Anda di halaman 1dari 41

Histologi Genitalia Laki-laki

Amanah S.Si.,M.Si.Med
Immunology and Tropical disease
Histologi sistem reproduksi pria
• Testis  Letak dalam scrotum.
- Fungsi :
- Fungsi eksokrine : tubulus seminiferus, duktus genitalia
intratestikular, d.exkretorius  spermatozoa.
- Fs. Endokrine : Sel interstitial (Leydig)  testosteron.
• Duktus genetalis :
- Duktus genitalia intratestikular : tubulus seminiferus,
tubulus
rektus, rete testis, duktus eferentes,
- Duktus exkretorius/extratestikular : d.epididymis,
d.deferens,
d.ejakulatorius, uretra.
• Kelenjar-kelenjar (Accessory glands) :
- Vesika seminalis.
- Prostat.
- Bulbouretralis (cowper)
- Glandula Littre.
• Genetalia externa : Penis, scrotum
• Penis berfungsi : mengantarkan semen ke rep.perempuan saat
kopulasi dan menyalurkan urin dari kad.kemih ke luar tubuh,
Testis (suplai vascular)
• Testis diliputi oleh kapsula padat, jaringan ikat kolagen yang tersusun ireguler (tunika
albugenia)
• Jaringan ikat longgar yang berpembuluh darah (Tunika vaskulosa)

Mediastinum 250 lobul


testis

Tubulus seminiferous (jaringan ikat jarang yang


mengandung saraf dan pembuluh darah dari tunika
vaskulosa)

Sel interstisial (leydig ) Testosteron

Tubuli rekti Rete testis

Duktuli eferen epididimis Vena plexsus pampiniformis

Bersuhu lebih rendah dr arteri testicular yang membentuk sistem pertukaran panas
arus berlawanan arah (Counter current heat exchange system)
Testis
• Epitel berlapis kompleks/epitel
germinativum.
• Diameter 150-250 µm dan panjang 30-70
cm
• Tubulus kontortus  membentuk jala²,
ujung buntu/bercabang
• Tubulus rektus , Ujung tubulus yg
menyempit. Epitel selapis kubus dengan 1
flagela. Menghubungkan tubulus
seminiferus dengan saluran anastomosis
yang dilapisi epitel labirin (rete testis)
Epitel spermatogonia
Letak pada mediastinum testis.
• Rete testis

• Duktus eferens (10-20)


Sel sertoli
• Epididimis
Tubulus seminiferus

1. Kapiler pada tubulus seminiferous


untuk pembentukan spermatozoa
• Tunika propria ; jaringan
penyambung fibrosa, beberapa lapis
fibroblast, sel myeloid seperti epitel
berlapis yang menunjukkan sifat-
sifat otot polos
• Lamina basalis (batas tegas)
• Epitel germinatifum ; terdiri dari sel
sertoli (sel penyokong), sel
spermatogenik atau seminal
letaknya 4-8 lapis diantara
membrane basalis dan lumen –
spermatogenesis
Tubulus seminiferus

Tubulus
seminiferous

Epitel
septa

Blood vessels
Sel sertoli
• Sel silindris tinggi dengan
spermatozoa
membrane lateral yang kompleks,
inti jernih , oval dengan anak inti
yang besar dan ditengah, intinya
ke arah basal, sitoplasmadipenuhi
RE, mitokondria, AG dan
mengandung kristaloid
charcot-bÖttcher

• Fungsi sebagai penyokong


structural nagi sel benih yang
sedang berkembang Sel sertoli

spermatogonia Spermatosit primer


8

Spermatogenesis
Spermatogonium mitosis spermatogonia
A B
Undifferentiated stem cella
Spermatosit primer Spermatogonia B
Mitosis
Meiosis I
Spermatosit sekunder (23+Y atau 23+X dan DNA 2N)

Meiosis II

Spermatid (23+Y/X kromosom + 1N DNA  sel haploid)

Diferensiasi kompleks/cytodifferentiation (spermiogenesis)

