Anda di halaman 1dari 28

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMENUHAN SDM KESEHATAN


DI PUSKESMAS DAN KLINIK

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

Badan PPSDMK – Kementerian Kesehatan RI


20 Mei 2019
CURRENT ISSUES BIDANG KESEHATAN DI INDONESIA

Perubahan Situasi Global


Regulasi yang Dinamis : JKN,
(GHSA, MEA, Revolusi Industri
UHC, Akreditasi Faskes
4.0)

SDM Kesehatan : Kekurangan


Disparitas Status Kesehatan Nakes di DTPK, Maldistribusi,
Masyarakat : Pola/Gaya Hidup, Perencanaan SDM, Strategi
Genetik Pemenuhan (Distribusi –
Redistribusi)

Desentralisasi, Kerjasama dan


Integrasi Lintas Sektor : Triple Burden Disease
Sosialisasi, Advokasi, Komitmen
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Tren IPM Indonesia
dari Tahun ke Tahun
Meningkat.
Pada tahun 2018,
capaian
pembangunan
manusia yang diukur
dengan Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
sebesar 71,39
dengan status
TINGGI
(BPS,2018 )
KESEHATAN SANGAT MEMPENGARUHI IPM

Capaian pembangunan kesehatan dapat


ditinjau dari derajat kesehatan
masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
PROGRAM INDONESIA SEHAT
1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam
lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
PENDEKATAN
perilaku hidup sehat sehingga terwujud bangsa yang
KELUARGA
mandiri, maju dan sejahtera
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang PENGUATAN
kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan INSTITUSI
yang setinggi-tingginya PELAYANAN
KESEHATAN
KEBIJAKAN
PENERAPAN JAMINAN OPERASIONAL GERAKAN
PARADIGMA KESEHATAN INDONESIA
SEHAT NASIONAL (JKN) SEHAT
MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
PENGUATAN
PELAYANAN (GERMAS)
KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
RPJMN BIDANG KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Arah Pembangunan Kesehatan

Arah pengembangan upaya kesehatan, semula lebih ke arah kuratif, terus bergerak ke arah
promotif dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan = Penguatan Peran FKTP
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)

Total
1. 1 (satu) klinik melayani 10.000 penduduk
Puskesmas saat 2. Pelaksanaan fungsi UKP NON DTPK
DTPK ini 10.017 3. Pengelolaan dapat dilakukan oleh
PEMBERDAYAAN Pemerintah dan Swasta MENINGKATKAN PERAN
4. Kebutuhan tenaga untuk 1 klinik (10.000 KLINIK
FUNGSI PUSKESMAS penduduk) :
a. 1 dokter : 2.500 penduduk = 4 dokter
b. 1 dokter gigi
c. 8 perawat
d. 2 bidan
e. 1 analis Kebutuhan
f. 1 tenaga administrasi Klinik 26.807
g. 1 manajer
6. Pelayanan farmasi 2 - 4 klinik dilakukan 1. Proyeksi penduduk tahun 2019
oleh 1 apotik sebanyak 268.074.565, kebutuhan
1. Jumlah Puskesmas di DTPK 7. kebutuhan nakes dapat disesuaikan klinik sebanyak 26.807.Klinik
sebanyak 2.388 unit *, terdiri dari dengan Permenkes No 9 Tahun 2014 2. Kebutuhan tenaga untuk 26.807
2.264 unit (T/ST ) dan Perbatasan tentang Klinik atau dapat dihitung klinik adalah :
124 unit kebutuhan riil menggunakan analisis a. Dokter = 107.228 org
2. Pemberdayaan fungsi Puskesmas beban kerja kesehatan (ABK Kesehatan) b. Dokter Gigi = 26.807 org
kepada UKM dan UKP 8. Puskesmas di wilayah non DTPK c. Perawat = 214.456 org
3. Pemenuhan nakes di Puskesmas penekanan pada fungsi UKM d. Bidan = 53.614 org
DTPK dibantu oleh Pusat 9. Moratorium pembangunan Puskesmas di e. Analis = 26.807 org
wilayah non DTPK f. Tenaga adm = 26.807 org
* Data 2017
g. Manajer = 26.807 org
DUA SAYAP PUSKESMAS

