Anda di halaman 1dari 43

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR RISIKO RELATIVE ENERGY DEFICIENCY IN SPORTS


PADA WANITA DEWASA YANG AKTIF BERLATIH FISIK

LAPORAN KASUS

FAUZAN NANGGADITA
1706100352

Pembimbing :

dr. Angelica Anggunadi, SpKO

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN OLAHRAGA
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
JAKARTA
JULI 2019
ii

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR RISIKO RELATIVE ENERGY DEFICIENCY IN SPORTS


PADA WANITA DEWASA YANG AKTIF BERLATIH FISIK

LAPORAN KASUS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan semester empat

Fauzan Nanggadita
1706100352

Pembimbing :

dr. Angelica Anggunadi, SpKO

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN OLAHRAGA
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
JAKARTA
JULI 2019

Universitas Indonesia
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan kasus ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fauzan Nanggadita


NPM : 1706200352
Tanda Tangan :
Tanggal :

Universitas Indonesia
iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


LAPORAN KASUS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fauzan Nanggadita


NPM : 1706100352
Program Studi : Ilmu Kedokteran Olahraga
Departemen : Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas : Kedokteran
Jenis karya : Laporan kasus

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul :

FAKTOR RISIKO RELATIVE ENERGY DEFICIENCY IN SPORTS PADA WANITA


DEWASA YANG AKTIF BERLATIH FISIK

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan laporan kasus saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan

(Fauzan Nanggadita)

Universitas Indonesia
v

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.………………………... iii


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………... iv
DAFTAR ISI.…………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………... vii

BAB 1 DATA PASIEN…….……………………………………………. 1


1.1 Data Dasar Pasien…………………………………………………….. 1
1.2 Data Pemeriksa……………………………………………………….. 1
1.3 Hasil Pemeriksaan……………………………………………………. 1
1.3.1 Anamnesis………………………………………………………. 1
1.3.2 Pemeriksaan Fisik……………………………………………….. 3
1.4 Identifikasi Masalah…………………………………………………... 11
1.5 Perencanaan…………………………………………………………... 11
1.6 Follow Up…………………………………………………………….. 12
1.6.1 Follow Up Pertama……………………………………………… 12
1.6.2 Follow Up Kedua………………………………………………... 13

BAB 2 LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI………………………. 15


2.1 Ilustrasi Kasus..……………………………………………………….. 15
2.2 Pertanyaan Klinis………………………………….………………….. 15
2.3 Metode…………………………………….………………………….. 16
2.4 Jurnal Terpilih dan Telaah Kritis…..………………………………….. 17
2.5 Hasil…………………………………………………………………... 17
2.6 Diskusi………………………………………………………………... 19
2.6.1 Faktor Risiko LEA – REDS……………………………………. 20

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 24


DAFTAR PUSTAKA.…………………………………………………..... 25
LAMPIRAN……………………………………………………………… 27

Universitas Indonesia
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil penilaian postur dengan New York Posture Rating Scale
(NYPRS)………………………………………………………………….. 10
Gambar 2. Foto postur pasien…………………………………………….. 10
Gambar 3. Footprint..…………………………………………………….. 11
Gambar 4. Strategi pencarian dan seleksi artikel………………………….. 16
Gambar 5. Konsep Female Athlete Triad…………………………………. 19
Gambar 6. Konsep Relative Energy Deficiency in Sports...……………….. 20

Universitas Indonesia
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterangan Jurnal Terpilih………………………………………. 17


Tabel 2. Telaah Kritis Jurnal Terpilih…………………………………….. 17

Universitas Indonesia
BAB 1
DATA PASIEN

1.1 Data Dasar Pasien


a. Inisial nama : Ny. RL
b. Jender : Perempuan
c. Umur : 33 tahun
d. Status pernikahan : Menikah, anak 1
e. Pekerjaan : Mahasiswi
f. Alamat : Pancoran, Jakarta Selatan

1.2 Data Pemeriksa


a. Tanggal Pemeriksaan : 8 Maret 2019
b. Tempat : Exercise Clinic, IMERI, Universitas
Indonesia

1.3 Hasil pemeriksaan


1.3.1 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Ingin meningkatkan kebugaran, dan menurunkan persentase lemak
tubuhnya.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Beberapa tahun terakhir klien sudah memulai pola hidup menjadi lebih
aktif, namun klien merasa perlu untuk lebih meningkatkan kebugarannya.
Klien juga merasa perlu menurunkan persentase lemak tubuhnya karena
klien ingin menjaga penampilan dan tidak ingin terlihat gemuk.
c. Riwayat Penyakit/Cedera Dahulu
Disangkal.
d. Riwayat Menstruasi
Klien mengaku memiliki pola menstruasi teratur setiap 28-30 hari dengan
durasi 3-5 hari. Klien juga mengatakan tidak pernah ada masalah khusus
pada saat menstruasi.

