Riza Rigustia 1410070100111
Riza Rigustia 1410070100111
Oleh:
Riza Rigustia
1410070100111
Pembimbing:
dr. Mindasari
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
Target Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam Kota Solok Tahun 2018”. Penulisan makalah ini diajukan dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir Keterampilan Klinik Senior pada stase
Kesehatan Masyarakat I. Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada dr.Mindasari yang telah memimbing dalam penyelesaian makalah ini.
penulisannya karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis berharap agar dapat diberikan masukan yang dapat membangun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
iii
4.2 Plan of Action ....................................................................................... 39
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
penimbangan Balita di Posyandu dilihat dari indikator D/S yang merupakan indikator
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada Balita dan cakupan pelayanan kesehatan
dasar (Kementerian Kesehatan RI; 2015). Penimbangan Balita di Posyandu merupakan
dasar strategi pemberdayaan masyarakat yang telah dikembangkan sejak dulu, dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan anak secara teratur setiap bulan dan dicatat dalam Kartu
Menuju Sehat (KMS) yang berfungsi sebagai instrumen penilaian pertumbuhan anak
(Kementerian Kesehatan RI; 2015).
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tentang program atau upaya kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tanah Garam Kota Solok.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam.
Untuk mengetahui penyebab utama rendahnya pencapaian target balita
ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam
Kota Solok pada tahun 2018.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang mempengaruhi rendahnya pencapaian
target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam Kota Solok pada tahun 2018.
Menemukan upaya pemecahan masalah dan alternatif pemecahan masalah agar
angka cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam dapat mencapai target yang ditetapkan Puskesmas
Tanah Garam.
Menyusun Plan of Action dalam upaya peningkatan pencapaian target balita
ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam Kota Solok.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
2
Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan yang
ditemui di Puskesmas Tanah Garam.
b. Bagi Puskesmas Tanah Garam
Plan of Action diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak
Puskesmas dalam melaksanakan upaya peningkatan pencapaian target balita
ditimbang yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
mahasiswa yang akan mengevaluasi program yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas merupakan
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas menyelenggarakan fungsi:
4
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja
sama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
5
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
2.2.2 Pengorganisasian
6
a. Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi
b. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf
organisasi
c) Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang
kepada staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
c. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang
7
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan
yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
b) Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan yaitu
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.
8
Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya sudah
digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan
dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan
tugas-tugasnya
Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan
dan telah dimanfaatkan secara efisien
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.
d. Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada
sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya.
Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk
memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi
perencanaan.
9
perbedaan yang menyolok dalam partisipasi masyarakat tetapi yang sangat
berpengaruh adalah faktor ekonomi dan sosial budaya.
Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682g/bulan. Berat badan lahir
bayi meningkat 2 kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata bayi usia 6 bulan
adalah 7,3 kg. Antara usia 6 dan 12 bulan berat badan bayi bertambah 341g/bulan.
Berat badan rata-rata bayi usia 12 bulan adalah 9,8 kg. (Pediatri, 2002).
Balita termasuk salah satu kelompok rentan gizi dengan rentang umur 1-5
tahun, karena pada kelompok umur ini menunjukkan pertumbuhan pesat dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Penimbangan balita berguna
untuk memantau pertumbuhan sehingga dapat diketahui jika ada gangguan
pertumbuhan secara dini. Penimbangan berat badan anak balita berguna untuk
memantau keadaan kesehatan dan gizi melalui pertumbuhan atas dasar kenaikan berat
badan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010).
