Anda di halaman 1dari 47

Makalah

RENDAHNYA PENCAPAIAN TARGET BALITA DITIMBANG YANG NAIK


BERAT BADANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANAH GARAM KOTA SOLOK TAHUN 2018

Oleh:

Riza Rigustia

1410070100111

Pembimbing:

dr. Mindasari

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS TANAH GARAM KOTA SOLOK
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rendahnya Pencapaian

Target Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanah Garam Kota Solok Tahun 2018”. Penulisan makalah ini diajukan dalam rangka

memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir Keterampilan Klinik Senior pada stase

Kesehatan Masyarakat I. Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima

kasih kepada dr.Mindasari yang telah memimbing dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih terdapat kekurangan dalam

penulisannya karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis berharap agar dapat diberikan masukan yang dapat membangun

kesempurnaan penulisan ini.

Solok, 23 Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ................................................................................................. 2

1.4 Ruang Lingkup ...................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas ............................................................................................. 4

2.2 Manajemen Puskesmas ......................................................................... 6

2.2.1 Perencanaan ................................................................................... 6

2.2.2 Pengorganisasian ........................................................................... 7

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan ....................................................... 8

2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian ...................................................... 9

2.3 Penimbangan dan Status Gizi pada Balita ............................................ 9

2.3.1 Definisi Penimbangan ................................................................... 9

2.3.2 Tujuan Penimbangan ..................................................................... 10

2.3.4 Faktor-faktor Pengetahuan Ibu terhadap Penimbangan ................ 11

BAB III. HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Puskesmas Tanah Garam ..................................................... 15

3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat ............ 22

3.3 Hasil Kegiatan Puskesmas .................................................................... 34

3.4 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat ..................................... 34

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah ............................................ 38

iii
4.2 Plan of Action ....................................................................................... 39

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 41

5.2 Saran ...................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah peningkatan angka kematian
balita. Masalah ini disebabkan oleh kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Keadaan gizi balita
akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan harapan hidup yang merupakan salah satu unsur
utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara atau yang sering disebut dengan
istilah Human Development Index (HDI) ( Liansyah, 2015).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia menunjukkan
peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013. Prevalensi gizi kurang
muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai dengan usia 2 (dua) tahun yang berarti
masalah gizi berat-kurang di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
mendekati prevalensi tinggi.
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia, cakupan penimbangan Balita dari tahun
2010 – 2013 cenderung meningkat dari 67.87% hingga 80.3%, meskipun sudah mencapai
target Renstra 2010-2013, namun pada tahun 2014 target Renstra sebesar 85% tidak tercapai
(Kementerian Kesehatan RI; 2015).
Beberapa literatur mengungkapkan, bahwa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan bahan
makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi makan yang benar
sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan keluarga, faktor kepadatan
penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi (Kartasapoetra &Marsetyo, 2002).
Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan perilakunya
dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dalam pemberian makanan pada anak antara
lain meliputi kualitas makanan, kuantitas makanan, saat dan jadwal pemberian makanan
serta cara memberikan makanan, termasuk didalamnya membujuk anak untuk makan.
Kekurangan gizi pada anak balita sejak lahir hingga 3 tahun akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas sel otaknya. Gizi kurang pada usia dibawah 2 tahun akan menyebabkan sel
otak berkurang 15 –20 %, sehingga anak yang demikian, kelak kemudian hari akan menjadi
manusia dengan kualitas otak 80– 85 %, dan apabila nantinya harus bersaing dengan anak
lain yang berkualitas otak 100 % akan menemui banyak hambatan (Dinkes Jatim, 2005).
Upaya untuk menanggulangi masalah gizi kurang pada Balita antara lain
melalui pemantauan pertumbuhan yang diselenggarakan di Posyandu. Cakupan

1
penimbangan Balita di Posyandu dilihat dari indikator D/S yang merupakan indikator
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada Balita dan cakupan pelayanan kesehatan
dasar (Kementerian Kesehatan RI; 2015). Penimbangan Balita di Posyandu merupakan
dasar strategi pemberdayaan masyarakat yang telah dikembangkan sejak dulu, dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan anak secara teratur setiap bulan dan dicatat dalam Kartu
Menuju Sehat (KMS) yang berfungsi sebagai instrumen penilaian pertumbuhan anak
(Kementerian Kesehatan RI; 2015).
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tentang program atau upaya kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tanah Garam Kota Solok.

b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam.
 Untuk mengetahui penyebab utama rendahnya pencapaian target balita
ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam
Kota Solok pada tahun 2018.
 Untuk mengetahui masalah-masalah yang mempengaruhi rendahnya pencapaian
target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam Kota Solok pada tahun 2018.
 Menemukan upaya pemecahan masalah dan alternatif pemecahan masalah agar
angka cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam dapat mencapai target yang ditetapkan Puskesmas
Tanah Garam.
 Menyusun Plan of Action dalam upaya peningkatan pencapaian target balita
ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam Kota Solok.

1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis

2
Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan yang
ditemui di Puskesmas Tanah Garam.
b. Bagi Puskesmas Tanah Garam
Plan of Action diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak
Puskesmas dalam melaksanakan upaya peningkatan pencapaian target balita
ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
mahasiswa yang akan mengevaluasi program yang sama.

1.4 Ruang lingkup


Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai gambaran penyebab
terjadinya rendahnya pencapaian target balita ditimbang yang naik berat badannya di
wilayah Puskesmas Tanah Garam tahun 2018.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas merupakan
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas menyelenggarakan fungsi:

4
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja
sama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.