1 Universitas Indonesia
2

e. Riwayat Kebiasaan
Merokok :-
Alkohol : + (1 gelas dalam 1-2 minggu)
Obat-obatan : -
f. Riwayat Aktivitas Fisik
Di rumah, klien tidur selama 7-8 jam. Duduk untuk mengerjakan tugas,
nonton televisi atau bermain gadget sekitar 3 jam. Klien melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan membersihkan rumah
selama 2-3 jam.
Di kampus pasien lebih banyak duduk untuk kuliah selama sekitar 3-4 jam.
Transportasi yang digunakan klien untuk pulang pergi menuju kampus
menggunakan motor sekitar 60 menit.
Saat waktu senggang terutama di akhir pekan klien memanfaatkannya
untuk melakukan latihan fisik high intensity interal training (HIIT) dengan
treadmil selama 30 menit.
g. Riwayat Latihan Fisik
Klien mengaku rutin melakukan latihan fisik setiap harinya di fasilitas
kebugaran di ligkungan tempat tinggalnya. Klien melakukan weight
training sebanyak 5 kali dalam seminggu dengan durasi sekitar 2 jam tiap
sesi, latihan aerobik dengan sepeda statis 3 kali seminggu selama 30 menit,
dan HIIT dengan treadmill pada akhir pekan selama 30 menit.
h. Riwayat Asupan Makanan
Klien makan besar 2 kali sehari ditambah camilan 2 kali. Pagi hari klien
biasa makan 1 buah pisang, yogurt, dan susu rendah lemak. Siang hari
klien makan besar dengan ubi, lauk ayam/daging panggang, susu rendah
lemak/susu mengandung protein whey. Sore hari klien makan roti dengan
telur omlet. Malam hari klien kadang makan telur rebus atau kadang tidak
makan lagi.
i. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengaku ayahnya mengidap penyakit jantung. Riwayat penyakit
lain seperti diabetes, hipertensi,dan penyakit ginjal disangkal.

Universitas Indonesia
3

1.3.2 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 100/65 mmHg
Denyut nadi : 60 x/menit
Frekuensi napas : 16 x/menit

Suhu tubuh : 36,5ºC


Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 60,2 kg
Tinggi badan : 166 cm
Index Massa Tubuh : 22,7 kg/m2 (kategori normal)1
Lingkar pinggang : 73,5 cm (baik)
Massa otot : 40,7 kg (pemeriksaan menggunakan alat body
composission analyzer merk TANITA, nilai normal 36-45 kg)
Persentase lemak tubuh : 28,1% (pemeriksaan menggunakan alat body
composission analyzer merk TANITA, nilai normal 21-35%)
Status generalis
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
THT : refleks cahaya (-), deviasi septum (-), tonsil T1/T1, tidak
hiperemis
Jantung : bunyi jantung 1-2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : sonor/sonor, fremitus (+/+)
Abdomen : bising usus (+) normal, asites (-)
Ekstremitas : tidak tampak deformitas, bengkak, peubahan warna,
Pemeriksaan Khusus
a. Analisa Aktivitas Fisik Menggunakan Kuesioner Bouchard
Hari 1 (Rabu, 26-2-2019)
Menit
Jam
0 – 15 16 – 30 31 – 45 46 – 60
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1

Universitas Indonesia
4

02 1 1 1 1
03 1 1 1 1
04 1 1 1 1
05 1 1 1 1
06 1 1 1 1
07 2 3 4 4
08 4 3 3 3
09 3 8 8 8
10 8 8 8 8
11 8 2 2 2
12 4 4 4 4
13 4 3 3 3
14 2 2 2 3
15 3 2 2 2
16 2 2 2 2
17 3 3 3 2
18 2 2 2 2
19 3 3 3 3
20 3 3 2 2
21 2 2 2 2
22 2 2 2 2
23 1 1 1 1

Hari 2 (Sabtu, 2-3-2019)


Menit
Jam
0 – 15 16 – 30 31 – 45 46 – 60
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1
02 1 1 1 1
03 1 1 1 1
04 1 1 1 1

Universitas Indonesia
5

05 1 1 1 1
06 1 1 1 1
07 2 3 3 4
08 3 2 2 2
09 2 2 2 2
10 2 2 2 2
11 2 2 3 4
12 4 2 2 2
13 2 2 4 3
14 2 2 2 2
15 2 2 2 2
16 2 2 2 2
17 2 2 2 2
18 4 3 4 4
19 3 3 3 2
20 2 2 2 2
21 1 1 1 1
22 1 1 1 1
23 1 1 1 1

Hari 3 (Rabu, 5-3-2019)


Menit
Jam
0 – 15 16 – 30 31 – 45 46 – 60
00 1 1 1 1
01 1 1 1 1
02 1 1 1 1
03 1 1 1 1
04 1 1 1 1
05 1 1 1 1
06 1 1 1 1
07 1 2 2 3

Universitas Indonesia
6

08 4 4 3 3
09 8 8 8 8
10 8 8 8 4
11 2 4 3 4
12 4 2 2 2
13 2 2 2 2
14 2 2 2 2
15 2 2 2 2
16 2 2 2 2
17 2 4 3 3
18 3 2 2 2
19 2 2 2 2
20 2 2 2 2
21 2 2 2 2
22 2 1 1 1
23 1 1 1 1

Ringkasan Tingkat Aktivitas Fisik


Pengeluaran
Hari Kode Jumlah
Energi (kkal/kg/15 Kalori
ke Aktivitas Periode
menit)
1 1 0,26 32 8,32
2 0,38 29 11,02
3 0,57 19 10,83
4 0,70 8 5,6
8 1,40 8 11,2
Total 96 46,97
2 1 0,26 40 10,4
2 0,38 40 15,2
3 0,57 9 5,13
4 0,70 7 4,9

Universitas Indonesia
7

Total 96 35,63
3 1 0,26 36 9,36
2 0,38 39 14,82
3 0,57 7 3,99
4 0,70 7 4.9
8 1,40 7 9,8
Total 96 24,06

Jumlah keluaran kalori per hari


Hari 1 46,97 x 60,2 = 2827,59 kkal
Hari 2 35,63 x 60,2 = 2144,93 kkal
Hari 3 24,06 x 60,2 = 1448,41 kkal
Rata-rata keluaran kalori aktivitas per hari = 2140,31kkal

b. Analisa Asupan Kalori


Analisis asupan nutrisi dilakukan pada 2 hari kerja dan 1 hari libur,
dengan perhitungan kalori menggunakan aplikasi myfitnesspall (FP)
ataupun data pada kemasan (KM).

Hari Waktu Jenis Makanan Jumlah Jumlah


Porsi Kalori

Sereal Koko Krunch® 30 gram 111


Pisang 1 buah 79
Pagi
Susu UHT Fullcream 1 kotak kecil 107
(167,5 ml)
1 Anchor Butter® 10 gram 72
Rabu,
Keju Crystal Farms® 14 gram 50
26-2-19
Siang Bayam mentah 100 gram 23
Telur 2 butir 140
Nasi merah 100 gram 111

Malam Ubi panggang 1 buah 90

Universitas Indonesia
8

Tenderloin steak 1,5 oz 114


Keju The Laughing 4 cube 52
Cow®
Vanilla milkshake – 1 scoop 150
Snack
Syntha6Edge®
Susu skim 250 ml 80
Greenfield®
Total 1179
Suplemen Jym- 26,5 gram 15
Pagi PreWorkout
Pisang 1 buah 105
Anchor Butter® 10 gram 72
Nasi merah 66.7 gram 74
Bulgogi marinade 18 gram 90
Siang Daging sapi masak 1 potong 160
2 Bayam mentah 100 gram 23
Sabtu, Telur setengah 1 butir 73
2-3-19 matang
Burger ikan 1 porsi 329
Malam
McDonald®
Susu skim 250 ml 80
Greenfield®
Snack
Vanilla milkshake – 1 scoop 150
Syntha6Edge®
Total 1171
Artisan Handbaked 40 gram 210
Granola
Suplemen Jym- 26,5 gram 15
3 Pagi
PreWorkout
Rabu, 5-
Susu fullcream 125 ml 82
3-2019
Greenfield®

Universitas Indonesia
9

Salmon fillet masak 1 potong 280


Nasi merah 100 gram 111
Susu Milo® 1 kotak 61

Siang
Susu skim 250 ml 80
Greenfield®
Vanilla milkshake – 1 scoop 150
Syntha6Edge®
Nasi putih ½ cup 100
Malam
Paha ayam goreng 1 potong 290
Arla Kids Cheese Stick 1 buah 53
Snack
Meiji Plain Crackers 7 buah 115

Total 1547

Analisa Imbangan Energi Harian


Hari Asupan Energi (kkal) Keluaran Energi (kkal)
Hari 1 1179 2827,59
Hari 2 1171 2144,93
Hari 3 1547 1448,41
Rata-rata/hari 1299 2140,31
Imbangan Energi -841,31

c. Analisis Postur
Saat pemeriksaan passien mengenakan celana pendek dan sports bra.
Hasil penilaian skor NYPRS adalah 61 dengan postur kurang ideal
pada kesejajaran bahu. Secara umum hasil pemeriksaan
memperlihatkan postur pasien baik (Gambar 1).

Universitas Indonesia
10

Gambar 1. Hasil penilaian postur dengan New York Posture Rating Scale (NYPRS)2

Kesegarisan (alignment) leher dan tulang belakang tampak lurus.


Bahu kanan tampak sedikit lebih tinggi daripada bahu kiri.
Kesegarisan tungkai tampak sedikit hiperekstensi pada lutut. Panggul
kanan dan kiri tampak sejajar.

Gambar 2. Foto postur klien

Berdasarkan footprint (Gambar 3) tampak lengkung telapak kaki


yang normal.

Universitas Indonesia
11

Gambar 3. Footprint klien

Kesimpulan: Berdasarkan analisa postur dalam pemeriksaan ini dapat


disimpulkan klien tidak berisiko cedera.
a. Pemeriksaan Fleksibilitas
Sit and reach : 16 cm (baik sekali)3
b. Pemeriksaan Kekuatan Otot (hand grip dynamometer)
Kanan : 29,7 kg (cukup)3
Kiri : 27,4 kg (cukup)3
c. Pemeriksaan Daya tahan Jantung-Paru (ebbling)
Estimasi VO2 max : 33.34 ml/kgBB/menit (kurang)
d. Analisa Pemeriksaan Eating Attitude Test (EAT-26) (Lampiran 1
Skor : 34
Perlu evaluasi lanjut untuk menilai apakah klien memenuhi kriteria
diagnosis eating disorder.4
e. Analisa Motivasi
Saat ini pasien berada pada tahap maintenance.5 Klien berusaha
mempertahankan kebiasaan dan pola hidupnya saat ini sejak sekitar 5
bulan lalu.

1.4 Identifikasi masalah


a. Tingkat daya tahan kardiorespirasi klien kurang
b. Kekhawatiran berlebihan terhadap body image diri.

1.5 Perencanaan
a. Memotivasi klien untuk mempertahankan kebiasaan pola hidup aktif.
b. Mengedukasi klien untuk makan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang.

Universitas Indonesia
12

c. Menyarankan untuk konsultasi kepada ahli gizi agar klien mendapat


panduan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhannya dan dapat
terhindar dari gejala relative energy deficiency in sports (RED-S).
d. Melakukan program latihan kebugaran di Exercise Clinic (EC), IMERI,
FKUI.
Latihan yang dilakukan di EC dibagi menjadi latihan daya tahan
kardiorespirasi dengan metode ergocycle pada intensitas sedang (60% –
70% dari Nadi maksimal).dan latihan penguatan otot dengan metode
kalistenik.
N-max = 220-33 = 187 bpm
N-latihan = 112 – 131 bpm
e. Melakukan follow-up pertama 1 bulan setelah pemeriksaan awal untuk
melihat perubahan komposisi tubuh klien, dan follow-up kedua 12
minggu setelah pemeriksaan awal untuk melihat ada/tidaknya
peningkatan tingkat kebugaran pasien, perubahan komposisi tubuh, dan
perubahan persepsi body image.

1.6 Follow Up
1.6.1 Follow Up Pertama (Tanggal 12-4-2019)
a. Subyektif
Klien telah mengikuti program di EC selama 4 minggu. Selama mengikuti
program di EC klien menyatakan tetap menjalankan aktivitas dan latihan
fisiknya di rumah seperti biasa. Klien menyatakan kondisinya baik dan
kebugarannya tetap dapat dipertahankan. Klien juga masih ingin
menurunkan persen lemak tubuhnya.
b. Obyektif
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 62 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit

Suhu tubuh : 36,6ºC


Berat badan : 57,9 kg
Tinggi badan : 166 cm

Universitas Indonesia
13

Index Massa Tubuh : 21,0


Lingkar pinggang : 70 cm
Massa otot : 41,1 kg (pemeriksaan menggunakan alat
body composission analyzer merk TANITA, nilai normal 36-45 kg)
Persentase lemak tubuh : 24,4% (pemeriksaan menggunakan alat
body composission analyzer merk TANITA, nilai normal 21-35%)
c. Asesmen / Daftar masalah
Klien masih menganggap perlu menurunkan lemak tubuhnya
d. Perencanaan
1. Melanjutkan program latihan di EC.
2. Edukasi mengenai pola makan gizi seimbang dan pencegahan REDS.
3. Menyarankan klien untuk konsultasi kepada ahli gizi.

1.6.2 Tanggal 28-5-2019


a. Subyektif
Klien menyatakan kondisinya baik dan kebugarannya tetap dapat
dipertahankan. Klien juga masih ingin menurunkan persen lemak tubuhnya.
b. Obyektif
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Denyut nadi : 60 x/menit
Frekuensi napas : 16 x/menit

Suhu tubuh : 36,5ºC


Berat badan : 56,8 kg
Tinggi badan : 166 cm
Indeks Massa Tubuh : 20,6 (kategori normal)1
Lingkar pinggang : 66 cm
Massa otot : 41 kg
Persentase lemak tubuh : 23,1% (pemeriksaan menggunakan
alat body composission analyzer merk TANITA, nilai normal
21-35%)
Pemeriksaan Fleksibilitas (Sit and reach) : 14,5 cm (baik)3

Universitas Indonesia
14

Pemeriksaan Kekuatan Otot (hand grip dynamometer)


Kanan : 30,3 kg (cukup)3
Kiri : 28,7 kg (cukup)3
Estimasi VO2 max : 30,92 ml/kgBB/menit (kurang)
c. Asesmen / Daftar Masalah
1. Tingkat daya tahan kadiorespirasi masih kurang
2. Klien masih menganggap perlu menurunkan lemak tubuhnya
d. Perencanaan
1. Melanjutkan program latihan di EC.
2. Edukasi mengenai pola makan gizi seimbang dan pencegahan REDS.
3. Konsultasi kepada ahli gizi untuk tatalaksana gizi seimbang.

Universitas Indonesia
BAB 2
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI

2.1 Ilustrasi Kasus


Klien seorang wanita dewasa muda datang ke Exercise Clinic dengan tujuan
untuk meningkatkan kebugarannya dan ingin menurunkan persentase lemak
tubuhnya. Klien ingin agar penampilannya selalu terjaga dan tidak ingin
badannya terlihat gemuk. Karenanya klien sangat memperhatikan dan mengatur
pola makannya dan melakukan latihan fisik tambahan di luar apa yang telah
diprogramkan di Exercise Clinic. Hasil pencatatan food recall dan kuesioner
Bouchard menunjukan adanya imbangan energi negatif pada klien.
Sebagai dokter, penulis merasa perlu melakukan edukasi pada klien untuk
mencegah agar kebiasaan klien tidak berubah menjadi pembatasan makanan
dan latihan fisik berlebihan sehingga klien tidak jatuh dalam kondisi relative
energy deficiency in sports (REDS) di kemudian hari. Untuk itu penulis
memutuskan untuk mencari tahu faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya REDS pada wanita dewasa muda yang aktif berlatih fisik sebagai
informasi yang akan diberikan pada klien untuk mencegah terjadinya hal
tersebut di kemudian hari.

2.2 Pertanyaan Klinis


Berdasarkan kasus ini, pertanyaan klinis yang muncul adalah: Apa saja
faktor risiko terjadinya REDS pada wanita dewasa muda yang aktif berlatih
fisik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis membuat PICO sebagai
berikut.
P : perempuan
I : faktor risiko
C :-
O : relative energy deficiency in sports

15 Universitas Indonesia
16

2.3 Metode
Berdasarkan PICO yang sudah ditentukan penulis memasukkan kata kunci
perempuan, risk factors, dan relative energy deficiency in sports pada tiga
mesin pencari literatur (PubMed, EBSCOhost, dan ProQuest) dan
mendapatkan hasil satu jurnal yang sesuai untuk menjawab pertanyaan klinis
tersebut. Strategi pencarian terangkum dalam gambar berikut.

Kata kunci: female AND risk factor AND relative energy deficiency in sports

PubMed EBSCOhost ProQuest


13 1 79361

Berbahasa Inggris, full text, penelitian pada manusia, publikasi dalam 5 tahun terakhir, usia dewasa

PubMed EBSCOhost ProQuest


3 1 58

Skrining judul & abstrak

PubMed EBSCOhost ProQuest


1 1 1

Duplikasi

Gambar 4. Strategi Pencarian dan Seleksi Artikel

Dengan menggunakan strategi pencarian seperti pada gambar diatas


diperoleh satu jurnal acuan untuk menjawab pertanyaan klinis yang dibuat.
Jurnal yang ditemukan

Universitas Indonesia
17

2.4 Jurnal Terpilih dan Telaah Kritis

Tabel 1. Keterangan Jurnal Terpilih

No. Judul dan Nama Penulis Desain Tahun


Publikaasi
1 Female recreational exercisers at risk of Cross 2016
low energy availability. sectional
Joanne Slater, Rebecca McLay-Cooke,
Rachel Brown, and Katherine Black.

Tabel 2. Telaah Kritis Jurnal Terpilih 6

No Pertaanyaan Hasil
1 Was a qualitative approach appropriate? Yes
2 Was the sampling strategy appropriate for the Yes
approach?
3 What were the data collection methods? Yes
(online quetionare)
4 How were data analysed and how were these checked? Yes
(dijelaskan pada
bagian methods)
5 Is the researcher’s position described? No
6 Do the results make sense? Yes
7 Are the conclusions drawn justified by the results? Yes
8 Are the finding transferable to other clinical settings? Yes

2.5 Hasil
Penelitian yang dilakukan Slater et al tidak menjawab secara langsung
faktor risiko REDS namun hasil penelitian tersebut menjawab faktor risiko
terjadinya low energy availability (LEA). Pada literatur lain disebutkan bahwa
LEA merupakan kondisi awal yang berhubungan kuat dengan REDS.7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya LEA
pada perempuan pegiat latihan fisik rekreasional yang rutin berlatih. Penelitian

