Anda di halaman 1dari 15

Biografi

Annas bin Malik

Anggota:
1) Muhammad Rifki Hidayat
2) Muhammad Ridho Hidayat
Mengenal Anas Bin Malik, Sosok Sahabat yang Sangat Setia pada
Rasulullah
Anas bin Malik berasal dari Bani an-Najjar dan merupakan anak dari Ummu
Sulaim. Sejak kecil Dia melayani keperluan Nabi Muhammad SAW, sehingga
selalu bersama Rasulullah. Dengan selalu bersama Rasulullah, Dia menghafal
banyak hadist.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Anas bin Malik pergi dan menetap di 
Damaskus dan kemudian ke Basrah. Ia mengikuti sejumlah pertempuran dalam
membela Islam. Ia dikenal sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW yang berumur
paling panjang.
Anas bin Malik adalah sahabat yang terakhir meninggal di basrah dan sahabat
yang terakhir meninggal adalah Amir At'tufairi.Anas bin Malik berkhidmat
dengan nabi semasa dia masih kecil, dia berkhidmat dengan nabi selama 10 tahun.
Nabi juga selalu mendampingi Anas bin Malik untuk memberi tunjuk ajar pada
Anas, ketika hendak memulakan makan, nabi perintahkan anas supaya membaca
doa dan ambil makanan yang berada di hadapan dahulu. Begitu sikap nabi
mengajar Anas bin Malik.Hebatnya para sahabat dahulu kala.
Sahabat Anas bin Malik Al Anshary RA
“Ya Allah berilah dia harta dan anak yang banyak, dan berkahilah
umurnya”
(Dari doanya Rasulullah kepadanya)
Anas bin Malik dalam umurnya yang sangat dini, ketika ibunya yang
bernama Humasha , menalkinkan dua kalimat Syahadat kepadanya,
maka timbullah benih cinta kepada Sang Nabi Muhammad SAW.
Dengan itu pula timbullah kerinduan Anas untuk mendengarkan
cerita-cerita Nabinya, sehingga telinganya telah merindukan Sang
Nabi sebelum mata melihatnya, selain Anas banyak anak-anak kecil
yang merindukan Nabi walaupun Sang Nabi berada di Mekkah
sedangkan mereka berada di Madinah, mereka semua rindu agar
bisa menjadi orang yang beruntung dapat melihat sang nabi pujaan
dan gembira bisa bertemu dengannya.
PERJUMPAAN DENGAN
RASULULLAH
Tidak berlangsung lama, Nabi Muhammad SAW
menempuh perjalanan menuju kota Madinah dengan
sahabatnya Sayyiduna Abu Bakar AsSiddiq untuk
berhijrah. Maka setiap rumah yang ada di Madinah
menjadi bercahaya, penuhi dengan hati yang gembira,
setiap pandangan dan hati mereka bersambung dengan
jalan yang akan dilalui Rasulullah dan sahabatnya menuju
kota Madinah. Para sahabat setiap hari di penghujung kota
Madinah menanti-nanti kedatangan Nabi Muhammad
SAW. Anak-anak kecilpun termasuk Anas bin Malik ikut
pula menanti bersama para sahabat. Akan tetapi Sang
Nabi tak kunjung datang.
MENJADI PELAYAN RASULULLAH
Di pagi yang cerah dan mentari yang bersinar indah
seorang laki-laki berteriak dengan kencang : “
Sesungguhnya Nabi Muhammad dan sahabatnya sudah
dekat dengan kota Madinah”. Maka semua laki-laki
berbondong-bondong menuju gerbang kota Madinah yang
akan dilalui oleh Sang Nabi pembawa hidayah dan
Kebenaran. Maka mereka para penduduk kota Madinah
baik orang tua ataupun pemuda dan anak-anak kecil,
berlomba-lomba untuk menyambut Sang Nabi, wajah
mereka berseri-seri, hati mereka berbunga-bunga, dan
salah satu yang paling bercahaya wajahnya dan yang paling
gembira hatinya adalah Anas bin Malik.