5
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.

2.2 Manajemen Puskesmas


Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan
keputusan manejerial.
2.2.1 Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap
pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi terpenting
dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap
semua pekerjaan yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
b. Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu
sebagai berikut :
a. Analisa situasi
b. Mangidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

2.2.2 Pengorganisasian
6
a. Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi
b. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf
organisasi
c) Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang
kepada staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
c. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan


a) Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program
(ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan program (yang
dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Fungsi manajemen ini lebih menekankan

7
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan
yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
b) Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan yaitu
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.

2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian


a. Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan. Melalui
fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang dituangkan
dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan
hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan dan
penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan harus dapat dideteksi
secara dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan
pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan
tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan.
b. Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
1) Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama
di masa lalu.
2) Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas
yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat
profesionalisme staf.
c. Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat, organisasi yang
akan memperoleh manfaatnya yaitu :

8
 Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya sudah
digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan
dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
 Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan
tugas-tugasnya
 Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan
dan telah dimanfaatkan secara efisien
 Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
 Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.
d. Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada
sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya.
Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk
memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi
perencanaan.

2.3 Penimbangan dan status gizi pada balita


2.3.1 Defenisi Penimbangan
Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikkan gizi
yang menitik beratkan pada pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak.
Penimbangan terhadap bayi dan balita yang merupakan upaya masyarakat memantau
pertumbuhan dan perkembangannya. Partisipasi masyarakat dalam penimbangan
tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan
jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
penimbangan, maka semakin banyak pula data yang dapat menggambarkan status gizi
balita.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian partisipasi
masyarakat dalam penimbangan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor ekonomi dan sosial budaya. Dari data
yang ada menggambarkan bahwa pedesaan dan perkotaan tidak memperlihatkan

9
perbedaan yang menyolok dalam partisipasi masyarakat tetapi yang sangat
berpengaruh adalah faktor ekonomi dan sosial budaya.
Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682g/bulan. Berat badan lahir
bayi meningkat 2 kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata bayi usia 6 bulan
adalah 7,3 kg. Antara usia 6 dan 12 bulan berat badan bayi bertambah 341g/bulan.
Berat badan rata-rata bayi usia 12 bulan adalah 9,8 kg. (Pediatri, 2002).
Balita termasuk salah satu kelompok rentan gizi dengan rentang umur 1-5
tahun, karena pada kelompok umur ini menunjukkan pertumbuhan pesat dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Penimbangan balita berguna
untuk memantau pertumbuhan sehingga dapat diketahui jika ada gangguan
pertumbuhan secara dini. Penimbangan berat badan anak balita berguna untuk
memantau keadaan kesehatan dan gizi melalui pertumbuhan atas dasar kenaikan berat
badan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010).

2.3.2. Tujuan Penimbangan


Mengukur berat badan bayi/balita saat lahir (setelah suhu tubuh bayi stabil,
kecuali kalau bayi memerlukan pengobatan) atau pada saat bayi masuk rumah sakit
adalah untuk :
Mengidentifikasikan dan mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan
berat lahir rendah
Menghitung dosis dan jumlah cairan, bila diperlukan
Balita Yang Naik Berat Badannya
Persentase Balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan jumlah Balita
yang ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan dalam memberikan penyuluhan gizi
kepada masyarakat di desanya, sehingga orang tua dapat memberikan makanan yang
cukup gizi kepada anaknya. Anak sehat bertambah umur akan bertambah berat badannya
dan persentase Balita yang naik timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan
balita di wilayah kerja. Beberapa hal yang mungkin mempengaruhi tingkat pencapaian
Balita yang naik timbangannya antara lain pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi
Balita, penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat keluarga.
Balita Bawah Garis Merah (BGM)
BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat badan Balita berada
di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak semua BGM dapat
menggambarkan gizi buruk pada Balita, hal ini masih harus dilihat tinggi badannya, jika

10
tinggi badan sesuai umur maka keadaan ini merupakan titik waspada bagi orang tua
untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi, namun jika Balita ternyata pendek maka
belum tentu anak tersebut berstatus gizi buruk.Target yang harus dicapai secara nasional
untuk BGM adalah 5% atau lebih rendah. Jika dilihat kaitan antara data partisipasi
masyarakat dengan balita yang naik timbangannya, maka dapat dilihat bahwa di
kabupaten/kota dengan pencapaian partisipasi masyarakat yang tinggi diikuti dengan
tingginya tingkat balita yang naik berat badannya. Dari data tahun 2007 didapat
informasi bahwa kabupaten dengan partisipasi masyarakat yang cukup tinggi sebagian
besar diikuti oleh tingginya balita yang naik timbangannya. Berbeda dengan kaitan
antara balita yang naik timbangannya dengan BGM, tidak selalu peningkatan persentase
Balita yang naik timbangannya diikuti oleh penurunan persentase BGM, jadi dapat
dikatakan bahwa tidak semua daerah yang berhasil membuat Balitanya sehat
namun belum tentu berhasil menurunkan kasus BGM.

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Terhadap Pentingnya


Penimbangan Berat Badan Bayi/Balita Secara Rutin.
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat
pendidikan yang tinggi maka mereka dengan mudah mendapatkan solusi tentang
kesehatan mereka, dibandingkan dengan seorang wanita yang pendidikannya sangat
rendah. Pendidikan adalah upaya atau pembelajaran kepada masyarakat atau
melakukan tindakan praktek untuk memelihara mengatasi masalah-masalah, dan
meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007)
Pada pertengahan tahun 2007 masih banyak penduduk Indonesia yang masih
buta huruf dan sekolah dasar, sedangkan pada tahun 2006 penduduk usia lebih dari
10 tahun yang berpendidikan kondisi ini menunjukkan tentang taraf pendidikan
perempuan belum setara dikarenakan terbentuk dari masyarakat. Tingkat pendidikan
turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Sebagian besar ibu tingkat pendidikan
tertinggi adalah SLTA, yaitu sebesar 55,3%. Pendidikan yang baik belum tentu
menjamin bahwa ibu balita mengerti tentang penimbangan (Hary, 1996).
Segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang

11
menumbuhkan sikap yang lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan atau ide-ide
baru. Pendidikan ibu juga akan mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap pentingnya
penimbangan dalam pertumbuhan bayi/balita. (Notoatmodjo, 2007)
b.Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya. Umur
adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan umur perkembangan bayi yaitu :
1. 0-12 bulan
2. 1-3 tahun
3. 3-5 tahun
Jika pendidikan yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mandiri dan
meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya (Widyastuti, 2006). Sedangkan
pendapat Abu Ahmadi mengatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur tertentu kemampuan untuk menerima atau mengingat sesuatu pengetahuan
akan berkurang (Ahmadi, 2001). Lamannya hidup dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan. Jika dihubungkan dengan pengetahuan ibu dengan bertambahnya umur
ibu, maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Dalam kaitannya dengan asupan gizi dalam
pertumbuhan balita, maka dengan semakin bertambahnya umur, akan semakin
banyak pengalaman (Notoatmodjo, 2007).

c. Pekerjaaan
Merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari segi pekerjaan, mengemukakan bahwa pekerjaan/pendapatan keluarga
akan menunjang perkembangan anak karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. Pekerjaan yang ditekuni
seorang ibu memiliki hubungan mendatangkan pengetahuan tentang suatu hal baru
baik yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri maupun mengenai hal-hal yang
lain. (Notoatmodjo, 2007)

12
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak,
Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang sekunder (Soetjininsih, 1998)
Pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak
yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian anak,
juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahanpun tidak terpenuhi
oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan. Hal tersebut mempengaruhi
kurangnya asupan makanan yang mengandung gizi tinggi untuk diberikan kepada
balita sebesar 68,08% asupan makanan yang diberikan tergolong kurang.
d. Paritas
Paritas mempunyai hubungan yang erat dengan pengetahuan dan
pengalaman seorang wanita dalam menjalankan proses kehamilan, karena kehamilan
merupakan proses alami dan normal, seorang wanita akan mengalami sekali, duakali,
bahkan berkali-kali dalam kehidupannya, setiap ibu mempunyai pengalaman yang
berbeda-beda. Pada seorang wanita yang pernah melakukan penimbangan berat
badan bayi/balita, maka lebih baik dari pada ibu yang jarang melakukan
penimbangan berat badan bayi/balita (Arikunto, 2007).
Laju kelahiran yang tinggi berkaitan dengan kejadian kurang gizi, karena
jumlah pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup untuk
keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut. Akan tetapi tidak cukup
untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut. Pada survey
didapatkan 1 keluarga yang memiliki 1 balita dan jarak usianya dengan anak
sebelumnya 10 tahun sebesar 95,7%. Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa jumlah
balita dan jarak usia dengan anak sebelumnya tidak berpengaruh terhadap rendahnya
angka keberhasilan penimbangan (Suhardjo, 2003).
e. Sumber Informasi
Sumber informasi mempengaruhi baik dari orang atau media informasi.
Informasi dari orang yaitu dari keluarga, teman. Adapun dari tenaga kesehatan yaitu
mendapatkan penyuluhan tentang gizi dari kader posyandu sebesar 68,1% . Hampir
sebagian besar ibu balita tingkat pengetahuan tentang posyandu baik yaitu 89,36%.
Hal ini menunjukkan ibu balita mengerti manfaat penimbangan berat badan pada
bayi/balita secara rutin (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan Widyastuti mengatakan
bahwa dengan kemajuan teknologi maka semakin mudah para ibu hamil mendapat
informasi tentang kesehatan. Jika ibu hamil hanya mendapat informasi dari orang

13
tua itu sangat kurang karena pengetahuan selalu berkembang sehingga ibu hamil sulit
memahaminya (Widyastuti, 2006).
Sumber adalah semua bentuk informasi yang dapat maningkatkan
pengetahuan ibu. Sumber informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas
kesehatan maupun media massa. Pada umumnya cara yang dilakukan oleh petugas
kesehatan adalah melakukan sosialisasi tentang pemakaian produk-produk baru
kesehatan. Sedangkan sumber informasi melalui media cetak, sumber informasi
kesehatan yang tepat mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan
pengetahuan individu atau seseorang untuk menerapkan informasi yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007)

BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Puskesmas Tanah Garam


3.1.1 Profil Puskesmas Tanah Garam

Puskesmas Tanah Garam merupakan salah stau Puskesmas yang ada di Kota Solok.
Berdiri tahun 1975, dengan luas tanah 1010 m2 dan luas bangunan 1.227 m2. Pada awalnya
merupakan Puskesmas rawat jalan dan mulai April 2002 menjadi Puskesmas rawat inap

14
dengan 12 tempat tidur. Puskesmas Tanah Garam terletak di Kecamatan Lubuk Sikarah
tepatnya di Kelurahan VI Suku Kota Solok. Luas wilayah kerjanya 28,6 km terdiri dari 3
kelurahan yaitu kelurahan tanah garam, kelurahan VI suku dan Kelurahan Sinapa Piliang.
Topografi Kota Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan dan
sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1OC sampai 28,9OC. Dilihat dari jenis
tanah 21,76 tanah di kota Solok merupakan tanah garam dan sisanya 78,24 % berupa tanah
kering.
Batas wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam yaitu sebelah utara berbatas dengan
Kelurahan IX Korong dan Kabupaten Solok, sebelah selatan berbatas dengan Kabupaten
Solok, sebelah timur berbatas dengan Kecamatan Tanjung Harapan dan sebelah barat
berbatas dengan Padang.
Puskesmas Tanah Garam berpenduduk 22.230 jiwa dengan jumlah penduduk
perkelurahan yaitu tanah garam 13.868 jiwa, kelurahan VI Suku 6.718 jiwa, kelurahan
Sinapa Piliang 1.644 jiwa.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68 %, SMA 33,64 %, SMP
18,94 % dan tamat SD/MI 15,78 %. Masih ada 16,68 % penduduk tidak atau belum tamat
SD. Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa, Batak, tetapi yang
lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di Kota Solok masih ada
seperti acara tolak bala, adat dalam kematian dan upacara adat kematian Solok.

3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

15
Gambar 3.1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam

3.1.3 Visi dan Misi

1) Visi Puskesmas Tanah Garam


Terwujudnya Puskesmas Tanah Garam yang informatif dengan pelayanan pada
masyarakat secara profesional dan bermutu dibidang pelayanan kesehatan dasar dalam
rangka menuju Puskesmas terbaik di Indonesia tahun 2020.

2) Misi Puskesmas Tanah Garam


a. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang bermutu bagi
perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan masyarakat (Public
Goods).
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses layanan kesehatan dasar di
Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan.Memastikan akurasi
data pasien dan pelanggan melalui sistem pendokumentasian yang divalidasi
dan abdating data.
c. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang berinovasi.
d. Menyosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan kepuasan
pelanggan.
e. Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber daya organisasi.
f. Merencanakan dan melaksanakan setiap program dengan bersumber pada
evidence base (data berdasarkan fakta).
3.1.4 Sarana dan Prasarana
a) Fasilitas Puskesmas
1) Gedung Puskesmas
Satu buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di Keluraham VI
Suku, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok
2) Puskesmas Pembantu

16
a. Pustu Payo

b. Pustu Bandar Pandung

c. Pustu Gurun Bagan

d. Pustu Sawah Piai

e. Pustu Bancah

3) Pos Kesehatan Kelurahan

a. Poskeskel Tanah Garam

b. Poskeskel Gurun Bagan

c. Poskeskel Sinapa Piliang

4) Sarana Transportasi

a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 Unit

b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 21 Unit

Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
No Jenis Sarana Jumlah

1. Puskesmas Induk 1 Unit

2. Puskesmas Pembantu 5 Unit

3. Poskeskel 3 Unit

4. Posyandu Balita 25 Unit

5. Posyandu Lansia 12 Unit

6. Kendaraan Dinas Roda 4 2 Unit

17
7. Kendaraan Dinas Roda 2 21 Unit

Sumber : Profil Puskesmas Tanah Garam 2018

3.1.5 Ketenaga Kerjaan Puskesmas Tanah garam


a) Tenaga kerja di Puskesmas Tanah Garam
Tabel 3.2 Tenaga yang ada di Puskesmas Tanah Garam Tahun 2018
Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
No

1 S2 Kesehatan 1 PNS

2 Dokter Spesialis 1 PNS

3 Apoteker 1 PNS

4 Dokter Umum 6 PNS

5 Dokter Gigi 1 PNS

6 S1 Keperawatan 9 PNS

7 S1 Kesehatan Masyarakat 6 PNS

8 DIV Kebidanan 4 PNS

9 D-III Farmasi 4 PNS

10 D-III Fisio Teraphy 3 PNS+Kontrak+Sukarela

11 D-III Gizi 4 PNS+Kontrak

12 D-III Perawat Gigi 1 PNS

18
13 D-III Perawat 34 PNS+Kontrak+Sukarela

PNS+Kontrak+Sukarela
14 D-III Kebidanan 33 +Bidan PTT

15 D-III Labor 1 PNS

16 D-III Kesling 2 PNS

17 D-III Refraksi 1 PNS

18 D-III Rekam Medik 1 PNS

19 D-III Atem 2 PNS

20 D1 Kebidanan 1 PNS

21 Perawat SPK 2 PNS

22 Perawat Gigi 1 PNS

23 SMF 1 PNS

24 Staf/SMEA/SMA 4 PNS+Sukarela

25 Sopir 4 Kontrak

26 Petugas Jaga Malam 5 Kontrak

27 Boga 2 PNS+ Sukarela

19
28 Kebersihan 5 PNS+ Kontrak

29 S1 Akuntansi/Manajemen 1 Sukarela

30 S1 Komputer 1 Sukarela

Jumlah total 143

b) Sarana Pendukung di Luar Puskesmas


1) Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam adalah 13 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 TPA,5 Taman
Kanak-kanak (TK), 2 Sekolah Luar Biasa (SLB), 13 Sekolah Dasar (SD), 3
Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1
Perguruan Tinggi.

2) Sarana Kesehatan
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam

No JENIS SARANA JUMLAH

1 Poliklinik Swasta 1

20
2 Bidan Praktek Swasta 10

3 Dokter Praktek Swasta 3

4 Apotek 1

c) Sasaran

a. Data Kependudukan

Jumlah Penduduk : 22.230 orang


Jumlah Bayi : 465 orang
Jumlah Baduta : 1.383 orang
Jumlah Anak Balita : 1.811 orang
Jumlah Bayi 0-6 bulan : 227 orang
Jumlah Bayi 6-11 bulan : 238 orang
Jumlah Balita : 2.295 orang
Jumlah APRAS : 514 orang
Jumlah Anak SD : 2.551 orang
Jumlah Bumil : 516 orang
Jumlah Bulin : 501 orang
Jumlah Bufas : 501 orang
b. Peran Serta Masyarakat

Jumlah Posyandu : 25 buah

Jumlah Kader Posyandu : 109 orang


Jumlah TOGA : 3 kelurahan
Jumlah Posyandu Lansia : 10 buah
Jumlah Posbindu
Sekolah : 1 buah
Kantor : 1 buah
Masyarakat : 9 orang

21
3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Tanah Garam
3.2.1 Program Esensial
1) Promosi kesehatan
Kegiatan :
1. Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas Tanah Garam.
2. Promosi kesehatan di luar gedung, berupa :
a. Usaha Kesehatan Sekolah
- Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
- Pembinaan sekolah sehat
- Pelatihan dokter kecil/kader kesehatan/PKPR
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan
tanpa rokok)
c. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
d. Penyuluhan Posyandu
e. Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
f. Saka Bakti Husada

Tabel 3.4 : Hasil Kegiatan Penyuluhan Promosi Kesehatan Bulan


Januari- Desember Tahun 2018
No. Kegiatan Pencapaian Target
Januari-
Desember
2018
1 Penyuluhan di dalam gedung 2 kali -

22
2 UKS :
- Pembinaan UKS serta pelatihan dokter 6 kali -
kecil
- Skrining siswa baru masuk (93,22%) 100%
1 kali dalam
setahun
3 Penyuluhan di Posyandu 8 kali -
4 Penyuluhan keliling 2 kali -
5 Penyuluhan di kantor camat lubuk sikarah - -

2) Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) :
SD, SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan
Salon/pangkas rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan
(TPM) :
g. Rumah makan/ampere
h. Makanan jajanan
i. Penyuluhan kesehatan di sekolah
j. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.

Hasil kegiatan :
Tabel 3.5 Hasil kegiatan kesling bulan Januari – Desember 2018

23
No Program Pencapaian Target 2018
(%)
1 Akses air bersih 96,26% 94%
2 Sarana air minum
yang dilakukan 41,88% 68%
pengawasan

3 Akses terhadap
fasilitas sanitasi
87,7% 88%
yang layak
(jamban sehat)
4 Rumah sehat 78,09% 89%

5 Tempat-tempat
umum (TTU) yang
100% 60%
memenuhi syarat
kesehatan
6 Tempat
pengelolaan
makanan (TPM) 75,26% 65%
yang memenuhi
syarat kesehatan

3) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB


Kegiatan yang dilakukan :
1. Program Kesehatan Ibu
a. Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan ANC
c. Kunjungan Bumil Resti
d. Kunjungan Nifas
e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkualitas
f. Otopsi verbal
g. Pembinaan BPJS
h. Pembinaan GSI
2. Kegiatan Program Kesehatan Anak

24
a. DDTk
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
3. Kegiatan Keluarga Berencana (KB)
a. Pelayanan dan konseling
b. Penanganan komplikasi ringan

Tabel 3.6 Hasil Kegiatan Program KIA Januari - Desember 2018

Target
Pencapaian
No Program Kegiatan 2018
(%)
(%)
1 Ibu K1 97,29% 100%
K4 85,3% 95%
Persalinan oleh tenaga
90,1% 90%
kesehatan
Kunjungan Nifas 86,43% 90%
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh tenaga 87,38% 100%
kesehatan
Ibu hamil komplikasi
44,7% 88%
yang ditangani
Kematian ibu hamil atau
- -
bersalin atau nifas
2 Anak Jumlah KN 1 89,14% 84%
Jumlah KN Lengkap 69,7% 84%
DDTK 4 kali/tahun 50,3% 90%
DDTK 2 kali/tahun 47,7% 85%
Jumlah kematian neonatus - -
Jumlah kematian bayi - -
Jumlah kematian balita - - -

Tabel 3.7 Hasil Kegiatan PUS KB Januari – Desember 2018

25
Target
No Kegiatan Pencapaian
(%)
1 Jumlah PUS 4024 -
2 Peserta KB Baru 8,6% -
3 Peserta KB Aktif 73,1% 73%
4 DO 1,1% -
5 KB paska salin 20,9% -
6 PUS Gakin 1053 -
7 KB aktif gakin 100% -

4) Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan yang dilakukan :
a. Penimbangan masal dan pemberian vitamin A (bulan Februari
dan Agustus)
b. Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
c. Pengukuran status gizi siswa SLTP dan SLTA
d. Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat PMT-AS
e. Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk serta Bumil
KEK
f. Pemantauan Posyandu
g. Pemberian PMT pemulihan
h. TFC
i. Pengambilan sampel garam RT untuk survei GAKI
j. Kelas gizi
k. Pemberian vitamin A
l. Pemberian tablet Fe
m. Pemantauan pertumbuhan balita

Tabel 3.8 Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Bulan Januari – Desember


Tahun 2018
No Indikator Kinerja Pencapaian Target tahun
2018

26
1 Kasus balita gizi buruk 100 100%
yang mendapat
perawatan
2 Balita yang ditimbang 69,6 87%
berat badannya ( D/S )
3 Bayi usia < 6 bln 93,9 44%
mendapat ASI ekslusif
4 Rumah tangga 100 94%
mengonsumsi garam
beryodium
5 Balita 6-59 bln 86,02 88%
mendapat kapsul vit A
6 Ibu hamil dapat TTD 85,2 95%
minimal 90 tablet
selama hamil
7 Bumil KEK yang 76,4 65%
mendapat makanan
tambahan
8 Balita kurus mendapat 57,3 85%
makanan tambahan
9 Remaja puteri mendapat 58,2 25%
TTD
10 Ibu nifas dapat kapsul 90,6 82%
Vit A
11 Bayi yang baru lahir 68,9 47%
mendapat IMD
12 Bayi dengan berat 5,1 6,5%
badan lahir rendah
(berat badan < 2500
garm)
13 Balita mempunyai buku 81,9 100%
KIA/KMS

27
14 Balita ditimbang yang 76,2 87%
naik berat badannya
15 Balita ditimbang yang 22,8 6%
tidak naik berat
badannya (T)
16 Balita ditimbang yg 2,2 2%
tidak naik berat
badannya dua kali
berturut2 (2T)
17 Balita di bawah garis 0,04 0,5%
merah (BGM)
18 Ibu hamil anemia 15,5 20%

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Kegiatan yang dilakukan :
Tabel 3.9 Program P2M

No Program Kegiatan

1 Imunisasi a. Pelayanan imunisasi


b. BIAS
c. TT WUS
d. Sweeping
e. Pelacakan KIPI

2 P2M a. Sosialisasi P2PM dan Surveilans


b. Survey dan pemetaan wilayah TB
c. Penyegaran kader TB
d. Penyuluhan HIV/AIDS, IMS dan
TB untuk pemuda
e. PTM
f. Posbindu

3 TB a. Pelacakan kasus kontak

28
b. PMO

4 Rabies Pelacakan kasus

5 DBD a. Sosialisasi DBD


b. Pemantauan jentik
c. PE

6 Pneumonia Penemuan dan penanganan kasus

7 Kusta Penemuan dan penanganan kasus

8 HIV/AIDS dan Penjaringan


IMS

Hasil kegiatan:

Tabel 3.10 Hasil Kegiatan P2M Januari- Desember 2018


No Program Kegiatan Pencapaian Target

29
Suspek : 119 Suspek : 1026
orang orang
Penemuan kasus BTA (+)
CNR : 15 CNR : 102
orang orang

Angka bebas jentik (ABJ) 88,1% 85%

Pneumonia balita 8 orang 213 orang

Pengobatan diare 346 orang 530 orang

Tersangka campak - -

Malaria - -

Difteri - -

P2M Tetanus neonates - -

24 orang
100%
Penanganan kasus DBD (100%)

Penemuan kasus kusta - -

Penemuan kasus ISPA 1363 orang 560 orang

Rabies : kasus gigitan - -

Pemberian VAR/SAR - -

IVA : diperiksa hasil (+) 46 orang 517

HIV/AIDS : kunjungan 161 100%

AFP - -

HIV (+) 0 100%

6) Program Imunisasi
Kegiatan:
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS

30
3) TT WUS
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI

Tabel 3.11 Hasil kegiatan imunisasi Januari- Desember tahun 2018


No Program Kegiatan Pencapaian Target 2018 (%)

Imunisasi lengkap 93% 93%

HB 0 99,3% 95%

BCG 99,0% 95%

Polio 1 99,0% 95%

DPT + HB + HiB 1 92,8% 95%

Polio 2 99,7% 93%

DPT + Hb + HiB 2 91,3% 93%


Imunisasi Polio 3 99,3% 93%

DPT + HB + HiB 3 89,0% 93%

Polio 4 99,3% 93%

MR 85,1% 93%

IPV 82,0% 95%

MR (booster) 31,3% 45%

DPT + HB + HiB 45%


35,5%
(booster)

7) Program TB
Kegiatan :
- Penjaringan
- Pengobatan

31
Program :
1. didalam gedung
- Poli TB
 Pasien rujukan dari poli lain (rujukan interna)
Seperti dari poli umum dan poli anak
Suspek  lakukan pemeriksaan sputum
 Rujukan dari rumah sakit (rujukan eksterna)
Atau disebut TB 09 atau TB pindahan
2. di luar gedung
- melakukan penyuluhan dan deteksi dini terhadap suspek TB dengan
melakukan pemeriksaan sputum
Kegiatan dilakukan di :
- Posyandu balita
- Posyandu lansia
- Posbindu
- Skrinning disekolah

Data target dan pencapaian kegiatan program TB diwilayah kerja


Puskesmas Tanah Garam tahun 2018.

Tabel 3.12 Data sasaran kegiatan TB


JUMLAH PENDUDUK TARGET TARGET PERKIRAAN TARGET

NO KELURAHAN TB
L P JUMLAH SUSPEK CNR TB ANAK
ANAK

1 Tanah Garam 6,895 6,973 13,868 865 87 10 5

2 VI Suku 3,380 3,338 6,718 419 42 5 2

3 Sinapa Piliang 896 794 1,690 105 11 1 1

Total 11,171 11,105 38,453 1390 139 16 8

Tabel 3.13 Data sasaran kegiatan TB Triwulan 1

No Kelurahan TRIWULAN I

32
BTA
TARGET TARGET JUMLAH BTA (-)
KAMBUH EP ANAK
+ FR
SUSPEK CNR SUSPEK (+)
Tanah
1 348 9 30 3 - 1 1 2
Garam
2 VI Suku 77 8 23 2 1 0 0 0
Sinapa
3 18 2 9 1 0 0 0 0
Piliang
Total 256 26 76 5 1 0 1 2

3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)


Upaya pengembangan yang dilakukan di Puskesmas Tanah Garam adalah sebagai
berikut.

Tabel 3.16 Program Pengembangan di Puskesmas Tanah Garam


1 Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
2 Kesehatan Indra Mata dan Telinga
a. Penemuan dan penanganan kasus
b. Rujukan
3 PKPR
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan dan konsultasi remaja
c. Penyuluhan dan konsultasi ke sekolah
4 Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan kesehatan lansia
e. Deteksi dini kesehatan lansia
5 Perkesmas
a. Asuhan keperawatan pada keluarga
b. Kunjungan rumah KK resti tinggi

33
6 Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Dalam gedung
- Pelayanan kedaruratan gigi
- Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
- Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
- UKGS
- UKGM

3.3 Hasil Kegiatan Puskesmas

Kegiatan kepaniteraan klinik senior kedokteran Baiturrahmah dilakukan selama 5


minggu di beberapa puskesmas, salah satunya puskesmas Tanah Garam Kota Solok.
Kegiatan dari puskesmas ini di mulai dengan adanya pengarahan dari dinas kesehatan berupa
materi terkait program-program yang menjelaskan tentang kegiatan puskesmas.
Kepaniteraan klinik senior melakukan kegiatan di dalam gedung berupa pembelajaran
mengenai program-program yang ada di Puskesmas Tanah Garam. Mahasiswa yang
berjumlah 4 orang dijadikan 1 kelompok. Setiap hari ke 4 orang ini mempelajari tentang
program-program yang ada dimasing-masing poli dan juga melakukan kegiatan diluar
gedung diantaranya seperti posyandu balita dan lansia, posbindu, penyuluhan dan kelas ibu
hamil.

3.4 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat


3.4.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan di Puskesmas
Tanah Garam tahun 2018 dan wawancara dengan penanggung jawab program di Puskesmas.
Beberapa masalah di Puskemas Tanah Garam yang ditemui antara lain :

34
a. Rendahnya pencapaian target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah
kerja Puskesmas Tanah Garam
b. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan jamban sehat
c. Rendahnya pencapaian booster imunisasi Pentavalen di Puskesmas Tanah Garam
d. Rendahnya penemuan kasus suspek dan penderita tb di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam
e. Rendahnya ketersediaan air layak minum di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.

3.4.2 Penetapan Prioritas Masalah


Beberapa masalah yang ditemukan di puskesmas tanah garam harus ditentukan
prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.Upaya yang
dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah menggunakan teknik scoring
sebagai berikut :
a. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
b. Seriousness ( tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
c. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

Tabel 3.17 Penetapan Prioritas Masalah

35
Urgensi Seriousness Growth
Masalah Total Prioritas
(U) (S) (G)
Rendahnya pencapaian 5 5 5 125 P1
target balita ditimbang
yang tidak naik berat
badannya di wilayah
kerja Puskesmas Tanah
Garam
Rendahnya ketersediaan 5 5 4 100 P2
air layak minum di
wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam
Rendahnya kesadaran 5 4 4 80 P3
masyarakat dalam
penggunaan jamban sehat

Rendahnya pencapaian 4 4 4 64 P4
booster imunisasi
Pentavalen di Puskesmas
Tanah Garam

Rendahnya penemuan 4 4 3 48 P5
kasus suspek dan
penderita TB di wilayah
kerja Puskesmas Tanah
Garam

3.4.3 Penilaian Prioritas Masalah Di Puskesmas Tanah Garam


Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih 5 masalah
yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG. Penilaian 5 masalah prioritas
tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan
pemegang program dan pimpinan puskesmas, serta observasi langsung ke lapangan.

36
Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi
juga dilihat dari urgensi, seriousness dan growt.

Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa


( Fishbone) Rendahnya Pencapaian Target Balita Ditimbang yang Naik
Berat Badannya di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
Tahun 2018
37
MANUSIA METODE

Pemberian
Kurangnya ASI Eksklusif
asupan zat gizi yang kurang
Kurangnya tepat
pemahaman ibu
balita terhadap
Kurangnya
gizi seimbang
pemahaman ibu balita
pada balita
dalam memberikan Rendahnya
MP-ASI balita ditimbang
yang naik berat
badannya di
Kurangnya
Lokasi Puskesmas
pemanfaatan
yang jauh Tanah Garam
media
informasi
tentang gizi Kurangnya Terjangkit
dana infeksi/sakit
Kurangnya
kebersihan rumah
dan sekitarnya

SARANA DANA LINGKUNGAN

BAB IV
PEMBAHASAN

38
Dari hasil penyebab masalah didapatkan sebagai penyebab rendahnya pencapaian
target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja puskesmas tanah garam.
Dari penemuan tersebut, penulis dapat merancang penetapan alternatif pemecahan masalah
untuk meningkatkan angka pencapaian target.

