OLEH :
KUPANG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal ….. Bulan
…………….. Tahun 2018 Oleh :
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan
penyertaan-Nya, laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan dengan baik, dari awal
pembuatan proposal hingga penulisan laporan ini.
Laporan Kerja Praktek dapat terselesaika atas bantuan dari berbagai pihak, antara lain:
1. Ibu Beby H.A. Manafe, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
2. Ibu Sarlince O. Manu, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing.
3. Bapak Supriadi, SH, MH, selaku pimpinan Balai Monitor.
4. Bapak Ricardo S. J. Hattu, selaku Pembimbing Lapangan.
5. Bapak Bernarth, Bapak David, Bapak Dominggu, dan seluruh pegawai di Balai
Monitor Kelas II Kupang.
6. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini
Saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan dalam perbaikan penulisan laporan
kerja praktek ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................................ i
2.1 Tinjauan Umum Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang ............. 4
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................................................. 5
2.3 Visi dan Misi ................................................................................................................ 6
2.4 Struktur Organisasi ....................................................................................................... 7
BAB III DASAR TEORI ....................................................................................................... 9
iii
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................... 19
4.1 Perangkat SPFR (Stasiun Pengendali Frekuensi Radio) Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Kupang .................................................................................... 19
4.2 Hasil Observasi Monitoring Frekuensi Radio (Handy Talkie) .............................. 23
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 27
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 29
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Balmon Kelas II Kupang................................................... 7
Gambar 3. 1 Sistem Telekomunikasi ..................................................................................... 9
Gambar 3. 2 Stasiun Monitoring Tetap (Fixed) ................................................................... 15
Gambar 3. 3 Stasiun Monitoring Bergerak .......................................................................... 16
Gambar 3. 4 Antena Sebagai Media Transmisi ................................................................... 17
Gambar 4. 1 Konsep Perangkat SPFR ................................................................................. 19
Gambar 4. 2 Rohde & Schwarz PR-100 Portable Monitoring Receiver.............................. 20
Gambar 4. 3 VHF/UHF Transceiver .................................................................................... 20
Gambar 4. 4 HE300 Antenna Module.................................................................................. 21
Gambar 4. 5 Mobil SPFR ..................................................................................................... 22
Gambar 4. 6 Handy talkie .................................................................................................... 22
Gambar 4. 7 Diagram Alir Kegiatan Observasi Monitoring ................................................ 24
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Spektrum Frekuensi Radio .................................................................................. 11
Tabel 4. 1 Screen Capture PR-100-1 di BANDARA EL TARI KUPANG ......................... 25
Tabel 4. 2 Screen Capture PR-100-2 di BANDARA EL TARI KUPANG ......................... 26
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pengguna Pita Frekuensi VHF/UHF Dan Perangkat Handy Talkie Di Kota
Kupang
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Kerja Praktek ini yaitu sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktek adalah:
1. Mengetahui secara langsung sistem monitoring frekuensi di Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Kupang dan menggunakan alat monitoring yang berada di Balai
Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang.
1. Alat yang dipakai adalah PR100 – Portable Monitoring handy talkie Receiver 9 KHz –
7,5 KHz.
2. Monitoring hanya dibatasi pada wilayah Kota Kupang.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, ruang lingkup, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Bab ini mengambarkan tentang profil tempat dilaksanakannya kerja praktek yaitu Balai
Monitor Spektrum Frekuensi Kelas II Kupang, tugas pokok dan fungsi, visi dan misi, serta
struktur organisasi.
2
BAB III DASAR TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan pengertian handy talkie, spektrum
frekuensi radio, sejarah handy talkie, elemen telekomunikasi dan antena.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai gambaran sistem monitoring, peralatan monitoring, perangkat SPFR
dan konfigurasinya serta data-data hasil monitoring dan observasi yang telah diperoleh.
BAB V PENUTUP
3
BAB II
2.1 Tinjauan Umum Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monitor Spektrum Frekuensi Radio mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan pengendalian dibidang penggunaan spektrum frekuensi
radio yang meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring, penertiban,
evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring frekuensi radio,
penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan
perangkat, serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang (Balmon kelas II Kupang)
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Sumber Daya dan
Perangkat Pos dan Informatika, di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika yang
berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan I, Kel. Kayu Putih, Walikota Baru, Kota Kupang.
