Anda di halaman 1dari 13

RUMAH SAKIT PARINDU

Jl. Raya Desa Binjai


PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

PEDOMAN ANALISA KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)

RSU PARINDU

A. PENDAHULUAN
Analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan (Diklat) adalah proses yang
berkelanjutan dalam pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada,
sehingga pelatihan dapat dikembangkan untuk membantu rumah sakit dalam mencapai
tujuannya dan merupakan dasar keberhasilan program pelatihan.
Seringkali rumah sakit mengembangkan dan melaksanakan pelatihan tanpa terlebih
dahulu melakukan analisa kebutuhan. Rumah sakit akan menjalankan risiko Diklat yang tidak
efektif.
Sebuah analisa kebutuhan Diklat untuk mengatasi permasalahan di tempat kerja.
Yang merupakan proses yang berkelanjutan pengumpulan data, untuk menentukan apa
kebutuhan pelatihan ada, sehingga pelatihan apa yang dapat dikembangkan untuk
membantu organisasi mencapai tujuannya. (Brown, 2002, hal. 569).
Pelatihan seringkali dipandang sebagai suatu gangguan dan upaya aktifitas mahal,
daripada untuk meningkatkan bottom line organisasi.
Langkah paling utama dan pertama dalam penyusunan rancang bangun suatu
program diklat adalah kegiatan Analisa Kebutuhan Diklat (AKD). Yang memiliki kaitan erat
dengan perencanaan Diklat. Perencanaan yang paling baik didahului dengan identifikasi
kebutuhan. Kebutuhan Diklat dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan (sebagaimana terlihat pada misi, fungsi dan
tugas) dengan pengetahuan dan kemampuan yang senyatannya dimiliki oleh staf.
Diklat dianggap sebagai faktor penting dalam peningkatan kinerja staf, proses dan
organisasi, sudah luas diakui. Tapi masalahnya banyak diklat yang diselenggarakan suatu
organisasi tidak atau kurang memenuhi kebutuhan sesungguhnya.
Kenyataan yang sering terjadi juga pada saat pembukaan Diklat , peserta tidak
mencapai jumlah alokasi yang ditentukan bahkan sampai 3 hari setelah pembukaan masih
kurang peserta Diklat. Hal ini menandakan Diklat tersebut mengalami kejenuhan atau
materinya sudah tidak sesuai dengan kebutuhan peserta. Di lain sisi, banyak alasan staf
menolak mengikuti Diklat , antara lain :
1. Mendapat perintah menjalankan tugas lainnya.
2. Tidak mau tinggal di mess dengan alasan keluarga.

1
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

3. Setelah mengikuti Diklat mendapat tugas lain yang tidak sesuai dengan hasil
Diklat.
4. Kehilangan pekerjaan/penghasilan tambahan.

Dan sangat kontradiksi bila kita menanyakan kepada mereka yang menjadi peserta
tentang tujuan mengikuti Diklat, antara lain :

1. Menambah wawasan.
2. Menambah angka kredit untuk promosi kenaikan jabatan/pangkat.
3. Mengikuti perintah atasan.
4. Istirahat dari pekerjaan rutin.

Timbulnya masalah ini disebabkan banyak hal. Salah satunya terletak pada Analisa
Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihannya yang tidak pernah dilakukan dengan benar. Untuk
mengatasi permasalah tersebut, perlu dilakukan analisa khususnya di satuan kerja. Tujuan
nya adalah menemu kenali adanya kesenjangan kompetensi (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) yang dapat ditingkatkan melalui diklat.

Kegiatan analisa ini diharapkan akan menghasilkan jenis-jenis Diklat yang dibutuhkan
oleh rumah sakit mewujudkan Diklat yang tepat sasaran, tepat isi kurikulum dan tepat
strategi untuk mencapai tujuan. Melalui kegiatan analisa ini maka idealnya program yang
disusun dan dijabarkan dalam bentuk kegiatan merupakan perwujudan dari pemenuhan
kebutuhan.