Spermatozoa
9

Tubulus seminiferus
Spermatogonia Spermatogenesis  3 fase :
Mitosis 1. Spermatositogenesis :
Spermatogonium (chr 46 autosom, 2n/chr sex)  mitosis 
Spermatosit primer spermatosit Primer
Meiosis I 2. Meiosis :
- Spermatosit I (chr 46, 2N DNA)
Spermatosit II meiosis I  spermatosit II (diploid 23
kromosom, 2N DNA).
Meiosis II - Spermatosit II meiosis II spermatid
(haploid 23 kromosom, DNA 1N)
Spermatid
3. Spermiogenesis :
Sitodiferensiasi
Spermatid (haploid) sitodiferensiasi  spermatozoa
(haploid).
Spermatozoa
Spermatogenesis spermatogonium
• Spermatogenesis :difernsiasi
spermatogonia menjadi spermatosit
primer
• Meiosis ( pembelahan reduksi spermatosit spermatozoa
primer yang diploid dengan mengurangi
komplemen kromosom, membentuk
spermatid yang haploid
• Spermiogenesis : transformasi spermatid
menjadi spermatozoa
• Spermatogonium :
-Sel benih primitif.
-Relatif kecil.
-Inti nya oval: kromatin irreguler
membentuk kelompok-kelompok kasar. Spermatosit primer
-Letak : ruang ekstra tubuler antara sel
sertoli dan lamina basalis.
-Melalui hubungan okludens sel sertoli 
menuju lumen atau ruang intra tubuler.
Spermatosit primer
Spermatosit primer
-Kromatin memilin membentuk
kromosom dalam berbagai
stadium.
-Sel terbesar.
-Letak : dlm celah/invaginasi,
pinggir lateral dan apikal sel sertoli

Spermatosit sekunder
-Sel lebih kecil
-Kromosom 23 dan DNA 2N
-Sulit ditemukan (singkat)
Spermatogenesis
Spermatid :
-Kromosom haploid (23+Y/X dan DNA 1N) 
karena tak ada fase S = sintesa DNA antara
meiosis I dan II).
-Dengan fertilisasi kromosom jadi
diploid/normal lagi.
-Ukuran kecil.
-Inti : kromatin padat.
-Letak bagian tengah tubulus seminiferus
-Letak : dalam celah/invaginasi, pinggir lateral
dan apikal sel sertoli  waktu terbentuk
flagelum, letak pada ujung apikal sel sertoli.
Spermatozoa :
-Hasil spermiogenesis, letak pada lumen.
-Flagela panjang.
-Haploid (23+Y/X dan DNA 1N).
Sel Sertoli, Sel piramidal, sel
nutrien
Dasar : melekat pada lamina basalis.
Bentuk irreguler.
Ujung apikal menjorok ke lumen.
M.c : batas tak jelas irreguler.
M.e : - Banyak retikulum endoplasmik halus
dan sedikit retikulum endoplasmik kasar.
- Aparatus golgi berkembang baik.
- Banyak mitokondria dan lisosom.
- Inti memanjang, bentuk segitiga,
banyak lipatan, sedikit kromatin.
- Nukleolus berkembang baik,
nukleolema oval, sentral, diapit 2 masa
kromatin basofil.
Pinggir : hubungan okludens  selubung
kontinyu mengelilingi lumen tubulus Sertoli
seminiferus.
Dibawah : lamina basalis dan ruang
ekstratubuler  banyak pembuluh darah dan
limfe
fungsi
Sawar darah-testis (mencegah sel penghasil antibodi di CES
mencapaitubulus shg tidak terbentuk antibodi thd spermatozoa).
- Pelindung.
- Nutrisi spermatozoa.
- Fagositosis : badan-badan residu.
- Sekresi
- Cairan untuk transportasi sperma.
- Sekresi protein pengikat androgen
(kadar testosteron dlm tubulus tetap tinggi).
- hormon inhibin : umpan balik negatif
untuk mengatur sekresi FSH.
Gambaran histologi genitalia laki-laki
Epitel pembatas Jaringan penyokong Fungsi
Duktus
Tubuli rekti Sel sertoli pada separuh Jaringan ikat jarang Menyalurkan
bagian proksimalnya ; spermatozoa dari
epitel selapis kuboid tubulus seminiferous ke
pada separuh bagian retetestis
distal
Rete testis Epitel kuboid selapis Jaringan ikat yang Menyalurkan
vaskular spermatozoa dari tubuli
reksti ke rete testis
Duktuli eferents Bercak-bercak berepitel Jaringan ikat longgar Menyalurkan
kuboid tanpa silia dikelilingi lapisan sel oto spermatozoa darirete
berseling dengan sel polos yang tersusun testis ke epididimis
kolumnar bersilia sirkular
Duktus Epitel pembatas Jaringan penyokong Fungsi
Epididimis Epitel bertingkat terdiri Jaringan ikat longgar Menyalurkan
atas sel basal yang dikelilingi lapisan sel spermatozoa duktuli
pendek dan sel principal otot polos yang tersusun eferentes ke duktus
yang tinggi (dengan sirkular deferen
stereosilia)
Duktus (vas )deferens Epitel bertingkat Jaringan ikat longgar Menyampaikan
kolumnar fibroelastis; selubung spermatozoa dari ekor
otot polos tebal berlapis epididymis ke duktus
tiga; longitudinal dalam ejakulatorius
dan luar, dan lapis
tengah yang sirkular
Duktus ejakulatorius Epitel kolumnar selapis Jaringan ikat subepitel Menyampaikan
yang berlipat, spermatozoa dan cairan
menyebabkan tampilan ke uretra prostatika di
lumen yang irregular ; daerah kolikulus
tanpa otot polos seminalis
Tubulus proximal
spermatozoa
Testis
• Kelenjar tubuler kompleks  fs : reproduksi dan hormonal.
• Dikelilingi jaringan ikat kolagen (tunika albugenia).

