Anda di halaman 1dari 63

1.

Candi Kalasan

Candi kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah


Istimewa Yogyakarta,

2. Candi Sari

Candi Sari terletak sekitar 10 Km dari dari pusat Yogyakarta, hanya sekitar 3 Km
dari candi Kalasan.
3. Candi Penataran

Candi Penataran terletak di desa penataran, Kecamatan Ngelegok, Bilitar. Tepatnya


di lereng barat
daya Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter di ata permukaan air laut.

4. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XII Koto Kampar,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi muara takus merupakan candi terbesar di
pulau sumatera.
5. Candi Sewu

Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,


Klaten,
Provinsi Jawa Tengah dengan jarak 17 Km dari kotaYogyakarta. Candi Sewu
merupakan situs candi
Buddha terbesar setelah Candi Borobudur di magelang.

6. Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 20 Km dari


Yogyakarta. Candi Bororbur
di bangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke- 9.
7. Candi Mendut

Candi Mendut terletak di desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Malang


Jawa Tengah.
Letaknya sangat Strategis yaitu kurang lebih 3 Km dari Candi Borobudur

8. Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo terletak di Candi, Kecamatan Bandungan, Jawa Tengah. Pada
Tahun 1740
oleh shir thomas Stamford Raffles yang mengungkapkan. pada waktu itu Raffles
hanya menemukan
7 buah bangunan candi sehingga dia menyebutkannya dengan Candi Gedong pitu.
9. Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan yang secara administratif terbagi


menjadi dua wilayah
yaitu Kabupaten Sleman DIY dan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Candi
Prambanan merupakan
Candi Hindu terbesar di Indonesia bahkan se asia tenggara

10. Candi Padas

Candi Padas terletak di sungai Pakerisan, Dusun Penangka, Desa Sebatu,


Kecamatan Tegalalang,
Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.Candi Padas di sebut juga Candi Kawi atau biasa
juga di juluki
Candi Tebing Kawi.
Prasasti Dinoyo (760 M) Dekat daerah Malang, Jawa timur

Prasasti ini berisikan tentang kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan

Prasasti Canggal (732 M) berada di dekat daerah Magelang, Jawa


Tengah

Prasasti ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajanya yang bernama
Sanjaya.
Prasasti Kalasan (778 M) berada di dkeat daerah Yogyakarta

Prasasti ini menceritakan Kerajaan Mataram Hindu dengan rajannya yang bernama
Rakai Panangkaran yang menganut agama Budha.

Prasasti Kedu (907) berada di dekat daerah Magelang, Jawa Tengah

Prasasti ini menceritakan tentang Raja Belitung dari Mataram Hindu.


Prasasti Kerajaan Tarumanegara

 Prasasti Ciaruteun, di Bogor


 Prasasti Kebon Kopi, di Bogor
 Prasasti Jambu, di Bogor
 Prasasti Pasir Awi, di Bogor
 Prasasti Muara Cianten, di Bogor
 Prasasti Lebak, di Banten
 Prasasti Tugu, di Tugu
Prasasti di Sumatera

 Prasasti Kerajaan Sriwijaya


 Prasasti Kedukan Bukit, di dekat Palembang
 Prasasti Talang Tuo, di dekat Palembang
 Prasasti Telaga Batu, di dekat Palembang
 Prasasti Karang Berahi, di daerah Jambi Hulu
 Prasasti Palas Pasemah, di daerah Lampung Selatan

Prasasti di Kalimantan

Prasasti Muara Kaman, di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.


Aceh Darussalam ( Rumah Krong Bade)

Rumah adat krong bade merupakan rumah adat provinsi Aceh. Rumah ini juga
dikenal dengan sebutan rumoh aceh.

Rumah Adat Provinsi Sumatera Utara (Rumah Bolon)

Rumah adat bolon merupakan rumah adat provinsi Sumatera Utara.


Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat ( Rumah Gadang )

Rumah adat gadang merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sumatera
Barat.

Rumah Adat Provinsi Riau ( Rumah Melayu Selaso )

Rumah adat melayu selaso merupakan rumah adat yang berasa dari provinsi Riau.
Rumah Adat Provinsi Kepulauan Riau (Rumah Selaso Jatuh
Kembar)

Rumah adat melayu selaso jatuh kembar merupakan rumah adat yang berasa dari
provinsi Kepulauan Riau.