Jaminan kesehatan Pemberdayaan wawasan


nasional kesehatan

1. Pemberdayaan
Penguatan yankes masyarakat
2. Pendekatan keluarga

DAK Fisik, DAK Non Fisik (termasuk BOK),


JKN, APBD 8
Peran dan Fungsi Puskesmas

Pusat Penggerak Pusat Pusat Pelayanan


Pembangunan Pemberdayaan Kesehatan Strata 1
Berwawasan Keluarga &
Kesehatan Masyarakat
Pertanggung-
Kemandirian
Paradigma Sehat jawaban
masyarakat;
PRINSIP
Wilayah;

Keterpaduan
Teknologi Tepat
Pemerataan; dan
Guna; dan
Kesinambungan.
PENGELOLAAN SDM di PUSKESMAS
 Perencanaan kebutuhan SDMK Puskesmas harus
dilakukan secara tepat dan terstruktur merujuk
Jumlah dan jenis sesuai standar regulasi
ketenagaan Puskesmas  Rekrutmen, Penempatan, Peningkatan Kompetensi
dan Pengembangan Karir SDMK Puskesmas harus
Penempatan SDM Kesehatan sesuai selaras dengan Perencanaan Kebutuhan dan
Pengembangan SDMK
kualifikasi dan kompetensi dengan job  Membuat sistem reward dan punishment yang
desc yang jelas sesuai bagi SDMK Puskesmas
 Optimalisasi fungsi monitoring dan evaluasi kinerja
SDM Kesehatan Non Tenaga Kesehatan
SDMK Puskesmas secara reguler
sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi administratif dan
keuangan
Manajemen SDM Puskesmas harus dapat menjamin
Optimalisasi peran dan fungsi pejabat keterlaksanaan 2 sayap Puskesmas dan seluruh
fungsional kesehatan sesuai Program Puskesmas dengan baik, tidak hanya
kompetensi profesi berorientasi kepada output program
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75/2014

Puskesmas
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan dan Sangat
No. Jenis Tenaga Terpencil
Non RI RI Non RI RI Non RI RI
1 Dokter / Dokter Layanan
1 2 1 2 1 2
Primer
2 Dokter Gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1

8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1

Jumlah 22 31 19 27 19 27

Sumber : Badan PPSDMK, 2019


KONDISI TENAGA DI PUSKESMAS
NO TENAGA KESEHATAN Keadaan Standar Kelebihan Kekurangan
1 Dokter Umum 21.197 13.542 10.456 2.801
2 Dokter Gigi 7.507 10.017 2.235 4.561
3 Perawat 147.388 60.660 91.764 5.036
4 Bidan 182.655 50.643 135.516 3.504
5 Tenaga Kefarmasian 15.216 10.017 7.491 2.292

6 Tenaga Kesehatan Masyarakat 18.257 10.017 11.192 2.952

7 Tenaga Kesehatan Lingkungan 12.414 10.017 5.093 2.696


8 Tenaga Gizi 13.234 13.542 4.210 4.518

9 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 10.721 10.017 4.211 3.507


TOTAL 428.589 188.472 272.168 31.867

Masih terdapat maldistribusi tenaga di Puskesmas. Kondisi ini menjadi kendala dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan bergerak, terutama di DTPK, daerah yang tidak diminati dan daerah
bermasalah kesehatan.
Sumber : Badan PPSDMK, 2019
“Klinik adalah fasilitas pelayanan
KLINIK kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan pelayanan medik
dan/ atau spesialistik“

Permenkes 9 Tahun 2014

Klinik memiliki peran untuk memperluas akses pelayanan kesehatan kepada


masyarakat dan turut membantu Puskesmas dalam melaksanakan UKP.

Menurut jenis pelayanannya klinik terbagi menjadi klinik utama dan klinik pratama.

Menurut kepemilikannya klinik dapat diselenggarakan oleh Pemerintah/ Pemda,


Masyarakat/ badan usaha.
PENGELOLAAN SDM di KLINIK
 Perencanaan kebutuhan SDMK Klinik harus
dilakukan secara tepat dan terstruktur merujuk
Jumlah dan jenis sesuai standar regulasi
ketenagaan Klinik (Pratama dan  Rekrutmen, Penempatan, Peningkatan
Utama) Kompetensi dan Pengembangan Karir SDMK Klinik
harus selaras dengan Perencanaan Kebutuhan
dan Pengembangan SDMK
Penempatan SDM Kesehatan sesuai  Membuat sistem reward dan punishment yang
kualifikasi dan kompetensi dengan job sesuai bagi SDM Klinik
desc yang jelas  Optimalisasi fungsi monitoring dan evaluasi
kinerja SDMK secara reguler
SDM Kesehatan Non Tenaga Kesehatan
sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi administratif dan SDMK Klinik didorong untuk tidak hanya mampu
keuangan melaksanakan UKP, namun juga UKM guna
mendukung peningkatan status dan derajat
kesehatan masyarakat
SDM KESEHATAN
SANGAT BERPERAN

