Anda di halaman 1dari 5

STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847

Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-ISSN: 2614-350X

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN


RANGSANGAN PUTING SUSU DI BPM LILIK KUSTONO DIWEK
JOMBANG

Rini Hayu Lestari1, Eka Aprilia2


1,2
Prodi D-III Kebidanan Stikes Pemkab Jombang
Email: hanifsaify1998@gmail.com

ABSTRAK
Proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu power (his dan
tenaga mengejan), passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban) dan passage (jalan
lahir). Ketiga faktor utama ini sangat menetukan jalannya persalinan. Salah satu upaya
untuk menigkatkan kontraksi non farmakologis yaitu dengan stimulasi puting susu. WHO
memperkirakan 70% mengalami peningkatan kontraksi uterus setelah dilakukan stimulasi
dan 30% tidak mengalami peningkatan karena kurangnya penanganan gerakan putar-
putar puting susu. Dinas Kesehatan Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan karena
rangsangan puting susu sebesar 29 orang atau 380/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2010. Tujuan pelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rangsangan
puting susu di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng. Jenis penelitian studi kasus,
lokasi studi kasus di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang. Subjek kasus pada ibu bersalin fisiologi multigravida. Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif yang diberikan rangsangan
puting susu selama 2 menit didapat bahwa kedua pasien mengalami penambahan
intensitas kontraksi uterus. Dari 2 kali dalam 10 menit 30 detik menjadi 2 kali dalam 10
menit 50 detik. Ibu dapat bersalin dengan normal tanpa ada komplikasi. Keadaan ibu dan
bayi baik.

Kata Kunci: Persalinan, Rangsangan Puting Susu, Kontraksi.

ABSTRAK
The normal delivery process is determined by three main factors, namely
power (his power and push), passanger (fetus, placenta and membranes membrane) and
passage (birth canal). These three main factors greatly determine the course of labor.
One attempt to boost non-pharmacologic contractions is by stimulation of the nipple.
WHO estimates that 70% increase in uterine contractions after stimulation and 30% does
not increase due to lack of handling movements of the nipple. East Java Health Office
reported an increase due to nipple stimulation of 29 people or 380 / 100,000 live births in
2010. The purpose of implementing midwifery care in mothers with nipple stimulation in
BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Ceweng Village. Type of case study research, case study
location in BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Ceweng Village Diwek District Jombang
District. Case subject to multigravida maternal physiology maternity. After the midwifery
care of the inpartu mother in the active phase I given a nipple stimulation for 2 minutes
found that both patients experienced an increase in the intensity of uterine contractions.
From 2 times in 10 minutes 30 seconds to 2 times in 10 minutes 50 seconds. Mothers can
be delivered normally without complications. The mother and baby are good.

Keywords: Labor, Nipples Excitement, Contraction.

http://jurnal.strada.ac.id/sjik 38
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847
Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-ISSN: 2614-350X

PENDAHULUAN
Proses persalinan normal mengalami peningkatan kontraksi uterus
ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu setelah dilakukan stimulasi puting susu.
Power (his dan tenaga mengejan), Sedangkan kurangnya penanganan
passanger (janin, plasenta dan selaput gerakan putar-putar puting susu sekitar
ketuban) dan passage (jalan lahir). 30% yang tidak mengalami peningkatan
Ketiga faktor utama ini sangat kontraksi. Berdasarkan Survey
menetukan jalannya persalinan Demografi dan Kesehatan Indonesia
(Manuaba, 2015). Fenomena yang (SKDI) 2002/2003 disebutkan bahwa
biasanya sering terjadi pada kala II yaitu proses persalinan yang melalui stimulasi
ibu kurang bisa mengejan dengan kuat, puting susu sebesar 750/1000 ibu
hal tersebut biasanya sering terjadi pada besalin, adapun penyebab tingginya
ibu primigravida daripada multi gravida. angka kematian pada ibu bersalin yakni
Dengan adanya fenomena tersebut tidak adanya rangsangan puting susu
pengaruh persalinan kala II mempunyai pada saat ibu melahirkan yang mencapai
peranan yang sangat penting, 25% di Indonesia.
rangsangan puting susu dapat membantu Dinas Kesehatan Jawa Timur
intensitas kontraksi uterus karena tahun 2010, melaporkan adanya
rangsangan reseptor regang ini akan peningkatan karena rangsangan puting
merangsang pelepasan oksitosin dan susu sebesar 13 orang atau 280/100.000
hipofise posterior (Anggraeni & kelahiran hidup pada tahun 2008, 19
Hidayah 2012). 0rang atau 278/100.000 kelahiran hidup
Jika kehamilan tergolong sehat, pada tahun 2009 dan 29 orang atau
dan tidak mengalami komplikasi 380/100.000 kelahiran hidup pada tahun
apapun, stimulasi puting susu aman 2010. Studi pendahuluan yang dilakukan
dilakukan. Teknik ini tidak akan di Bidan Praktik Mandiri Diwek
merangsang rahim secara berlebihan, kabupaten jombang terdapat 5 ibu
yang mungkin akan berbahaya bagi bersalin, dan diberi pengamatan awal
bayi. Sebaliknya, jika ibu memiliki sebelum diberikan stimulasi puting susu.
kehamilan yang berisiko seperti adanya Dari hasil pengamatan di BPM Diwek
panggul sempit, maka stimulasi ini tidak terdapat dua ibu bersalin yang
boleh dilakukan pada ibu yang kontraksinya kuat, (His >40 detik ), dua
mempunyai panggul sempit. Sehingga ibu bersalin yang kontraksinya sedang (
hasil rangsangan tidak akan membuat His 20-40 detik ) dan satu ibu bersalin
janin semakin turun ke bawah malah yang kontraksinya lemah (<20 detik).
bagian terendah bayi akan semakin Setelah itu diberikan stimulasi puting
terdesak ke bawah. His yang semakin susu kemudian diakukan pengamatan
kuat akibat stimulasi tersebut akan akhir dan hasilnya terjadi peningkatan
meningkat kemungkinan terjadinya lama waktu kontraksi.
rupture uteri dan beresiko pada janin Berdasarkan penelitian frekuensi
(Anggraeni & Hidayah, 2012). pemanfaatan nipple stimulation pada
Penelitian Fraser et al (2002) proses persalinan di BPS Ny.I Desa
mengatakan bahwa perangsangan puting Lebaksiu Lor Kecamatan Lebaksiu
susu mengakibatkan persalinan lebih Kabupaten Tegal Tahun 2010
pendek dengan 60-120 menit dan membuktikan bahwa kebanyakan
penurunan penggunakan oksitosin, stimulasi puting susu dilakukan jika
terutama pada ibu nulipara. WHO terdapat indikasi seperti cara mengejan
memperkirakan dengan adanya stimulasi ibu bersalin yang kurang kuat dengan
puting susu menyebabkan sekitar 70% adanya kejadian seperti itu rangsangan
http://jurnal.strada.ac.id/sjik 39
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847
Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-ISSN: 2614-350X

puting susu baru dilakukan agar dapat intervensi, implementasi, evaluasi.


menambah intensitas kontraksi uterus Selain itu untuk menjamin kebenaran
sehingga kepala bayi dapat semakin data yang diperoleh saat penelitian
turun ke bawah kemudian persalinan dilakukan dengan menggunakan
dapat berlangsung lebih cepat dan triangulasi dari tiga sumber data utama
mengurangi angka kematian ibu. yaitu pasien, keluarga (suami, ayah,
Rangsangan puting susu dapat dilakukan ibu), dan Bidan.
dengan cara mengusap-usap salah satu
puting ibu melalui bajunya selama 2 HASIL PENELITIAN
menit atau sampai kontraksi muncul Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemudian mengulangi tindakan setelah 5 kedua responden dalam penelitian
menit jika stimulasi puting pertama berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belum memicu tiga kali kontraksi dalam anamnesa ibu mengatakan setelah
10 menit. Setelah itu rangsangan puting dilakukan rangsangan puting susu ibu
susu dilakukan dan hasilnya terjadi merasakan kenceng˗kenceng lebih
peningkatan lama waktu kontraksi sering. Setelah diberikan stimulasi
(Anggraeni & Hidayah, 2012). rangsangan puting pada kedua pasien
Dari hasil kejadian itu kemudian didapatkan hasil kontraksi lebih adekuat
peneliti tertarik mengambil masalah (3 kali dalam 10 menit 50 detik). Saat
tersebut karena berdasarkan teori dan dilakukan stimulasi rangsangan puting
penelitian bahwa rangsangan puting susu selama 2 menit didapat rahim
susu dapat menstimulasi saraf sensorik langsung berkontraksi dari kontraksi
yang ada pada daerah nipple dan areola. yang sebelumnya 2 kali dalam 10 menit
Rangsangan ini akan meningkatkan 20 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit
produksi hormone oksitosin dari 50 detik. Sehingga dapat disimpulkan
neurhohipofise dalam hipotalamus. rangsangan puting susu meningktakan
Kemudian oksitosin masuk ke dalam kontraksi pada kala II persalinan.
aliran darah dan menyebabkan kontraksi
sel miometrium pada alveoli sehingga PEMBAHASAN
kontraksi menjadi kuat, dengan Patient, Kasus 1 G4P1021 UK 38
kontraksi uterus yang kuat maka ibu minggu, ibu mengatakan kenceng-
akan mempunyai tenaga yang kuat kenceng sejak subuh pukul 04.00 WIB
untuk mengejan dan persalinan akan kemudian mengeluarkan lendir dan
menjadi cepat (Fitriyani et al. 2010). darah pada pukul 17.30 WIB ibu diantar
Berdasarkan latar belakang di atas oleh suami ke bidan lilik. Sedangkan
maka peneliti tertarik untuk mengadakan pada kasus 2 G3P1011 UK 39 minggu, ibu
penelitian dengan judul “Pengaruh mengatakan kenceng-kenceng sejak
rangsangan puting susu terhadap subuh dan mengeluarkan lendir pada
peningkatan kontraksi uterus pada ibu pukul 04.00 WIB dan diantar oleh
inpartu kala I fase aktif” menggunakan suami ke bidan Lilik puku 13.30 WIB.
penerapan manajemen kebidanan 7 Intervensi yang dapat diberikan
langkah varney. pada kedua kasus tesebut adalah
melakukan observasi KU, TTV, His,
METODE PENELITIAN DJJ, kemajuan persalinan serta dan
Penelitian ini menggunakan pendekatan melakukan rangsangan puting susu.
penelitian Studi Kasus. Pengumpulan Comparation, setelah intervensi
data menggunakan manajemen asuhan dilakukan pada kedua kasus tersebut KU
kebidanan 7 langkah varney, yaitu ibu baik, kemajuan persalinan
pengkajian, interpretasi data dasar, bertambah serta tidak terjadi kompikasi
identifikasi diagnosa potensial, pada pasien.
identifikasi kebutuhan segera,
http://jurnal.strada.ac.id/sjik 40
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847
Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-ISSN: 2614-350X

