1
Bella Lestari
2
Billy J. Kepel
2
Fona Budiarso
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
email: bellalestari12016@gmail.com
Abstrak: Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toxoplasma gondii,
dimana kucing adalah hospes definitifnya. Gejala toksoplasmosis asimptomatis namun akibat
yang ditimbulkan bisa fatal terutama bila mengenai ibu hamil dan bisa mengakibatkan
keguguran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroepidemiologi toksoplasmosis pada
masyarakat di Desa Rumengkor Dua Kabupaten Minahasa dengan menggunakan uji
Aglutinasi Lateks (LAT Toxocheck-MT Eiken, Japan). Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah semua orang yang berada
di desa Rumengkor Dua dengan sampel penelitian serum darah pada masyarakat di desa
Rumengkor Dua. Data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan subjek penelitian dan
data hasil pemerikasaan laboratorium toksoplasmosis dengan cara tes aglutinasi lateks
dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisa berdasarkan prosentasinya.
Penelitian ini menunjukkan seroepidemiologi toksoplasmosis di Desa Rumengkor Dua
Kabupaten Minahasa dengan menggunakan uji aglutinasi lateks (LAT Toxocheck-MT Eiken,
Japan) adalah 68,2%, yang mayoritas adalah wanita, usia 41-50 tahun, tingkat pendidikan
SLTP, ibu rumah tangga, penghasilan ≤1 juta rupiah, mengkonsumsi daging mentah atau
kurang matang, tidak mengkonsumsi sayuran mentah, mencuci sayuran dan buah sebelum
dikonsumsi, memelihara kucing, anjing, dan tidak ada riwayat keguguran.
Kata kunci: toksoplasmosis, kucing
97
Lestari, Kepel, Budiarso: Seroepidemiologi toksoplasmosis pada...
Toksoplasmosis
Karakteristik Total %
Positif % Negatif %
Usia:
<41 1 4,5 1 4,5 1 9,1
41-50 6 27,3 2 9,1 8 36,4
51-60 3 13,6 2 9,1 5 22,7
>60 5 22,7 2 9,1 7 31,8
Jenis Kelamin:
Wanita 13 59,1 6 27,3 19 86,4
Laki-laki 2 9,1 1 4,5 2 13,6
Tingkat Pendidikan:
SD 3 13,6 2 9,1 5 22,7
SLTP 6 27,3 2 9,1 8 36,4
SLTA 5 22,7 3 13,6 8 36,4
S1 1 4,5 0 0,0 1 4,5
Pekerjaan:
IRT 9 40,9 6 27,3 15 68,2
Petani 2 9,1 1 4,5 3 13,6
Pensiunan 1 4,5 0 0,0 1 4,5
Swasta 1 4,5 0 0,0 1 4,5
PNS 2 9,1 0 0,0 2 9,1
Penghasilan:
≤1.000.000 7 31,8 3 13,6 10 45,4
1.000.001- 2.000.000 5 22,7 3 13,6 8 36,3
2.000.001- 3.000.000 1 4,5 1 4,5 2 9,1
>3.000.000 2 9,1 0 0,0 2 9,1
Konsumsi daging mentah atau kurang matang:
Ya 13 59,1 7 31,8 20 90,9
Tidak 2 9,1 0 0,0 2 9,1
Konsumsi sayuran mentah:
Ya 6 27,3 3 13,6 9 40,9
Tidak 9 40,9 4 18,2 13 59,1
Mencuci sayuran dan buah dikonsumsi:
Ya 13 59,1 7 31,8 20 90,9
Tidak 2 9,1 0 0,0 2 9,1
Memelihara Kucing:
Ya 8 36,4 3 13,6 11 50,0
Tidak 7 31,8 4 18,2 11 50,0
Memelihara Anjing:
Ya 10 45,5 6 27,3 16 72,7
Tidak 5 22,7 1 4,5 6 27,3
Riwayat Keguguran:
Pernah 1 5,3 0 0,0 1 5,3
Tidak Pernah 12 63,2 6 31,6 18 94,7
tidak sengaja menelan daging mentah yang menunjukkan ada hubungan antara riwayat
mengandung ookista saat akan keguguran dan infeksi toksoplasmosis
mengolahnya. karena infeksi primer toksoplamosis selama
Penelitian ini menunjukkan 86,7% kehamilan dapat menyebabkan
23
responden seropositif toksoplasmosis keguguran.
mengkonsumsi daging mentah atau kurang
matang. Mengkonsumsi daging mentah ata SIMPULAN
kurang matang juga merupakan salah satu Berdasarkan hasil penelitian dapat
faktor resiko toksoplasmosis.19 Masyarakat disimpulkan bahwa angka kejadian
desa Rumengkor Dua memang terbiasa toksoplasmosis pada masyarakat desa
untuk mengkonsumsi ragey yaitu sate babi Rumengkor Dua Kabupaten Minahasa
dengan ukuran potongan yang besar dan dengan menggunakan uji Aglutinasi Lateks
memungkinkan bagian tengah daging tidak (LAT Toxocheck-MT Eiken, Japan) adalah
masak dengan sempurna. Bagian ini sebesar 68,2%. Angka kejadian seropositif
memungkinkan bradizoit masih hidup dan toksoplasmosis tertinggi pada wanita
menularkannya pada manusia. (59,1%), golongan usia 41-50 tahun
Berdasarkan hasil penelitian ini (27,3%), tingkat pendidikan SLTP (27,3%),
responden yang seropositif toksoplasmosis pekerjaan ibu rumah tangga (40,9%),
yang tidak mengkonsumsi sayuran mentah penghasilan ≤1 juta rupiah (31,8%),
ada 9 orang (60%). Sayuran yang tercemar mengkonsumsi daging mentah atau kurang
ookista dari tanah, dapat menyebabkan matang (59,1%), tidak mengkonsumsi
toksoplasmosis apabila pencucian sayuran sayuran mentah (40,9%), mencuci sayuran
yang dikonsumsi mentah ini kurang baik.20 dan buah sebelum dikonsumsi (59,1%),
Terlebih jika sayuran atau buah tidak dicuci memelihara kucing (36,4%), anjing
sebelum dikonsumsi. Penelitian ini (45,5%), dan tidak ada riwayat keguguran
menunjukkan responden yang seropositif (63,2%).
toksoplasmosis 86,7% mencuci sayuran
dan buah sebelum dikonsumsi SARAN
Kucing mempunyai peranan yang Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
sangat penting dalam penyebaran dapat melakukan penelitian dengan jumlah
toksoplasmosis sebagai hospes definitif dan sampel yang lebih besar dan menggunakan
dapat mengeluarkan jutaan ookista dari kuesioner yang lebih baik serta dapat
fesesnya serta mengkontaminasi air dan menganalisa hubungan faktor-faktor resiko
tanah di sekelilingnya.4 Hal ini dengan kejadian toksoplasmosis
memudahkan manusia yang memelihara
kucing untuk terkena toksoplasmosis.21 DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian ini menunjukkan 1. Muhie Y, Keskes S. Toxoplasmosis:
responden seropositif toksoplasmosis Emerging and Reemerging Zoonosis.
53,3% memelihara kucing. Afr. J. App. Microbiol. Res.
Walaupun anjing bukan merupakan 2014;3(1):1-11
2. Cdc.gov [internet]. Infectious Disease
hospes definitif toksoplasmosis namun
Information. 2007 Oct 1 [cited 2015
anjing merupakan salah satu hospes
Sept 17]. Avaible from:
perantaranya.4 Pemeliharaan anjing juga http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/e
berkaitan dengan toksoplasmosis.22 Pada id/
tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang 3. Hill D, Dubey JP. Toxoplasma gondii:
seropositif toksoplasmosis 66,7% transmission, diagnosis and
memelihara anjing. prevention. Clin Microbiol Infect.
Dari 13 wanita yang seropositive 2002 Oct;8(10):634-40
toksoplasmosis, 1 orang (7,7%) pernah 4. Dalimi A, Abdoli A. Latent Toxoplasmosis
keguguran dan sisanya (92,3%) tidak and Human. Iran J Parasitol. 2012;
pernah keguguran. Penelitian lain 7(1): 1–17.
101
Lestari, Kepel, Budiarso: Seroepidemiologi toksoplasmosis pada...
5. Centre for Disease Control and Prevention. 15. Jones JL, Kruszon-Moran D, Wilson M,
2013 Jan 10. [cited 2015 Sept 17] McQuillan G, Navin T, McAuley JB.
available from: Toxoplasma gondii Infection in the
http://www.cdc.gov/parasites/toxopla United Stated: Seroprevalence and
smosis/ Risk Factor. Am. J. Epidemiol. 2001.