Memperkuat Mengutamakan upaya promotif


layanan preventif dalam yankes agar
Kendali mutu dan
kesehatan primer kejadian penyakit ditekan,
kendali biaya
dalam pelayanan
kesehatan.
dan sistem
rujukannya dalam
pelayanan
jumlah orang sakit & orang
berobat berkurang – sehingga
pembiayaan kesehatan lebih
JKN
kesehatan. efisien.
Pola Rujukan dan Pembayaran Era JKN
Kendala Dalam Pemenuhan SDM Kesehatan
 Penyediaan SDM Kesehatan
1. Kecukupan jumlah
2. Kesesuaian jenis
3. Mutu dan kompetensi
4. Distribusi
 Ketersediaan dan kondisi infrastruktur pelayanan kesehatan
 Dukungan regulasi (sentralisasi dan desentraliisasi)
 Retensi tenaga kesehatan untuk daerah dengan geografis sulit masih rendah
 Sedikitnya peminat tenaga kesehatan khususnya untuk DTPK
 Kurangnya partisipasi Pemda dalam penyediaan fasilitas, distribusi,
monitoring dan evaluasi tenaga kesehatan
 Tingginya biaya operasional untuk mobilisasi tenaga kesehatan di daerah
dengan geografis sulit.
KERANGKA KONSEP PENGEMBANGAN
PENDAYAGUNAAN SDMK DI FKTP

KOMPOSISI SDMK
DI FKTP

PENGEMBANGAN
PENDAYAGUNAAN SDMK
DI FKTP
FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN JKN PERMASALAHAN SDMK
antara lain :
Peserta JKN semakin meningkat / hampir 200 juta jiwa

Ratio FKTP: Peserta JKN Distribusi Nakes di FKTP


JKN Bervariasi tidak merata
Ketersediaan Ketersediaan
FKTP Tenaga Belum ada kesepakatan
(Puskesmas Kesehatan Lulusan Nakes Banyak Tidak
Ratio Nakes : Peserta
dll) Terserap (Pengangguran)
JKN

Puskesmas harus Terdapat Puskesmas Tidak


Penguatan Perlu pengaturan melaksanakan UKP dan Memiliki Nakes Tertentu, 16
UKM % Puskesmas TANPA Dokter
UKM Pendayagunaan
Nakes Era JKN di:

DTPK (T dan ST) Non DTPK (Perkotaan)


Intervensi Pemerintah Pemanfaatan Dana Kapitasi
19
KONDISI FKTP SAAT INI
a. Beban Puskesmas yang besar (75,86%);
– Waktu tunggu lama → Kepuasan pasien menurun
– Beban Puskesmas terbagi untuk UKP dan UKM
b. FKTP swasta hanya dimanfaatkan 24,14% peserta;
c. Penyerapan tenaga kesehatan rendah, padahal
produksi tenaga kesehatan tinggi;
d. Dana kapitasi tersedia, baik untuk swasta maupun
pemerintah.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
a. Waktu Tunggu Pendek → Kepuasan Pasien Meningkat
b. Beban Kerja Ringan → Dokter Lebih Fokus Bekerja
c. Kesesuaian Produksi Dan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di
Fasyankes (Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kesehatan)
d. Puskesmas Menjadi Pusat Pelayanan Primer dan Memiliki
Jejaring FKTP Swasta
– Penguatan FKTP Swasta Untuk Pelayanan UKM
e. Efisiensi Biaya Pelayanan Fasyankes
STRATEGI PEMENUHAN SDM KESEHATAN di FKTP
Penyiapan Support System
Perencanaan Kebutuhan Pemenuhan SDMK di FKTP Optimaliasi Fungsi
SDMK di FKTP secara : Regulasi, Anggaran, Monitoring dan
tepat, terstruktur dan Sarana Prasarana dan Evaluasi SDMK di
berjenjang Logistik, termasuk IT FKTP
System

Penyiapan Career
Pemetaan Supply dan Pathway yang
Demand SDMK di FKTP terstruktur dan
yang Rasional sistematis bagi SDMK di
FKTP

Optimalisasi Advokasi Dalam Reward and


Membangun/Meningkatan Punishment yang
Dukungan dan Komitmen
Pemda, Swasta, OP dan memadai namun
stakeholders terkait lain rasional
UPAYA PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN
OLEH PEMERINTAH PUSAT (KEMENKES)

Puskesmas Rumah Sakit

• Penugasan Khusus Berbasis • Penugasan Khusus Residen


Tim (Nusantara Sehat Tim) • Wajib Kerja Dokter Spesialis
• Penugasan Khusus Individu *
(Nusantara Sehat Individu)

Sesuai Permenkes 33/2018 Nusantara


Sehat tidak hanya dapat ditempatkan di
daerah terpencil dan sgt terpencil, namun
juga daerah perkotaan dan pedesaan
PPPK
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan (Pasal 1 butir 4, UU ASN).

