Rachmad Jayadi
rjayadi@tsipil.ugm.ac.id
rjayadi@yahoo.com
Page 1
Neraca Air
Pengertian Neraca Air
Rencana pengelolaan SDA memerlukan informasi status neraca air
yang dianalisis pada suatu satuan kajian yang dapat berupa wilayah
adminsitrasi atau batas alam (DAS, WS, Water District, Bendung, dll.).
Hasil analisis neraca air adalah kondisi surplus atau defisit untuk
suatu rentang waktu (tahunan) tertentu.
Analisis neraca air dilakukan berdasarkan data fluktuasi ketersediaan
air, kebutuhan air dan cara pemanfaatan suplai air.
Hitungan neraca air menggunakan Pedoman Penyusunan
Perencanaan Wilayah Sungai, 2004 & Pedoman Teknis Puslitbang
Sumber Daya Air No. AB-K/RE-RI/TC/001/98
Page 2
Neraca Air
Neraca Air Global & Lokal
Hitungan neraca air global (wilayah yang besar dengan konfigurasi
sumber air dan areal demand yang kompleks) memerlukan data
ketersediaan & kebutuhan air yang belum terlalu detil.
Untuk mengetahui rencana pengelolaan SDA yang lebih rinci
diperlukan analisis neraca air lokal pada sub-sistem kajian. Sub-
sistem SDA surplus berpotensi memberikan suplai pada sub-sistem
yang status neraca airnya defisit.
Pemenuhan air kondisi defisit dapat juga dilakukan dengan teknik
pengaturan suplai air dengan modifikasi pola ketersediaan air alami
menjadi sedekat mungkin dengan pola demand, misal dengan
embung atau waduk.
Page 3
Neraca Air
Unsur Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Pemenuhan kebutuhan air dapat diperoleh dari ketersediaan air yang
berasal dari: sungai, danau, waduk, air tanah, mata air, telaga,
embung, curah hujan, air laut.
Kuantifikasi unsur ketersediaan air berdasarkan rencana pemanfaatan
air, misal untuk intake irigasi di bendung dinyatakan dalam debit
andalan (Q80), hujan efektif di lahan irigasi (P80 utk. padi & P50 utk
palawija), Q90 sungai/saluran untuk mikro-hidro, dll.
Prosedur hitungan kebutuhan air dibedakan dalam: kebutuhan air
irigasi & non-irigasi yang terdiri dari kebutuhan air baku rumah tangga
(domestic), perkotaan (municiple) dan industri (RKI), serta kebutuhan
spesifik lain spt. pelabuhan, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Page 4
Neraca Air
Unsur Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Standar kebutuhan air domestik didasarkan pada jumlah penduduk
dan tingkat perkembagan kota/desa.
Kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan mengacu kebutuhan air
domestik (prosentase) yang didasarkan pada jumlah dan
kepadatan penduduk dengan memperhitungkan kebutuhan air
untuk masing-masing fasilitas perkotaan yang ada (perkantoran,
rumah sakit, tempat hiburan, tempat ibadah, dll.).
Kebutuhan air industri ditetapkan berdasarkan klasifikasi, jenis
produksi dan jumlah tenaga kerja.
Page 5
Neraca Air
Contoh Analisis Neraca Air
Analisis neraca air dapat diterapkan untuk perencanaan
kapasitas tampungan embung atau waduk dengan
pertimbangan:
Page 6
Neraca Air
Inflow akumulasi
direct runoff Limpasan di
spillway
Page 8
Prosedur Analisis Penentuan Kapasitas
Tampungan
12.0
Surplus Ketersediaan air (MCM)
10.0 Kebutuhan air (MCM)
6.0
4.0
2.0
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Bagaimana pola ketersediaan dan kebutuhan air? Page 12
Prosedur Analisis Penentuan Kapasitas
Tampungan
Diperlukan penampungan (waduk) untuk menyimpan air
pada waktu surplus dan melepas (release) saat deficit.