pada bagian posterior dan mediastinum testis mengalami
penebalan

septa fibrosa yang tak sempurna

membagi kelenjar menjadi ± 250 lobulus testis

tiap lobulus mengandung 1 – 4 tubulus seminiferus
pada jaringan ikat longgar banyak pembuluh darah, saraf dan sel
Leydig.
20

RGS - Genetalia laki-


laki

Saluran-saluran genetalia • Retetestis :


- Letak pada penebalan
• Tubulus seminiferus tunika albugenia
- Epitel berlapis. mediastinum, saling
- Sel-sel beranastomosis.
spermatogenik. - Epitek kuboid.
- Sel Sertoli.
• Duktus eferentes :
- 10 - 20 duktuli eferentes.
• Tubulus rekti : - Epitel t.d kelompok sel
- Epitel kuboid selapis kubus (absorbsi cairan)
- Jaringan penyambung bergantian dgn sel toraks
padat. bersilia (mendorong
- Hanya sel sertoli. sperma
-tozoa ke epididymis).
- Otot polos.
21

Saluran-saluran genetalia
RGS - Genetalia laki-
laki

• Epididymis.
- Saluran ekskretorius genetalia.
- Sangat berkelok-kelok, 4 – 6 m.
- Jaringan penyambung, kaya kapiler darah

korpus dan ekor epididymis.
- Epitel silindris pseudokompleks dgn
strereocilia.
- Epitel mempunyai tonjolan sitoplasma 
mikrovili, irreguler, panjang  stereosilia.
- Membrana basalis dikelilingi sel otot polos

menggerakan sperma ke duktus deferens.
Duktus eferen
Duktus eferen
• Terletak antara rete testis dan
epididymis
• Menyalurkan spermatozoa dari
retetestis dan menembus tunika
albuginea testis untuk
menyampaikan sperma ke
epididymis
• Epitel selapis terdiri dari sel kuboid
tanpa silia berseling dengan bidang
bersel kolumnar bersilia
• Silia dari sel kolumnar;
menggerakkan spermatozoa ke
epididymis
• Lapisan otot polos tersususn sirkular
Duktus epididymis
M.e :
- Epitel bertingkat terdiri dari sel basal dan sel
principal
-Sitoplasma yang sifatnya tak diketahui.
- Mirip pinositosis. Sel basal
- vesikel polimorfik.
- lisosom.
Fungsi :
- Pencernaan intrasel dan sekresi kedalam lumen.
- Reabsorpsi badan residu.
- Reabsorpsi cairan dari testis (hormon).
- Spermatozoa menjadi matang, motil dan fertil.
- Sel basal untuk bergenerasi menjadi sel punca dan Sel principal
sel principal
- Sel principal ( inti oval yang irregular, intinya lbh
pucat,disbanding sel basal)
- Sel-sel utama menyerap memfagositosis sisa
sitoplasma yang dikeluarkan sel sertoli
Duktus epididymis

Basement
membrant

Epitel kolumnar pseudostratified


dengan setreocilia
stereocilia
Duktus epididymis
Duktus deferen
• Tabung muskulat yang menyalurkan
spermatozoa dari ekor epididymis ke
duktus ejakularis
• Saluran lurus dinding tebal  menuju
uretra pars prostatika
• Epitel kolumnar bertingkat berstereosilia
• Bagian akhir duktus epididymis
Ciri khas : Circular longitudinal
- Lumen sempit.
muscle layer
- Lipatan mukosa longitudinal.
- Epitel silindris pseudokompleks
dengan stereosilia. Lamina
- Lamina propria : jaringan propia
penyambung kaya serabut elastis.
- Lapisan otot tebal t.d sel otot polos
yang tersusun spiral.
- Sepanjang duktus deferen 
pembuluh darah dan saraf
menuju dan berasal dari testis.
- Ampula : duktus deferen yang Outer longitudinal
melebar sebelum masuk muscle layer
prostat.
28

Duktus deferens = vas deferen RGS - Genetalia laki-


laki

Ampula :
- Duktus deferen yang melebar sebelum masuk prostat.
- Epitel tebal, bentuk seperti renda.
- Bagian akhir ampula bersatu menjadi vesika seminalis.
- Segmen yang masuk prostat disebut duktus ejakulatorius
 lapisan mukosa = lapisan mukosa ampula tanpa lapisan
otot.

Duktus deferen Ampula vesika seminalis

Bermuara pada uretra masuk prostat


pars prostatika
= duktus ejakulatorius
Duktus deferen

epitel
Circular
Lamina
muscle layer
propia
Duktus deferen

Tunika
adventitia
31
Vesika seminalis

• T.d 2 saluran sangat berkelok-kelok, ± 15 cm.


• Terpotong dalam orientasi tak sama.
• Kaya lipatan²an mukosa.
• Epitel silindris pseudokompleks ( bervariasi
secara individual)
- t.d Lapisan sel basal sferis diskontinyu.
- Lapisan superfisialis kubus panjang atau
toraks rendah.
- Kaya granula sekresi.
- Ultra struktur : khas sel yang mengsekresi
protein.
• Lamina propria kaya serabut elastis, dikelilingi
lapisan tipis otot polos.
• Dinding otot mengandung pleksus serabut
saraf dan sedikit ganglia simpatis
32

Vesika seminalis
• Sekresi dtimbun pada bagian dalam kelenjar  dikeluarkan waktu
ejakulasi oleh kontraksi otot polos.
• Sekret mengandung globulin, kaya vit C, fruktosa, metabolit yang
penting untuk nutrisi dan pergerakan spermatozoa.

• Tinggi sel epitel dan aktifitas proses sekresi tergantung pada


testosteron.
• Testosteron kurang  atropi  testosteron meningkat  pulih lagi.

• Fungsi otot polos epididymis dan kelenjar sistem genetalia laki-laki


dipengaruhi hormon-hormon sek.
Prostat

T.d 30 – 50 kelenjar tubuloalveoler


bercabang-cabang.
Muara : uretra pars prostatika.
Sekresi dan menyimpan cairan
prostat  dikeluarkan waktu
ejakulasi.
Dikelilinga kapsula fibrosa yang kaya
otot polos  menembus kelenjar 
septa.
Stroma kaya fibromuskuler terbentuk
mengelilingi kelenjar.
Lamina basalis tak nyata.
prostat
Epitel :
- Sel epitel terletak pada suatu lapisan Basal cell
jaringan
penyambung yang kaya otot polos, jala-
jala serabut
elastis dan kapiler.
- Epitel kubus atau berlapis, sebagian
silindris dan ada
sel basal.
- Kaya lisosome.
- Aktifitas asam fosfatase yang lebih
banyak  Ca
prostat  enzim fosfatase asam dalam
konsentrasi
tinggi dalam tumor dan darah. Sel sel
kolumnar
Badan² kecil sferis (glikoprotein) diameter < 0,2
mm  dlm lumen prostat (konkremen prostat =
corpora amilacea)  sering membentuk kalkuli 
jumlah bertambah dengan bertambahnya usia.
35

RGS - Genetalia laki-


laki

Kelenjar bulbouretralis

• Bentuk seperti kacang polong, ø 3 – 5 mm.


• Letak dibelakang uretra pars membranosa,
bermuara pada uretra pars membranosa.
• Kelenjar tubuloalveolar  epitel jenis mukosa
(kuboid – kolumner).
• Kerangka dan sel otot polos pada septa 
lobus-lobus.
• Sekresi : mukoid.
36

Penis
• Berfungsi sebagai organ ekskretori untuk urin dan organ kopulasi lelaki untuk
meletakkan spermatozoa ke dalam saluran genitalia perempuan
• T.d 3 masa silindris dari jaringan erektil dan uretra, dilapisi kulit.
- Dorsal : 2 corpora cavernosa penis.
- Ventral : korpus kavernosum uretrae.
• Ujung melebar membentuk glans penis.
• Korpora cavernosum diliputi jaringan penyambung keras dan kuat : tunika
albuginea.
• Antara kedua korpus cavernosa penis, terdapat lubang² yang menghubungkan
kedua korpus tsb.
• Korpus cavernosum penis dan uretra t. d pelebaran pembuluh darah yang tak
teratur dan dibatasi endotel.
• Preputium : Lipatan kulit retraktil, mengandung jaringan ikat dan otot polos,
kelenjar sebasea dalam lipatan interna dan dalam kulit yang meliputi glans.
Penis

uretra

Corpu
spingiosum

Corpu
spingiosum

epidermis
Bulbo

Erectile tissue
ureter

Corpus spongiosum

Tunika
albuginea
Uretra pars covernosa
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai