Ya, salah satu karakteristik yang perlu Anda ketahui adalah fase jantan—sebuah fase di mana
koloni semut rangrang didominasi oleh semut jantan. Ketika fase tersebut terjadi, cadangan
abdomen pada semut betina sudah mulai habis sehingga dilahirkan semut jantan untuk
melakukan pembuahan ulang.
Fase ini biasanya terjadi antara bulan Agustus—akhir Januari, kira-kira saat musim hujan datang.
Puncaknya terjadi selama bulan November. Diperkirakan, sekitar bulan Desember semut
pejantan akan mengawini semut betina. Setelah itu, semut pejantan akan mati. Namun, dari
perkawinannya itu akan menghasilkan ratusan bahkan ribuan telur semut rangrang yang akan
mengalami siklus menjadi semut dewasa dengan berbagai kasta.
Nah, fase jantan inilah yang sebaiknya dihindari para pembudidaya semut rangrang. Pasalnya,
saat fase jantan muncul, produksi kroto dari semut betina dan ratu semut cenderung menurun
hingga 50% karena telur yang dihasilkan sebagian besar berkembang biak menjadi semut jantan.
Lantas, bagaimana cara mengatasi fase jantan ini?
Untuk mengatasi penurunan produksi kroto saat fase jantan, ada baiknya Anda melakukan
penambahan jumlah bibit semut rangrang sebanyak sepuluh buah stoples. Bibit tambahan ini bisa
diperoleh dari rekanan pembudidaya kroto. Perawatannya sendiri lakukan seperti biasa, yakni
pastikan pakan dan minum untuk koloni semut rangrang selalu tersedia di dalam rak.
Penyebab Toples Kosong Ditinggalkan Koloni Semut Pada
Ternak Kroto dan Cara Mengatasinya
Bagi Peternak kroto pemula yang baru mulai ternak, toples yang tiba-tiba kosong ditinggalkan oleh koloni semut
memang merupakan sesuatu yang mengagetkan, misalnya ketika memulai ternak dengan pengadaan awal 100
toples bibit semut, tiba-tiba setelah disimpan pada rak besok atau lusanya ada beberapa toples yang kosong,
misalnya 5 toples ditinggalkan oleh koloni semut, brarti jumlah toples koloni semut yg terisi pada rak tinggal 95
toplesan. Pertanyaannya apakah hal ini merupakan hal yang biasa-biasa saja ataukah seperti apa?
Ini adalah bagian tersulit karena pada dasarnya semut hidup berkoloni. Kalau Anda
mencampurkannya langsung sudah dipastikan nanti bisa saling berkelahi dan ujung-ujungnya
mati lagi.
Dalam hal ini Anda harus menyiapkan setidaknya rak dua tingkat.
Setelah itu, tinggal ambil bibit semut di alam dan masukkan semua koloni ke dalam
karung.
Sesampai di rumah, buka ikatan dan kebaskan bagian atas sambari menggulung bagian
atas supaya lebih pendek.Tujuannya agar nanti lebih mudah saat menumpahkan semutya.
Saat bagian atas karung diketuk dan semut mulai panik, tumpahkan semut ke bagian rak
atas.
Setelah itu, gedor lagi rak tempat Anda menumpahkan semut supaya semut lama juga
ikutan panik.
Cara ini sangat efektif untuk mengurangi perkelahian antar koloni. Misal Anda melihat
mereka berkelahi, cukup tiup saja sampai bubas. Atau boleh menggunakan semprotan.
Setelah itu, biarkan koloni ini bersatu selama satu hari, baru buka sarang kroto alami esok
harinya.
Ini berguna untuk menghasikan kroto berkualitas tinggi. Ingat, penambahan air gula bukan
dimaksudkan untuk memancing semut agar lekas bertelur.
Kualitas telur semut dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara lain:
Intensitas cahaya – buatlah lokasi pengembangbiakan yang mendekati gelap. Selain itu,
jauhkan pula lokasi usaha budidaya ternak kroto dari lalu lalang. Misal budidaya pakai
toples, setelah memberi makan, langsung saja tinggal. Jangan rubah-rubah posisi
toplesnya.
Suhu harusnya 34 C < Suhu> 28 C. Jika tidak memenuhi kriteria ini, ditakutkan semut
tidak akan bisa berkembang.
Sirkulasi udara harus bagus.
Kelembapan harus stabil. Bila terlalu kering, coba lakukan pengembunan di pagi hari dan
malam hari.
Tidak hanya lebah yang punya ratu, semut pun juga punya. Cirinya bisa dilihat dari bentuk badan
yang besar, bersayap dan sering berjalan sendiri. Ratu ini boleh dikarantina dan dipisahkan
dengan koloninya.
Jangan lupa berikan ratu beberapa teman semisal satu sendok agar tidak dibantai. Jika selama
satu bulan masih akrab, tambahkan lagi satu sendok. Kalau sudah sekitar 6 bulan, ratu ini mulai
bertelur.
Warnanya mirip mentega. Kalau Anda sudah bisa pintar merawat ratu, kemungkinan besar nanti
gampang untuk masalah lainnya.
Banyak orang mencari bibit semut rangrang dari alam. Nah, bila Anda mencarinya di Alam,
setidaknya ada 10 lebih sarang yang dikoleksi. Harapannya adalah pembentukan koloni sukses.
Ingat, tidak semua bibit ini bisa menghasilkan kroto.
Itulah sebabnya mengapa lebih banyak orang jual bibitnya dari pada krotonya. Karena lebih
mudah. Kecuali Anda membeli bibit 300 toples, kemungkinan besar Anda bisa panen
menghasilkan kroto di awal usaha budidaya ternak kroto.
Yang jelas, hal-hal dasar di atas tidak cukup. Ketahui juga tentang caltu, pejantan,jumlah
ratunya dan cara berkembangbiaknya. untuk sukses di bidang ini. Meskipun kesannya simple,
usaha budidaya ternak kroto memerlukan kesabaran tingkat tinggi.
Berikut Analisis usaha budidaya kroto yang yang dapat Anda pelajari
Asumsi
Selamat 60 hari pertama, kita akan fokus pada pembangbiakan koloni semut rangrang.
Dimulai dari 300 toples sarang semut akan bertambah menjadi 1100 toples. Ini dilakukan
bertujuan untuk produktivitas panen yang ideal setiap harinya.
Proses panen hanya dilakukan pada 800 toples, sedangkan sisanya 300 toples untuk
proses perkembangbiakan. Dengan begitu, jumlah koloni semut akan tetap bertahan dan
produksi Kroto akan terjaga.
Dalam kurun waktu 20 hari diperkirakan akan menghasilkan 0,25 ons Kroto. Dan
dibutuhkan 40 toples untuk mendapatkan 1 kg Kroto. Diharapkan Anda akan bisa
memanen 1 kg Kroto per harinya.
Diperkirakan masa panen setelah 6 bulan, Dikurangi masa untuk membuat koloni baru
selama 2 bulan maka, masa panen setelah bulan atau 120 hari waktu produktivitas panen.
Jadi diperkirakan akan panen sekitar 120 kg kroto.
Harga jual Kroto adalah Rp 150.000 – Rp 200.000 per kg.
Estimasi Pengeluaran
Biaya ini adalah untuk biaya awal usaha budidaya kroto pada awal bisnis, untuk selanjutnya
Anda hanya mengeluarkan biaya untuk pemberian pakan ternak yaitu Rp 250.000 rupiah.
Sementara untuk bibit Kroto, Anda sudah bisa menghasilkan sendiri.
Keuntungan ini didapat dari total penjualan dikurangi dengan biaya awal usaha budidaya Kroto
selama kurang lebih 120 hari. Berikut ini adalah perhitungan keuntungannya:
Kalau diperhatikan, pada enam bulan pertama memang hasilnya tidak begitu besar namun modal
Anda sudah tertutupi bahkan keuntungannya mencapai Rp. 11.550.000. Nah, di bulan-bulan
berikutnya Anda akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari usaha budidaya kroto ini.
Bila Anda bisa menjual 1 kg Kroto per hari atau sekitar Rp 200.000,- maka keuntungan Anda per
bulan adalah (Rp 250.000,- x 30 hari) – biaya pakan Rp 250.000 = Rp 5.750.000,-. Angka ini
tentunya bisa terus bertambah sesuai dengan jumlah konsumen Anda.