Anda di halaman 1dari 6

DINAS & RAHASIA

SURAT PERJANJIAN IKATAN DINAS


Nomor :

Surat Perjanjian Ikatan Dinas Beasiswa RS Graha Husada ini (selanjutnya disebut ”Perjanjian”),
dibuat di Bandar Lampung, pada hari ..........................................oleh dan antara:
1. dr. H Is yulianto, SpOG, yang dalam hal ini bertindak sebagai Direktur RS Graha Husada
yang selanjutnya disebut Pihak Pertama,
2. Fuady Salmy, Karyawan : NIK....., adalah karyawan RS Graha Husada, beralamat di
perum indah sejahter IV blok D2., yang selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua, secara bersama-sama disebut sebagai Para Pihak, dan secara
sendiri- sendiri disebut sebagai Pihak.

Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana


tercantum dalam pasal-pasal berikut :
Pasal 1
Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup
1. Sebagai wujud kepedulian terhadap peningkatan SDM dibagian manajemen Rumah Sakit,
Pihak Pertama memberikan Beasiswa study S2 Magister Administrasi Rumah Sakit. Beasiswa
S2 MARS selanjutnya disebut ”Beasiswa”.
2. Beasiswa yang diberikan kepada Pihak Kedua meliputi:
a. Pembiayaan perkuliahaan sebesar RP. 40.000.000,- selama 4 semester
b. Pembayaran biaya perkuliahan akan dibayarkan per semester sebesar Rp.10.000.000,-,
Dengan rincian sebagai berikut :
Termin 1 (semester 1) : Rp. 15.000.000,-
Termin 2 (semester 2) : Rp. 10.000.000,-
Termin 3 (semester 3) : Rp. 10.000.000,-
Termin 4 (semester 4) : Rp. 5.000.000,

1
Pasal 2
Ketentuan Pemberian Beasiswa
Pihak Pertama memberikan Beasiswa kepada Pihak Kedua dengan persyaratan dan kondisi
sebagai berikut:
1. Beasiswa diberikan kepada Pihak Kedua selama 4 (empat) semester sejak pertama kali
diberikannya Beasiswa dan diberikan setiap semester.
2. Setelah menyelesaikan masa pendidikan, Pihak Kedua akan menjalani ikatan kerja
di RS Graha Husada di bawah pengelolaan Pihak Pertama dengan rumus ikatan dinas
2N+1 , yaitu selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penempatan bekerja.
3. Pihak Kedua tetap menjalankan tugas-tugas pokoknya selama tidak sedang mengikuti kegiatan
perkuliahan
4. Pihak Kedua bersedia mematuhi aturan-aturan dan ketentuan yang diberlakukan oleh Pihak
Pertama serta yang diberlakukan oleh Universitas.
5. Pihak pertama memberikan dispensasi waktu kerja kepada pihak kedua selama 2 (dua) Hari
setiap minggunya untuk mengikuti kegiatan perkuliahan yaitu pada hari jumat dan sabtu.
6. Selain daripada hari perkuliahan. Pihak kedua tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai karyawan RS Graha Husada.
7. Dispensasi tidak berlaku apabila masa perkuliahan tidak aktif (libur).

Pasal 3
Ketentuan Ikatan Dinas
1. Setelah menyelesaikan pendidikan, Pihak Kedua wajib menyerahkan ijazah Sarjana kepada
Pihak Pertama sebelum memulai ikatan dinas.
2. Setelah menyelesaikan masa pendidikan, Pihak Kedua akan menjalani ikatan kerja
di RS Graha Husada di bawah pengelolaan Pihak Pertama dengan rumus ikatan dinas
2N+1 , yaitu selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penempatan bekerja.
3. Dalam masa ikatan dinas, Pihak Kedua akan mendapatkan upah dan tunjangan serta terikat
dengan peraturan-peraturan sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2
4. Setelah masa ikatan dinas berakhir, Pihak Kedua berhak untuk memutuskan hubungan kerja
dengan Pihak Pertama bila menginginkannya. Bila Pihak Kedua memutuskan untuk
melanjutkan hubungan kerja, Pihak Kedua akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan
yang didapat saat itu dan tidak berkewajiban untuk mengajukan surat lamaran bekerja lagi.

Pasal 4
Ketentuan Lain
1. Pihak Kedua tidak diperkenankan menghentikan masa pendidikan kecuali untuk liburan
sekolah yang telah dijadwalkan oleh Universitas.
2. Apabila karena suatu keadaan yang memaksa Pihak Kedua terpaksa mempergunakan hak cuti
akademik, Pihak Kedua harus menyerahkan bukti persetujuan resmi dari Universitas kepada
Pihak Pertama sebelum semester selanjutnya dimulai.
3. Sesuai dengan pasal 2, Pihak Pertama berhak menghentikan pemberian Beasiswa kepada
Pihak Kedua dan Pihak Pertama tidak berkewajiban melanjutkan pemberian Beasiswa bila
Pihak Kedua tidak melanjutkan pendidikannya. Pada kondisi tersebut, Pihak Kedua
berkewajiban mengganti seluruh dana Beasiswa yang telah diberikan oleh Pihak Pertama.

Pasal 5
Sanksi-sanksi
1. Bila Pihak Kedua menolak melanjutkan penerimaan Beasiswa, yang bersangkutan dapat
mengajukan surat pengunduran diri kepada Pihak Pertama dan berkewajiban untuk
mengembalikan semua dana Beasiswa yang telah dikeluarkan bagi dirinya sebesar
Rp. 40.000.000,-
2. Pengembalian dana Beasiswa dan denda dibayarkan secara tunai oleh Pihak kedua kepada
Pihak Pertama sebesar 100% dari seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak Pertama
Dana ganti rugi disetorkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak persetujuan
ditandatangani oleh keduabelah pihak. Pihak Kedua wajib menginformasikan kepada Pihak
Pertama bila telah menyelesaikan kewajibannya membayar ganti rugi.

3
Pasal 6
Penghentian Beasiswa
Program Beasiswa akan otomatis berakhir, apabila:
1. Pihak Kedua telah menyelesaikan pendidikan dalam masa Pemberian Beasiswa; atau
2. Pihak Kedua dikeluarkan oleh lembaga tempat Pihak Kedua menjalani pendidikan apapun
alasannya; atau
3. Pihak Kedua tidak dapat melanjutkan pendidikan karena meninggal dunia atau menderita
penyakit yang menyebabkan Pihak Kedua tidak dapat melanjutkan atau menyelesaikan
pendidikan; atau
4. Pihak Kedua tidak menyelesaikan pendidikan dalam masa pemberian beasiswa.
5. Pihak Kedua terbukti terlibat dalam kegiatan ilegal, misalnya penyalahgunaan dan
pengedaran obat- obatan terlarang ataupun segala bentuk kegiatan kriminal lainnya

Pasal 7
Keadaan Kahar (Force Majeure)
1. Para Pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam
memenuhi kewajiban yang dimaksud dalam Perjanjian ini yang disebabkan atau diakibatkan
oleh kejadian di luar kekuasaan Para Pihak (”Keadaan Kahar/ Force Majeure”).
2. Peristiwa yang dapat digolongkan Keadaan Kahar/ Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah
bencana alam, wabah penyakit, kebakaran, perang, blokade, peledakan, sabotase, revolusi,
pemberontakan, huru-hara, serta adanya tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan
moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan Perjanjian ini, dikeluarkannya
peraturan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan lagi
dilaksanakannya Perjanjian.
3. Dalam hal terjadi Keadaan Kahar/ Force Majeure sebagaimana dimaksud diatas
sehingga mempengaruhi pelaksanaan kewajiban salah satu Pihak, maka Pihak yang
mengalami Keadaan Kahar/ Force Majeure wajib untuk memberitahukan kepada Pihak
lainnya selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak terjadinya Keadaan Kahar/
Force Majeure tersebut untuk diselesaikan secara musyawarah.

4
4. Apabila pihak yang mengalami Keadaan Kahar/ Force Majeure tersebut tidak
mengirimkan pemberitahuan seperti yang tercantum pada butir 3 diatas, maka Keadaan
Kahar/ Force Majeure tersebut dianggap tidak pernah terjadi, kecuali jika pihak yang
mengalami Keadaan Kahar/ Force Majeure tersebut dapat menunjukkan bukti-bukti
yang memperlihatkan bahwa pemberitahuan tentang Keadaan Kahar/ Force Majeure
tersebut telah dikirimkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana tersebut
diatas.

Pasal 7
Penyelesaian Perselisihan
1. Segala perselisihan yang timbul oleh Para Pihak akan diselesaikan secara musyawarah atau
mediasi pihak ketiga berdasarkan itikad baik.
2. Dalam hal para pihak tidak mencapai sepakat,maka para pihak sepakat menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui pengadilan dengan domisili hukum

Pasal 8
Penutup
1. Hal-hal yang belum/tidak diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian oleh Para Pihak dan
dibuat perjanjian tambahan (Addendum) yang ditandatangani oleh Para Pihak dan
merupakan satu kesatuan/bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
2. Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah kecuali dengan suatu perjanjian
perubahan atau tambahan (Addendum) yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh Para Pihak dan perjanjian ini dibuat,
1 (satu) rangkap untuk Pihak Pertama dan 1 (satu) rangkap Pihak Kedua, di atas materai cukup
dan masing- masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

5
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Anda mungkin juga menyukai