Disusun Oleh:
KELOMPOK III
2022
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.3 TUJUAN
II. PEMBAHASAN
Konversi satuan adalah mengubah satuan suatu besaran dari salah satu sistem
satuan ke dalam sistem satuan lainnya tanpa merubah nilai satuan aslinya.
Misalnya mengubah satuan besaran berat dari satuan gram ke kilogram. Konversi
satuan dapat dilakukan hanya jika sebuah benda memiliki besaran yang sama.
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki 2 skala ya itu
skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah cm dan satuan
untuk skala terkecil adalah mm. Di antara Skala utama terdapat 10 bagian skala
terkecil sehingga skala terkecil memiliki nilai 1/10 cm = 0,1 cm atau 1 MM.
Sedangkan mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian pengukuran sebesar 0,5
mm atau 0,05 cm yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar
tersebut.
Posisi mata Harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala
mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat
beda kemiringan dalam melihat atau disebut kesalahan paralaks.
1. Pastikan ujung penggaris anda berada tepat di benda yang anda ukur.
2. Gunakan tangan kiri untuk menahan benda yang diukur.
3. Gunakan tangan kanan untuk menyesuaikan ujung penggaris anda.
Dengan kata lain, peneliti A memperoleh hasil pengukuran 2.8 ± 0.05 cm,
sedangkan peneliti B memperoleh hasil pengukuran 2.7 ± 0.05 cm. Dengan
mengasumsikan kondisi lingkungan tidak berubah (yang akan kita bahas lebih
lanjut kemudian), maka perbedaan nilai ini tentu seharusnya tidak terjadi. Oleh
karena itu, kita dapat menduga bahwa kesalahan ini terletak pada salah satu mistar
yang panjangnya tidak sesuai dengan definisi satuan panjang cm.
Sekarang pertanyaannya adalah, mistar yang mana yang dapat mengukur
panjang kayu dengan tepat? Untuk menjawab ini, kita perlu membandingkan
panjang yang terukur oleh masing-masing mistar atau skala masing-masing mistar
dengan skala yang sebenarnya, atau yang kita sebut sebagai kalibrasi. Kita tidak
akan membahas prosedur kalibrasi secara rinci, karena pada dasarnya ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk mengkalibrasi alat ukur, dan berbeda-beda di
setiap instansi. Namun, cara yang paling sederhana adalah menggunakan suatu
objek yang besarannya sudah terjamin sesuai dengan definisi satuan yang ada.
Sebagai contoh, perhatikan Gambar 3 berikut ini.
Pada Gambar 3 kita memiliki mistar yang hendak dikalibrasi, serta lima
batang material dengan koefisien muai rendah yang panjangnya sudah tertera, dan
label panjang tersebut sudah kita asumsikan benar. Cara kalibrasi mistar ini cukup
sederhana, yaitu kita hanya perlu mengukur kelima batang tersebut menggunakan
mistar yang hendak dikalibrasi tadi. Kemudian kita bisa menulis hasil pengukuran
yang kita peroleh, dengan mencantumkan panjang asli, ketidakpastian, serta hasil
pengukuran atau penyimpangan yang merupakan nilai hasil pengukuran dikurangi
panjang asli. Sebagai contoh, dari Gambar 3 kita peroleh hasil pengukuran sebagai
berikut seperti pada Tabel 1.
1 1 ± 0.05 0
4 4 ± 0.05 0
5 5 ± 0.05 0
Tabel 1.
Dengan data ini kita bisa mengetahui letak kesalahan dari alat ukur yang
dikalibrasi. Apabila kita perhatikan, mistar ini dapat mengukur secara tepat untuk
panjang 1 cm, 4 cm, dan 5 cm, sedangkan terdapat suatu penyimpangan pada
panjang 2 cm dan 3 cm. Data kalibrasi ini juga dapat digunakan sebagai referensi
ketika kita mengukur dengan alat ukur yang sama, yaitu ketika misal mistar ini
membaca 3 cm, kita sudah tahu bahwa panjang 3 cm bukanlah hasil yang tepat,
karena terdapat penyimpangan pembacaan berdasarkan data kalibrasi yang kita
peroleh tadi.