6. Tenter AM, Heckeroth AR, Weiss LM. 154(4):357-65
Toxoplasma gondii: from animals to 16. Chiang TY, Hsieh HH, Kuo MC, Chiu KT,
humans. Int J Parasitol. 2000 Nov; Lin WC, Fan CK, et al.
30(12-13):1217-58 Seroepidemiology of Toxoplasma
7. Lisawati S, Gandahusada S. Toxoplasma gondii Infection among Heakthy
gondii. Dalam: Inge S, Is SI, Pudji Blood Donors in Taiwan. PLoS One.
KS, Saleha S. Buku Ajar Parasitologi 2012; 7(10): e48139
Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: 17. Abaie J, Amiri S, Mostafavi E, Hassan N,
FKUI; 2013. hal.162 Lofti P, Rastaghi ARE, et al.
8. Wahyuni S. Toxoplasmosis dalam Seroprevalence and Risk Factors for
Kehamilan. 2013 Mei 31 [cited 2015 Toxoplasma gondii Infection among
Sept 17]. Available from Pregnant Women in Northeast Iran.
http://download.portalgaruda.org/artic Clin Vaccine Immunol. 2013 Nov;
le.php?article=127841&val=4897 20(11): 1771–3
9. Prasad KJ. Emerging and Reemerging 18. Jones JL, Dargelas V, Roberts J, Press C,
Parasite Disease. JIMSA. Remington JS, Montoya JG. Risk
2010;23(1):46 Factors for Toxoplasma gondii
10. Veraanoot N, Ling LY, Yik FM. Infection in the United States. Clin
Toxoplasma gondii: The Parasite in Infect Dis. 2009 Sep;49(6):878-84
Trend. In: Yvonne ALL and Indra V, 19. Awoke K, Nibret E, Munshea A. Sero-
editors. Parasites and Their Vectors: prevalence and associated risk factors
A Special Focus on South East Asia. of Toxoplasma gondii infection
Wien: Springer; 2013:p. 155. among pregnant women attending
11. Gandahusada S. Study on The Prevalence antenatal care at Felege Hiwot
of Toxoplasmosis In Indonesia: A Referral Hospital, northwest Ethiopia.
Review. 1991 [cited 2015 Sept 17]. Asian Pac J Trop Med. 2015
Available from: Jul;8(7):549-54
http://www.tm.mahidol.ac.th/seameo/ 20. Gebremedhin EZ, Abebe AH, Tessema
1991-22-suppl/21-93-98.pdf TS, Tullu KD, Medhin G, Vitale M,
12. Artama WT, Retmanasari A, Widartono et al. Seroepidemiology of
BS, Wijayanti M, Sujono. Pemetaan Toxoplasma gondii infection in
penyakit zoonotik menggunakan women of child-bearing age in central
sistem informasi geografis (sig) Ethiopia. BMC Infect Dis. 2013
dengan pendekatan one health. Feb;13:101
Prosiding Seminar Ilmiah PBBMI. 21. Cong W, Dong XY, Meng QF, Zhou N,
Yogyakarta: Bagian Kimia FK UGM; Wang XY, Huang SY, et al.
2015: 1-10 Toxoplasma gondii Infection in
13. Marcos GS, Marina CV, Ana MC. Pregnant Women: A Seroprevalence
Prevalence of toxoplasmosis in and Case-Control Study in Eastern
pregnant women and vertical China. Biomed Res Int. 2015;
transmission of Toxoplasma gondii in 2015:170278
patients from basic units of health 22. Sroka S, Bartelheimer N, Winter A,
from Gurupi, Tocantins, Brazil, from Heukelbach J, Ariza L, Ribeiro H, et
2012 to 2014. PLoS One. 2015; al. Prevalence and risk factors of
10(11): e0141700 toxoplasmosis among pregnant
14. Studenicova C, Bencaiova G, Holkova R. women in Fortaleza, Northeastern
Seroprevalence of Toxoplasma gondii Brazil. Am J Trop Med Hyg. 2010
antibodies in a healthy population Sep;83(3):528-33
from Slovakia. Eur J Intern Med. 23. Hernandez-Cortazar I, Acosta-Viana KY,
2006;17:470-473 Ortega-Pachelo A, Guzman_marin
102
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
ES, Aguilar-Caballero AJ, Jimenez- and Animals. Rev Inst Med Trop Sao
Coello M. Toxoplasmosis in Mexico: Paulo. 2015; 57(2):93-103
Epidemiological Situation in Humans
103