Rumah Adat Provinsi Jambi ( Rumah Panjang )

Rumah adat panjang merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Jambi.
Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan ( Rumah Limas )

Rumah adat limas merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sumatera
Selatan.

Rumah Adat Provinsi Bangka Belitung ( Rumah Rakit, Rumah


Limas )

Rumah rakit merupakan rumah adat yang berasal dari Bangka Belitung. Rumah
rakit ini juga sangat populer di Kota Palembang.
Rumah Adat Provinsi Bengkulu ( Rumah Bubungan Lima )

Rumah adat bubungan lima merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi
Bengkulu.

Rumah Adat Provinsi Lampung ( Rumah Nowou Sesat )

Rumah adat nowou sesat merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi
Lampung.
Rumah Adat Provinsi DKI Jakarta | Rumah Kebaya

Rumah adat kebaya merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi DKI Jakarta.

Rumah Adat Provinsi Jawa Barat (Rumah Kasepuhan Cirebon)

Rumah adat Kasepuhan Cirebon merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi
Jawa Barat. Rumah ini juga merupakan bagian dari keraton Cirebon.
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam – Pakaian adat tradisional ulee
baling

Pakaian adat dari aceh ini biasanya di sebut dengan pakaian ulee balang, pakaian
ini hanya di pakai para raja beserta keluarganya.

Provinsi Sumatra Utara – Pakaian adat tradisional ulos

Pakaian adat dari Sumatra Utara ini biasanya di sebut ulos. Pakaian adat ini oleh
masyarakat batak karo di yakini sebagai ajimat karena pakaian ini di percaya
mempunyai daya magis yang tinggi.
Provinsi Sumatra Barat – Pakaian adat tradisional bundo kanduang

Pakaian adat dari Sumatra Barat ini biasanya di bagi dua macam, yaitu Pakaian
adat dan pakaian penghulu, pakaian adat bundo kanduang biasanya terdapat di
minangkabau Sumatra Barat.
Provinsi Riau – Pakaian adat tradisional Melayu

Pakaian adat dari Riau biasanya di sebut pakaian Melayu. Di daerah Riau sendiri
ada 3 jenis yaitu Indragiri, Siak, dan Bengkalis Riau.

Provinsi Kepulauan Riau – Pakaian adat tradisional belanga

Dalam masyarakat melayu khususnya kaum laki-laki pakaian adat yang di pakai
biasanya berupa pakaian atasan yang mana di sebut teluk belanga.
Provinsi jambi – Pakaian adat tradisional Melayu Jambi

Pakaian dari Jambi ini hampir sama dengan pakaian adat yang ada di pulau
Sumatra pada umumnya, yakni pakaian adat Melayu.

Povinsi Sumatra Selatan – Pakaian adat tradisional aesan gede

Pakaian adat dari Sumatra Utara biasanya di sebut dengan aesan gede. Baju adat ini
dulunya terinspirasi oleh kerajaan Sriwijaya Yang mana kerajaan Sriwijaya pada
masa itu adalah kerajaan yang berjaya di daerah Sumatra Selatan.
Provinsi Bangka Belitung – Pakaian adat tradisional paksian

Pakaian adat dari Bangka Belitung ini biasanya di sebut dengan paksian. Kalau
buat kaum perempuan kebanyakan memakai baju kurung yang berwarna merah
yang mana bahannya dari kain sutra dan juga di kepalanya biasanya memakai
mahkota yang mana di sebut dengan paksian. Kalau untuk kaum laki-laki biasanya
memakai sorban atau yang lebih di kenal dengan nama Sungkon.

Provinsi Bengkulu – Pakaian adat tradisional Bengkulu

Pakaian adat yang di pakai untuk kaum perempuan biasanya memakai baju kurung
yang mempunya lengan panjang, di taburi pola-pola, di sulam emas yang berbentuk
lempengan bulat yang mana mirip uang logam.
Provinsi Lampung – Pakaian adat tradisional tulang bawang

Pakaian adat yang berasal dari Lampung ini bila kita amati banyak di temukan
perbedaan antara Lampung bagian pesisir dan Lampung daratan namun walau
memiliki sedikit perbedaan yaitu masih ada kesamaan yaitu masih sama-sama
menggunakan kain tapis di hiasi oleh logam kuningan yang mempercantik dan
terkesan sangat glamor, yang di maksud kain tapis di sini adalah sebuah kain yang
di tenun dengan proses yang masih manual dengan memakai tinta emas yang di
cetak dengan tangan terampil sehingga terbentuklah kain tapis yang sangat cantik
dan pakaian tersebut jika di pakai oleh pengantin terlihat akan sangat berkharisma.

Provinsi DKI Jakarta – Pakaian adat tradisional betawi

Pakaian adat dari Jakarta di namakan pakaian adat betawi yang mana pakaian ini
sangat dipengaruhi oleh berbagai warga Jakarta yang bemacam-macam budaya
misalnya, Arab, Budaya Barat, dan budaya Melayu.
Provinsi Jawa Barat – Pakaian adat tradisionasional kebaya

Pakaian adat dari Jawa Barat ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok
terutama untuk kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kain ini kebanyakan banyak
di gunakan wanita di seluruh tingkatan, baik dari golongan bangsawan maupun
masyarakat biasa. cara membedakannya sangat mudah yaitu terletak pada bahan
yang di pakai serta perbedaan lain terletak pada corak.

Provinsi Banten – Pakaian adat tradisional pangsi

Dalam kehidupan sehari hari masyarakat suku badui masih kental dengan memakai
pakaian adat ini. Suku badui bagian dalam biasanya memakai baju adat yang
berwana putih yang mana warna tersebut di lambangkan sebagai warna suci. Dan
untuk suku badui bagian luar biasanya memakai pakain adat yang berwarna hitam.
Provinsi Jawa Tengah – Pakaian adat tradisioanal kebaya

Pakaian adat yang berasal dari Jawa Tengah lebih di kenal dengan menggunakan
kain kebaya yang memakai motif batik, yang mana batik tersebut merupakan batik
yang masih asli.

Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta – Pakaian adat tradisional


kesatrian
Pakaian ini ini terdiri atas sepasang pakaian tradisional yang mempunyai bagian
penting yang tidak bisa dapat di pisahkan antara satu dan lainnya. Perlengkapan
berpakaian tersebut adalah ciri khusus untuk memberikan identitas yang sangat
penting. Sebab itu tidak boleh memakai pakaian ini secara sembarangan, oleh
sebab itu pakaian ini adalah pakaian sakral yang harus kita jaga dan kita rawat.

Provinsi Jawa Timur – Pakaian adat tradisional pesa’an

Pakaian adat yang berasal dari Madura Jawa Timur ini di sebut dengan pesa’an.
Pakaian ini sangat sederhana yang hanya berupa kaos mempunyai garis putih dan
celana yang longgar. Kalau yang di pakai wanita biasanya memakai kebaya.

Provinsi Bali – Pakaian adat tradisional Bali

Pakaian adat bali ini memiliki banyak jenis, walaupun sekilas memiliki bentuk
yang mirip. Masing-masing baju adat dari daerah bali memiliki ciri yang ornamen
dan simbolik, di bedakan dalam acara upacara, umur, dan jenis kelamin yang
memakainya. Kita isa membedakan status sosial masyaraktnya berdasarkan corak
busana dan perhiasan yang di milkinya.
Provinsi Nusa Tenggara Barat -Pakaian adat tradisional Lombok

Pakaian adat dari Nusa Tenggara Barat adalah pakaian adat lombok. Pakaian ini
biasanya di pakai dalam acara tertentu misalnya seperti acara upacara adat, pesta
perkawinan dan lain-lain.

Provinsi Nusa Tenggara Timur – Pakaian Adat Nusa Tenggara


Timur

Pria Rote biasanya memakai ti’langga untuk aksesoris pakaian tradisional Nusa
Tenggara timur. Dan bagi wanita, memakai baju kebaya yang pendek dan untuk
potongan bawahnya memakai kain tenun.
Provinsi Kalimantan Barat – Pakaian adat tradisional perang

Pakaian adat ini telah lama di pakai oleh orang Kalimantan Barat sejak lama.
Bahan utama untuk membuat pakaian ini adalah kulit kayu yang di olah menjadi
kain. Bahan yang di gunakan adalah jenus kulit kayu ampuro. Cara membuat nya
adalah dengan di pukul-pukul dalam pemukulan juga di lakukan di dalam air agar
memperoleh hasil yang sempurna. Kemampuan masyarakat Kalimantan Barat
dalam membuat baju ini adalah warisan turun temurun oleh nenek moyang mereka.

