LAPORAN KASUS
FAUZAN NANGGADITA
1706100352
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN OLAHRAGA
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
JAKARTA
JULI 2019
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN KASUS
Fauzan Nanggadita
1706100352
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN OLAHRAGA
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
JAKARTA
JULI 2019
Universitas Indonesia
iii
Universitas Indonesia
iv
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan laporan kasus saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan
(Fauzan Nanggadita)
Universitas Indonesia
v
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil penilaian postur dengan New York Posture Rating Scale
(NYPRS)………………………………………………………………….. 10
Gambar 2. Foto postur pasien…………………………………………….. 10
Gambar 3. Footprint..…………………………………………………….. 11
Gambar 4. Strategi pencarian dan seleksi artikel………………………….. 16
Gambar 5. Konsep Female Athlete Triad…………………………………. 19
Gambar 6. Konsep Relative Energy Deficiency in Sports...……………….. 20
Universitas Indonesia
vii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
BAB 1
DATA PASIEN
1 Universitas Indonesia
2
e. Riwayat Kebiasaan
Merokok :-
Alkohol : + (1 gelas dalam 1-2 minggu)
Obat-obatan : -
f. Riwayat Aktivitas Fisik
Di rumah, klien tidur selama 7-8 jam. Duduk untuk mengerjakan tugas,
nonton televisi atau bermain gadget sekitar 3 jam. Klien melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan membersihkan rumah
selama 2-3 jam.
Di kampus pasien lebih banyak duduk untuk kuliah selama sekitar 3-4 jam.
Transportasi yang digunakan klien untuk pulang pergi menuju kampus
menggunakan motor sekitar 60 menit.
Saat waktu senggang terutama di akhir pekan klien memanfaatkannya
untuk melakukan latihan fisik high intensity interal training (HIIT) dengan
treadmil selama 30 menit.
g. Riwayat Latihan Fisik
Klien mengaku rutin melakukan latihan fisik setiap harinya di fasilitas
kebugaran di ligkungan tempat tinggalnya. Klien melakukan weight
training sebanyak 5 kali dalam seminggu dengan durasi sekitar 2 jam tiap
sesi, latihan aerobik dengan sepeda statis 3 kali seminggu selama 30 menit,
dan HIIT dengan treadmill pada akhir pekan selama 30 menit.
h. Riwayat Asupan Makanan
Klien makan besar 2 kali sehari ditambah camilan 2 kali. Pagi hari klien
biasa makan 1 buah pisang, yogurt, dan susu rendah lemak. Siang hari
klien makan besar dengan ubi, lauk ayam/daging panggang, susu rendah
lemak/susu mengandung protein whey. Sore hari klien makan roti dengan
telur omlet. Malam hari klien kadang makan telur rebus atau kadang tidak
makan lagi.
i. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengaku ayahnya mengidap penyakit jantung. Riwayat penyakit
lain seperti diabetes, hipertensi,dan penyakit ginjal disangkal.
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
02 1 1 1 1
03 1 1 1 1
04 1 1 1 1
05 1 1 1 1
06 1 1 1 1
07 2 3 4 4
08 4 3 3 3
09 3 8 8 8
10 8 8 8 8
11 8 2 2 2
12 4 4 4 4
13 4 3 3 3
14 2 2 2 3
15 3 2 2 2
16 2 2 2 2
17 3 3 3 2
18 2 2 2 2
19 3 3 3 3
20 3 3 2 2
21 2 2 2 2
22 2 2 2 2
23 1 1 1 1
Universitas Indonesia
5
05 1 1 1 1
06 1 1 1 1
07 2 3 3 4
08 3 2 2 2
09 2 2 2 2
10 2 2 2 2
11 2 2 3 4
12 4 2 2 2
13 2 2 4 3
14 2 2 2 2
15 2 2 2 2
16 2 2 2 2
17 2 2 2 2
18 4 3 4 4
19 3 3 3 2
20 2 2 2 2
21 1 1 1 1
22 1 1 1 1
23 1 1 1 1
Universitas Indonesia
6
08 4 4 3 3
09 8 8 8 8
10 8 8 8 4
11 2 4 3 4
12 4 2 2 2
13 2 2 2 2
14 2 2 2 2
15 2 2 2 2
16 2 2 2 2
17 2 4 3 3
18 3 2 2 2
19 2 2 2 2
20 2 2 2 2
21 2 2 2 2
22 2 1 1 1
23 1 1 1 1
Universitas Indonesia
7
Total 96 35,63
3 1 0,26 36 9,36
2 0,38 39 14,82
3 0,57 7 3,99
4 0,70 7 4.9
8 1,40 7 9,8
Total 96 24,06
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Siang
Susu skim 250 ml 80
Greenfield®
Vanilla milkshake – 1 scoop 150
Syntha6Edge®
Nasi putih ½ cup 100
Malam
Paha ayam goreng 1 potong 290
Arla Kids Cheese Stick 1 buah 53
Snack
Meiji Plain Crackers 7 buah 115
Total 1547
c. Analisis Postur
Saat pemeriksaan passien mengenakan celana pendek dan sports bra.