Hasil yang diharapkan dari Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, akan
memperjelas kaitan antara pelaksana Diklat, dengan peningkatan kinerja lembaga yang
merupakan akumulasi dari kinerja aparatur di suatu organisasi, disebutkan demikian karena
setiap aparatur seyogyanya dilengkapi dengan jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan yang
dibutuhkan sesuai dengan kompetensi bidang tugasnya, selanjutnya akan melaksanakan
setiap rincian tugas dalam jabatannya.

B. DEFINISI ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT


Menurut Morrison (2001 : 27 ), kebutuhan adalah kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan kondisi sebenarnya, keinginan adalah harapan ke depan atau cita-cita
yang terkait dengan pemecahan terhadap suatu masalah. Sedang analisa kebutuhan adalah
alat untuk mengidentifikasi masalah, guna menentukan tindakan yang tepat.

2
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

Kebutuhan menurut Briggs (AKD LAN, 2005) adalah ketimapangan atau kesenjangan
apa yang seharusnya dengan apa yang senyatanya. Gilley dan Eggland (AKD LAN, 2005)
menyatakan bahwa kebutuhan adalah kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada
pada saat sekarang ini dengan seperangkat kondisi yang diharapkan. Dalam dunia kerja,
kebutuhan juga diartikan sebagai masalah kinerja (Anung Haryaono, 2004).
Pendidikan dan pelatihan mempunyai arti penyelenggaraan proses belajar mengajar,
dalam rangka meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas dan jabatan tertentu.
Kebutuhan Diklat adalah jenis Diklat yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan atau
pelaksana pekerjaan tiap jenis jabatan atau unit organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas yang efektif dan efesien
(Depthutbun dan ITTO, 2000).
Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kebutuhan Diklat adalah
kekurangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang staf sehingga kurang mampu
melaksankan tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya dalam suatu organisasi.
Dengan demikian kebutuhan Diklat dapat diartikan sebagai kesenjangan
kemampuan staf yang terjadi sebagai tuntutan pelaksanaan tugas dalam organisasi dan
kemampuan yang ada (Hermansyah dan Azhari , 2002).
Konsep dasar pemikiran analisa Diklat adalah adanya deskrepensi kemampuan kerja,
sesuai dengan tingkatan dalam pengungkapan kebutuhan Diklat, yang dapat terjadi pada
seorang pejabat/pelaksana pekerjaan terhadap tugas, di dalam organisasi, jabatan maupun
terhadap tugas individu. Secara umum diskrepansi kemampuan kerja dinyatakan perbedaan
antara kemampuan kerja yang diinginkan atau seharusnya yang umumnya juga dikenal
kemampuan kerja standar/ baku.
C. JENIS TINGKATAN KEBUTUHAN DIKLAT

Kebutuhan Diklat menjadi Kebutuhan Tingkat Organisasi, Tingkat Jabatan dan


Tingkat Individu.
1. Kebutuhan Diklat Tingkat Organisasi
Merupakan himpunan data umum dari bagian atau bidang yang mempunyai
kebutuhan pelatihan.
2. Kebutuhan Diklat Tingkat Jabatan
Kebutuhan diklat tingkat jabatan diketahui dengan mempergunakan analisis
misi, fungsi, tugas dan sub tugas yang dapat diuraikan menjadi kompetensi-

3
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

kompetensi. Yang kemudian dikelompokkan sedemikian rupa sehingga


menghasilkan standar Diklat untuk tiap-tiap profesi/jabatan.
3. Kebutuhan DIklat Tingkat Individu
Dapat disusun menggunakan TNA Tool (Training Needs Assesment), yakni
dengan membandingkan kesenjangan standar kompetensi dalam jabatan
terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seorang staf yang bekerja di rumah
sakit.
D. FUNGSI DAN MANFAAT ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT
Hasil TNA adalah identifikasi performance gap. Kesenjangan kinerja tersebut dapat
diidentifikasi sebagai perbedaan antar kinerja yang diharapkan dan kinerja aktual individu.
Kesenjangan ini dapat ditemukan dengan mengidentifikasi dan mendokumentasikan standar
atau persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan dan
mencocokan dengan kinerja aktual individu tempat kerja. Adapun fungsi analisis kebutuhan
Diklat adalah :
 Mengumpulkan informasi tentang keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
pada staf.
 Mengumpulkan informasi tentang uraian tugas dan jenis pekerjaan.
 Mendefinisikan kinerja standar kinerja aktual dalam rincian yang operasional.
 Memberi data untuk keperluan perencanaan.
Adapun manfaat yang diambil dari analisis kebutuhan Diklat ini yaitu manfaat
langsung dan dan tidak langsung. Manfaat langsung adalah :
 Menghasilkan program Diklat yang disusun sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit, jabatan dan individu.
 Sebagai dasar penyusunan program Diklat yang tepat.
 Menambah motivasi peserta dalam mengikuti Diklat karena sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaat tidak langsung adalah :
 Menjaga produktivitas kerja.
 Meningkatkan produktivitas dalam meghadapi tugas-tugas baru.
 Efesiensi biaya organisasi.
Program Diklat yang diselenggarakan harus sesuai dengan standar kompetensi untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
dan menitik beratkan pada unsur kepuasan kepada masyarakat umum maka setiap

4
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

penyelenggaraan program Diklat perlu analisis kebutuhan Diklat yang dibutuhkan pelanggan.
Yang pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan kesenjangan
kompetensi yang ada saat ini, dengan kompetensi standar atau yang diharapkan untuk
dilakukan oleh seorang staf. Maka dalam hal ini analisa merupakan alat untuk
mengidentifikasi gap yang ada, dan melakukan analisa gap-gap tersebut dapat dikurangi
atau dihilangkan melalui program Diklat.

Sehingga penyelenggara Diklat (SDM atau Sub Bagian Pengembangan Staf dan Diklat
Rumah Sakit Parindu) dapat memperkirakan, manfaat-manfaat apa saja yang bisa
didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi perserta maupun Rumah Sakit.

Adapun tujuan analisa kebutuhan Diklat ini adalah :


1. Memastikan bahwa pelatihan merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kinerja staf dan produktivitas rumah sakit.
2. Memastikan peserta yang mengikuti Diklat benar-benar orang yang tepat.
3. Memastikan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selama pelatihan
benar-benar sesuai dengan elemen kerja yang dituntut dalam jabatan atau
profesi tertentu.
4. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan
tema atau materi pelatihan.
5. Memastikan bahwa penurunan kinerja/ kurangnya kompetensi ataupun masalah
yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja, bukan karena alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui
pelatihan. Mengingat pelatihan membutuhkan sejumlah dana.
E. TEKNIS MELAKUKAN ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT
1. Jenis Analisa Kebutuhan
a) Analisa konteks. Analisa kebutuhan ini adalah untuk memutuskan bahwa pelatihan
harus dilakukan, mengapa suatu program pelatihan yang disarankan dilihat
sebagai solusi untuk masalah bisnis atau apakah berkaitan dengan profil dari
rumah sakit itu sendiri.
b) Analisis user. Analisis ini berurusan dengan potensi peserta dan narasumber yang
terlibat dalam proses pelatihan. Sehingga analisa ini bertujuan untuk siapa yang
akan menerima pelatihan dan tingkat pengetahuan pada seorang staf, apa gaya
belajar peserta, dan siapa yang akan melakukan pelatihan.

5
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

c) Analisis kerja. Analisa dari tugas-tugas yang dilakukan. Ini adalah tentang
pekerjaan dan persyaratan untuk melakukan pekerjaan. Juga dikenal dengan
analisa tugas/pekerjaan, dengan tujuan untuk menentukan tugas pokok dan
tingkat keterampilan yang diperlukan.
d) Analisa konten. Analisa dokumen, hukum, prosedur yang digunakan pada
pekerjaan. Informasi berasal dari manual, dokumen, atau peraturan. Adalah
penting dari isi pelatihan tidak bertentangan dengan persyaratan jabatan/profesi.
Staf yang berpengalaman dapat membantu dalam menentukan konten yang
sesuai.
e) Analisis Kesesuaian. Analisis ini apakah pelatihan merupakan solusi yang
diinginkan. Namun hal itu mungkin tidak selalu menjadi solusi yang terbaik.
Penting untuk menentukan apakah pelatihan akan efektif dalam penggunaannya.
f) Analisis biaya-manfaat. Analisa laba atas investasi dari pelatihan. Karena pelatihan
yang efektif menghasilkan kembalinya nilai bagi rumah sakit yang lebih besar dari
investasi awal untuk menghasilkan atau melaksanakan pelatihan.
2. Tehnik Penilaian
Beberapa tehnik penilaian kebutuhan dasar meliputi :
a) Pengamatan langsung.
b) Kuesioner.
c) Konsultasi dengan pengetahuan/profesi tertentu.
d) Tinjauan literature.
e) Wawancara.
f) Kelompok fokus.
g) Tes.
h) Catatan dan laporan penelitian.
i) Bekerja sampel.
3. Checklist untuk Analisa Kebutuhan Pelatihan
Sebuah daftar membantu dalam proses ini. Daftar pembanding harus meringkas
jenis informasi yang dibahas. Juga mempertimbangkan kemudahan atau kesulitan
administrasi, mencetak dan interpretasi yang diberikan sumber daya yang tersedia.

6
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

F. ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT


Analisa kebutuhan diklat dapat dilakukan 2 pendekatan, yakni :
1. Task Analysis
Analisis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi
tertentu. Tugas dan tanggung jawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis
keterampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini kemudian dapat ditentukan jenis
pelatihan semacam apa yang diperlukan. Sehingga berfokus pada tugas posisi,
bukan orang yang memegang posisi tersebut.
2. Person Performance Analysis
Analisis ini berfokus pada kinerja orang yang memegang posisi tertentu. Analisa
ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang
dibutuhkan oleh staf tersebut. Dari sini, kemudian disusun jenis pelatihan apa
saja yang diperlukan untuk staf tersebut.
3. Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan SDM
 Tingkat kompetensi yang dimiliki oleh staf saat ini.
 Apakah ada kesenjangan kompetensi?
 Tingkat kompetensi yang dibutuhkan untuk posisi tertentu.
 Identifikasi tingkat kompetensi staf.
 Program pelatihan dan pengembangan.
4. Identifikasi Kebutuhan Melalui Observasi Kompetensi
 Suatu metode untuk mengukur tingkat kompetensi staf melalui
pengamatan langsung di lapangan.
 Pengamatan/observasi dilakukan secara sistematis dengan mengacu
pada profil kompetensi yang telah ditentukan.
 Memberikan gambaran yang real dan memiliki akurasi yang relative
tinggi karena langsung terjun ke lapangan.
5. Prinsip Dalam Melakukan Observasi
 Melakukan obeservasi.
 Mencatat hasil observasi.
 Mengklasifikasi hasil observasi.
 Melakukan evaluasi.
Dalam melakukan observasi , perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a) Mengacu pada perilaku, dan bukan pada sifat pribadi/tabiat.

7
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

b) Didasarkan pada fakta dan bukti-bukti perilaku dan bukan sekedar


penilaian.
c) Menunjukan pada perilaku yang spesifik.

Pada dasarnya, informasi yang dikumpulkan dan dianalisis sehingga rencana


pelatihan dapat dibuat. Analisa ini menentukan kebutuhan untuk pelatihan, mengidentifikasi
pelatihan apa yang diperlukan dan memeriksa jenis dan ruang lingkup sumber daya yang
dibutuhkan untuk mendukung program pelatihan. Analisa ini untuk mencari informasi
tentang :

1. Kinerja yang optimal atau pengetahuan.


2. Kinerja saat ini atau pengetahuan.
3. Penyebab masalah.
4. Solusi untuk masalah ini.
G. TUJUAN DAN FAKTOR
Agar program pelatihan dan pengembangan dapat berhasil baik maka harus
diperhatikan 8 faktor sebagai berikut :
1. Faktor individu
Perencanaan program DIklat harus memperhatikan faktor fisik seperti bentuk
tubuh, kemampuan panca indera maupun faktor psikis seperti intelengensi, bakat,
minat, kepribadian, motivasi, pendidikan peserta Diklat. Keberhasilan Diklat sangat
ditentukan oleh pemahaman karakteristik peserta Diklat terkait dengan perbedaan
individu.
2. Kemampuan untuk membangun relasi.
Suatu program diklat yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja
pada keahlian tertentu akan merugikan semua pihak baik masyarakat, rumah sakit
maupun lembaga penyelenggara Diklat.
3. Motivasi
Sehubungan itu, program Diklat sebaiknya dibuat sedemikain rupa agar dapat
menimbulkan motivasi bagi peserta. Penumbuhan motivasi mendorong peserta untuk
mengikuti pelatihan dengan baik dan memberikan harapan lebih baik dibidang
pekerjaan setelah berhasil menyelesaikan program Diklat.
4. Partisipasi aktif.

8
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

Pemberian umpan balik kepada peserta pada setiap komunikasi maupun


evaluasi akan semakin mengembangkan motivasi dan pengetahuan yang diperoleh.
Penyusunan materi yang berbasis kompetensi maupun berbasis luas dengan
pengembangan aspek kecakapan hidup peserta menjadi kekuatan untuk menarik
perhatian dan minat peserta Diklat.
5. Seleksi Calon peserta Diklat.
Program Diklat ditujukan untuk mereka yang berminat dan menunjukan bakat untuk
mengikuti program Diklat. Sangat penting dilakukan proses seleksi yang dapat
dilakukan misalnya tes potensi akademik. Adanya seleksi juga merupakan factor
perangsang meningkatkan image peserta dan penyelenggara Diklat.
6. Pemilihan Pemateri/Pengajar.
Pemilihan pengajar/pemateri harus disesuaikan dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. Seorang pemateri pengajar yang cakap belum tentu dapat berhasil
menyampaikan kepandaiannya kepada orang lain. Oleh karena itu pengajar Diklat
harus memiliki kualifikasi dalam bidang pengajaran dan mampu memilih strategi
pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan perbedaan setiap individu peserta
Diklat.
7. Kompetensi Pengajar/Instruktur.
Pelatih/instruktur menjadi ujung tombak dalam keberhasilan program Diklat
sebelum mengemban tanggung jawab untuk memberikan pelatihan, maka pelatih
harus diberikan pendidikan sebagai pelatih.
8. Metode Diklat.
Metode yang digunakan harus sesuai dengan jenis Diklat yang diberikan.
Strategi pembelajaran menjadi senjata utama dalam keberhasilan program Diklat.
Berdasarkan analisis kebutuhan Diklat sebagai sarana pengenalan pelanggan dan
pengetahuan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Diklat maka dapat
dijadikan dasar penyusunan standar pelayanan (Service Excellence) di lembaga Diklat.
Analisa Diklat dapat dilakukan dengan wawancara, angket, kuesioner, analisis jabatan,
observasi dan lain-lain.
H. FUNGSI DAN MANFAAT ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT

Hasil AKD adalah identifikasi kesenjangan kerja , sebagai perbedaan antara kinerja
yang diharapkan dan kinerja actual individu. Yang dapat ditemukan dengan mengidentifikasi

9
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

dan mendokumentasikan standar atau persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan pekerjaan dan mencocokkan dengan kinerja ditempat kerja.

Adapun fungsi analisis kebutuhan Diklat adalah :


 Mengumpulkan informasi tentang keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
pada staf.
 Mengumpulkan informasi tentang uraian tugas dan jenis pekerjaan.
 Mendefinisikan kinerja standar kinerja aktual dalam rincian yang operasional.
 Memberi data untuk keperluan perencanaan.
Adapun manfaat yang diambil dari analisis kebutuhan Diklat ini yaitu manfaat
langsung dan dan tidak langsung. Manfaat langsung adalah :
 Menghasilkan program Diklat yang disusun sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit, jabatan dan individu.
 Sebagai dasar penyusunan program Diklat yang tepat.
 Menambah motivasi peserta dalam mengikuti Diklat karena sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaat tidak langsung adalah :
 Menjaga produktivitas kerja.
 Meningkatkan produktivitas dalam meghadapi tugas-tugas baru.
 Efesiensi biaya organisasi.
I. LANGKAH ANALISA KEBUTUHAN DIKLAT
Langkah-langkah dalam analisis kebutuhan Diklat adalah sebagai berikut :
1. Merancang analisis kebutuhan Diklat dengan merumuskan masalah dan tujuan
melalui model-model analisis kebutuhan Diklat. Model analisis tersebut antara lain :
a) Model internal. Kebutuhan Diklat pada model ini dilihat dari dalam organisasi.
Aktivitas dimulai dengan analisa kesenjangan antara tingkah laku dan
keberhasilan staf dalam melaksanakan tugas, dibandingkan dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan.
b) Model eksternal. Kebutuhan Diklat dengan model ini dilihat dari luar organisasi.
aktivitas dimulai dengan melihat manfaat dari hasil didik bagi masyarakat .

10
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

c) Model gabungan. Mengacu pada model sistem organisasi bahwa sesuatu


terjadi di dalam organisasi terjadi tidak dapat lepas dari apa yang terjadi dluar
organisasi.
2. Menyusun instrument dengan pertanyaan tentang Diklat.
Data yang harus di dapat melalui instrument ini adalah uraian tugas pokok,
kompetensi kerja standar, dan kompetensi kerja nyata dari masukan pimpinan,
teman sejawat dan lainnya, serta tingkat kesulitan, kepentingan, keseringan dari
pekerjaan.
3. Mengumpulkan dan menganalisa data dengan menggunakan tehnik dan metode yang
tepat.
Tehnik yang dapat digunakan dalam melaksanakan aktivitas ini, yaitu :
a) Berdasarkan perencanaan Diklat yang secara intuitif merencanakan kebutuhan
Diklat berdasarkan pada kebutuhan riil organisasi rumah sakit.
b) Analisis data sekunder yaitu upaya menemukan kebutuhan Diklat dengan cara
mempelajari dokumen (catatan-catatan/ laporan pelaksanaan kegiatan Diklat ,
tata kerja dan struktur organisasi serta perencanaan tenaga kerja).
c) Analisis litingring adalah analisis yang berdasarkan pada analisis jabatan
dengan memperhatikan tingkat kesulitan, tingkat kepentingan dan tingkat
keseringan.
d) Pendekatan kompetensi dengan mencari diskrepansi kinerja yaitu antara
selisih kinerja dan kinerja yang dimiliki.
e) Rapid Rural Appraisal (RRA) adalah bentuk kegiatan pengumpulan
data/informasi yang dilaksanakan oleh orang dari luar organisasi.
f) Fokus grup dan nominatif group. Fokus grup adalah upaya penilaian
kebutuhan Diklat secara kualitatif dengan cara memusatkan pada kebutuhan
Diklat apa dalam satu kelompok sasaran. Nominatif grup adalah penulusaran
Diklat berdasarkan pada materi Diklat yang diunggulkan dalam satu kelompok
alasan sasaran penilaian kebutuhan Diklat. Semakin banyak data dan informasi
yang bisa dikumpulkan dalam analisis kebutuhan Diklat maka akan semakin
mudah bagi perancang program Diklat untuk menggambarkan persyaratan-
persyaratan yang diinginkan oleh organisasi, kemampuan dan keterampilan
yang staf, kesenjangan antar pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

11
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

yang ada dengan yang diharapkan serta bagaimana cara terbaik untuk
menghilangkan kesenjangan tersebut.
4. Menyusun Laporan
Laporan analisis kebutuhan Diklat berisi focus kegiatan analisis Diklat, tujuan
kegiatan, metoda serta peralatan yang digunakan, kerangka kerja, tahapan kerja dan
tehnik analisa data, interprestasi dan formulasi kesimpulan serta saran analisis
kebutuhan Diklat. Laporan ini digunakan untuk menetapkan jenis kegiatan Diklat .
Laporan ini juga sebagai alat monitoring pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan
Diklat, alat pengawasan dan pengendalian. Kualifikasi laporan yang baik dan benar
mengikuti persyaratan yang baik dan benar mengikuti persyaratan sebagai berikut :
a) Isi laporan harus benar dan objektif.
b) Bahasa laporan harus jelas dan mudah dimengerti
c) Laporan harus langsung mengenai sasaran atau inti permasalahan.
d) Laporan harus lengkap dalam segala segi laporan tertulis
e) Uraian isi laporan harus tegas dan konsisten.
f) Waktu pelaporan harus tepat.
g) Penerima laporan harus tepat.

Rincian jenis Diklat , jenjang Diklat dan kompetensi Diklat merupakan kesimpulan dan
saran yang menjadi kegiatan analisis kebutuhan Diklat. Kegiatan analisis kebutuhan DIklat
mutlak dan wajib dilaksanakan oleh analisis kebutuhan Diklat di unit Diklatdalam hal ini Pus at
Pendidikan dan pelatihan untuk mendapat potret kebutuhan DIklat, jenis pelatihan dan
kompetensi Diklat yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Diklat.

J. KESIMPULAN

Hasil analisis kebutuhan Diklat bermanfaat sebagai dasar pengambilan suatu keputusan,
disamping solusi atau arah dalam mengembangkan program Diklat sangat bergantung pada
identifikasi kebutuhan Diklat disertai biaya dan manfaat bagi rumah sakit, Diklat akan berhasil
jika program yang dikembangkan dan dilaksanakan dengan memnuhi kebutuhan yang
berpengaruh pada peningkatan program pelatihan kinerja dan hasil yang dicapai baik mengikuti
pelatihan.

12
RUMAH SAKIT PARINDU
Jl. Raya Desa Binjai
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA Kec. Tayan Hulu Kab. Sanggau
Kalimantan Barat 78562
E-mail rsu.parindu@yahoo.com
No. Hp : 0823-5789-8811

Selain itu juga bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan pelatihan yang
dibutuhkan memberi solusi, petunjuk tentang apa yang dilaksanakan bagaimana cara
melaksanakan dan hasil apa yang dicapai.

Sehingga Diklat merupakan kegiatan peningkatan kompetensi/ kemampuan yang


dilakukan melalui proses belajar dalam melaksanakan tugas dan jabatan tertentu.

K. SARAN

Agar penyelenggaraan Diklat dapat menghasilkan kualitas lulusan Diklat yang


mempunyai standar kompetensi yang diharapkan untuk dilakukan seorang staf dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam rumah sakit, disarankan dalam menentukan
skala prioritas pelaksanaan Diklat berdasarkan hasil analisa Kebutuhan Diklat.

Ditetapkan di : Sanggau
Pada tanggal : 4 januari 2019
KEPALA
RUMAH SAKIT PARINDU

drg. Armiyadi

13

Anda mungkin juga menyukai