Kapasitas tampungan dihitung dengan persamaan dasar:
∆𝑆 = 𝐼 − 𝑂
𝑆𝑡 + 1 = 𝑆𝑡 + 𝐼𝑡 − 𝑂𝑡
Page 13
Prosedur Analisis Penentuan Kapasitas
Tampungan
Hasil hitungan simulasi neraca air waduk untuk menetapkan
kapasitas optimal:
Diperlukan kapasitas tampungan waduk sebesar 37,310 juta
m3.
Volume tampungan minimum 7,460 juta m3 atau setara dengan
20% volume kapasitas tampungan waduk.
Terjadi beberapa kali spill pada bulan basah.
Dapat dicermati pola fluktuasi tampunan air waduk yang
berbeda dengan pola fluktuasi ketersediaan air di sungai
maupun pola fuktuasi kebutuhan air.
Page 14
Prosedur Analisis Penentuan Kapasitas
Tampungan
Fluktuasi Tampungan Air Waduk
Vol. Vol. Vol.
Vol. tamp. Vol. tamp. Vol. tamp. Vol. tamp. Vol. tamp.
tamp. tamp. tamp.
Bulan thn. ke 1 thn. ke 2 thn. ke 3 thn. ke 4 thn. ke 5
min max rerata
(MCM) (MCM) (MCM) (MCM) (MCM)
(MCM) (MCM) (MCM)
Jan 37.310 23.196 18.391 19.314 18.390 18.390 37.310 23.320
Feb 37.310 30.953 24.754 29.275 36.665 24.754 37.310 31.791
Mar 37.310 36.457 28.663 34.552 37.310 28.663 37.310 34.858
Apr 37.310 37.310 33.557 37.310 37.310 33.557 37.310 36.559
Mei 37.310 37.223 33.590 36.956 36.142 33.590 37.310 36.244
Jun 37.310 37.113 32.172 35.069 33.985 32.172 37.310 35.130
Jul 35.272 34.146 30.015 33.380 30.115 30.015 35.272 32.585
Agt 29.989 28.337 24.679 28.850 23.796 23.796 29.989 27.130
Sept 24.757 22.810 19.418 24.043 17.981 17.981 24.757 21.802
Okt 20.666 18.553 15.310 20.189 13.564 13.564 20.666 17.656
Nov 17.302 15.333 11.936 17.271 10.015 10.015 17.302 14.371
Des 19.374 13.142 13.701 18.711 7.460 7.460 19.374 14.478
Jan 23.196 18.391 19.314 18.390 17.399 17.399 23.196 Page
19.33815
Prosedur Analisis Penentuan Kapasitas
Tampungan
40.0
Tampungan minimum
35.0 Tampungan maksimum
Tampungan rerata
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan
Grafik Fluktuasi Tampungan Air Waduk
Page 16
Contoh Hitungan Simulasi Neraca Air
Untuk Pengembangan Irigasi
Kabupaten Konawe,
Sulawesi Tenggara
Page 18
Contoh Hitungan Simulasi Neraca Air
Untuk Pengembangan Irigasi
Mulai
Pengumpulan Data
1. Data hidrologi (hujan, aliran, muka air, peta
jaringan sungai, klimatologi)
Bagan Alir
2. Klimatologi dan peta tematik (DAS, topografi,
Perhitungan
land use, dll.)
3. Pola & jadwal tanam eksisting
4. Luas lahan potensial untuk budidaya pertanian
A Page 19
Contoh Hitungan Simulasi Neraca Air
Untuk Pengembangan Irigasi
A
Kesimpulan
Ketersediaan air dengan pola distribusi alami tidak mampu
mencukupi kebutuhan air pada seluruh lahan yang potensial
untuk ditanami.
Kemampuan suplai irigasi dengan bangunan bendung hanya
sekitar 30-40 Ha.
Dengan hasil simulasi neraca air, pemanfaatan potensi air
dapat ditingkatkan dengan kemampuan suplai air irigasi lebih
dari 300 Ha, jika dibangun suatu embung/waduk dengan
kapasitas tertentu (ditetapkan dari hasil analisis neraca air).
Page 21