Akhirnya Rasulullah SAW bersama sahabatnya Sayyidina Abu Bakar
AsSiddiq disambut oleh jamaah laki-laki dan anak-anak kota Madinah.
Adapun golongan perempuan dan anak-anak perempuan menyambut
Rasulullah di atas rumah-rumah mereka, mereka memandangi Rasulullah
dari tempat-tempat yang jauh dengan mengatakan : “Apakah dia…? Apakah
dia..?” maka hari itu pun menjadi momen yang tak terlupakan. Anas bin
Malik pun selalu menyebut kejadian itu walaupun umurnya lebih dari
seratus tahun.
Belum sehari Rasulullah menetap di kota madinah, Humaisha’ binti Milhan
ibunda Anas bin Malik berama putra tercinta yang masih kecil yang
berjalan didepannya dengan meloncat-meloncat kegirangan, dan kuncirnya
bergoyang kekanan dan kekiri, kemudian ibunda Anas mengucapkan salam
kepada Sang Nabi dan berkata : “Ya Rasulullah, tidak ada laki-laki atau
perempuan dari golongan Anshor kecuali telah memberimu hadiah, akan
tetapi aku tidak menemukan sesuatu yang bisa kuhadiahkan kepadamu
kecuali putraku ini, maka ambillah ia, jadikanlah ia pembatumu”. Maka
nabipun senang, dan menerima Anas dengan wajah yang berseri-seri.
Kemudian Rasulullah mengusap kepala Anas bin Malik dengan tangannya
yang mulia dan memegang kuncirnya dengan jari-jarinya yang lembut. Dan
membawa Anas kekeluarga Rasulullah SAW.
Anas bin Malik atau Uneis (panggilan Rasulullah
kepada Anas). Dalam usianya yang ke sepuluh adalah
hari-hari yang sangat membahagiakannya, ketika
menjadi pembantu Nabi Muhammad SAW, dan dia
hidup di dalam pendidikan dan penjagaan Nabi
Muhammad SAW, sampai beliau meninggal, dan
masa-masa itu berlangsung selama sepuluh tahun
tepat, jiwanya pun penuh dengan hidayah, hatinya
penuh dengan hadits –hadits Nabi sehingga ia
menjadi orang yang lebih tahu tentang keadaan Nabi,
rahasia, sifat-sifat Nabi SAW, yang tidak diketahui
orang lain kecuali dirinya.
KENANGAN MANIS BERSAMA
RASULULLAH
Annas bin Malik telah melihat dari pergaulan Nabi yang sangat mulia yang tidak bisa
didapatkan dari seorangpun. Dan merasakan indahnya perangai Nabi, dan agungnya
sifat-sifat Nabi. Yang membuat iri semua orang didunia, maka aku kisahkan tentang
Anas bin Malik sebuah hadits yang sangat jelas. Anas bin Malik berkata : “Rasulullah
SAW adalah orang yang paling bagus akhlaqnya, yang paling lapang dadanya, dan
yang paling dermawan. Maka suatu hari Beliau mengutusku untuk suatu keperluan,
kemudian aku keluar dan aku menuju anak-anak kecil yang sedang main di pasar
untuk bermain bersama mereka dan akupun keluar tidak untuk menunaikan
hajatnya Rasulullah SAW, maka ketika aku sedang bermain bersama mereka tiba-
tiba ada seseorang yang berdiri di belakangku dan memegang bajuku, kemudian aku
memalingkan wajahku untuk melihatnya. Seketika aku dapati Rasulullah tersenyum
manis kepadaku dan berkata: “Wahai Unais apakah engkau sudah mengerjakan
suatu keperluan yang telah aku perintahkan kepadamu?” Maka aku pun berlari dan
berkata : “Ya, aku akan kerjakan sekarang wahai Rasulullah”. Demi Allah sungguh
aku telah menjadi pembantu Rasulallah selama sepuluh tahun dan Beliau pun tidak
pernah mengatakan untuk sesuatu yang aku kerjakan : “Mengapa Engkau kerjakan!”
dan untuk yang aku tinggalkan : “Mengapa Engkau tinggalkan?”