Wilayah kerja Balmon Kelas II Kupang meliputi seluruh wilayah Propinsi Nusa Tenggara
Timur.
4
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 03 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Monitor Spektrum
Frekuensi Radio, tugas pokok dan fungsi Balmon Kelas II Kupang adalah sebagai berikut :
2.2.1 Tugas Pokok
UPT Balai Monitor spektrum frekuensi Radio Kelas II Kupang memiliki tugas pokok
melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang meliputi kegiatan pengamatan, deteksi
sumber pancaran, monitor, penertiban, evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran,
koordinasi monitoring frekuensi radio, penyusunan rencana program, penyediaan suku
cadang, pemeliharaan dan perbaikan perangkat, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.2.2 Fungsi
Selain tugas pokok, Balmon Kelas II Kupang juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan perangkat
monitor spektrum frekuensi radio.
2. Pelaksanaan pengamatan, deteksi lokasi sumber pancaran, pemantauan/monitor spektrum
frekuensi radio.
3. Pelaksanaan kalibrasi dan perbaikan perangkat monitor spektrum frekuensi radio.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Unit Pelaksana Teknis Monitor
Spektrum Frekuensi Radio.
5. Koordinasi monitor spektrum frekuensi radio.
6. Penertiban dan penyidikan pelanggaran terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio.
7. Pelayanan pengaduan masyarakat terhadap gangguan spektrum frekuensi radio.
8. Pelaksanaan evaluasi dan pengujian ilmiah serta pengukuran spektrum frekuensi radio.
Dalam operasional pelaksanaan tugas, tugas pokok dan fungsi tersebut di atas
dijabarkan lagi dalam bentuk yang lebih sederhana, aspiratif, rasional dan aplikatif sesuai
kondisi lapangan sebagai berikut:
5
5. Membenahi pancaran spektrum frekuensi radio dari sumber pancaran yang merugikan
baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
6. Melakukan pengukuran parameter teknis terhadap stasiun radio:
a. Operator Telekomunikasi
b. Penyelenggara Radio Siaran
c. Penyelenggara TV Siaran
d. Radio Komunikasi Konvensional.
7. Melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap seluruh perangkat monitoring spektrum
frekuensi radio agar selalu dalam kondisi terpelihara dan siap pakai.
8. Mensosialisasikan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah
di bidang telekomunikasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio.
9. Melaksanakan penatausahaan administrasi dan operasional perkantoran.
6
4. Meningkatkan pendapatan negara sub sektor telekomunikasi melalui pelaksanaan
pembinaan, pelayanan, pengukuran parameter teknis dan penegakan hukum kepada
penyelenggara dan pengguna spektrum frekuensi radio.
SUPRIADI, SH, MH
NIP. 19680902 199103 1 004
DAVID S. SOERADI, SE
NIP. 19600307 198603 1 001
Staf
Staf Staf
Sumber: Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 03 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Monitor Spektrum Frekuensi Radio.
7
Adapun uraian tugas yang dilakukan dalam tiap bagian :
1. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan administrasi
keuangan, tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Balai Monitor Spektrum Frekuensi
Radio.
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai tugas pelaksanaan
pelayanan/pengaduan masyarakat, mengadakan pemeliharaan dan perbaikan perangkat
monitor frekuensi radio.
3. Seksi Pemantauan dan Penertiban mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan
dan mengevaluasi data, penyusunan rencana, program, monitoring dan penertiban terhadap
pengguna spektrum frekuensi radio.
4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan keahlian fungsionalnya.
8
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Sistem Telekomunikasi
Telekomunikasi berasal dari kata “tele” dan “komunikasi”, “tele” artinya
mengoperasikan jarak jauh dan “komunikasi” artinya menyampaikan suatu pesan dari satu
tempat ke tempat lain, baik itu suara, huruf atau dengan simbol. Hasil dari komunikasi adalah
informasi. Maka “Sistem Telekomunikasi” adalah sistem untuk mengkomunikasikan data
atau informasi dari satu lokasi ke lokasi yang lain.(Vardiansyah, 2004 : 3). Adapun elemensi
stem telekomunikasi yakni message (informasi), source (sumber informasi), transmitter
(pengirim), transmission channel, receiver (penerima), dan destination (tujuan). Elemen
sistem telekomukasi tersebut dapat dianalogikan seperti pada gambar 3.1 yaitu sebagai
berikut:
9
yang diakibatkan oleh kanal transmisi itu sendiri. Semakin jauh jarak transmisi suatu data
atau informasi, maka akan semakin besar pula redaman yang akan terjadi.
c. Receiver : pada receiver, sinyal yang diterima akan diolah kembali. Pengolahan ini
meliputi filtering yaitu memfilter noise yang ada pada sinyal, penguatan yaitu
menguatkan kembali amplitudo sinyal yang terkena redaman, ekualisasi, serta
demodulasi dan decoding yaitu mengembalikan format sinyal ke bentuk aslinya.
Dalam perjalanan sinyal informasi dari sumber ke tujuan terjadi perubahan dan pengaruh
yang tidak dikehendaki sebagai berikut:
10
Tabel 3. 1 Spektrum Frekuensi Radio
Handy talkie adalah alat berkomunikasi dengan mengunakan sinyal frekuensi tertentu
sebagai pemancarnya untuk menghubungkan HT yang satu dengan handy talkie yang lain,
handy talkie biasanya di gunakan oleh khalayak kepolisian ataupun keamanan dengan
mengunakan bahasa isyarat dalam berbicara. Prinsip kerja handy talkie yaitu dengan
menekan tombol Push Tolk Talking (PTT) kemudian dilanjutkan dengan berbicara, yang
dibatasi selebih-lebihnya dengan waktu 20 detik dengan jarak berbicara kurang lebih 30 cm.
Handy talkie merupakan sebuah alat komunikasi yang bentuknya mirip dengan telepon
genggam, tetapi sifatnya searah. Karena searah, maka si pengirim pesan dan si penerima
tidak bisa berbicara pada saat yang bersamaan. Handy talkie menggunakan gelombang radio
frekuensi khusus, dan sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara karena
salurannya dapat diganti-ganti setiap saat. Teknologi yang makin canggih dan
inovatif belakangan ini membuat jangkauan HT atau alat komunikasi jarak dekat tanpa kabel
ini tidak lagi mencapai 2 mil saja, melainkan mencakup hingga jarak 12 mil. Handy talkie
ini tampil sebagai sebuah perangkat komunikasi kecil dan ringan yang memungkinkan untuk
melakukan hubungan komunikasi antar perorangan maupun antar kelompok.
11
Handy talkie juga merupakan alat komunikasi dua arah dengan menggunakan
frekuensi gelombang radio dan tanpa perlu menggunakan pulsa sehingga lebih efisien.
Perangkat handy talkie terdiri dari interkom. Interkom yaitu sebuah sistem komunikasi
elektronik yang ditujukan untuk pembicaraan, pengumuman, atau proses komunikasi yang
terbatas. Interkom sering disebut juga interphone atau intertelepon. Interkom tersambung
melalui kabel yang disebut kabel Beudrat. Kabel ini berfungsi untuk menyalurkan suara dari
pesawat interkom yang satu ke pesawat interkom lainnya Interkom bisa digabungkan dengan
alat komunikasi lainnya seperti telepon, telepon genggam, walkie-talkie atau sejenis alat
yang sistemnya serupa memiliki hubungan dengan listrik. Interkom juga dapat berupa
perpaduan mikrofon, dan sebuah papan pengawas.
a. Master Station merupakan unit yang mengatur dan mengendalikan sistem secara
keseluruhan. Unit ini mengatur komponen besar hingga komponen kecil. Dengan kata
lain bagian ini adalah unit utama penopang sistem interkom.
b. Sub-station merupakan unit yang mempunyai kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan Master Station, namun tidak dapat melakukan hubungan dengan bagian yang
lainnya.
c. Door Station, sama seperti substation, unit ini hanya mampu melakukan hubungan
dengan Master Station.
d. Intercom Station merupakan unit yang mempunyai kemampuan melakukan hubungan
dan menerima arus percakapan, percakapan individual dan sinyal.
e. Wall Mount Station merupakan bagian interkom yang mempunyai pengeras suara.
f. Belt Pack merupakan bagian interkom portabel yang menggunakan belt sehingga
membutuhkan headset atau handset.
g. Handset adalah penghubung koneksi telepon permanen atau portabel dengan bagian
interkom.
h. Headset adalah penghubung interkom portabel dari belt pack ke telinga dengan
menggunakan gabungan mikropon.
i. Power Supply digunakan untuk menambahkan tenaga kepada semua unit.
12
3.4 Sejarah Handy Talkie (HT)
Handy talkie ditemukan pada tahun 1937 oleh pria asal Kanada yang bernama Donald
Lewes Hings, P.Eng, M.B.E., C.M. pada saat pertamakali di temukan benda ini disebut
waterproof 2 way radio dan diproduksi untuk Dominico pada tahun 1938. Setelah itu
waterproof 2 way radio yang dapat juga disebut dengan Light Aircraft Emergency Set
memiliki berat 12 pounds, besarnya 6” x 7” x 13” dengan antena yang melipat kebawah,serta
baterai di dalamnya. Akhir tahun 1938, Hings mengembangkan kabin pesawat udara
permanen, 10PC20. 10PC20 memiliki bobot 3.5 Ibs, 29 watt, memiliki pemancar dan
penerima suara ataupun kode, dapat bekerja efektif dalam wilayah 250 mil.
Awal tahun 1940, Hings mengirimkan surat kepada Canadian Air Force berhubungan
dengan wireless transceiver suara 10PC20 untuk penggunaan pesawat udara militer dan
mereka setuju bahwa teknologi tersebut memiliki fungsi yang sangat penting. Penggunaan
nama Handy talkie pertama kali terdengar pada tahun 1941, saat itu Hings mengatakan pada
media bahwa Handy talkie berasal dari seorang prajurit yang berjalan menggunakan C 18
dengan seragamnya. (Anderson H, Leonard.2005)
Seorang reporter berita bertanya kepadanya apa yang prajurit itu lakukan. Prajurit tersebut
membalas dengan mengakatan bahwa kau dapat berbicara (talk) dengan ini (C 18) disaat kau
sedang berjalan (walk) menggenggam ini (C 18). Dengan peristiwa itulah para jurnalis
ataupun reporter menuliskan Handy talkie pada berita harian mereka mengenai penemuan
terbaru tersebut yang diambil oleh pembicaraan tersebut. Inovasi mengenai Handy talkie
juga datang pada seorang penemu yang lahir di Kanada dan dibesarkan di Amerika, ia
bernama Al Gross. Operator Ham Radio (Call sign W8PAL) Handy talkie adalah penemuan
pertamanya yang menggunakan hand-held,radio FM kecil dengan alat komunikasi dua arah
yang ia kembangkan pada tahun 1938 disaat ia duduk di bangku SMA di Cleveland. Gross
direkrut oleh OSS (Office of Strategic Service) yang sekarang dapat kita sebut dengan CIA,
untuk mengembangkan dua arah sistem udara ke darat untuk digunakan untuk
berkomunikasi dengan intelegen diluar garis yang diketahui oleh musuh. Pada tahun 1941,
Gross mengembangkan sebuah model Handy talkie yang dapat berkerja dengan baik yang
hanya memiliki berat 4 pounds dengan antena yang simpel. Baterainya yang dapat
13
dioperasikan pada unit 260 MHz, frekuensi yang tidak mudah diserang pada wilayah
kawasan musuh.
Selain itu Motorola juga menemukan Handy talkie pada tahun 1940, sebuah walkie talkie
dua arah atau dapat disebut dengan SCR-536. Sinyal Corps untuk unitnya dapat melihat aksi
apapun di dalam kejadian pada perang dunia tersebut. Perusahaan tersebut memproduksi full
SCR-536 pada bulan Juli 1941, 6 bulan sebelum tragedi Pearl Harbor. Awal tahun 1940,
Daniel Noble, orang yang mengembangkan sistem komunikasi, FM mobile untuk
Connecticut State Police. Daniel Noble adalah orang pertama yang membuktikan sistem FM
kepada kebutuhan khusus dari departemen kepolisian. Noble tidak memiliki tanggung jawab
dalam pengembangan radio Handy talkie tetapi ia pergi ke Fort Monmounth, New Jersey,
bersama dengan Don Mitchell dalam membentuk presentasi mengenai unit kepada Signal
Corps. Pada presentasi tersebut Signal Corps diwakilkan dengan Col. Colton dan Major J.
D. O’Connell yang memiliki peran penting dalam perkembangan dari jangkauan yang lebih
jauh dari pada radio Handy talkie. NSCR-300 (FM) hadir pada akhir tahun 1940, pengetesan
contoh asli transceiver pun telahberhasil pada musim semi tahun 1941. (Jones, S., Kovac, R.
& Groom F. M. 2009)
3.5 Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan pengawasan atau pemantauan terhadap spektrum
frekuensi radio dan pengembangan frekuensi radio baik menggunakan perangkat monitor
maupun dengan mata telanjang (optical).
3.5.1 Stasiun Monitoring
Stasiun monitoring memiliki tugas untuk memonitor dan mengamati spectrum frekuensi
radio, serta mengidentifikasi stasiun-stasiun radio untuk dibuat sebuah catatan atas kegiatan
penyiaran stasiun tersebut.
14
Stasiun monitoring dan pengukuran frekuensi radio dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Stasiun Monitoring Tetap
15
2. Stasiun Monitoring Bergerak
3.6 Antena
Sebuah antena didefinisikan pada Kamus Webster’s sebagai “sebuah alat metal
(seperti kawat atau batangan) yang sanggup untuk meradiasikan atau menerima gelombang
radio”. Dalam IEEE Standard Definitions of Terms for Antennas (IEEE Std 145-1983),
definisi antena adalah “sebagai sebuah pengertian peradiasi atau penerima gelombang
radio”. Pada pengertian yang lain: adalah struktur transisi antara gelombang bebas dan
perangkat pandu (wave gauide), seperti dalam gambar 3.4.
16
Gambar 3. 4 Antena Sebagai Media Transmisi
Media pembimbing atau saluran transmisi dapat berbentuk suatu kabel coaxial atau pipa
kosong/bumbung gelombang (waveguide), dan media pembimbing ini digunakan untuk
membawa energi elektromagnetik dari sumber pancaran (transmitter) hingga sampai ke
antena, atau dari antena hingga sampai ke perangkat penerima (receiver).
a. Parameter Antena
Untuk menggambarkan kinerja dari sebuah antena, pengertian beberapa parameter sangat
penting untuk dikaji. Beberapa dari parameter-parameter tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pola Radiasi
Pola radiasi (radiation pattern) adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi
suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah, pola radiasi dapat disebut sebagai pola
medan (field pattern).
2) Lebar Berkas (Bandwidth)
Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi kerja dari suatu antena.
Nilai bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan frekuensi atas dari suatu
antena telah diketahui. Frekuensi bawah adalah nilai frekuensi awal dari frekuensi kerja
17
antena, sedangkan frekuensi atas merupakan nilai nilai frekuensi akhir dari frekuensi kerja
antena.
3) Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan dentisitas daya antenna pada jarak sebuah
titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis.
4) Gain
Gain atau sering juga disebut dengan directivity gain adalah sebuah parameter antenna yang
mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal
dari arah tertentu.Gain digunakan untuk mengukur efisiensi sebuah antena dan diukur dalam
bentuk satuan decibel.
5) Lebar Pita
Rentang frekuensi kerja dari suatu antena.
6) Impedansi Input
Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya, impedansi input akan
dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-obyek yang ada dekat dengannya. Untuk
mempermudah dalam pembahasan diasumsikan antena terisolasi.
7) VSWR
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave)
maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Pada saluran transmisi ada dua komponen
gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang
direfleksikan (V0-).
18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perangkat SPFR (Stasiun Pengendali Frekuensi Radio) Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Kupang
Secara garis besar perangkat SPFR yang dibangun di Balai Monitor memiliki konsep
sebagai berikut:
1. Antena Penerima berfungsi sebagai Penerima Sinyal kemudian sinyal tersebut ditranmisikan
ke processing Unit.
2. Processing Unit berfungsi untuk mengubah bentuk sinyal asli kedalam bentuk sinyal lain
kemudian ditransmisikan ke display/remote.
3. Display berfungsi untuk menampilkan sinyal yang diterima baik itu gambar, suara ataupun
video.
19
Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring ini menggunakan beberapa alat yakni:
2) VHF/UHF FM Transceiver
20
II Kupang hanya digunakan sebagai penerima (receiver) guna untuk memonitoring frekuensi
radio amtir VHF dan UHF yaitu pada frekuensi 30 – 3000 MHz setiap hari. Hal ini
memungkinkan untuk mengetahui adanya gangguan pada frekuensi radio bergerak.
3) Antena
Jenis antenna yang digunakan pada balai monitoringkelas II Kupang adalah :
A B
Gambar 4.4 a. HE200 Antenna Module 4067.6806.02 dan b. HE200 Antenna Module
4067.6606.00
21
Posisi dan arah antena pada saat monitoring frekuensi radio harus pada keadaan
bebas hambatan atau dalam keadaan LOS (Line of Sight), sehingga frekuensi radio dapat
termonitor dengan baik oleh perangkat portable receiver.
4) Mobil SPFR
Mobil SPFR berfungsi sebagai :
a. Stasiun bergerak untuk melakukan monitoring.
b. Alat transportasi untuk melakukan kegiatan monitoring diluar Kantor.
22
4.2 Hasil Observasi Monitoring Frekuensi Radio (Handy Talkie)
Selama kegiatan kerja praktek di Balai Monitoring, terdapat beberapa hasil yang
didapat, yaitu:
1. Pada saat monitoring pengguna handy talkie di wilayah kota kupang sebanyak 32
pengguna
2. frekuensi yang digunakan berkisar dari 153,725 Mhz s/d 407,075 Mhz dan spektrum
yang digunakan ialah VHF dan UHF
3. Pengguna handy talkie tidak hanya memiliki 1 stasiun bergerak melainkan 2 stasiun
bergerak
23
Gambar 4. 7 Diagram Alir Kegiatan Observasi Monitoring
24
Dari diagaram alir kegiatan observasi monitoring diatas dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2
dibawah ini :
Tabel 4.1 Screen Capture PR-100-1 di BANDARA EL TARI KUPANG
Screen Capture PR-100 Portable Monitoring Receiver Hasil Observasi
- Waktu 09.45 WITA
- Frekuensi yang
terpantau adalah
frekuensi UHF 462,70
MHz
- Bandwidth 30 KHz
- Level daya pancar
sebesar (-) 61,4 dBm
25
Tabel 4.2 Screen Capture PR-100-2 di BANDARA EL TARI KUPANG
- Waktu 15:37
WITA
- Frekuensi yang
terpantau adalah
frekuensi VHF
161,345 MHz
- Bandwidth 30
KHz
- Level daya
Gambar 4.7.2 Gambar sinyal frekuensi radio 128,345
pancar sebesar (-
MHz
)64,0 dBm
Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan frekuensi yang diperoleh untuk handy talky
menggunakan frekuensi VHF dam UHF dengan rentang VHF= 136,250 MHz-161,345
MHz dan UHF=462,70MHz-855,350MHz.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil observasi monitoring yang dilakukan pada
Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Kupang, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1) Alat yang digunakan pada saat monitoring spektrum frekuensi radio adalah
PR-100 Portable Monitoring Receiver
2) Pada saat monitoring pengguna handy talkie di wilayah kota kupang sebanyak
32 pengguna
3) Observasi monitoring dilakukan setiap hari selasa dan jumat pada jam 09.00-
15.30 untuk menjaga spektrum frekuensi radio agar tertib dan efisien
4) Frekuensi yang diperoleh untuk handy talky menggunakan frekuensi VHF dan
UHF dengan rentang VHF= 153,725 MHz-161,345 MHz dan UHF= 407,075
MHz-855,350 MHz.
5.2 Saran
Adapun saran yang di berikan dari kerja praktek ini yaitu sebagai berikut :
1) Pada saat melakukan monitoring dan penertiban dari balai monitor kelas II kupang
dapat mengikut sertakan ORARI dan RAPI agar jika terjadi suatu pelanggaran maka
perangkat yang digunakan dapat disita
2) Stasiun bergerak yang berada di balai monitor kelas II kupang diperbanyak agar lokasi
monitoring diperluas
27
DAFTAR PUSTAKA
Balanis, C. A. 2005. Antenna Theory Analysis and Design. John Wiley & Sons, New
York.
Rohde & Schwarz GmbH & Co. KG, 2008. PR100 Portable Receiver Manual, Germany
Anderson H, Leonard.2005
28
LAMPIRAN
29
30