Anda di halaman 1dari 2

Perencanaan Kerja

Dalam proses pemesinan sering dijumpai beberapa hal yang dilakukan dengan cara
yang kurang benar ataupun dilaksanakan dengan cara yang salah. Sebagai contoh,
beberapa kesalahan yang sering dijumpai antara lain:
1. Geram atau sisa pemotongan yang dihasilkan pada saat proses permesinan
mempunyai bentuk yang terlalu lembut (bagaikan rambut) sehingga proses tersebut
menjadi tidak efisien.
2. Kecepatan potong yang terlalu rendah dan mengakibatkan permukaan produk terlalu
kasar. Dalam beberapa keadaan, seperti pemotongan dengan interupsi atau adanya
beban kejut yang dilakukan pada kecepatan potong yang terlalu rendah, hal itu dapat
memperpendek umur pahat.
3. Kecepatan makan yang terlalu rendah demi menghasilkan permukaan yang halus,
padahal menurut spesifikasi (gambar teknik) permukaan yang relatif kasarpun
sebenarnya sudah mencukupi.
4. Pahat yang digunakan tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan,dilihat dari segi
material maupun geometriknya (bentuk dan sudut pahat).
5. Urutan proses maupun cara pencekaman benda kerja yang tidak benar sehingga
mengakibatkan kesalahan geometrik produk yang melebihi batas-batas toleransi.
6. Prosedur penghitungan ongkos pemesinan yang tidak benar sehingga perusahaan
akan mendapatkan gambaran ongkos produksi yang salah (ongkos yang tidak wajar,
terlalu besar, atau terlalu kecil).
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan
perencanaan yang baik dengan memperhitungkan segala faktor yang memengaruhinya.
Tujuan perencanaan produksi adalah:
1. Agar proses produksi berjalan lancar dan efisien.
2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam pembuatan suatu komponen/benda kerja.
3. Dapat merunut letak kesalahan apabila terjadi kesalahan produksi.
4. Dapat ditentukan/diperkirakan ongkos produksi dan waktu penyelesaian produksi
secara cermat.
Perencanaan langkah-langkah yang patut dipertimbangkan sebelum mengoperasikan
mesin tersebut antara lain:
1. Urutan proses. Urutan proses merupakan tahap-tahap operasional pembuatan
produk. Dalam hal ini, dapat direncanakan urut-urutan prosesberdasarkan gambar
kerja yang diterima, mulai dari proses pertama hinggga proses terakhir yang
direncanakan. Urutan proses ini menjadi hal yang sangat penting karena kesalahan
urutan proses dapat menghambat proses selanjutnya atau bahkan dapat
menghentikan proses yang seharusnya dilakukan kemudian. Hasil yang diharapkan
akan sulit tercapai jika dilakukan dengan urutan yang salah.

2. Rencana proses. Rencana prosesberisi tentang proses yang akan dilakukan pada
tahap itu. Dalam pembuatan suatu benda kerja, tidak semua benda dapat dikerjakan
dengan satu mesin (seperti mesin frais) sehingga akan melibatkan proses lain, seperti
pembubutan, pengeboran, maupun gerinda.
3. Alat yang dibutuhkan. Dalam hal ini, alat-alat yang diperkirakan dan direncanakan
untuk digunakan pada proses pembubutan hendaknya disiapkan terlebih dahulu.
Perlu dilakukan pemilihan alat-alat potong, alat alat bantu, maupun alat-alat
kelengkapan. Alat-alat yang akan diperlukan sesuai dengan rencana kerja hendaknya
dipersiapkan terlebih dahulu supaya mengurangi waktu yang terbuang untuk
penyiapan alat serta meningkatkan efisiensi proses produksi.
4. Parameter pemotongan. Parameter pemotongan diperlukan agar proses produksi
dapat berlangsung sesuai dengan prosedur perencanaan. Parameter pemotongan
yang ditetapkan dalam proses frais meliputi kecepatan potong, putaran spindle,
dalam pemakanan, gerak makan per gigi, kecepatan penghasilan geram, dan waktu
pemesinan. Penentuan rasio kecepatan antara gerak benda kerja dan putaran pisau
sangat penting diperhatikan. Jika langkah pemakanan benda kerja terlalu pelan,
waktu akan terbuang banyak serta pisau fraispun akan cepat tumpul dan menurunkan
umur pahat. Jika pemakanan benda kerja terlalu cepat, pisau frais bisa cepat rusak
dan tentu memerlukan waktu lebih banyak untuk menggantinya.

Anda mungkin juga menyukai