Dan Rasulullah SAW apabila memanggil Anas,
memanggilnya dengan panggilan Unais, yaitu dengan
panggilan yang penuh dengan kasih sayang. Terkadang
Beliau juga memanggilnya dengan panggilan wahai Anakku,
panggilan yang penuh dengan keakrapan. Dan Rasulullah
memenuhi hatinya dengan nasihat-nasihat dan ucapan-
ucapan hikmah yang mulia, diantaranya : “Wahai Anakku,
apabila Engkau mampu untuk melewati hari-harimu dengan
hati yang tidak ada kedengkian, maka kerjakanlah, wahai
anakku sesungguhnya semua itu adalah sunahku dan barang
siapa menghidupkan satu dari sunahku maka sungguh ia
telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia
bersamaku di surga. Wahai anakku, apabila Engkau ingin
masuk kepada keluagamu, maka ucapkan salam kepada
mereka, yang akan menjadikan keberkahan untukmu dan
keluargamu.
Setelah wafatnya Rasululullah SAW, Anas bin Malik hidup selama
80 tahun lebih , hatinya pun penuh dengan ilmu dari ilmunya
Rasulullah SAW, dan akalnya pun begitu tajam, untuk memahami
Syariat-syariat Islam. Hatinya pun hidup dengan hidayah Rasulullah
SAW. Dan Anas dalam umurnya yang sangat panjang ini Beliau
adalah tempat kembalinya orang-orang muslimin, ketika mereka
mendapatkan suatu masalah-masalah yang rumit dan merekapun
memegang ucapan-ucapan yang keluar dari Anas bin Malik
diantaranya adalah bahwa sebagian orang yang ragu dalam syariat
agama, mereka menanyakan tetang keberadaan telaga Rasulullah
SAW besok pada hari Qiyamat. Kemudian mereka mendatangi
Anas bin Malik dan menanyakan hal tersebut kepadanya, maka
Anas bin Malik menjawab : “ Aku tidak menyangka dalam hidupku
yang panjang ini akan menemui orang-orang yang seperti kalian
yang meragukan telaganya Rasulullah SAW, maka ketahuilah akan
datang orang yang lemah agamanya setelahku, dan mereka tidak
melaksanakan shalat akan tetapi mereka meminta kepada Allah
agar bisa minum dari telaganya Rasulullah SAW.
Dalam hidupnya yang sangat panjang Anas bin Malik selalu
menggerakkan bibirnya untuk menyebut Rasulullah SAW. Hari yang
sangat menggembirakannya adalah hari pertemuannya dengan
Rasulullah SAW, dan hari yang menyedihkan baginya adalah hari
perpisahannya dengan Rasululullah SAW. Kenangan itu selalu ia sebut-
sebut dengan bibirnya yang mulia. Anas bin Malik adalah seorang yang
bersemangat untuk meneladani Rasulullah SAW baik ucapan maupun
perilakunya, mencintai apa yang dicintai Rasulullah, membenci apa yang
dibenci Rasulullah, dan hari yang sangat berkesan dalam hidupnya
adalah 2 hari, yaitu hari ketika bertemu dengan Rasulullah SAW, dan hari
ketika berpisah dengan Rasulullah SAW. Ketika ia mengingat hari yang
pertama mukanya kelihatan berseri-seri, senang, bahagia dan sebaliknya
apabila ia mengingat hari yang ke 2 ia akan menangis tersedu-sedu,
sehingga orang yang disekitarnya pun ikut menangis. Kata-kata yang
selalu ia ucapkan adalah : “Sungguh aku telah melihat Rasulullah SAW
ketika datang kepada kami di kota Madinah, dan sungguh aku telah
melihat Beliau, ketika beliau wafat di antara kita maka tidak ada hari
yang lebih berharga dari pada keduanya. Dihari pertama ketika
Rasulullah SAW memasuki kota madinah segala sesuatu tampak
bercahaya, dan dihari ketika Rasulullah meninggal segala sesuatupun
tampak gelap gulita.
Dan hari terakhir ketika aku melihatnya adalah hari senin,
ketika Sang Nabi membuka tirai kamarnya, maka aku melihat
wajahnya putih bersih seperti lembaran kertas. Dan diwaktu
itu semua orang berdiri di belakang Abu Bakar untuk melihat
Nabi SAW, maka hampir semua orang terkejut, ketakutan,
maka Abu Bakar memberikan isyarat kepada mereka untuk
bersabar dan tenang, kemudian meninggallah Rasulullah SAW
di penghujung hari Senin tersebut. Maka tidak ada
pemandangan yang menyedihkan ketika kita menutupnya
dengan tanah. Rasulullah SAW banyak mendoakan Anas bin
Malik, dan salah satu doa Rasulullah yang dikhususkan kepada
Anas bin Malik adalah : “Ya Allah berilah riqki kepadanya
berupa harta dan anak yang banyak, kemudian berkahi semua
itu untuknya”. Dan sungguh Allah SWT telah mengabulkan
doa Nabi Nya yang tercinta. Oleh karena itu Anas bin Malik
menjadi orang yang paling kaya dari kaum Anshor dan yang
paling banyak anaknya, hingga dia melihat anak-anak dan
cucunya lebih dari 100.
Dan Allah SWT telah memberkahi umurnya sehinagga ia
hidupu dalam 1 kurun penuh dan lebih 3 tahun. Anas bin
Malik RA adalah orang yang sangat mengharapkan Syafaat
Rasulullah besok pada hari Qiyamat, dia selalu
mengatakan : “Sesungguhnya aku ingin bertemu
Rasulullah SAW besok pada hari Qiyamat, dan aku akan
mengatakan kepadanya, “Wahai Rasulallah ini adalah
pembantu kecilmu Unais”. Dan ketika Anas bin Malik sakit
dipenghujung usianya beliau berkata kepada keluarganya :
“Talkinkan aku 2 kalimat Syahadat, Laa Ilaha illa Allah
Muhammad Rasulullah”. Setelah Anas bin Malik mengikuti
dua kalimat Syahadat tersebut Beliau meninggal dengan
bahagia. Dan beliau mewasiatkan agar ia di kubur dengan
tongkat kecil yang dihadiahkan Rasulullah SAW
kepadanya, dan diletakkan disebelah sisi bersama gamis
yang ia kenakan.
Sungguh beruntung Anas bin Malik atas karunia Allah
yang diberikan kepadanya, karena ia bisa mendampingi
Rasulullah selama 10 tahun penuh, dan dia adalah 3
diantar periwayat hadits terbanyak setelah Abu Hurairah
dan Abdullah bin Umar. Semoga Allah memberikan
pahala kepadanya dan kepada ibunya dengan sebaik-
baiknya pahala.
“Rasulullah saw. bersabda: ” Jangan sekali-kali salah
seorang di antara kalian berharap harap kematian
lantaran musibah yang datang. Jika terpaksa, maka
ucapkanlah Ya Allah hidupkanlah aku jika hidup lebih
baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati lebih baik
bagiku.” ( HR. Al Bukhari dan Muslim)
Demikianlah sekelumit kisah Anas bin Malik, semoga
Allah melimpahkan rahmat kepadanya dan
keluarganya sebagaimana ia telah mendedikasikan
hidupnya untuk melayani Rasulullah saw. dan
sebagaimana rasa sykurnya atas limpahan ilmu, harta
anak dan umur yang panjang yang Allag berikan
kepadanya. Aamiin. Dan semoga kita dapat
meneladani keikhlasan dan kesetiaannya kepada
Rasulullah saw.

Anda mungkin juga menyukai