Hasil penilaian skor NYPRS adalah 61 dengan postur kurang ideal
pada kesejajaran bahu. Secara umum hasil pemeriksaan
memperlihatkan postur pasien baik (Gambar 1).
Universitas Indonesia
10
Gambar 1. Hasil penilaian postur dengan New York Posture Rating Scale (NYPRS)2
Universitas Indonesia
11
1.5 Perencanaan
a. Memotivasi klien untuk mempertahankan kebiasaan pola hidup aktif.
b. Mengedukasi klien untuk makan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang.
Universitas Indonesia
12
1.6 Follow Up
1.6.1 Follow Up Pertama (Tanggal 12-4-2019)
a. Subyektif
Klien telah mengikuti program di EC selama 4 minggu. Selama mengikuti
program di EC klien menyatakan tetap menjalankan aktivitas dan latihan
fisiknya di rumah seperti biasa. Klien menyatakan kondisinya baik dan
kebugarannya tetap dapat dipertahankan. Klien juga masih ingin
menurunkan persen lemak tubuhnya.
b. Obyektif
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 62 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
BAB 2
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI
15 Universitas Indonesia
16
2.3 Metode
Berdasarkan PICO yang sudah ditentukan penulis memasukkan kata kunci
perempuan, risk factors, dan relative energy deficiency in sports pada tiga
mesin pencari literatur (PubMed, EBSCOhost, dan ProQuest) dan
mendapatkan hasil satu jurnal yang sesuai untuk menjawab pertanyaan klinis
tersebut. Strategi pencarian terangkum dalam gambar berikut.
Kata kunci: female AND risk factor AND relative energy deficiency in sports
Berbahasa Inggris, full text, penelitian pada manusia, publikasi dalam 5 tahun terakhir, usia dewasa
Duplikasi
Universitas Indonesia
17
No Pertaanyaan Hasil
1 Was a qualitative approach appropriate? Yes
2 Was the sampling strategy appropriate for the Yes
approach?
3 What were the data collection methods? Yes
(online quetionare)
4 How were data analysed and how were these checked? Yes
(dijelaskan pada
bagian methods)
5 Is the researcher’s position described? No
6 Do the results make sense? Yes
7 Are the conclusions drawn justified by the results? Yes
8 Are the finding transferable to other clinical settings? Yes
2.5 Hasil
Penelitian yang dilakukan Slater et al tidak menjawab secara langsung
faktor risiko REDS namun hasil penelitian tersebut menjawab faktor risiko
terjadinya low energy availability (LEA). Pada literatur lain disebutkan bahwa
LEA merupakan kondisi awal yang berhubungan kuat dengan REDS.7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya LEA
pada perempuan pegiat latihan fisik rekreasional yang rutin berlatih. Penelitian
Universitas Indonesia
18
dilakukan pada 109 orang perempuan pegiat latihan fisik rekreasional dengan
rerata usia 23,8(6,9) yang direkrut dari seluruh gym dan pusat kebugaran di
seluruh Selandia Baru. Semua subyek penelitian menjawab pertanyaan seputar
demografi (umur, pekerjaan, tingkat pendidikan) dan pertanyaan dalam Low
Energy Availability in Female Quetionare (LEAF-Q) secara online (Lampiran
2). Ketika skor minimal 8 dari kemungkinan 49 diperoleh, peserta dianggap
berisiko LEA.8
Subyek penelitian diklasifikasikan berdasarkan kategori indeks massa
tubuh (IMT), status menstruasi (eumenorrhoeic, oligomenorrhoeic, dan
amenorrhoeic), penggunaan kontrasepsi oral, kategori olahraga (tim atau
individu, menggunakan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh,
menekankan berat badan rendah, olahraga yang dinilai secara subyektif, dan
olahraga yang dibatasi berat badan), dan riwayat cedera olahraga (pernah atau
tidak pernah).8
Hasilnya sebanyak 45,0% (CI, 35,4%, 54,8%) dari total subyek penelitian