Universitas Indonesia
18

dilakukan pada 109 orang perempuan pegiat latihan fisik rekreasional dengan
rerata usia 23,8(6,9) yang direkrut dari seluruh gym dan pusat kebugaran di
seluruh Selandia Baru. Semua subyek penelitian menjawab pertanyaan seputar
demografi (umur, pekerjaan, tingkat pendidikan) dan pertanyaan dalam Low
Energy Availability in Female Quetionare (LEAF-Q) secara online (Lampiran
2). Ketika skor minimal 8 dari kemungkinan 49 diperoleh, peserta dianggap
berisiko LEA.8
Subyek penelitian diklasifikasikan berdasarkan kategori indeks massa
tubuh (IMT), status menstruasi (eumenorrhoeic, oligomenorrhoeic, dan
amenorrhoeic), penggunaan kontrasepsi oral, kategori olahraga (tim atau
individu, menggunakan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh,
menekankan berat badan rendah, olahraga yang dinilai secara subyektif, dan
olahraga yang dibatasi berat badan), dan riwayat cedera olahraga (pernah atau
tidak pernah).8
Hasilnya sebanyak 45,0% (CI, 35,4%, 54,8%) dari total subyek penelitian
diklasifikasikan sebagai berisiko LEA. Untuk setiap jam ekstra latihan per
minggu, peluang untuk berada dalam kategori berisiko LEA adalah 1,13 kali
lebih besar (CI 1,02, 1,25, p = 0,016). Semua peserta yang melaporkan cedera
fraktur stres sebelumnya (n = 4) diklasifikasikan sebagai berisiko LEA. Secara
signifikan lebih banyak subjek yang berpartisipasi dalam olahraga individu
digolongkan dalam risiko LEA (69,6%, CI 24,3%, 54,8%) dibandingkan
dengan olahraga tim (34,8%, CI 18,7%, 40,5%) (p = 0,006). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara penggunaan OCP saat ini dan risiko LEA
(OR, 1,37, CI, 0,62, 3,02, p = 0,439). Setiap riwayat cedera pada tahun lalu
memiliki 2,04 kali lebih berisiko LEA (OR 2,04, CI 1,22, 4,75, p = 0,011).
Satu-satunya metode penurunan berat badan patogen yang dilaporkan
partisipan dalam tiga bulan terakhir adalah sengaja memuntahkan makanan
untuk menurunkan berat badan, dilaporkan oleh sembilan (8,3%) peserta, enam
di antaranya termasuk berisiko LEA. Dari peserta yang berpartisipasi dalam
olahraga tim, 34,8% persen (CI 18,7%, 40,5%) dianggap berisiko LEA. Hal ini
secara signifikan lebih rendah (p = 0,006) daripada peserta yang berpartisipasi

Universitas Indonesia
19

dalam olahraga individu, di mana 69,6% (CI 24,3%, 54,8%) memenuhi


kriteria.8
2.6 Diskusi
Pada tahun 1992, American College of Sports Medicine (ACSM)
memperkenalkan istilah Female Athlete Triad (FAT) untuk menggambarkan
sebuah fenomena pada wanita yang aktif secara fisik yang mengalami
gangguan makan (dengan atau tanpa eating disorder/ED), amenore dan
osteoporosis. Setelah penelitian lebih lanjut ACSM merevisi model Triad
menggamarkan keadaan kontinum sepanjang tiga spektrum. Seorang atlet
dapat masuk pada setiap titik di sepanjang setiap spektrum yaitu memiliki
energy availability yang optimal, eumenorhea, dan kesehatan tulang optimal
menjadi LEA (dengan atau tanpa ED), amenorhea fungsional dan osteoporosis.

Gambar 5. Konsep Female Athlete Triad (FAT) 9

Bukti ilmiah yang meningkat mendukung bahwa penyebab mendasar dari


Triad adalah LEA (jumlah energi dari makanan yang tersisa setelah latihan dan
tersedia untuk fungsi fisiologis tubuh). Pada tahun 2014, Komite Olimpiade
Internasional (Internaional Olympic Committee/IOC) menetapkan sindrom
baru, Relative Energy Deficiency in Sports (RED-S), memperluas konsep FAT
untuk mencakup berbagai efek dari defisit energi pada fungsi fisiologis, kinerja
dan kesehatan umum para atlet baik pada atlet laki-laki maupun perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ackerman et al (2018) menunjukkan hasil

Universitas Indonesia
20

bahwa LEA yang diidentifikasi menggunakan kuesioner sangat terkait dengan


konsekuensi kesehatan dan kinerja yang termasuk dalam RED-S.7,10

Gambar 6. Konsep Relative Energy Deficiency in Sport (RED-S) 10

2.6.1 Faktor Risiko LEA - REDS


Terdapat sejumlah penelitian yang meneliti risiko terjadinya LEA
& REDS pada atlet profesional, namun sedikit sekali yang meneliti pada
pegiat latihan fisik atau atlet rekreasional. Pegiat latihan fisik atau atlet
rekreasional ini tidak harus mengikuti cabang olahraga formal tertentu.
Seiring dengan berkembangnya media sosial, hal ini dimanfaatkan juga
untuk promosi kesehatan salah satunya pola hidup sehat dan aktif.
Sehingga masyarakat mulai tergerak untuk meningkatkan aktivitas fisiknya
dengan berlatih fisik di gym, pusat kebugaran, ataupun di ruang terbuka.
Namun arus informasi tersebut jika tidak didapat secara benar dan lengkap,
maka dapat berujung pada cedera atau munculnya penyakit akibat berlatih
fisik/olahraga. Hasil dari penelitian Slater et al menunjukkan bahwa secara
keseluruhan perempuan pegiat latihan fisik rekreasional memiliki risiko
untuk terkena LEA sebanyak 45%.8

