Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS VIDEO FUTURE CLASSROOM AND STUDENT LIFE

DISUSUN OLEH : ZUHROTUS SHA'ADAH

Saya akan mencoba mengulang kembali cerita dari video future classroom and student life.
Kehidupan anak tersebut sangat tertata dengan indah. Diiringi dengan kasih sayah ibu yang
begitu peduli dengan buah hatinya. Perhatian orang tua yang begitu besar akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. Kehidupan abad 21 tidak bisa lepas oleh
fasilitas-fasilitas teknologi dan komunikasi.

Anak tersebut memulai akifitas paginya dengan menyiapkan bekal materi yang
didapatkannya dari internet. Dia mencari materi tentang "cycle of life" (siklus kehidupan).
Dengan didampingi orangtuanya, makan pagi pun bisa dibarengi dengan belajar. Karena
memang seperti itulah tujuan dari pembelajaran abad 21, belajar everywhere and anywhere.

Sesampainya di sekolah para siswa disambut dengan papan informasi yang modern berupa
layar digital yang sangat menarik. Hal ini berbeda dengan papan informasi di sekolah kita
yang masih menggunakan papan sederhana. Sungguh ini merupakan contoh nyata
pembelajaran abad 21. Terlihat sangat ideal cara guru merencanakan, mendesain
melaksanakan, mengelola, mendampingi siswa pada proses pembelajaran. Guru
menampilkan kompetensi-kompetensi pedagogik yang ada pada pembelajaran abad 21.

Pada video tersebut informasi tentang siklus kehidupan tidak hanya diberikan secara teori,
guru membuat desain pembelajaran yang begitu menarik dan menyenangkan dengan
mengajak siswa untuk melihat, meneliti, dan menganalisa secara langsung tiap proses siklus
kehidupan. Sehingga informasi-informasi yang di dapat siswa akan lebih terkesan dalam
memori mereka. Komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua nampak begitu komunikatif.

Proses pembelajaran pada video future classroom and life student menggambarkan
karakteristik guru maupun siswa abad 21. Terlihat terjalin komunikasi yang interaktif antara
guru dan siswa, pembelajaran sangat menyenangkan, strategi yang digunakan adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dengan strategi student center
maka karakteristik siswa abad 21 akan mengikutinya, akan tumbuh dalam diri siswa
ketrampilan-ketrampilan 4 C (communication, collaboration, critical thinking and problem
solving, dan creatifity and innovation). Siswa lebih mandiri dalam pembelajaran, guru hanya
sebagai motifator, fasilitator.

Sebelum berbicara tentang dampak terhadap kompetensi pedagogik abad 21, akan saya
paparkan pengertian dari kompetensi pedagogik itu sendiri.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman


terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi
meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f)
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i)
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan indikator
masing-masing kompetensi inti pedagogi.

Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak cukup hanya mampu menyelenggrakan


pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam
proses pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu terus untuk
ditingkatkan.

Setelah saya pelajari, isi dari video tersebut memberikan dampak positif bagi guru di
Indonesia, terutama kompetensi pedagogik guru abad 21. Diantaranya bisa dijadikan bahan
referensi bagi guru supaya meningkatkan kompetensinya, memberikan support bagi guru
supaya bisa mewujudkan pembelajaran yang diharapkan pada abad 21, sangat
menginspirasi terutama kita sebagai guru madrasah yang penuh dengan keterbatasan,
menumbuhkan semangat untuk menjadi lebih baik.

Demikian yang bisa saya sampaikan.

Anda mungkin juga menyukai