4.1 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel. 4.1 Pemecahan masalah

No Variabel Penyebab

Faktor Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan

Penyebab Masalah

1. Manusia  Kurangnya pemahaman ibu  Memberikan


balita dalam memberikan MP- informasi/penyuluhan
ASI tentang pemberian MP-ASI
 Kurangnya pemahaman ibu yang tepat dalam
balita terhadap gizi seimbang menaikkan berat badan
pada balita balita
 Memberikan
informasi/penyuluhan
tentang gizi seimbang pada
balita

2 Metode  Kurangnya asupan zat gizi pada  Mengadakan penyuluhan


balita dengan menggunakan
 Pemberian ASI eksklusif yang sarana audiovisual dalam
kurang penyuluhan-penyuluhan
tentang gizi balita
 Melakukan demo masak
sehat dalam pemberian MP-
ASI berbasis makanan lokal

39
3. Sarana  Kurangnya pemanfaatan media  Penyebaran dan
informasi seperti papan penempelan pamflet dan
informasi, poster, pamflet, dan poster mengenai gizi balita
leaflet tentang gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam

4. Dana  Kurangnya dana  Memaksimalkan


penggunaan sumber dana
Puskesmas yang ada
5 Lingkungan  Terjangkit infeksi/sakit  Memberikan penyuluhan
 Kurangnya kebersihan rumah tentang gizi dan gunanya
dan sekitarnya meningkatkan gizi balita

4.2 Plan of Action


Berdasarkan alternatif pemecahan masalah diatas, penulis membuat beberapa
perencanaan kegiatan untuk meningkatkan pencapaian target balita ditimbang yang naik
berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.

Table 4.2 Rencana Kegiatan


N Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume Pelaksana
O Kegiata an
n
1 Memberikan Meningkatkan Semua Puskesm Sekali Petugas
penyuluhan pengetahuan warga as sebulan promosi
kepada masyarakat masyarakat kesehatan
Posyandu
masyarakat di wilayah dan
kerja

40
mengenai gizi Puskesmas petugas
yang cukup Tanah Gizi
Garam
2 Mengadakan Peningkatan Pustu/ Puskesm Sekali Petugas
pertemuan kerja sama puskeskel/ as enam pemegan
berkala para pustu/ dokter bulan g
petugas pustu/ puskeskel/ Promosi
dokter dokter Kesehata
n dan
petugas
gizi
3 Penyebaran Meningkatkan Seluruh Rumah Sekali Petugas
leaflet dan ketersediaan warga masyarak enam promosi
penempelan media masyarakat at bulan kesehatan
poster atau informasi di wilayah , dokter
stiker yang kerja muda,
mengenai berkaitan Puskesmas dan
penyakit yang dengan Tanah petugas
dipicu akibat penyakit yang Garam gizi
kurang gizi dipicu oleh
kekurangan
gizi

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data didapatkan dari laporan tahunan program gizi di Puskesmas
Tanah Garam, angka cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam di bulan Januari sampai Desember tahun 2018 sebanyak 76,2%

41
dan target di tahun 2018 sebanyak 86%. Ini artinya cakupan balita ditimbang yang naik berat
badannya wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam tidak mencapai target.
Dilihat dari faktor yang mempengaruhi rendahnya balita ditimbang yang naik berat
badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai
berikut : (1) Metode : kurangnya asupan zat gizi dan pemberian ASI eksklusif yang kurang.
(2) Manusia : kurangnya pemahaman ibu balita terhadap gizi seimbang pada balita dan
kurangnya pemahaman ibu balita dalam memberikan MP-ASI. (3) Sarana : kurangnya
pemanfaatan media informasi tentang gizi. (4) Dana : kurangnya dana untuk kegiatan
penyuluhan gizi. (5) Lingkungan : terjangkit infeksi/sakit, kurangnya kebersihan rumah dan
sekitarnya

5.2 Saran
 Memberikan informasi/penyuluhan tentang pemberian MP-ASI yang tepat dalam
menaikkan berat badan balita
 Memberikan informasi/penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita
 Mengadakan penyuluhan dengan menggunakan sarana audiovisual dalam
penyuluhan-penyuluhan tentang gizi balita
 Melakukan demo masak sehat dalam pemberian MP-ASI berbasis makanan lokal
 Penyebaran dan penempelan pamflet dan poster mengenai gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam
 Memaksimalkan penggunaan sumber dana Puskesmas yang ada
 Memberikan penyuluhan tentang gizi dan gunanya meningkatkan gizi balita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Liansyah, TM. Malnutrisi Pada Anak Balita. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala. 2015;2(1):1–12.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Depkes;
2015.
3. Kementerian Kesehatan RI. Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu.
Jakarta: Depkes; 2015

42
4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan
Tahun 2014. Jakarta: Depkes; 2015.
5. Gerald B. Handbook Of Pediatrics. Widya Medik, Jakarta; 2002.
6. Muscari Dkk. Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta; 2005.
7. Betz. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta; 2002.
8. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta;
2007.
9. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta; 2007.
10. Soetjiningsih. Penimbangan Berat Badan, TIM, Jakarta; 1998
11. Widyastuti. Buku Panduan Perawatan Bayi, EGC, Jakarta; 2006.
12. Hurlock. Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta; 2005
13. BKKBN. Penimbangan Berat Badan Pada Bayi/Balita. 2005.
14. Ahmadani. Buku Perawatan Pada Perkembangan Anak-Anak, EGC, Jakarta; 2001.
15. Nurasalam. Pendekatan Praktis Metodologi Keperawatan, CV Invomedika, Jakarta;
2001.

43

Anda mungkin juga menyukai