Universitas Indonesia
21

1. Karakteristik Olahraga/Latihan yang Dilakukan


Menurut Slater et al, data sebelumnya menunjukkan 62% subyek
dalam olahraga yang menekankan pada lean body beresiko LEA.8
Sedangkan Melin et al menyatakan perempuan yang berlatih dan
berpartisipasi dalam olahraga yang menekankan lean body adalah
69,2%.12 Dalam penelitian Slater et al ini juga ditemukan bahwa
subyek yang berlatih fisik atau berpartisipasi dalam olahraga individu
secara signifikan lebih berisiko dibandingkan dengan subyek yang
berlatih/berolahraga dengan tim. Pada Literatur lain disebutkan jenis
olahraga yang menjadi faktor resiko terjadinya REDS pada populasi
atlet antara lain olahraga yang menuntut daya tahan (maraton & sepeda
cross country), terjun payung, dan olahraga yang memberlakukan
klasifikasi berat badan.10
Klien mengaku tidak mengikuti olahraga formal tertentu, namun
dapat dianggap bahwa klien berlatih secara individu dan tidak berlatih
dalam suatu komunitas atau grup tertentu. Sedangkan tuntutan untuk
menurunkan berat badan dan persentase lemak tubuh tidak berasal dari
peraturan olahraga yang diikuti, namun muncul dari diri sendiri.

2. Durasi Latihan Fisik 8


Menurut Slater et al subyek yang digolongkan sebagai pegiat
olahraga/atlet rekreasional setidaknya memiliki jadwal latihan daya
tahan kardiorespirasi sebagai berikut ini:
• ≥150 menit aktivitas fisik intensitas sedang, atau
• ≥ 75 menit aktivitas fisik intensitas berat, atau
• kombinasi yang setara dari aktivitas sedang dan berat, setiap
minggu
Untuk setiap jam latihan tambahan yang dilakukan per minggu,
peluang subyek berisiko LEA adalah 1,13 kali lebih besar.

Universitas Indonesia
22

Berdasarkan anamnesis riwayat latihan fisik dan analisa kuesioner


Bouchard klien memiliki durasi latihan daya tahan kardiorespirasi
dengan intensitas sedang–berat sekitar 160-190 menit seminggu. Jika
risiko dianggap meningkat setiap penambahan jam latihan dari batas
minimal kriteria pegiat latihan fisik/atlet rekreasional, maka klien dapat
dianggap tidak memiliki risiko.

3. Riwayat Cedera Sebelumnya


Dalam penelitian Stelar et al ini 58,7% (n = 64) subyek dilaporkan
mengalami cedera dalam setahun terakhir dan memiliki hubungan
positif yang signifikan dengan risiko LEA (OR 2.04, CI 1.22, 4.75, p =
0.011).8
Pada klien tidak didapatkan adanya riwayat cedera saat berlatih
dalam satu tahun terakhir.

4. Riwayat Stress Fracture


Barrack et al (2008), melaporkan hubungan yang signifikan antara
faktor risiko triad atlet wanita dan perkembangan cedera tulang.8,13 Hal
ini sejalan dengan Pernyataan Konsensus FAT tahun 2014 yang
menyatakan riwayat stress fracture adalah salah satu faktor risiko yang
harus dinilai.9 Namun tidak didapatkan adanya riwayat stress fracture
pada klien.

5. Pembatasan Makanan Tertentu


Pada penelitian Slater et al, terdapat berbagai jenis pembatasan pola
makan yang dilakukan oleh subyek, namun secara keseluruhan subyek
yang melakukan diet atau pola pembatasan makan tertentu yang masuk
ke dalam kategori berisiko LEA tidak bermakna secara statistik.
Pernyataan Konsensus IOC tentang FAT-REDS menyatakan bahwa
atlet dengan atau tanpa gangguan pola makan (disordered eating)
sama-sama memiliki potensi untuk terjadinya REDS. Torstveit dan
Sundgot-Borgen (2010) dalam penelitiannya menemukan prevalensi

Universitas Indonesia
23

penderita REDS yang memiliki riwayat DE adalah 20% pada atlet


dewasa dan 13% pada atlet remaja. Sedangkan Martinsen et al 2013
hanya menemukan DE 8% pada atlet dewasa dan 3% pada atlet
remaja.10
Secara khusus klien tidak melakukan diet atau pola pembatasan
makanan tertentu, namun secara umum klien menghindari makanan
yang mengandung kalori tinggi.

6. Gangguan Menstruasi
Dalam penelitian Slater et al hanya dua dari tiga amenore dan empat
dari enam individu yang mengalami oligomenore diklasifikasikan
sebagai risiko LEA. Dengan demikian, tidak dapat disimpulkan bahwa
semua individu dengan gangguan menstruasi menjadi berisiko LEA.
Sebaliknya, Torstveit & Sundgot-Borgen (2005) menyatakan atlet
dengan gangguan menstruasi yang berisiko LEA lebih besar (31,4%)
dibandingkan dengan atlet yang tidak memiliki risiko (24,5%).8,14
Pada anamnesis klien menyangkal adanya gangguan menstruasi
yang dialaminya.

Universitas Indonesia
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Faktor resiko relative energy deficiency in sports yang ditemukan pada klien
yaitu:
1. Karakteristik olahraga/latihan,
2. Pembatasan Makanan Tertentu.

3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya REDS di kemudian hari, disarankan pada klien
untuk mengurangi faktor-faktor risiko yang telah teridentifikasi sebelumnya
dengan cara:
1. Mempertahankan pola hidup sehat dan aktif.
2. Berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan mengetahui kebutuhan
gizi sesuai dengan tingkat akivitas fisik kilen.

24 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

1. International Association For The Study Of Obesity. The Asia-Pacific


perspective: redefining obesity and its treatment. Geneva, Switzerland:
World Health Organization. 2008.
2. McRoberts LB, Cloud RM, Black CM. Evaluation of the New York Posture
Rating Chart for assessing changes in postural alignment in a garment study.
Cloth Text Res J. 2013;31:81–96.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pengukuran
Kebugaran Jasmani. Direktorat Kesehatan Komunitas. 2005. h. 57-62.
4. Rivas T, Bersabé R, Jiménez M, Berrocal C. The Eating Attitudes Test
(EAT-26): reliability and validity in Spanish female samples. Span J Psychol.
2010 Nov;13:1044-56.
5. Prochaska JO, Redding CA, Kerry KE. The transtheoretical model and stages
of change. Dalam: Health Behaviour and Health Education Theory,
Research, and Practice. 2008. h. 99-120
6. Oxford CU of. Critical Appraisal Of Qualitative Studies. 2019 Jan [diakses
tanggal 10 Juli 2019]. Tersedia di: https://www.cebm.net/wp-
content/uploads/2019/01/Qualitative-Studies.pdf
7. Ackerman KE, Holtzman B, Cooper KM, Flynn EF, Bruinvels G, Tenforde
AS, et al. Low energy availability surrogates correlate with health and
performance consequences of Relative Energy Deficiency in Sport. Br J
Sports Med. 2019;53:628–33.
8. Slater J, McLay-Cooke R, Brown R, Black K. Female recreational exercisers
at risk for low energy availability. Int J Sport Nutr Exerc Metab.
2016;26:421-7.
9. Souza MJ De, Nattiv A, Joy E, Misra M, Williams NI, Mallinson RJ, et al.
2014 Female Athlete Triad Coalition Consensus Statement on Treatment and
Return to Play of the Female Athlete Triad : Int Conf San Fransisco.
2014;48:289
10. Mountjoy M, Sundgot-Borgen J, Burke L, Carter S, Constantini N, Lebrun
C, et al. The IOC consensus statement: Beyond the Female Athlete Triad-
Relative Energy Deficiency in Sport (RED-S). Br J Sports Med.

25 Universitas Indonesia
26

2014;48:491–7.
11. Slater J. Low Energy Availability In New Zealand Recreational Athletes.
[tesis]. [Dunedin (NZ)]: University of Otago; 2015.
12. Melin A, Tornberg ÅB, Skouby S, Faber J, Ritz C, Sjödin A, et al. The LEAF
questionnaire: A screening tool for the identification of female athletes at
risk for the female athlete triad. Br J Sports Med. 2014; 48:540-5.
13. Barrack MT, Rauh MJ, Nichols JF. Prevalence of and traits associated with
low BMD among female adolescent runners. Med Sci Sports Exerc. 2008;
40:2015-21
14. Torstveit MK, Sundgot-Borgen J. The female athlete triad: Are elite athletes
at increased risk? Med Sci Sports Exerc. 2005; 37:184-93.

Universitas Indonesia
LAMPIRAN

Universitas Indonesia
28

Lampiran 1 :
Eating Attitudes Test (EAT-26)

Universitas Indonesia
29

Universitas Indonesia
30

Lampiran 2 :
Low Energy Availability in Female Quetionare (LEAF-Q)

Universitas Indonesia
31

Universitas Indonesia
32

Universitas Indonesia
33

Universitas Indonesia
34

Universitas Indonesia
35

Lampiran 3 :
Jadwal latihan Klien

Universitas Indonesia
36

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai