Nama Anggota :
Yosafat Ardian Kristiarta (131414004)
Anna Reno Kartika Putri (131414009)
Wulan Ana Suwasti (131414013)
Stefani Dwiana Putri (131414016)
B. Prosedur Pembuatan
1. Menghubungkan balok kayu menjadi 4 bagian yang berukuran kurang lebih 100 cm x 60
cm
2. Memotong papan triplek kayu dan melamin sesuai ukuran yang diinginkan
3. Memasang triplek kayu ke balok yang sudah berbentuk persegi panjang di bagian belakang
dan papan melamin di bagian depan dan memakunya sehingga kuat.
4. Menggambar sketsa pada papan melamin sesuai dengan konsep yang telah dibuat
5. Memasang list
6. Melaminating semua kertas
7. Menggambar rel kereta
8. Menyambungkan pengait kereta
9. Menempelkan semua kertas, ruji, dan rel kereta sesuai dengan ukuran
10. Memasang rel gorden dan kain gorden pada papan melamin
Langkah-langkah kerja :
a. Meletakkan nilai awal dengan digit satuan pada kolom paling kanan tepat di atas satuan
semula.
b. Meletakkan kereta B tepat di depan satuan semula.
c. Menjalankan kereta B menuju dan berhenti di depan satuan yang dicari.
d. Nilai akhir = berubahnya bentuk nilai awal setelah kereta dijalankan.
* Perhatikan pengait kereta yang berfungsi sebagai koma ( , ) .
Mata pelajaran yang cukup ditakuti oleh siswa-siswi salah satunya adalah
matematika. Dalam matematika, mereka sering menemukan kesulitan dalam memahami dan
menggunakan konsep yang ada. Selain itu dari aspek siswa-siswi yang mempelajari
matematika ada kekurangan yang sederhana akan tetapi fatal akibatnya yakni ketelitian.
Kekurang telitian itulah yang akhirnya menyebabkan kesalahan dalam penggunaan konsep
dalam matematika. Salah satu contoh akibat kurang telitinya tersebut yakni kesalahan
penggunaan konsep konversi satuan yang terjadi pada anak-anak sekolah dasar khususnya
kelas 4. Kesalahan yang sering dilakukan yakni kesalahan dalam penempatan tanda koma.
Contohnya : 456 mm = 4,56 m (salah) yang benar yakni 456 mm = 0,456 m.
Oleh karena itu kami mencoba membuat sebuah media pembelajaran matematika
untuk membantu dalam mengkonversi satuan. Salah satunya adalah media interaktif berupa
lokomotif satuan. Diambil bentuk model lokomotif karena lebih menarik bentuknya sehingga
menambah semangat anak-anak untuk belajar.
Penggunaan lokomotif ini cukup simpel yakni dengan cara menggeser lokomotifnya
ke kiri atau ke kanan. Maksudnya yakni untuk mengubah satuan dengan konsep menggeser
koma. Misalnya untuk mengubah satuan desimeter ke dalam milimeter maka kita tinggal
menggeser kereta. Untuk kiri ke kanan, dimulai dengan meletakkan nilai awal dengan digit
satuan pada kolom paling kanan tepat di atas satuan semula. Selanjutnya, meletakkan kereta
B tepat di depan satuan semula lantas menjalankan kereta B menuju dan berhenti di depan
satuan yang dicari. Maka, dengan demikian nilai akhir ditandai dengan berubahnya bentuk
nilai awal setelah kereta dijalankan. Di sini pengait kereta yang berfungsi sebagai koma.
Sebaliknya, untuk mencari nilai dari kanan ke kiri, yakni meletakkan nilai awal
dengan digit satuan pada kolom paling kanan tepat di atas satuan semula. Selanjutnya,
meletakkan kereta B tepat di depan satuan semula dan menjalankan kereta A tepat di
belakang kereta B. Kemudian, menjalankan kereta A menuju dan berhenti di depan satuan
yang dicari. Nilai akhir dapat diketahui dengan berubahnya bentuk nilai awal setelah kereta
dijalankan.
Di setiap level ada perbedaan untuk menghitung satuan. Yang pangkat satu untuk
menghitung panjang, yang kedua untuk luas, sedangkan ketiga untuk menghitung volume.
Sedangkan bilangannya, dari kiri itu besar ke kecil, sebaliknya dari kanan adalah kecil ke
besar.
Kami berharap agar nantinya anak-anak dapat menggunakan konsep konversi satuan
secara benar. Sebab konversi satuan akan ditemui dalam konsep-konsep pada tingkat
pendidikan matematika selanjutnya. Salah satu contohnya dalam geometri ruang yakni satuan
ukuran diagonal ruang. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, konversi satuan juga sering
digunakan. Contohnya dalam transaksi jual-beli bahan bangunan (ukuran panjang tali/kawat),
dalam pengukuran bahan pakaian, dan menghitung panjang meja (panjang meja dari hasil
pengukuran dalam cm lalu dikonversi ke dalam mm). Dalam pengukuran satuan, ketelitian
diperlukan dalam menghitungnya dan diperlukan prinsip toleransi dalam prosesnya. Salah
satu contohnya : saat membeli kayu usuk seorang tukang akan memilih menggunakan ukuran
300 cm daripada 3 m. Penggunaan satuan cm dikarenakan prinsip toleransi sehingga kayu
usuk yang dibeli panjangnya akan mendekati sekitar 300 cm dengan toleransi kurang lebih 5
cm. Kalau digunakan satuan m tidak dimungkinkan karena panjang kayu usuk belum pasti
sepanjang 3 m.
Konversi Satuan
Konversi satuan adalah perubahan sistem satuan pengukuran dari satu sistem kesistem yang
lain, mengkonversikan satuan-satuan dari berbagai besaran di dalam fisika sangat penting,
karena di dalam fisika banyak pengukuran dan penghitungan yang memerlukan satuan yang
tepat.
Satuan panjang dalam sistem internasional (SI) adalah meter (m). Satuan baku yang lain
adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Hakekat Matematika dan aplikasinya menjadi salah satu tujuan pendidikan matematika. Oleh
karena itu pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan, konsep
merupakan bagian dasar untuk membangun pengetahuan yang mantap karena konsep
merupakan bagian dasar ilmu pengetahuan. Konsep dalam matematika adalah ide atau
gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan benda (obyek) ke dalam contoh.
Akan dapat diartikan bahwa konsep matematika abstrak yang memungkinkan kita untuk
mengelompokkan (mengklasifikasikan) obyek atau kejadian. Konsep dapat dipelajari definisi
atau pengamatan langsung seperti melihat, mendengar, mendiskusikan, dan memikirkan
tentang kebenaran contoh. Untuk menanamkan satu konsep agar pemahaman konsep dapat
tercapai dengan memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan suatu konsep. Sebagai
implikasinya, maka dalam penyampaian materi pembelajaran matematika haruslah menarik
perhatian siswa, agar dapat meningkatkan rasa antusias siswa serta memberikan motivasi
pada siswa. secara singkat dapat dikatakan bahwa hakekat matematika berkenaan denngan
ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubunganya diatur menurut urutan yang logis.
Hamzah B.Uno (2007) menyebutkan bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai
keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Dalam proses pembelajaran matematika kreativitas siswa untuk melakukan percobaan dengan
alat peraga yang disediakan oleh guru sangat diperlukan. Sehingga kreativitas tidak hanya
dari guru saja tetapi siswa harus ikut dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif berarti
paham tentang materi yang sedang dipelajari dan mendukung peningkatan pemahaman
konsep matematika siswa.
Heruman (2007) menyebutkan dalam matematika, setiap konsep yang abstrak, yang baru
dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam
memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk
keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian,
tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan
siswa. Pepatah Cina mengatakan, “ Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya
tahu, saya berbuat maka saya mengerti”.
Alat peraga matematika diperlukan bagi seorang pengajar dalam menyampaikan pelajaran
matematika. Hal ini dapat dikatakan bahwa alat peraga merupakan media transfer
pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Disamping itu alat peraga dapat digunakan
untuk menarik perhatian siswa dalam mempelajari matematika. Siswa dapat dengan cara
melihat dan memperagakan secara langsung maka pembelajaran akan lebih membekas pada
diri peserta didik sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai untuk mendapatkan
hasil yang sempurna
B. Perumusan Masalah
1. Apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
matematika?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari pembuatan alat peraga “Konversi
Satuan” adalah sebagai berikut:
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan dalam pembuatan alat peraga untuk mata pelajaran matematika
2. Manfaat praktis
Bagi siswa
Bagi guru
a. Membantu dalam mengembangkan alat peraga yang tepat dalam mengajarkan
matematika
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembahasan Materi
Berikut ini adalah satuan ukuran secara umum yang dapat dikonversi untuk berbagai
keperluan sehari-hari yang disusun berdasarkan urutan dari yang terbesar hingga yang
terkecil :
km = kilo meter
hm = hekto meter
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di bawahnya
adalah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di atasnya dibagi dengan
angka 10. Contoh :
1 km = 10 hm
1 km = 1.000 m
1 km = 100.000 cm
1 km = 1.000.000 mm
1 m = 0,1 dam
1 m = 0,001 km
1 m = 10 dm
1 m = 1.000 mm
Catatan:
1 kg = 10 hg
1 kg = 1.000 g
1 kg = 100.000 cg
1 kg = 1.000.000 mg
1 g = 0,1 dag
1 g = 0,001 kg
1 g = dg
1 g = 1.000 mg
Catatan:
Catatan:
Catatan:
1 m3 = 1 kl = 1000 liter
1 cm3 = 1 cc
Cara Menghitung :
Misalkan kita akan mengkonversi satuan panjang 12 km menjadi ukuran cm. Maka untuk
merubah km ke cm turun 5 tingkat atau dikalikan dengan 100.000. Jadi hasilnya adalah 12
km sama dengan 1.200.000 cm. Begitu pula dengan satuan ukuran lainnya. Intinya adalah
kita harus melihat tingkatan ukuran serta nilai pengali atau pembaginya yang berubah setiap
naik atau turun tingkat/level.
Konversi satuan ini diterapkan dalam mata pelajaran matematika pada khususnya pokok
bahasan besaran. Pada tingkatan Sekolah dasar kelas 3 yang terdapat pokok bahasan satuan
panjang dan berat, satuan luas pada kelas 4 dan 5, serta satuan volume pada kelas 5 dan 6 .
Sebagai contoh penerapanya yaitu:
Satuan Panjang
1m = = cm
5 km = m
3 dm = cm
Satuan Berat
3 kg = = ons
4 gr = = kg
5 dg = = mg
Satuan Luas
1m2 = = dm2
1 ca = 1m2 = = cm2
Satuan Volume
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di depan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan alat peraga “Konversi
Satuan” dalam pembelajaran konversi satuan baik satuan panjang, satuan berat, satuan luas
maupun satuan volume sangat dibutuhkan.
Selain untuk menarik perhatian siswa, juga untuk mempermudah guru dalam menerangkan
materi tersebut.
B. Saran
Dalam pembelajaran Konversi Satuan, kami menyarankan kepada guru agar menggunakan
alat peraga supaya siswa tertarik untuk belajar matematika. Di samping itu, siswa tidak jenuh
dalam mengikuti pembelajaran dan membantu guru dalam memahamkan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Khafid, M. dan Suyati. 2007. Pelajaran Matematika untuk SD kelas 4. Jakarta: Erlangga.