1. Adanya tuntutan percepatan pelayanan masyarakat,


2. Terbatasnya formasi PNS,
3. Adanya tugas pelayanan yang mendesak dan strategis tetapi tidak
perlu dilakukan oleh PNS (mis. Satpol PP, petugas pemadam kebakaran,
petugas kebersihan dsb).
4. Keterbatasan PNS yang memiliki keahlian teknis tertentu,
5. Kemajuan teknologi yang tidak diikuti dengan kesiapan PNS (mis.
minimnya tenaga IT yang berstatus PNS).
PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT BERBASIS TIM & INDIVIDU
TAHUN 2015 - 2018

2015 2016 2017 2018


No Profesi Jumlah
Tim Tim Tim Individu Tim Individu
1 Dokter 16 28 26 66 17 120 273
2 Dokter Gigi 1 45 28 82 15 102 273
3 Perawat 97 116 179 274 128 401 1,195
4 Bidan 118 134 181 222 142 325 1,122
5 Kes Masy 115 77 128 190 115 202 827
6 Kes Ling 113 78 136 166 109 227 829
7 ATLM 83 56 131 185 102 263 820
8 Gizi 103 102 128 291 128 387 1,139
9 Kefarmasian 48 92 127 187 138 307 899
Jumlah 694 728 1,064 1,663 894 2,334 7,377
KESIMPULAN
Perencanaan kebutuhan SDMK di FKTP khususnya Puskesmas belum optimal, sehingga upaya pemenuhan
SDMK di Puskesmas pun belum optimal yang berdampak pada kualitas pelayanan

Masih banyak Puskesmas yang kesulitan memperoleh tenaga kesehatan, terutama Puskesmas yang
belum berstatus sebagai BLUD

Puskesmas dan Klinik masih kurang mendapat perhatian dari Pemda, fungsi monitoring dan
evaluasi serta sistem reward dan punishment terhadap SDMK Puskesmas dan Klinik belum
optimal

Keterbatasan tenaga promotif preventif menyebabkan pelaksanaan fungsi UKM


Puskesmas terganggu, pelayanan Puskesmas lebih cenderung kepada UKP.

Kekurangan SDMK (khususnya tenaga non kesehatan) menyebabkan tenaga Kesehatan


Puskesmas banyak yang double job, sehingga pengembangan karir dan kompetensi SDMK
terhambat.
REKOMENDASI

Optimalisasi perencanaan/pemetaan kebutuhan SDMK FKTP (Puskesmas dan Klinik), diikuti dengan
upaya pemenuhan SDMK secara tepat (permanen dan temporer), hingga ke pelosok
Biaya kesehatan/beban layanan di FKTP (Puskesmas dan Klinik) harus diupayakan agar lebih besar, diikuti
dengan peningkatan besaran kapitasi yang berbasis kinerja serta seiring dengan peningkatan kompetensi
SDMK FKTP dan kewenangan FKTP. Pertumbuhan FKTP Non Puskesmas (Klinik) menjadi prioritas
Pada daerah dengan penduduk padat (jumlah peserta JKN yang besar) dengan tenaga
kesehatan telah memadai, pelayanan kesehatan didorong untuk lebih mengarah
kepada FKTP Non Puskesmas (Klinik), sementara Puskemas secara bertahap harus
mulai mengurangi UKP dan bergeser ke (mengutamakan) UKM.

FKTP Non Puskesmas (Klinik) didorong untuk berperan serta dalam UKM, sehingga
perlu memasukkan upaya promotif dan preventif dalam kriteria penilaian kinerja
FKTP sesuai dengan filosofi kapitasi (contoh seperti PIS-PK, GERMAS)
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan di DTPK dapat diintervensi Pemerintah Pusat dengan
insentif yang memadai (temporer), namun Pemda harus didorong untuk mampu memenuhi
SDMK di wilayahnya (permanen)

Anda mungkin juga menyukai