dalam pendirian
Dagadu ialah sebesar 4 juta rupiah.
Pilihan nama Dagadu bermula dari salah seorang di antara mereka yang
mengumpat dalam bahasa slang khas Yogyakarta, yaitu kata "dagadu" yang berarti
"matamu". Umpatan itulah yang memberi inspirasi nama merk dagang produk
cenderamata mereka sesaat sebelum mereka berjualan. Akhirnya, Dagadu resmi
menjadi merk produk cenderamata alternatif yang dijual di Malioboro Mall. Untuk
menunjukkan lokalitas dari mana cenderamata itu berasal, ditambahilah kata
Djokdja setelah Dagadu. Sementara itu pemakaian ejaan lama pada kata Djokdja
dimaksudkan untuk memberi muatan nilai historis kota Yogyakarta.
25
Produk-produk Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan
keunikan Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Di antaranya ialah tentang
prajurit Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Transportasi di Yogyakarta, bahasa
slang di Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sejak awal kelahirannya, Dagadu
Djokdja sudah memposisikan diri sebagai produk cenderamata alternatif dari
Djokdja.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tak lupa juga dengan PT.Aseli Dagadu Djokdja atau yang lebih dikenal
merek Dagadu yang telah mau berbagi sejarah dan trik yang mengajak untuk
membentuk jiwa-jiwa pengusaha dikalangan mahasiswa yang saat ini diakui
sebagai perusahaan sukses yang mengeluti desain rancangan grafis yang dibuat
pada cenderamata terutama baju\kaos,gantung kunci, gambar stempel dan lain-lain.
Dan sudah menjadi salah satu ikon cenderamata khas Yogyakarta.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29
Gambar 6 : Mahasiswa Teknik Informatika saat mendengarkan presentasi
30