Provinsi Kalimantan Tengah – Pakaian adat tradisional Kalimantan


Tengah

Dalam kehidupan masyarakat Kalimantan tengah Pengantin lak-laki harus


memakai celana panjang yang mencapai lutut, tali pinggang, selempit perak, dan
memakai tutup kepala. Selain itu juga memakai perhiasan yang terdiri dari inuk
atau kalung yang panjang ,cengkoang yang di buat dari gigi hewan. Untuk wanita
nya sendiri memakai kain berupa rok yang pendek, ikat kepala, kalung, subang,
hiasan bulu enggang dan rompi.
Provinsi Kalimantan Selatan – Pakaian adat pengantin bagajah
gamuling baular lulut

Terdapat banyak jenis pakaian adat dari suku banjar yang asalnya dari Provinsi
Kalimantan Selatan, diantaranya bagajah gamuling baular lulut, pengantin babaju
kun galung pacinan, pengantin baamar galung pancar matahari, dan pengantin
babaju kubaya panjang.

Provinsi kalimantan Timur – Pakaian adat tradisional Kalimantan


Timur

Masyarakat sekitar menggunakan pakaian adat ini biasanya berdasarkan kegunaan


mereka sehari-hari. Misalnya untuk pakaian dalam upacara adat dan saat menari
pun pakaian itu sudah berbeda.
Provinsi Kalimantan Utara

Berada di ujung utara dari pulau Kalimantan. Meskipun wilayahnya yang luas yaitu
sekitar 75.467,70 km², namun jumlah populasi penduduknya tergolong sedikit yaitu
sekitar 600 ribu jiwa. Sebagian besar penduduknya didominasi oleh suku Dayak.
Walaupun terlihat sama dengan pakaian adat dari Kalimantan Timur, namun
pakaian ini tetap memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri.

Provinsi Sulawesi Utara – Pakaian adat tradisional kulavi


(donggala)

Provinsi Kalimantan Utara adalah provinsi yang berdiri paling muda di antara
provinsi di seluruh Indonesia. Di samping itu pulau provinsi ini juga bisa di
katakan provinsi yang berbatas langsung dengan negara tetangga. Pada mulanya
provinsi ini masuk kedalam provinsi Kalimantan Timur Oleh karena itu untuk
kebudayaannya sama persis dengan Kalimantan Timur.
Provinsi Sulawesi Barat – Pakaian adat tradisional mandar

Sarung sutra dari mandar nampak mirip dengan kain sutra pada umumnya, tapi di
setiap jenis masing-masing memilik ciri yang berbeda yaitu dari corak dan cara
membuatnya.

Provinsi Sulawesi Tengah – Pakaian adat tradisional nggembe

Pakaian nggembe ialah pkaian yang biasanya di pakai oleh remaja putri yang mana
di gunakan untuk upacara adat maupun pesta. Ciri-ciri dari baju ini sendiri adalah
mempunyai bentuk segi empat, berlengan lebar selebar kain, berkerah bulat,
panjang blus sampai pinggang dan longgar.
Provinsi Sulawesi Tenggara – Pakaian adat tradisional suku tolaki

Pakaian adat provinsi Sulawesi Tenggara ialah pakaian adat suku tolaki.

Provinsi Sulawesi Selatan – Pakaian adat tradisional bodo

Pakaian bodo adalah pakaian adat untuk wanita suku Bugis, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Baju ini berlengan pendek, dan mempunuai bentuk segi empat, baju ini
adalah salah satu baju tertua di dunia.
Provinsi Gorontalo – Pakaian adat tradisional Gorontalo

Pakaian adat tradisional ini biasanya di sebut dengan Billu (pakaian mempelai
putri) dan Mukuta (pakaian pengantin putra). Pakaian adat ini biasanya memiliki
tiga warna dan mempunyai arti tersendiri, warna itu ialah kuning keemasan, warna
hijau, dan warna ungu.

Provinsi Maluku – Pakaian adat tradisional baju cele

Baju cele memiliki ciri berkotak-kotak kecil dan geometris bergaris-garis. Pada
umumnya baju ini di padukan dengan sarung yang mempunyai warna yang tak jauh
berbeda, yang terpenting harus serasi dan seimbang. Baju cele ini hanya di pakai
untuk upacara adat.
Provinsi Maluku Utara – Pakaian adat tradisional manteren lemo

Pakaian adat ini terdiri atas celana panjang berwarna hitam bersama bis merah yang
memanjang dari atas sampai bawah. Bajunya bentuk jas yang tertutup dengan
kancing yang besar yang terbuat dari sebuah perak yang mempunyai jumlah
sembilan. Dan untuk ujung tangan, saku, dan leher jas semuanya berwarna merah.

Provinsi Papua Barat – Pakaian adat tradisional ewer

pakaian adat ewer ialah pakaian adat tradisional yang berasal dari wilayah papua
barat.
Provinsi Papua – Pakaian adat tradisional papua

Di papua pakaian adat laki-laki dan perempuan bentuknya hampir mirip. Biasanya
mereka meengenakan baju dan penutup pada bagian bawah dengan bentuk yang
mirip. Selain itu di lengkapi dengan memakai dekorasi di kepala berbentuk burung
cendrawasih, kalung, gelang, dan juga ikat pinggang dari manik-manik dan juga
rumbai-rumbai di pergelangan kaki.
Masjid Raya Baiturrahman Aceh

Masjid bersejarah ini dibangung oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612.

Masjid Raya Medan

Masjid yang dibangun pada tahun 1906 ini juga dikenal dengan nama Masjid Al-
Mashun.
Masjid Raya Ganting Padang

Menurut sejarah pembangunan masjid ini pada tahun 1700.

Masjid Istiqlal Jakarta

Masjid istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunannya


diprakarsai oleh Bung Karno pada tahun 1951 dengan rancangan arsiteki Frederich
Silaban.
Masjid Agung Banten

Masjid dengan atap bangunan yang menyerupai pagoda ini dibangun oleh arsitek
Cina bernama Tjek Ban Tjut pada masa pemerintahan sultan pertama dari
Kesultanan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati di
tahun 1560. Di sisi utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan
Banten dan keluarganya. Sementara, menara masjid yang tingginya 24 meter,
terdapat di sisi timur dan menjadi atraksi bagi para wisatawan karena keunikan
bentuk bangunannya. Menara itu dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrik Lucasz
Cardeel. Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan masjid yang
dulu digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi.

Masjid Agung Cirebon

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid
Agung Sang Cipta Rasa ini diprakarsai pembangunannya oleh Sunan Gunung Jati
dan diarsiteki oleh Sunan Kalijaga. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1480, di
masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Berlokasi di kompleks Keraton
Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, masjid ini mempunyai keunikan berupa sembilan
pintu untuk masuk ke ruangan utama, yang melambangkan Wali Songo. Di bulan
Ramadhan, sumur air Banyu Cis Sang Cipta Rasa selalu ramai dikunjungi oleh
peziarah yang meyakini air dari sumur itu mampu mengobati berbagai penyakit.
Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan Gunung Jati.
Masjid Menara Kudus

Sunan Kudus mendirikan masjid di kota Kudus pada tahun 1549 dengan
menggunakan batu pertama dari Baitul Maqdis, dari Palestina. Bentuk menara yang
mirip dengan bentuk candi menunjukkan percampuran pengaruh agama Hindu dan
Budha, seperti cara Sunan Kudus menyampaikan ajaran agama Islam agar lebih
mudah dimengerti oleh penganut agama Hindu dan Budha pada masa itu. Menara
masjid ini dibangun tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya dan dihiasi oleh
32 piring biru yang berhiaskan lukisan.

Masjid Agung Demak

Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo
mendirikan masjid ini di tahun 1466. Masjid Agung Demak diselesaikan
pembangunannya pada tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh
empat tiang utama yang bernama saka guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama
tersebut terbuat dari serpihan kayu, dan dinamakan saka latal. Di samping masjid
ini terdapat Museum Masjid Agung Demak yang menampilkan berbagai koleksi
unik masjid, seperti beduk dan kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir
Al-Qur’an Jus 15-30 tulisan tangan Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal
yang diambil oleh Sunan Kalijaga, dan lain-lain.
Masjid Sunan Ampel

Di tahun 1421, Sunan Ampel bersama dua sahabatnya, yang dikenal dengan Mbah
Sholeh dan Mbah Sonhaji, mendirikan Masjid Ampel. Bangunan seluas kurang
lebih 2 km persegi itu memiliki keunikan berupa 16 tiang kayu setinggi 17 meter
dengan diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat dari sambungan
kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang
tersebut. Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap
harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel di sekitar
halaman masjid. Di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam salah
satu pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.

Masjid Kotagede

Di Yogyakarta, selain Masjid Agung Kauman, juga terkenal Masjid Kotagede.


Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta, yang didirikan oleh Sultan
Agung, pemimpin kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Bangunan ini dikerjakan
dengan bergotong-royong melibatkan pekerja beragama Hindu dan Budha,
sehingga terlihat pengaruh bangunan Hindu dan Budha pada masjid ini. Awalnya,
Masjid Kotagede hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X
memperluas bangunan masjid ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Di bulan
Ramadhan, Masjid Kotagede punya keunikan berupa sholat tarawih yang dilakukan
pada saat jam 24.00.
Alat musik tradisional : Serune Kale

Sarune Kale berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin.

Alat musik tradisional : Aramba

Aramba berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara yang mempunyai jenis bunyi
Ideofon, yaitu bunyi yang berasal dari bahan dasarnya. Cara menggunakan Aramba
adalah dengan dipukul dengan menggunakan pemukul seperti stik.

Alat musik tradisional: Saluang

Saluang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin. Cara menggunakan
saluang dengan ditiup dan lubang yang ada di salung digunakan untuk mengatur
nada dan jari-jari tangan berfungsi untuk menutup lubangnya.
Alat musik tradisional : Gambus

Gambus berasal dari Riau, yang membunyai jenis bunyi Kordofun, yaitu bunyi
yang berasal dari dawai atau senar. Gambus mempunyai 3 senar – 12 senar.
Gambus biasa dimainkan sambil diiringi gendang.

Alat musik tradisional : Serangko

Serangko berasal dari Jambi yang terbuat dari tanduk kerbau. Cara menggunakan
Serangko adalah dengan ditiup, serangko biasa digunakan untuk pemberitahuan
jika ada musibah di masyarakat Jambi.

Alat musik tradisional : Accordion

Accoridon berasal dari Sumatera Selatan yang mempunyai jenis bunyi Aerofon, yaitu jenis bunyi yang
berasal dari hembusan nafas. Cara menggunakan accordion yaitu dengan ditiup dan memakang kedua
tangan untuk mengatur alunan nada.
Alat musik tradisional : Doll

Doll berasal dari Bengkulu yang mempunyai jenis bunyi Membranofon, yaitu jenis
bunyi yang asalnya dengan memukul. Cara menggunakan doll yakni dengan
dipukul memakai alat pemukul.

Alat musik tradisional : Bende

Bende berasal dari Lampung yang mempunyai jenis bunyi Ideofon, yaitu jenis
bunyi yang berasal dari bahan dasarnya. Cara menggunakannya yaitu dipukul
dengan alat pukul yang khusus.
1. Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jatim

Kelenteng Kwan Sing Bio

Legenda 8 Dewa

Bukan hanya menjadi salah satu kelenteng yang terindah di Indonesia, Kelenteng
Kwan Sing Bio pun menjadi kelenteng terbesar di Asia Tenggara dengan luas 4
hektar. Kelenteng Kwan Sing Bio yang dibangun pada abad ke-18 ini berada di
Jalan Raya R.E. Martadinata , Tuban – Jawa Timur. Kelenteng Kwan Sing Bio ini
adalah satu-satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap ke laut. Jika di
kelenteng-kelenteng lain yang menjadi simbol di pintu masuknya adalah naga,
maka simbol di pintu masuk Kelenteng Kwan Sing Bio ini adalah kepiting.
Kelenteng Kwan Sing Bio ini menjadi tempat beribadah untuk penganut Tri
Dharma, yaitu Budha, Konghucu, dan Tao. Dewa utama yang dipuja di Kelenteng
ini adalah Dewa Kwan Kong. Di Kelenteng Kwan Sing Bio, Anda bisa melihat
Taman Dua Naga, Bangunan Sembilan Gada Suci, dan relief yang berkisah tentang
Legenda Delapan Dewa.
2. Vihara Surga Neraka, Singkawang

Vihara Surga Neraka ini adalah vihara tertinggi di Kalimantan Barat. Vihara ini
berada di punggung Gunung Passi, tepatnya di Kampung Sempalit, 12 km dari
pusat kota Singkawang. Nama Surga Neraka diberikan karena di kelenteng ini
banyak terdapat patung dewa-dewa yang berada di surga dan di neraka. Di Vihara
Surga Neraka, pengunjung harus melepaskan alas kaki lalu membersihkan kakinya
di air yang mengalir di anak tangga paling bawah sebelum naik menuju bangunan
paling tinggi di kelenteng tersebut. Bangunan tertinggi Vihara Surga Neraka ini
memiliki desain yang sangat indah dengan relief naga pada tembok-temboknya.
Dari bangunan tertinggi pengunjung dapat menikmati keindahan kota Singkawang.
Vihara Surga Neraka ini menjadi tempat beribadah bagi penganut Taoisme. Vihara
ini juga memiliki tujuh buah vihara yang letaknya terpencar namun berdekatan.
3. Kelenteng Tay Kak Sie

Kelenteng Tay Kak Sie

Kelenteng Tay Kak Sie terletak di kawasan Pecinan Semarang, di seberang replika
perahu Laksamana Cheng Ho. Kelenteng Tay Kak Sie yang berdiri sejak tahun
1746 ini menjadi tempat ibadah bagi penganut Budha, Tao, dan Konghucu. Anda
dapat melihat berbagai ornamen dan simbol-simbol seperti sepasang naga yang
memperebutkan matahari. Sepanjang naga ini menjadi simbol pelindung kelenteng
dari pengaruh jahat. Kelenteng Tay Kak Sie memiliki arsitektur yang indah dengan
konstruksi gaya Tiongkok, mirip dengan bangunan kelenteng abad 19. Di
Kelenteng Tay Kak Sie ini banyak diadakan upacara keagamaan dan pementasan
kesenian. Tak heran bila kelenteng ini menjadi daya tarik wisatawan.
4. Kelenteng Tri Dharma Chandra Nadi, Palembang

Kelenteng Chandra Nadi

5. Kelenteng Xian Ma, Makassar

Kelenteng Xian Ma
Deskripsi dan arti filosofi Lambang Negara
Garuda

 Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di sejarah
Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti burung
elang rajawali. Garuda dipakai sebagai Simbol Negara untuk menggambarkan Negara
Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar.
 Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan dan keagungan.
 Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga
dan kekuatan pembangunan.
 Jumlah bulu Garuda Pancasila mengambarkan hari / Tanggal proklamasi kemerdekaan
Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17-Agustus-1945, antara lain: Jumlah bulu pada masing-
masing sayap berjumlah 17, Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8, Jumlah bulu di bawah
perisai/pangkal ekor berjumlah 19, Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Perisai

 Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan
peradaban Nusantara sebagai senjata yang
melambangkan perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk
mencapai tujuan.
 Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan
garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu
indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
 Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara
Pancasila.
 Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-
putih). dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.

Berikut adalah Pembagian dan penjelasan lambang pada ruang perisai:


Makna Sila Pertama Pancasila, Bintang Tunggal

Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam
dengan sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya
kerohanian bagi setiap manusia.

Makna Sila Kedua Pancasila, Rantai Emas

Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang
disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain
yang saling membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan
gelang yang lingkaran menggambarkan wanita.

Makna Sila Ketiga Pancasila, Pohon Beringin

Makna Sila 3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin (Ficus


benjamina) di bagian kiri atas perisai berlatar putih, Pohon beringin merupakan
sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang yang
menunjang pohon yang besar ini dengan tumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Hal
ini mencerminkan kesatuan dan persatuan Indonesia. Pohon Beringin juga
mempunyai banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. ini
mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai latar
belakang budaya yang berbeda-beda (bermacam-macam).

Makna Sila keempat Pancasila, Kepala Banteng

Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan / Perwakilan. yang disimbolkan dengan kepala banteng pada
bagian kanan atas perisai berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan
binatang sosial yang suka berkumpul, sama halnya dengan manusia dimana dalam
pengambilan keputusan harus dilakukan secara musyawarah salah satunya dengan
cara berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Makna Sila kelima Pancasila, Padi Kapas

Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan


dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas
dan padi (mencerminkan pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua
masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. ini
mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial anatara
satu dan yang lainnya, tapi hal ini (persamaan sosial) bukan berarti bahwa
Indonesia memakai ideologi komunisme.

Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"

 Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam
dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin
Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka
ragam atau berbeda-beda, sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata "ika"
bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu
Itu", yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya tetap satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan kesatuan
dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam
ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.

Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila

 Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh


diletakkan asal asalan karena warna warna itu telah ditentukan untuk
diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada lambang Garuda Pancasila.
 Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang
Garuda Pancasila. Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah
latar belakang bintang, juga untuk mewarnai garis datar tengah perisai. dan
Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka
Tunggal Ika".
 Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang
terdapat pada lambang Garuda Pancasila.
 Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.
 Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna
putih juga diberi pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.
 Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk
warna bintang, rantai, kapas, dan padi.

Makna Warna pada Garuda Pancasila

Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-warna
yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna
dan arti kurang lebih sebagai berikut.

 Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.


 warna hitam memiliki makna keabadian.
 Warna merah memiliki artian keberanian.
 Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.
 Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.
Flora dan Fauna Khas 34 Provinsi di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan aneka ragam dan budaya , kali
ini saya akan membahas tentang Flora an Fauna khas dari 34 Provinsi di
Indonesia. Berikut ini adalah Daftar Flora Identitas Provinsi di
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun
1989 tanggal 1 September 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan
Fauna Daerah:

Nangroe Aceh Darussalam

Flora : Bunga Cempaka Fauna : Burung Murai

Sumatera Utara

Flora : Bunga Kenanga Fauna : Burung Beo Nias


Riau

Flora : Nibung Fauna : Burung Tokhtor Sumatera

Kepulauan Riau

Flora : Daun Sirih Fauna : Ikan Kakap Putih

Jambi

Flora : Pinang Merah Fauna : Harimau Sumatera

Sumatera Barat

Flora : Pohon Andalas Fauna : Kuau Besar


Bengkulu

Flora :Bunga Bangkai Fauna : Beruang Madu

Sumatera Selatan

Flora : Buah Duku Fauna : Ikan Belida

Bangka-Belitung

Flora : Jeruk Kunci Fauna : Mentilin/Tarsius Siau

Lampung

Flora : Bunga Ashar Fauna : Gajah Lampung


PULAU JAWA
Banten

Flora : Kokoleceran Fauna : Badak Jawa

DKI Jakarta

Flora : Salak Condet Fauna : Elang Bondol

Jawa Barat

Flora : Gandaria Fauna : Macan Tutul

Jawa Tengah

Flora : Bunga Kantil Fauna : Burung Kepondang


DI Jogjakarta

Flora : Pohon Burahol Fauna : Burung Perkutut

Jawa Timur

Flora : Bunga Sedap Malam Fauna : Ayam Bekisar

PULAU KALIMANTAN

Kalimantan Barat

Flora : Tengkawan Tungkul Fauna : Burung Enggang Gading


Kalimantan Tengah

Flora : Tenggaring Fauna : Burung Kuau Melayu

Kalimantan Timur

Flora : Anggrek Hitam Fauna : Pesut Air Tawar

Kalimantan Selatan

Flora : Kasturi Fauna : Kera Bekantan

21. Kalimantan Utara

Flora : Anggrek Hitam Fauna : Pesut Air Tawar


PULAU BALI

Bali

Flora : Pohon Majegau Fauna : Jalak Bali

NUSA TENGGARA

Nusa Tenggara Barat

Flora : Ajan Kelicun Fauna : Rusa Timor

24. Nusa Tenggara Timur

Flora : Cendana Fauna : Komodo


PULAU SULAWESI

Sulawesi Selatan

Flora : Buah Lontar Fauna : Burung Rangkong

Gorontalo

Flora : Gaupasa Fauna : Ikan Bulalao

Sulawesi Utara

Flora : Pohon Beringin Fauna : Tangkasi

Sulawesi Barat

Flora : Cempaka Hutan Kasar Fauna : Mandar Dengkur


Sulawesi Tengah

Flora : Kayu Eboni Fauna : Burung Maleo

Sulawesi Tenggara

Flora : Anggrek Serat Fauna : Anoa

KEPULAUAN MALUKU
Maluku

Flora : Anggrek Larat Fauna : Burung Nuri Raja


Maluku Utara

Flora : Cengkeh Fauna : Bidadari Halmahera

PULAU PAPUA

Papua Barat

Flora : Buah Merah Fauna : Cendrawasih Merah

34. Papua

Flora : Matoa Fauna : Cendrawasih 12 Kawat

Itulah Flora dan Fauna khas 34 Provinsi di Indonesia , kita sebagai masyarakat
Indonesia harus berbangga karena indonesia memiliki banyak Flora dan Fauna,
dan harus kita jaga serta kita juga harus melestarikan-nya agar tidak punah atau
mati.

Anda mungkin juga menyukai