Outcome, setelah diberikan kedua puting susu karena akan


stimulasi rangsangan puting pada kedua meningkatkan kontraksi uterus dengan
pasien didapatkan hasil kontraksi lebih rangsangan oksitosin alamiah
adekuat (3 kali dalam 10 menit 50 (Anggraeni & Hidayah, 2012).
detik). Saat dilakukan stimulasi
rangsangan puting susu selama 2 menit KESIMPULAN
didapat rahim langsung berkontraksi Setelah dilakukan Asuhan
dari kontraksi yang sebelumnya 2 kali Kebidanan Pada Ny ”I” dan Ny “S” ibu
dalam 10 menit 20 detik menjadi 2 kali bersalin fisiologi dengan stimulasi
dalam 10 menit 50 detik. puting susu berdasarkan landasan teori
Pada kasus 1 ibu dapat bersalin dan penerapan manajemen asuhan
secara spontan tanpa komplikasi, bayi kebidanan sudah tercapai tujuan yang
menangis kuat dan berat badan bayi ditentukan karena sesuai kriteria hasil,
3100 gr serta panjang 49 cm, sedangkan dengan hasil Ibu mengatakan perutnya
pada kasus 2 ibu dapat bersalin secara kenceng-kenceng lebih sering, dan his
spontan tanpa komplikasi, bayi mengalami peningkatan.
menangis kuat dan berat badan 3000 gr
dan panjang 49 cm. SARAN
Pada kedua responden telah Bagi Institusi Pendidikan
diberikan konseling tentang Sebagai sumber wawasan atau
menganjurkan ibu untuk makan pengembangan ilmu kebidanan dalam
makanan bergizi dan tidak boleh tarak, memberikan asuhan kebidanan pada ibu
mengajari ibu melakukan perawatan inpartu kala I fase aktif dengan
payudara, mengajarkan cara menyusui rangsangan puting susu.
yang baik dan benar, menganjurkan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif selama Bagi Peneliti Selanjutnya
6 bulan, mengajarkan ibu cara Sebagai informasi dasar mengenai
perawatan luka perineum, mengajarkan gambaran pengetahuan tentang ibu
ibu cara merawat tali pusat. bersalin dengan rangsangan puting susu.
Teori, Persalinan adalah proses
pengeluaran kelahiran hasil konsepsi Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
yang dapat hidup diluar uterus melalui Diharapkan tempat pelayanan
vagina ke dunia luar. Proses tersebut kesehatan dapat memfasilitasi atau
dapat dikatakan normal atau spontan memberikan kebijakan terhadap tenaga
jika bayi yang dilahirkan berada pada kesehatan untuk lebih memahami dan
posisi letak belakang kepala dan terampil. Sehingga asuhan kebidanan
berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau dapat dilakukan sesuai dengan standar
pertolongan, serta tidak melukai ibu dan dan dapat memberikan hasil sesuai
bayi. Pada umumnya proses ini dengan apa yang diharapkan.
berlangsung dalam waktu kurang dari 24
jam (Sondakh, 2013). Bagi responden
Kontraksi adalah salah satu Dapat digunakan sebagai
kekuatan pada ibu inpartu yang masukan dalam meningkatkan wawasan
menyebabkan serviks membuka dan dan pengetahuan tentang rangsangan
mendorong janin kebawah (Angraeni & puting susu untuk menambah kontraksi.
Hidayah, 2012).
Upaya yang paling sering Bagi Tenaga Kesehatan
dilakukan untuk meningktakan kontraksi Diharapkan dapat digunakan dan
pada kala II persalinan adalah sebagai tambahan pengetahuan kepada
rangsangan puting susu, ibu atau bidan bahwa rangsangan puting susu
pasangannya menggososk satu atau
http://jurnal.strada.ac.id/sjik 41
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847
Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-ISSN: 2614-350X

dapat meningkatkan kontraksi pada Nursalam. 2013 Metode Penelitian Ilmu


proses persalinan normal. Keperawatan Edisi III. Jakarta:
Salemba Medika
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, R. Nur. 2010. Faktor Yang


Berhubungan Dengan
Keteraturan Penderita Diabetes
Melitus Melakukan Senam
Diabetes Di Persadia RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Skripsi
FKM Universitas Airlangga
Surabaya

Prawiroharjo, Sarwono. 2013. Buku


Pacuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina
Pustaka

JNPK-KR. 2014. Asuhan Persalinan &


Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta

Manuaba, dkk. 2015. Pengantar Kuliah


Obstetri. Jakarta: EGC

Sukarni, Wahyu. 2013. Buku Ajar


Keperawatan Meternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika

Anggaeni, Hidayah. 2012. Pengaruh


Rangsangan Puting Susu
Terhadap Peningkatan
Kontraksi Uterus Pada Ibu
Inpartu Kala II di POLINDES
ANNYER TUNGGALPAGER
PUNGGING MOJOKERTO

Yuni, Siswati. 2010. Gambaran Umum


Penatalaksanaan Nipple
Stimulation Pada Proses
Persalinan Di BPS Ny. I DAESA
Lebaksiu Lor Kecamatan
Lebaksiu Kabuaten Tegal

Sondakh. 2013. Asuhan Kebidanan


Persalinan & bayi Baru lahir.
Jakarta: Erlangga

http://jurnal.strada.ac.id/sjik 42

Anda mungkin juga menyukai