10
tinggi badan sesuai umur maka keadaan ini merupakan titik waspada bagi orang tua
untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi, namun jika Balita ternyata pendek maka
belum tentu anak tersebut berstatus gizi buruk.Target yang harus dicapai secara nasional
untuk BGM adalah 5% atau lebih rendah. Jika dilihat kaitan antara data partisipasi
masyarakat dengan balita yang naik timbangannya, maka dapat dilihat bahwa di
kabupaten/kota dengan pencapaian partisipasi masyarakat yang tinggi diikuti dengan
tingginya tingkat balita yang naik berat badannya. Dari data tahun 2007 didapat
informasi bahwa kabupaten dengan partisipasi masyarakat yang cukup tinggi sebagian
besar diikuti oleh tingginya balita yang naik timbangannya. Berbeda dengan kaitan
antara balita yang naik timbangannya dengan BGM, tidak selalu peningkatan persentase
Balita yang naik timbangannya diikuti oleh penurunan persentase BGM, jadi dapat
dikatakan bahwa tidak semua daerah yang berhasil membuat Balitanya sehat
namun belum tentu berhasil menurunkan kasus BGM.
11
menumbuhkan sikap yang lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan atau ide-ide
baru. Pendidikan ibu juga akan mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap pentingnya
penimbangan dalam pertumbuhan bayi/balita. (Notoatmodjo, 2007)
b.Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya. Umur
adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan umur perkembangan bayi yaitu :
1. 0-12 bulan
2. 1-3 tahun
3. 3-5 tahun
Jika pendidikan yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mandiri dan
meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya (Widyastuti, 2006). Sedangkan
pendapat Abu Ahmadi mengatakan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur tertentu kemampuan untuk menerima atau mengingat sesuatu pengetahuan
akan berkurang (Ahmadi, 2001). Lamannya hidup dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan. Jika dihubungkan dengan pengetahuan ibu dengan bertambahnya umur
ibu, maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Dalam kaitannya dengan asupan gizi dalam
pertumbuhan balita, maka dengan semakin bertambahnya umur, akan semakin
banyak pengalaman (Notoatmodjo, 2007).
c. Pekerjaaan
Merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari segi pekerjaan, mengemukakan bahwa pekerjaan/pendapatan keluarga
akan menunjang perkembangan anak karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. Pekerjaan yang ditekuni
seorang ibu memiliki hubungan mendatangkan pengetahuan tentang suatu hal baru
baik yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri maupun mengenai hal-hal yang
lain. (Notoatmodjo, 2007)
12
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak,
Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang sekunder (Soetjininsih, 1998)
Pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak
yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian anak,
juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahanpun tidak terpenuhi
oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan. Hal tersebut mempengaruhi
kurangnya asupan makanan yang mengandung gizi tinggi untuk diberikan kepada
balita sebesar 68,08% asupan makanan yang diberikan tergolong kurang.
d. Paritas
Paritas mempunyai hubungan yang erat dengan pengetahuan dan
pengalaman seorang wanita dalam menjalankan proses kehamilan, karena kehamilan
merupakan proses alami dan normal, seorang wanita akan mengalami sekali, duakali,
bahkan berkali-kali dalam kehidupannya, setiap ibu mempunyai pengalaman yang
berbeda-beda. Pada seorang wanita yang pernah melakukan penimbangan berat
badan bayi/balita, maka lebih baik dari pada ibu yang jarang melakukan
penimbangan berat badan bayi/balita (Arikunto, 2007).
Laju kelahiran yang tinggi berkaitan dengan kejadian kurang gizi, karena
jumlah pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup untuk
keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut. Akan tetapi tidak cukup
untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut. Pada survey
didapatkan 1 keluarga yang memiliki 1 balita dan jarak usianya dengan anak
sebelumnya 10 tahun sebesar 95,7%. Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa jumlah
balita dan jarak usia dengan anak sebelumnya tidak berpengaruh terhadap rendahnya
angka keberhasilan penimbangan (Suhardjo, 2003).
e. Sumber Informasi
Sumber informasi mempengaruhi baik dari orang atau media informasi.
Informasi dari orang yaitu dari keluarga, teman. Adapun dari tenaga kesehatan yaitu
mendapatkan penyuluhan tentang gizi dari kader posyandu sebesar 68,1% . Hampir
sebagian besar ibu balita tingkat pengetahuan tentang posyandu baik yaitu 89,36%.