Pertanyaan selanjutnya yang berada di pikiran kita mungkin adalah
bagaimana kita bisa meyakinkan bahwa batang yang kita gunakan untuk kalibrasi
memang memiliki panjang yang sesuai dengan label. Karena batang ini kita
gunakan sebagai referensi, maka batang ini harus benar-benar disimpan secara
terawat sehingga nilainya tidak berubah dari waktu ke waktu. Misal, batang
tersebut perlu disimpan dalam suhu yang tetap atau menggunakan bahan yang
tidak mudah memuai untuk meminimalisir pemuaian, mengingat bahwa hukum
fisika dapat berlaku kapan saja. Batang tersebut juga terkadang perlu dikalibrasi
sebagaimana alat ukur dengan alat lain untuk mengkonfirmasi panjang batang
tersebut.
2.3 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang bisa mengukur panjang dan ketebalan suatu
benda dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik yaitu sekitar +- 0,05
mm.
Pada jangka sorong juga ada 2 buah skala yang dipakai buat membaca hasil
pengukuran. Pertama yaitu skala utama yang memakai satuan centimeter dan
milimeter pada bagian bawah dan satuan inch pada bagian atas. kedua adalah
skala nonius atau vernier.
2.3.1 Bagian-bagian jangka sorong
1. Rahang luar
Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki fungsi
untuk mengukur diameter luar dan dimensi luar atau sisi bagian luar
sebuah benda misal panjang, tebal, lebar sebuah benda kerja.
2. Rahang dalam
Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam memiliki fungsi
untuk mengukur diameter dalam dan dimensi bagian dalam atau sisi
bagian dalam sebuah benda berlubang seperti diameter dalam pipa,
panjang dan lebar kotak, dan lain-lain.
3. Pengukur kedalaman
Seperti namanya bagian ini mempunyai fungsi untuk mengukur kedalaman
sebuah benda. selain itu bagian ini juga bisa digunakan untuk mengukur
tinggi sebuah benda.
4. Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan
ukuran utama dalam bentuk centimeter (cm). skala ditandai setiap mm.
5. Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi untuk menyatakan
ukuran utama dalam bentuk inchi.
6. Skala nonius/vernier (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk mm. Memberikan pengukuran interpolasi hingga 0,1
mm atau lebih.
7. Skala nonius/vernier (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk inchi berfungsi sebagai skala pengukuran
fraksi dalam bentuk inchi.
8. Sekrup pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat
berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe
sehingga pembacaan hasil ukur bisa dilakukan tanpa takut berubah posisi.
9. Sekrup ibu jari
Sekrup ibu jari terletak di bagian bawah skala vernier yang berfungsi
untuk memberikan pegangan bagi pengguna untuk menggeser rahang
gerak dengan mudah dan mengatur posisi rahang serta tangkai ukur
kedalaman agar tetap menjaga pegangan yang kuat pada benda yang
diukur.
2.3.2 Cara mengkalibrasi jangka sorong
untuk melakukan kalibrasi jangka sorong dapat dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buka skrup pengunci dengan memutarkan skrup pengunci berlawanan
dengan arah jarum jam sampai longgar.
2. Dorong rahang geser sampai menyentuh rahang tetap
3. Perhatikan angka 0 pada skala nonius
4. Jika angka 0 pada skala nonius sejajar dengan angka 0 pada skala
utama artinya alat ukur sudah terkalibrasi dan siap digunakan
5. Jika angka 0 pada skala nonius tidak sejajar dengan angka 0 pada skala
utama maka lakukan pembersihan pada rahang-rahangnya
6. Setelah melakukan pembersihan pada rahang-rahangnya ulangi
kembali
langkah 1 sampai langkah 5
7. jika langkah 1 sampai langkah 5 sudah dilakukan beberapa kali dan
angka 0 pada skala nonius masih belum sejajar dengan angka 0 pada
skala utama itu artinya alat ukur tersebut sudah rusak dan tidak dapat
digunakan lagi.
jumlahkan angka yang didapat dari skala utama dan skala nonius:
0,5 cm + 0,05 cm = 0,55 cm
jadi, hasil pengukurannya adalah 0,55 cm.
1. Frame (bingkai)
Frame ini mempunyai bentuk huruf C atau U. frame ini terbuat dari
bahan logam tahan panas dengan desain yang cukup tebal dan kuat
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pemuaian panjang yang bisa
proses pengukuran. selain itu, frame ini juga dilapisi dengan lapisan
plastik guna menghindari terjadinya transfer panas dari tangan
pengukur terhadap logam saat pengukuran.
2. Anvil (poros tetap)
poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.
3. Spindle (poros gerak)
poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakan
maju-mundur, menjauh atau mendekati poros tetap.
4. Lock Nut (pengunci)
Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak
saat proses pengukuran suatu benda.
5. Sleeve
merupakan batang logam tempat terletaknya skala utama (dalam
satuan mm).
6. Thimble
merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar
dari sleeve dan merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala
putar (dalam satuan mm)
7. Ratchet
berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh
benda dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar suara
bunyi ketukan logam (tik). untuk memastikan ujung poros gerak telah
menempel sempurna dengan benda maka ratchet dapat diputar
sebanyak 2-3 putaran.
Skala utama= 4 mm
Skala nonius= 0,30 mm
jadi, hasil dari pengukuran diatas adalah:
Skala utama ditambah skala nonius= 4+0,3 = 4,30 mm
2.5 Speedometer
speedometer adalah sebuah alat pengukur kelajuan kendaraan darat,
speedometer juga merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang
beroperasi di jalan.
2.5.1 Bagian-bagian speedometer
1. Dudukan Speedometer
Bagian ini merupakan komponen dari speedometer yang memiliki
fungsi sebagai tempat menempelnya speedometer. Yang akhirnya nanti
akan dipasangkan kaca speedometer yang bersangkutan. Komponen ini
termasuk yang cukup penting juga.
2. Sistem Kabel
Bagian yang kedua yaitu sistem kabel pada speedometer Anda. Kabel
ini nantinya akan berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
komponen penyusun aki mobil menuju ke saluran listrik yang ada pada
speedometer Anda. Hal ini akan membuat speedometer tersebut dapat
berfungsi sebagaimana seharusnya.
3. Roda penggerak
Bagian selanjutnya yakni bagian yang tergolong penting keberadaanya
dalam speedometer Anda. Roda penggerak berfungsi untuk
menggerakkan jarum penunjuk angka yang ada pada speedometer.
Apabila roda ini tidak berfungsi dengan baik, maka bisa dikatakan
speedometer Anda tidak akan berfungsi dengan optimal. Hal tersebut
dikarenakan jarum penunjuk tidak akan bisa bergerak.
4. Komponen Jarum dan angka
Bagian ini merupakan bagian yang berfungsi sebagai indikator, dimana
akan menjadi patokan bagi Anda yang mengendarai mobil untuk
menentukan kecepatan laju kendaraan. Selain itu, angka atau jarum
yang ada pada speedometer ini juga berfungsi sebagai indikator yang
menunjukkan jumlah bahan bakar yang tersisa pada mobil Anda.
5. Kaca atau Cover Speedometer
Bagian yang terakhir yaitu cover yang berbentuk seperti kaca pada
speedometer Anda. Kaca ini berfungsi sebagai komponen yang akan
melindungi speedometer Anda dari cipratan air, debu, maupun kotoran
lainnya yang bisa saja merusak speedometer mobil kesayangan Anda.
Terakhir, tekan tombol adjust sekali dan akan muncul angka nol (0),
kilometer yang sudah ditempuh dan jam digital. Proses kalibrasi sudah
selesai, tinggal posisikan kunci kontak pada posisi Off.
Jangan lupa jam digital juga harus diset ulang. Pasalnya kalau tidak,
beberapa kejadian, angka atau huruf yang muncul ada yang tidak
komplit. Dan untuk mengetahui top speed (gbr.6) yang sudah pernah
ditempuh, caranya tekan tombol 'Adjust' sekali saja.
2.6 Termometer
Termometer disebut juga pengukur suhu adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu(temprature),atau pun perubahan
suhu.Istilah termometer berasal dari bahsa latin thermo yang berarti
panas dan meter yang berarti untuk mengukur.
2.6.1 Bagian-bagian Termometer
1. Tabung Gelas
Tabung gelas adalah badan termometer yang didalamnya berisi komponen
utama seperti skala dan pipa kapiler.
2. Pipa Kaca
pipa kaca atau pipa kapiler adalah tabung sempit yang berisi zat cair
seperti air raksa maupun alkohol. Fungsi dari pipa tersebut adalah sebagai
tempat pemuaian zat cair tersebut. Jika zat cair tersebut memuai akibat
naiknya suhu maka zat tersebut akan naik ke atas pipa kapiler ketika suhu
mulai menurun, zat cair akan menyusut dan turun ke bawah.
3. Skala
Skala merupakan bagian termometer yang berupa garis-garis berisi angka.
Fungsi dari bagian ini menunjukan derajat celcius dari suatu benda.
4. Zat cair pengisi termometer
Zat Cair pengisi termometer menjadi bagian terpenting karena berfungsi
sebagai komponen dalam mengindikasikan derajat suhu suatu benda.
5. Lekukan
Lekukan biasanya terdapat pada kolom raksa thermometer badan bagian
ini berfungsi agar zat cair yang telah memuai tidak mudah turun kembali.
6. Tandon
Tandon atau reservoir adalah bagian paling bawah pada termometer
2.6.2 Kalibrasi termometer
1. Cara kalibrasi termometer digital dengan air dingin
Isi sebuah gelas besar dengan es, lalu isi dengan air. Aduk air es
dan diamkan selama 3 menit. Tempatkan termometer digital kau di dalam
air es, pastikan untuk menempelkan sedalam setidaknya 4 cm ke dalam air
tersebut, tetapi tentukan untuk tidak menyentuh segi atau bab bawah kaca.
Aduk air es guna meratakan suhu air dan mencegah termometer
melekat pada es kerikil. Tunggu setidaknya 30 detik hingga termometer
membaca suhu. Suhu termometer digital harusnya meraih 0 ° C. Jika tidak,
tekan tombol reset pada termometer digital, sampai bacaannya mencapai 0
° C.
2. Cara kalibrasi termometer digital dengan air mendidih
Didihkan air dalam suatu panci yang dalam. Tempatkan
termometer digital kamu di dalam air mendidih. Sekali lagi, pastikan
termometer terendam setidaknya sedalam 4 cm dan tunggu setidaknya 30
detik. Termometer digital harusnya menunjukkan suhu 100 ° C. Jika tidak,
biarkan termometer tetap di dalam air, putar kenop pengatur sampai
bacannya mencapai tanda 100 ° C.
Pada gambar di atas, setiap garis pada skala termometer memiliki nilai
1oC, karena dari suhu 20oC – 30oC terdapat 10 garis, sehingga tiap garis
menyatakan suhu 1oC.
Kita bisa membuat perkiraan pembacaan skala dengan menggunakan
tingkat ketelitian termometer. Pada termometer raksa, biasanya
ketelitiannya adalah 0,2oC.
Dari gambar di atas, permukaan miniskus cembung raksa hampir
menunjukkan skala 30oC.
Karena hampir berarti belum mencapai suhu 30oC. Dengan menggunakan
tingkat ketelitian termometer, kita kurangkan skala yang hampir terbaca
dengan tinggkat ketelitian termometer yaitu 30oC – 0,2oC = 29,8oC.
Hasil pengukuran tersebut dapat dituliskan sebagai 29,8oC ± 0,2oC, yang
mengandung arti bahwa keakuratan atau ketelitian suhu berkisar antara
29,8oC sampai 30,0oC.
2.7 Neraca
Neraca adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan
besarnya massa suatu Benda.
2.7.1 Bagian-bagian Neraca
1. Tempat beban
Digunakan untuk meletakkan benda yang akan diukur.
2. Tombol Kalibrasi
Berfungsi untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak digunakan
untuk mengukur.
3. Lengan Neraca
Lengan ini berfungsi untuk meletakkan anting atau pemberat pada
neraca.
4. Anting atau pemberat yang diletakkan pada masing-masing lengan dan
dapat digeser-geser,
berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran.
5. Titik 0 atau garis kesetimbangan.
Berfungsi untuk menentukan titik kesetimbangan.
Pada contoh di atas, lengan 500 gram berada di tengah, ada kemungkinan di
model lain, lengan 500 gram ada di belakang atau malah di depan. Hasil
pengukuran pada contoh di atas: 400 + 90 + 8,2 = 498,2 gram. Sedikit berbeda
dengan contoh pertama, contoh berikut di baca dari belakang (atas) dulu,
menyesuaikan posisi lengan 500 gram.
2.8 Stopwatch
Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu dengan
ketelitian bisa mencapai 0,001 detik. Stopwatch biasanya digunakan untuk
keperluan pertandingan, pertunjukan, penelitian dan lain-lain. Fungsi stopwatch
yang lainnya yaitu adanya sebuah fitur stopclock yang berfungsi sebagai penunda
waktu tanpa mempengaruhi proses mengukur waktu.
Ada dua macam stopwatch yaitu stopwatch analag dan stopwatch digital.
Hasil pengukuran stopwatch digital lebih efektif dan akurat daripada analog
karena stopwatch digital menggunakan angka dan bukan jarum.
2.8.1 Bagian-bagian stopwacth
a) Stopwatch Analog
1. Tombol start/stop untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.
2. Tombol riset untuk meriset stopwatch ke nol
3. Jarum besar sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
4. Jarum kecil sebagai jarum penunjuk satuan menit
5. lingkaran detik merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari
angka 1 sampai 60 dalam satuan detik.
6. lingkaran menit merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari
5 sampai 30 dalam satuan menit.
b) Stopwatch Digital
2.9 Amperemeter
Amperameter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur nilai
arus listrik. Pengukuran arus listrik harus memutuskan rangkaian terlebih dahulu
lalu dihubungkan masing-masing ke terminal terminal amperemeter. Pemasangan
amperemeter pada rangkaian harus secara seri. Tingkat ketelitian suatu alat
tergantung dari nilai skala terkecilnya (NST). Untuk ampermeter, ketelitian
alatnya berbeda-beda.
2.9.1 Bagian-bagian amperameter
1. Galvanometer
Bagian utama dari amperemeter ialah galvanometer. Galvanoeter adalah
alat yang dapat mendeteksi keberadaan arus listrik dan mengukurnya
dengan memanfaatkan prinsip gaya Lorentz.
2. Terminal Positif dan terminal Negatif
Karena dipasang seri, terminal positif pada amperemeter adalah tempat
masuknya arus positif dan terminal negatif untuk jalan keluar negatif
output dari rangkaian yang diukur.
3. Measuring Limit
Measuring limit atau batas pengukuran menunjukan nilai maksimal yang
bisa diukur menggunakan amperemeter.
4. Maximum Scale
Maximum scale menunjukkan skala maksimum yang bisa ditampilkan di
panel penampil.
5. Shunt Resistance
Shunt adalah komponen dalam amperemeter berfungsi untuk membuat
jalur hambatan arus listrik rendah yang memungkinkannya melewati titik
lain dalam rangkaian. Komponen inilah yang kami maksud dengan resistor
kecil, dan dipasang secara paralel dengan galvanometer. Untuk mencegah
penyimpangan saat pengukuran, maka nilai resistansi shunt harus sangat
kecil, sama dengan atau kurang dari 1 ohm.
6. Jarum penunjuk
Jarum yang menunjukkan nilai arus terukur ini terintegrasi dengan
kumparan pada galvanometer sehingga ketika ada arus yang memutar
kumparan, jarum pun ikut berputar dan menunjukkan besar nilainya. Pada
Amperemeter digital, nilai arus ditunjukkan oleh angka digital yang
ditampilkan pada display.
2.11 Velocitymeter
velocitymeter adalah sebuah alat ukur yang dapat memperhitungkan
kecepatan dan arah sebuah benda dalam keadaan bergerak baik di daratan maupun
didalam air.
2.11.1 Bagian-bagian velocitymeter