Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan menyimak

Dosen Pengampu : Hj. Hendang S., Dra., M. M. Pd.

Disusun Oleh :

Nendah Wulandari Triwi (NIM : 41032121181011)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun tugas ini dengan sebaik-baiknya. Tugas yang berjudul
“TUGAS TERSTRUKTUR” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
keterampilan menyimak.

Tugas ini berisikan tentang pengertian dan contoh aneka teknik pembelajaran
menyimak. Dalam penyusunan tugas ini saya melibatkan pendapat-pendapat saya tentang
bagaimana susunan dari teknik pembelajaran menyimak.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir kata saya berharap semoga
tugas ini dapat memberikan pengetahuan lebih tentang teknik pembelajaran menyimak.

Bandung, Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
A. PENJELASAN DAN CONTOH.....................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7

3
BAB I

ANEKA TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK

A. PENJELASAN DAN CONTOH

1. Dengar – Kerjakan
Model ucapan pembicara berisi kalimat perintah. pendengar mereaksi
atas perintah si pembicara. Reaksi pendengar itu berbentuk perbuatan.
Maksud dari teknik Dengar - Kerjakan yaitu pendengar tidak
mengucapkan kata/kalimat atau menirukan pembicara, tetapi melakukan apa
yang telah didengar. Maka suara yang diperdengarkan pada umumnya berupa
kalimat perintah, permintaan, suruhan untuk melakukan sesuatu atau pun
larangan untuk tidak melakukan sesuatu. pembicara dapat seluas-luasnya
mengembangkan teknik Dengar Kerjakan ini dengan berbagai variasi dan
kretifitas yang tetap mengarah pada tujuan pembelajaran. Biasanya dilakukan
pada saat belajar mengajar dan saat guru menyuruh/memerintahkan siswa
merangkum atau hal lainnya.

contoh :
 Guru meminta siswa mengerjakan soal yang ada di buku
 Bos perusahaan yang menyuruh anak buahnya melakukan
pekerjaan dengan benar
 Guru BK yang melarang siswanya untuk merokok di wilayah
sekolah
 Guru menyuruh siswa menulis rangkuman

2. Dengar – Ulang ucap


Teknik Dengar - Ulang Ucap merupakan pembelajarn tingkat
awal/pertama pada model pembelajaran Mendengarkan. Maka dikandung
pengertian bahwa model pembelajaran ini sebagai langkah awal/dasar untuk
pembelajaran selanjutnya (Dengar Tirukan, Dengar Kerjakan, Dengar Tulis
dan Dengar Rangkum). Penilaian dalam model pembelajaran ini
dititikberatkan pada lafal dan intonasi.
Model ucapan yang diperdengarkan, disimak, dan ditiru oleh
pendengar. Model ucapan dapat berupa ucapan fonem, kata, kalimat,
ungkapan, peribahasa, puisi pendek, kata-kata mutiara, semboyan dan
sebagainya.
Biasanya dilakukan saat seorang sedang membacakan suatu teks yang
didengarkan lalu diminta untuk mengulang lagi isi dari bacaan teks tersebut
atau pemotivator sedang memberi yel yel semangat yang harus ditiru ulang.

contoh :

1
 Pemotivator yang memberikan yel-yel dan menyuruh para
pendengar untuk mengucapkannya ulang (bisa masuk kedalam
dengar-teriak)
 Guru mengucapkan sebuah kata atau kalimat sederhana
dengan intonasi yang jelas. Guru menyuruh seluruh siswa
bersama-sama mengulang ucapan/kata-kata yang baru saja
diucapkan guru
 Seseorang pemimpin yang melakukan perjanjian/sumpah
sesuatu hal yang harus diucap ulang oleh rekan-rekannya

3. Dengar – Kata Siman


Siman adalah nama orang, nama ini bisa diganti dengan nama siapa
pun.Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak yang sangat tinggi. Cara
menyampaikan teknik ini salah satunya adalah dengan cara menyuruh satu
pembicara ke depan untuk berperan sebagai Siman. Siman akan mengucapkan
kalimat perintah dan akan dilakukan oleh peserta didik yang lainnya. Hanya
yang diucapkan oleh Siman, bukan tindakan.
Teknik pengajaran Dengar - Siman Bilang dapat digunakan sebagai
teknik keterampilan berbicara, yaitu dengan menyuruh siswa berperan sebagai
Siman secara bergantian. Selain itu dapat meningkatkan kreativitas dalam
menciptakan sebuah perintah, mendorong tingkat kedisiplinan dan kecakapan
dalam melaksanakan perintah, serta melatih untuk berpikir kritis.

contoh :

 Pada teknik ini guru memberikan kesempatan kepada salah satu


siswa yang berperan sebagai Siman untuk maju ke depan kelas.
Siswa tersebut disuruh memberikan perintah kepada siswa
lainnya. Siswa yang ada di depan harus mengucapkan “Siman
bilang…” terlebih dahulu dan semua siswa lainnya harus
mengikuti perintah. Apabila perintah yang diberikan tidak
diawali “Siman bilang…” maka siswa lain tidak boleh
mengikuti perintah tersebut. Diperlukan kesiapan dan
konsentrasi penuh unuk melakukan apapun yang
diperintahakan oleh Siman.
Contoh :
Dias adalah seorang siswa yang bersedia menjadi Siman maju
ke depan kelas.
Guru :”Anak-anak ikuti perintah teman kita yang di depan
ya”.
Siswa :”Siap Bu Guru”.
Dias :”Siman bilang… angkat tangan kanan!”
Siswa : (Angkat tangan kanan)
Dias : “Siman bilang… berdiri!”
Siswa : (Berdiri)

2
Dias :”Semuanya tepuk tangan!”
Siswa : (Diam)
Dias :”Siman bilang… duduk!”
Siswa : (Duduk)
Dias :”Semuanya angkat tangan kanan!”
Siswa : (Diam)

4. Dengar – Terka
Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak dengan cermat.
Teknik ini dilakukan dengan cara pemebicara memberikan deskripsi yang
menggambarkan suatu benda dan pendengar diharapkan mampu menebaknya.

Teknik pengajaran kemampuan menyimak dengar-terka dapat


dijadikan sebagai metode pengembangan kreativitas anak, terutama untuk
mengembangkan imajinasi dan penalarannya. Selain itu juga melatih siswa
untuk berpikir kritis dan logis.

contoh :
 Guru membacakan soal “aku terbuat dari kayu, aku digunakan
untuk duduk, siapakah aku ?”. Jawabannya adalah kursi. dan
siswa harus bisa menjawab pertanyaan tersebut.
 Guru mendeskripsikan ciri – ciri suatu benda. Siswa
mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru lalu menerka
benda yang dimaksud.
Contoh:
Guru :” Anak-anak, mari kita bermain tebak-tebakan.
Nanti Bu Guru akan menyebutkan ciri-ciri suatu benda, yang
tahu jawabannya segera angkat tangan ya.”
Siswa :”Siap Bu Guru.”
Guru :”Baiklah, kita mulai.
Aku adalah sejenis angkutan umum. Aku selalu menjadi pilihan
banyak orang yang ingin bepergian jauh ke berbagai pulau dan
negara. Perjalanan denganku sangat mengasyikkan dan bebas
macet. Denganku kalian dapat melihat rumah kalian jauh di
angkasa. Siapakah aku?”
Siswa :”Pesawat Terbang!”
Guru :” Benar! Lagi ya,..
Aku adalah makhluk hidup seperti kalian. Aku memiliki empat
kaki. Tubuhku berbulu. Aku suka makan ikan. Siapakah aku?”
Siswa :”Kucing!”

5. Dengar – Tulis
Teknik ini biasanya disebut dengan teknik dekte. Teknik ini hampir
mirip dengan teknik dengar ulang ucap. Berbedanya hanya disifatnya, jika

3
dengar ulang ucap bersifat lisan, dengar tulis bersifat tulis. Teknik ini
dilakukan dengan cara guru mengucapkan suatu kata atau kalimat, peserta
didik disuruh untuk menyimak dengan cermat dan menulis apa yang
diucapkan oleh gurunya.
Pembicara mengucapkan bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata,
kalimat, idiom, semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang
tepat. Pendengar harus menyimak apa yang diucapkan pembicara, kemudian
pendengar menuliskannya.

contoh :
 di sini saat pelajaran bahasa asing, misalnya pelajaran bahasa
arab. Guru mengucapkan kata “ana” yang berarti “saya”, dan
diharapkan peserta didik menuliskan kata “ana” di bukunya
 pembicara yang membacakan suatu teks dan pendengar
menulis teks tersebut
 siswa yang sedang men dekte teman-temannya untuk menulis
rangkuman di buku paket

BAB II
RIWAYAT HIDUP

Nama saya Nendah Wulandari Triwi ,lahir di Bekasi 19 Desember 1997. saya
adalah anak bungsu dikeluarga ,buah dari pasangan Trimo dan Dewi purnamasari.
Nendah adalah panggilan akrab saya, saya terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah

4
adalah seorang karyawan pabrik disebuah konveksi didaerah Bekasi. Sedangkan ibu
adalah seorang ibu rumah tangga.
Ketika saya baru berusia 6 bulan ayah mengidap penyakit Diabetes yang
membuat beliau meninggal dunia saat saya masih balita, wajar saja saya tidak
mengetahui bagaimana rupa dan sikapnya, bahkan saya ingin sekali memimpikan dan
merindukannya, tapi bahkan untuk kenangan bersamanyapun saya tidak punya.
Sebulan setelah kepergian ayah saya, kami semua pindah ke Garut dibawa
oleh kakek dan paman saya. saya dan kakak saya tinggal diGarut diasuh oleh nenek
sedangkan ibu bekerja bulak - balik Bandung ke Garut mencari puing puing Rupiah
untuk menafkahi saya dan kakak.
Sekitar tahun 2000 saya mulai tinggal di Bandung karena ibu menikah lagi
dengan pria asal Garut yang tinggal di Bandung, saya tinggal didaerah pasar kordon
dekat dengan Tol BuahBatu dekat juga ke masjid agung BuahBatu, awalnya memang
aneh tapi setelah saya bertemu dengan teman baru di Bandung saya mulai merasa
sedikit betah.
Sampai pada saya berusia 5 tahun ibu melahirkan seorang adik laki-laki yang
diberi nama Putra Nugraha, disatu sisi saya senang karena mempunyai teman bermain
baru, tapi disatu sisi saya sedih karena mungkin saya tidak akan diprioritaskan lagi
oleh ayah tiriku, dan saat itulah saya bukan lagi anak bungsu dikeluarga.
Pada saat saya kelas 5 SD ayah tiriku jatuh sakit, beliau mengalami
komplikasi jantung dan struk yang membuat tidak bisa leluasa menggerakan
badannya karena kaku dan bahkan untuk bicarapun sangat sulit, disitulah ibu mulai
bekerja banting tulang sendirian untuk membiyayai sekolah saya, adik dan kaka.
Ketika berumur 7 tahun, aku mulai bersekolah di SD Negeri Sekelimus II Bandung,
sekolah SD yang dekat dengan rumahku.
Saya masuk SMP pada usia 13 tahun, saya bersekolah di SMP Kemala
Bhayangkari yang terletak didepan pasar buku palasari, hanya 1 kali naik angkot dari
rumah tapi begitu macetnya jalan Buahbatu dari zaman dulu hingga zaman sekarang
sampai-sampai saya tiba disekolah memakan waktu 45 menit.
Pada usia 15 tahun saya masuk SMK, saya bersekolah di SMK Negeri 7
Bandung yang terletak di jalan soekarno-hatta, saya berangkat ke sekolah memakai
angkot dan memakan waktu paling lama 30 menit untuk sampai ke sekolah.
Hari kelulusan tiba, saya sudah bukan lagi siswi di SMKN 7 Bandung dan satu
yang saya lakukan setelah lulus yaitu mencari pekerjaan bersama teman – teman yang
satu sekolah maupun yang tidak satu sekolah, saya melamar pekerjaan kesana kemari
sebelum mendapat ijazah dimulai dari melamar sebagai SPG, menjadi pelayan
restoran dan lain sebagainya yang melenceng dari jurusan SMK saya. 3 bulan
lamanya saat saya keluar sekolah dan mencari pekerjaan saya diterima disebuah toko
sepatu di alun-alun Bandung menjadi seorang SPG, tapi saya tidak malu untuk
menjadi SPG karena niatan saya yang ingin mengumpulkan uang untuk biaya kuliah
dari sejak lulus sekolah karena saya tidak ingin memberatkan beban ibu yang bekerja
sendirian.
Saat saya baru bekerja 6 bulan menjadi SPG ayah tiri meninggal dunia karena
penyakit yang dialaminya, beliau meninggal saat sedang di Garut dikota kelahiranya
dan sayapun sekeluarga pergi dihari itu ke Garut untuk ikut menguburkan ayah tiri

5
saya, saya tidak terlalu banyak bersedih karena mungkin tidak ada banyak hal indah
yang dilakukan beliau pada saya, tapi saya menangis melihat adik saya yang merasa
sangat kehilangan ayahnya. Sebenci apapun saya pada ayah tiri saya tetap saja saya
akan tetap mendoakannya karena walau bagaimanapun dia tetap ayah saya dan suami
ibu saya yang saya kenal dan saya hormati sebagai orangtua.
1 tahun berlalu saya bekerja sebagai SPG di took sepatu, niat untuk mencari
pekerjaan yang lain pun terlintas di pikiran saya dan saya memutuskan untuk keluar
dari pekerjaan saya sebagai SPG.
saya mulai bekerja pada bulan April 2018, sampai saat ini sudah memasuki 1
tahun kerja saya disana dan memang pekerjaan disana sangat nyaman walaupun
kebanyakan pekerjanya adalah laki-laki tapi saya bekerja bersama teman saya
sewaktu SMP .
1 tahun saya bekerja jadi SPG dan 3 bulan bekerja di Kaiza apparel akhirnya
uang saya terkumpul untuk masuk universitas pilihan saya, awalnya pilihan pertama
adalah Universitas Pasundan jurusan hukum yang terletak dilengkong tapi karena
biaya tidak memadai dan sudah pasti jauh dari jalan pulang kerja jadi saya memilih
pilihan kedua yaitu di Universitas Islam Nusantara jurusan ekonomi yang terletak di
jl. Soekarno-hatta, tapi saat ingin mendaftarkan ke fakultas ekonomi sebelumnya saya
membaca artikel diinternet jika fakultas yang unggul DIUNINUS itu ada di Fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan, saya mulai membaca semua tentang FKIP dan
sayapun mulai tertarik untuk masuk FKIP di prodi PBS. Indonesia, saat itulah jiwa
keinginan saya berkembang dan saya mendaftar sebagai PBS. Indonesia di
Universitas Islam Nusantara.
Dan itulah saya saat ini, saya adalah mahasiswa semester 2 di UNINUS yang
sangat tertarik dengan prodi sastra indonesia, saya tertarik akan pemahaman
membacanya, tata cara penulisan, dan yang paling tertarik adalah teaternya karena
saya sangat menyukai berakting dan sangat suka memerankan suatu tokoh. Semoga
dengan saya masuk prodi sastra indonesia ini saya lebih banyak belajar tentang
keragaman bahasa indonesia dan menjadi apa yang saya impikan juga memberikan
banyak motifasi kepada orang lain bahwa jurusan sastra Indonesia adalah jurusan
yang menarik dan sangat luas pengetahuannya. Dan saat saya lulus nanti impian
pertama saya adalah menjadi guru entah itu guru mengajar pelajaran ataupun
mengajar kesenian teater.

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Rachmad. 2009. model pembelajaran dengar kerjakan.


https://wyw1d.wordpress.com/2009/11/15/model-pembelajaran-dengar-
kerjakan/

6
Wahyu. 2011. Strategi dalam pembelajaran menyimak.
http://wahyuwriter.blogspot.com/2011/03/strategi-dan-teknik-
pembelajaran.html

Putri Octaviani, Fiyora. 2013. Teknik pembelajaran menyimak.


http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html

Widodo, Rachmad. 2009. model pembelajaran dengar kerjakan.


https://wyw1d.wordpress.com/2009/11/15/model-pembelajaran-dengar-
kerjakan/

Astuti Asih, Dwi. 2017. Materi simakan.


https://dwiasteuu29.blogspot.com/2017/07/materi-simakan.html

Anda mungkin juga menyukai