Hal ini menunjukkan ibu balita mengerti manfaat penimbangan berat badan pada
bayi/balita secara rutin (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan Widyastuti mengatakan
bahwa dengan kemajuan teknologi maka semakin mudah para ibu hamil mendapat
informasi tentang kesehatan. Jika ibu hamil hanya mendapat informasi dari orang
13
tua itu sangat kurang karena pengetahuan selalu berkembang sehingga ibu hamil sulit
memahaminya (Widyastuti, 2006).
Sumber adalah semua bentuk informasi yang dapat maningkatkan
pengetahuan ibu. Sumber informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas
kesehatan maupun media massa. Pada umumnya cara yang dilakukan oleh petugas
kesehatan adalah melakukan sosialisasi tentang pemakaian produk-produk baru
kesehatan. Sedangkan sumber informasi melalui media cetak, sumber informasi
kesehatan yang tepat mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan
pengetahuan individu atau seseorang untuk menerapkan informasi yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007)
BAB III
HASIL KEGIATAN
Puskesmas Tanah Garam merupakan salah stau Puskesmas yang ada di Kota Solok.
Berdiri tahun 1975, dengan luas tanah 1010 m2 dan luas bangunan 1.227 m2. Pada awalnya
merupakan Puskesmas rawat jalan dan mulai April 2002 menjadi Puskesmas rawat inap
14
dengan 12 tempat tidur. Puskesmas Tanah Garam terletak di Kecamatan Lubuk Sikarah
tepatnya di Kelurahan VI Suku Kota Solok. Luas wilayah kerjanya 28,6 km terdiri dari 3
kelurahan yaitu kelurahan tanah garam, kelurahan VI suku dan Kelurahan Sinapa Piliang.
Topografi Kota Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan dan
sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1OC sampai 28,9OC. Dilihat dari jenis
tanah 21,76 tanah di kota Solok merupakan tanah garam dan sisanya 78,24 % berupa tanah
kering.
Batas wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam yaitu sebelah utara berbatas dengan
Kelurahan IX Korong dan Kabupaten Solok, sebelah selatan berbatas dengan Kabupaten
Solok, sebelah timur berbatas dengan Kecamatan Tanjung Harapan dan sebelah barat
berbatas dengan Padang.
Puskesmas Tanah Garam berpenduduk 22.230 jiwa dengan jumlah penduduk
perkelurahan yaitu tanah garam 13.868 jiwa, kelurahan VI Suku 6.718 jiwa, kelurahan
Sinapa Piliang 1.644 jiwa.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68 %, SMA 33,64 %, SMP
18,94 % dan tamat SD/MI 15,78 %. Masih ada 16,68 % penduduk tidak atau belum tamat
SD. Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa, Batak, tetapi yang
lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di Kota Solok masih ada
seperti acara tolak bala, adat dalam kematian dan upacara adat kematian Solok.
15
Gambar 3.1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
16
a. Pustu Payo
e. Pustu Bancah
4) Sarana Transportasi
Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
No Jenis Sarana Jumlah
3. Poskeskel 3 Unit
17
7. Kendaraan Dinas Roda 2 21 Unit
1 S2 Kesehatan 1 PNS
3 Apoteker 1 PNS
6 S1 Keperawatan 9 PNS
18
13 D-III Perawat 34 PNS+Kontrak+Sukarela
PNS+Kontrak+Sukarela
14 D-III Kebidanan 33 +Bidan PTT
20 D1 Kebidanan 1 PNS
23 SMF 1 PNS
24 Staf/SMEA/SMA 4 PNS+Sukarela
25 Sopir 4 Kontrak
19
28 Kebersihan 5 PNS+ Kontrak
29 S1 Akuntansi/Manajemen 1 Sukarela
30 S1 Komputer 1 Sukarela
2) Sarana Kesehatan
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
1 Poliklinik Swasta 1
20
2 Bidan Praktek Swasta 10
4 Apotek 1
c) Sasaran
a. Data Kependudukan
21
3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Tanah Garam
3.2.1 Program Esensial
1) Promosi kesehatan
Kegiatan :
1. Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas Tanah Garam.
2. Promosi kesehatan di luar gedung, berupa :
a. Usaha Kesehatan Sekolah
- Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
- Pembinaan sekolah sehat
- Pelatihan dokter kecil/kader kesehatan/PKPR
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan
tanpa rokok)
c. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
d. Penyuluhan Posyandu
e. Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
f. Saka Bakti Husada
22
2 UKS :
- Pembinaan UKS serta pelatihan dokter 6 kali -
kecil
- Skrining siswa baru masuk (93,22%) 100%
1 kali dalam
setahun
3 Penyuluhan di Posyandu 8 kali -
4 Penyuluhan keliling 2 kali -
5 Penyuluhan di kantor camat lubuk sikarah - -
2) Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) :
SD, SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan
Salon/pangkas rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan
(TPM) :
g. Rumah makan/ampere
h. Makanan jajanan
i. Penyuluhan kesehatan di sekolah
j. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.
Hasil kegiatan :
Tabel 3.5 Hasil kegiatan kesling bulan Januari – Desember 2018
23
No Program Pencapaian Target 2018
(%)
1 Akses air bersih 96,26% 94%
2 Sarana air minum
yang dilakukan 41,88% 68%
pengawasan
3 Akses terhadap
fasilitas sanitasi
87,7% 88%
yang layak
(jamban sehat)
4 Rumah sehat 78,09% 89%
5 Tempat-tempat
umum (TTU) yang
100% 60%
memenuhi syarat
kesehatan
6 Tempat
pengelolaan
makanan (TPM) 75,26% 65%
yang memenuhi
syarat kesehatan
24
a. DDTk
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
3. Kegiatan Keluarga Berencana (KB)
a. Pelayanan dan konseling
b. Penanganan komplikasi ringan
Target
Pencapaian
No Program Kegiatan 2018
(%)
(%)
1 Ibu K1 97,29% 100%
K4 85,3% 95%
Persalinan oleh tenaga
90,1% 90%
kesehatan
Kunjungan Nifas 86,43% 90%
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh tenaga 87,38% 100%
kesehatan
Ibu hamil komplikasi
44,7% 88%
yang ditangani
Kematian ibu hamil atau
- -
bersalin atau nifas
2 Anak Jumlah KN 1 89,14% 84%
Jumlah KN Lengkap 69,7% 84%
DDTK 4 kali/tahun 50,3% 90%
DDTK 2 kali/tahun 47,7% 85%
Jumlah kematian neonatus - -
Jumlah kematian bayi - -
Jumlah kematian balita - - -
25
Target
No Kegiatan Pencapaian
(%)
1 Jumlah PUS 4024 -
2 Peserta KB Baru 8,6% -
3 Peserta KB Aktif 73,1% 73%
4 DO 1,1% -
5 KB paska salin 20,9% -
6 PUS Gakin 1053 -
7 KB aktif gakin 100% -
26
1 Kasus balita gizi buruk 100 100%
yang mendapat
perawatan
2 Balita yang ditimbang 69,6 87%
berat badannya ( D/S )
3 Bayi usia < 6 bln 93,9 44%
mendapat ASI ekslusif
4 Rumah tangga 100 94%
mengonsumsi garam
beryodium
5 Balita 6-59 bln 86,02 88%
mendapat kapsul vit A
6 Ibu hamil dapat TTD 85,2 95%
minimal 90 tablet
selama hamil
7 Bumil KEK yang 76,4 65%
mendapat makanan
tambahan
8 Balita kurus mendapat 57,3 85%
makanan tambahan
9 Remaja puteri mendapat 58,2 25%
TTD
10 Ibu nifas dapat kapsul 90,6 82%
Vit A
11 Bayi yang baru lahir 68,9 47%
mendapat IMD
12 Bayi dengan berat 5,1 6,5%
badan lahir rendah
(berat badan < 2500
garm)
13 Balita mempunyai buku 81,9 100%
KIA/KMS
27
14 Balita ditimbang yang 76,2 87%
naik berat badannya
15 Balita ditimbang yang 22,8 6%
tidak naik berat
badannya (T)
16 Balita ditimbang yg 2,2 2%
tidak naik berat
badannya dua kali
berturut2 (2T)
17 Balita di bawah garis 0,04 0,5%
merah (BGM)
18 Ibu hamil anemia 15,5 20%
No Program Kegiatan
28
b. PMO
Hasil kegiatan:
29
Suspek : 119 Suspek : 1026
orang orang
Penemuan kasus BTA (+)
CNR : 15 CNR : 102
orang orang
Tersangka campak - -
Malaria - -
Difteri - -
24 orang
100%
Penanganan kasus DBD (100%)
Pemberian VAR/SAR - -
AFP - -
6) Program Imunisasi
Kegiatan:
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS
30
3) TT WUS
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI
HB 0 99,3% 95%
MR 85,1% 93%
7) Program TB
Kegiatan :
- Penjaringan
- Pengobatan
31
Program :
1. didalam gedung
- Poli TB
Pasien rujukan dari poli lain (rujukan interna)
Seperti dari poli umum dan poli anak
Suspek lakukan pemeriksaan sputum
Rujukan dari rumah sakit (rujukan eksterna)
Atau disebut TB 09 atau TB pindahan
2. di luar gedung
- melakukan penyuluhan dan deteksi dini terhadap suspek TB dengan
melakukan pemeriksaan sputum
Kegiatan dilakukan di :
- Posyandu balita
- Posyandu lansia
- Posbindu
- Skrinning disekolah
NO KELURAHAN TB
L P JUMLAH SUSPEK CNR TB ANAK
ANAK
No Kelurahan TRIWULAN I
32
BTA
TARGET TARGET JUMLAH BTA (-)
KAMBUH EP ANAK
+ FR
SUSPEK CNR SUSPEK (+)
Tanah
1 348 9 30 3 - 1 1 2
Garam
2 VI Suku 77 8 23 2 1 0 0 0
Sinapa
3 18 2 9 1 0 0 0 0
Piliang
Total 256 26 76 5 1 0 1 2
33
6 Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Dalam gedung
- Pelayanan kedaruratan gigi
- Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
- Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
- UKGS
- UKGM
34
a. Rendahnya pencapaian target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah
kerja Puskesmas Tanah Garam
b. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan jamban sehat
c. Rendahnya pencapaian booster imunisasi Pentavalen di Puskesmas Tanah Garam
d. Rendahnya penemuan kasus suspek dan penderita tb di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam
e. Rendahnya ketersediaan air layak minum di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
35
Urgensi Seriousness Growth
Masalah Total Prioritas
(U) (S) (G)
Rendahnya pencapaian 5 5 5 125 P1
target balita ditimbang
yang tidak naik berat
badannya di wilayah
kerja Puskesmas Tanah
Garam
Rendahnya ketersediaan 5 5 4 100 P2
air layak minum di
wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam
Rendahnya kesadaran 5 4 4 80 P3
masyarakat dalam
penggunaan jamban sehat
Rendahnya pencapaian 4 4 4 64 P4
booster imunisasi
Pentavalen di Puskesmas
Tanah Garam
Rendahnya penemuan 4 4 3 48 P5
kasus suspek dan
penderita TB di wilayah
kerja Puskesmas Tanah
Garam
36
Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi
juga dilihat dari urgensi, seriousness dan growt.
Pemberian
Kurangnya ASI Eksklusif
asupan zat gizi yang kurang
Kurangnya tepat
pemahaman ibu
balita terhadap
Kurangnya
gizi seimbang
pemahaman ibu balita
pada balita
dalam memberikan Rendahnya
MP-ASI balita ditimbang
yang naik berat
badannya di
Kurangnya
Lokasi Puskesmas
pemanfaatan
yang jauh Tanah Garam
media
informasi
tentang gizi Kurangnya Terjangkit
dana infeksi/sakit
Kurangnya
kebersihan rumah
dan sekitarnya
BAB IV
PEMBAHASAN
38
Dari hasil penyebab masalah didapatkan sebagai penyebab rendahnya pencapaian
target balita ditimbang yang naik berat badannya di wilayah kerja puskesmas tanah garam.
Dari penemuan tersebut, penulis dapat merancang penetapan alternatif pemecahan masalah
untuk meningkatkan angka pencapaian target.
No Variabel Penyebab
Penyebab Masalah
39
3. Sarana Kurangnya pemanfaatan media Penyebaran dan
informasi seperti papan penempelan pamflet dan
informasi, poster, pamflet, dan poster mengenai gizi balita
leaflet tentang gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam
40
mengenai gizi Puskesmas petugas
yang cukup Tanah Gizi
Garam
2 Mengadakan Peningkatan Pustu/ Puskesm Sekali Petugas
pertemuan kerja sama puskeskel/ as enam pemegan
berkala para pustu/ dokter bulan g
petugas pustu/ puskeskel/ Promosi
dokter dokter Kesehata
n dan
petugas
gizi
3 Penyebaran Meningkatkan Seluruh Rumah Sekali Petugas
leaflet dan ketersediaan warga masyarak enam promosi
penempelan media masyarakat at bulan kesehatan
poster atau informasi di wilayah , dokter
stiker yang kerja muda,
mengenai berkaitan Puskesmas dan
penyakit yang dengan Tanah petugas
dipicu akibat penyakit yang Garam gizi
kurang gizi dipicu oleh
kekurangan
gizi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data didapatkan dari laporan tahunan program gizi di Puskesmas
Tanah Garam, angka cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam di bulan Januari sampai Desember tahun 2018 sebanyak 76,2%
41
dan target di tahun 2018 sebanyak 86%. Ini artinya cakupan balita ditimbang yang naik berat
badannya wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam tidak mencapai target.
Dilihat dari faktor yang mempengaruhi rendahnya balita ditimbang yang naik berat
badannya di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai
berikut : (1) Metode : kurangnya asupan zat gizi dan pemberian ASI eksklusif yang kurang.
(2) Manusia : kurangnya pemahaman ibu balita terhadap gizi seimbang pada balita dan
kurangnya pemahaman ibu balita dalam memberikan MP-ASI. (3) Sarana : kurangnya
pemanfaatan media informasi tentang gizi. (4) Dana : kurangnya dana untuk kegiatan
penyuluhan gizi. (5) Lingkungan : terjangkit infeksi/sakit, kurangnya kebersihan rumah dan
sekitarnya
5.2 Saran
Memberikan informasi/penyuluhan tentang pemberian MP-ASI yang tepat dalam
menaikkan berat badan balita
Memberikan informasi/penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita
Mengadakan penyuluhan dengan menggunakan sarana audiovisual dalam
penyuluhan-penyuluhan tentang gizi balita
Melakukan demo masak sehat dalam pemberian MP-ASI berbasis makanan lokal
Penyebaran dan penempelan pamflet dan poster mengenai gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garam
Memaksimalkan penggunaan sumber dana Puskesmas yang ada
Memberikan penyuluhan tentang gizi dan gunanya meningkatkan gizi balita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Liansyah, TM. Malnutrisi Pada Anak Balita. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala. 2015;2(1):1–12.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Depkes;
2015.
3. Kementerian Kesehatan RI. Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu.
Jakarta: Depkes; 2015
42
4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan
Tahun 2014. Jakarta: Depkes; 2015.
5. Gerald B. Handbook Of Pediatrics. Widya Medik, Jakarta; 2002.
6. Muscari Dkk. Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta; 2005.
7. Betz. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta; 2002.
8. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta;
2007.
9. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta; 2007.
10. Soetjiningsih. Penimbangan Berat Badan, TIM, Jakarta; 1998
11. Widyastuti. Buku Panduan Perawatan Bayi, EGC, Jakarta; 2006.
12. Hurlock. Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta; 2005
13. BKKBN. Penimbangan Berat Badan Pada Bayi/Balita. 2005.
14. Ahmadani. Buku Perawatan Pada Perkembangan Anak-Anak, EGC, Jakarta; 2001.
15. Nurasalam. Pendekatan Praktis Metodologi Keperawatan, CV Invomedika, Jakarta;
2001.
43