diklasifikasikan sebagai berisiko LEA. Untuk setiap jam ekstra latihan per
minggu, peluang untuk berada dalam kategori berisiko LEA adalah 1,13 kali
lebih besar (CI 1,02, 1,25, p = 0,016). Semua peserta yang melaporkan cedera
fraktur stres sebelumnya (n = 4) diklasifikasikan sebagai berisiko LEA. Secara
signifikan lebih banyak subjek yang berpartisipasi dalam olahraga individu
digolongkan dalam risiko LEA (69,6%, CI 24,3%, 54,8%) dibandingkan
dengan olahraga tim (34,8%, CI 18,7%, 40,5%) (p = 0,006). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara penggunaan OCP saat ini dan risiko LEA
(OR, 1,37, CI, 0,62, 3,02, p = 0,439). Setiap riwayat cedera pada tahun lalu
memiliki 2,04 kali lebih berisiko LEA (OR 2,04, CI 1,22, 4,75, p = 0,011).
Satu-satunya metode penurunan berat badan patogen yang dilaporkan
partisipan dalam tiga bulan terakhir adalah sengaja memuntahkan makanan
untuk menurunkan berat badan, dilaporkan oleh sembilan (8,3%) peserta, enam
di antaranya termasuk berisiko LEA. Dari peserta yang berpartisipasi dalam
olahraga tim, 34,8% persen (CI 18,7%, 40,5%) dianggap berisiko LEA. Hal ini
secara signifikan lebih rendah (p = 0,006) daripada peserta yang berpartisipasi
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
6. Gangguan Menstruasi
Dalam penelitian Slater et al hanya dua dari tiga amenore dan empat
dari enam individu yang mengalami oligomenore diklasifikasikan
sebagai risiko LEA. Dengan demikian, tidak dapat disimpulkan bahwa
semua individu dengan gangguan menstruasi menjadi berisiko LEA.
Sebaliknya, Torstveit & Sundgot-Borgen (2005) menyatakan atlet
dengan gangguan menstruasi yang berisiko LEA lebih besar (31,4%)
dibandingkan dengan atlet yang tidak memiliki risiko (24,5%).8,14
Pada anamnesis klien menyangkal adanya gangguan menstruasi
yang dialaminya.
Universitas Indonesia
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Faktor resiko relative energy deficiency in sports yang ditemukan pada klien
yaitu:
1. Karakteristik olahraga/latihan,
2. Pembatasan Makanan Tertentu.
3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya REDS di kemudian hari, disarankan pada klien
untuk mengurangi faktor-faktor risiko yang telah teridentifikasi sebelumnya
dengan cara:
1. Mempertahankan pola hidup sehat dan aktif.
2. Berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan mengetahui kebutuhan
gizi sesuai dengan tingkat akivitas fisik kilen.
24 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
25 Universitas Indonesia
26
2014;48:491–7.
11. Slater J. Low Energy Availability In New Zealand Recreational Athletes.
[tesis]. [Dunedin (NZ)]: University of Otago; 2015.
12. Melin A, Tornberg ÅB, Skouby S, Faber J, Ritz C, Sjödin A, et al. The LEAF
questionnaire: A screening tool for the identification of female athletes at
risk for the female athlete triad. Br J Sports Med. 2014; 48:540-5.
13. Barrack MT, Rauh MJ, Nichols JF. Prevalence of and traits associated with
low BMD among female adolescent runners. Med Sci Sports Exerc. 2008;
40:2015-21
14. Torstveit MK, Sundgot-Borgen J. The female athlete triad: Are elite athletes
at increased risk? Med Sci Sports Exerc. 2005; 37:184-93.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
28
Lampiran 1 :
Eating Attitudes Test (EAT-26)
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
Lampiran 2 :
Low Energy Availability in Female Quetionare (LEAF-Q)
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Lampiran 3 :
Jadwal latihan Klien
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia