Anda di halaman 1dari 1

Kisah Anas bin Malik .

ra
Khadimah Rasulullah .saw
Setelah juru kabar memberi tahu penduduk Madinah bahwa Rasulullah dan Abu Bakar telah bergerak dari
Quba menuju Madinah. Betapa girang Ummu Salim dan anaknya, Anas bin Malik menyambut utusan Allah
yang mulia tersebut.

Ketika Rasulullah .saw melepas lelah di rumah Abu Ayyub, Ummu Salim datang membawa Anas bin Malik
yang baru 10 tahun di hadapan beliau. “Wahai Rasulullah .saw, ini Anas pelayan yang cerdas dan tangkas,
kuhibahkan padamu untuk menjadi pelayanmu. Doakanlah dia!” kata Ummu Salim. Rasul mengabulkan dan
berdoa untuk Anas, “Ya Allah, berilah ia harta dan anak, berkahilah ia, panjangkanlah umurnya, dan
masukkanlah ia ke surga.” Sejak saat itu Anas tak pernah lepas dari Rasulullah saw.

Selama 10 tahun juga Anas bin Malik hidup mengabdi kepada Rasulullah .saw sebagai pelayan, merasakan
denyut kelembutan, cinta dan kasih sayang serta keluhuran beliau. Tidak hanya menjadi seorang pelayan,
Anas bin Malik juga mereguk ilmu dari Rasulullah .saw. Ia menjadi satu di antara sedikit orang yang sangat
banyak menyimak hadits langsung dari lisan beliau. Ia tercatat sebagai perawi yang meriwayatkan lebih dari
225 hadits. Banyak sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan hadits dari Anas .ra, antara lain Sa’id bin Jubair,
Hasan al Bashri, dan Ibn Sirrin.

Selain itu pula, Anas bin Malik terkenal ke-wara’-annya (kehati-hatiannya terhadap hal – hal yang syubhat
dan haram) dan sangat baik shalatnya. Tak pernah dilalaikan atau diakhirkan, selalu berjamaah di masjid
dan khusyuk. Seorang sahabat, Abu Hurairah .ra berkata, “Belum pernah kulihat orang yang paling mirip
shalatnya dengan Rasulullah dibanding putra Ummu Salim.” Anas bin Malik juga dikenal alim dan cerdas. Ia
banyak memberi nasihat dan mendorong setiap orang untuk mencintai ilmu.

Waktu terus berlalu, Anas bin Malik hidup dalam kenangan indah bersama Rasulullah .saw, saat ia
menemani dan tak lepas dari beliau. Dengan gigih ia terus menyebarkan ilmu dan pengatahuannya ke
tengah – tengah kaum muslim sampai usianya lanjut dan tenanganya habis terkuras. Saat itulah ia jatuh
sakit. Ketika penyakitnya semakin parah, sahabat – sahabat bertanya, “Bagaimana kalau kami panggilkan
dokter?” dijawab oleh Anas bin Malik,”Sang Mahadokter yang telah membuat aku sakit.” Sampai akhirnya
ia meninggal dunia.

Sepeninggal Anas bin Malik, berkata ulama – ulama pada masanya, “Hari ini telah berlalu separuh ilmu”.

Anda mungkin juga menyukai