Anda di halaman 1dari 11

PRESERVASI ARSIP REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH dr. SOESELO KABUPATEN TEGAL

Selausa Kliren Palaguna*), Sri Indrahti

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini berjudul “Preservasi Arsip Rekam Medis Sebagai Sumber Informasi di RSUD Dr Soeselo
Kab.Tegal”. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi
menyebabkan kerusakan arsip rekam medis, bagaimana upaya preservasi manajemen Unit rekam medis dan
untuk mengetahui kendala apa saja dalam melakukan kegiatan preservasi di RSUD Dr. Soeselo Slawi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling, yaitu dengan memilih
lima informan berdasarkan kriteria staff Rumah Sakit berlatar belakang DIII Rekam medis bagian filling unit
rekam medis berjumlah 4 orang dan Subbag Perencanaan (Manajemen) Rekam Medis berjumlah 4 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan simpulan. Analisis penelitian ini meliputi faktor-faktor apa saja yang menimbulkan
bahaya bagi arsip rekam medis dan bagaimana upaya preservasi yang dilakukan Unit manajemen rekam
medis di RSUD Dr Soeselo Kab. Tegal. Hasil dari penelitian ini diharapkan staff rekam medis dapat
mengetahui bahaya kerusakan arsip yang ada di Rumah Sakit dan staff rekam medis dapat melakukan upaya
pencegahan yang sudah ada dalam pedoman salah satunya dengan menerapkan contoh Standard Operational
Prosedur (SOP) Penanggulangan bencana yang disarankan oleh peneliti untuk melindungi rekam medis yang
telah dimiliki.

Kata Kunci : preservasi arsip rekam medis, skripsi, rekam medis, rumah sakit.

Abstract
This research is entitles "Preservation of Archives of Medical Records as a Source of Information in Hospital
Dr Soeselo Kab.Tegal". The purpose of this study is to determine the factors that could potentially cause
damage to archive medical records, how preservation efforts of medical record management unit and to
determine any obstacles in doing preservation activities at Hospital Dr. Soeselo Slawi. This study uses
qualitative research and descriptive research. Data collection techniques in this study using purposive
sampling and snowball sampling,by selecting the five informants based on the criteria of staff Hospital
Medical records DIII backgroundpart filling of medical record unit consists of 4 people and Planning Section,
(Management) Medical Record amounted to 4 people. Data collection techniques used were observation,
interviews, and literature. Methods of data analysis in this study using techniques Miles and Huberman
analysis of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Analysis of the study include any
factors that pose a danger to archive medical records and how preservation efforts undertaken medical record
management unit at Hospital Dr Soeselo Kab. Tegal. The results of this study are expected to staff the medical
record can know the danger of damage to archives in the Hospital and staff of medical records can take steps
to prevent existing guidelines either by applying the example of Standard Operational Procedures (SOP)
Disaster relief suggested by researchers to protect medical records that have been owned.

Keywords: preservation archive medical records, paper, medical records, hospital.

*)Penulis Korespondensi
E-mail: selausak.palaguna@gmail.com
1. Pendahuluan Rakyat. Sehingga Kepala Dinas Pertanahan
Kabupaten Cirebon harus melakukan
Pelayanan kesehatan yang baik harus pendataan terhadap ratusan berkas
disertai dengan kualitas pelayanan yang baik dan permohonan sertifikat yang musnah milik
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk masyarakat di wilayah kerjanya. (Sindonews
mencapai kualitas pelayanan yang baik tentu 10 Januari 2016).
perlu dibantu dengan faktor-faktor lain, seperti 2. Gempa bumi yang melanda pesisir utara
pelayanan yang baik dari para tenaga medis, dan pulau Sumatera yang mengakibatkan
administrasi rumah sakit yang baik, hal ini dapat tsunami tanggal 26 Desember 2004 silam
dilihat melalui pengelolaan manajemen rumah meninggalkan kesan mendalam bagi semua
sakit yang terorganisir dengan baik. Penataan insan yang terlibat di dalamnya. Setelah
arsip yang baik merupakan salah satu faktor yang gempa bumi dan tsunami di Aceh dan
mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit, Sumatra Utara (Nias) ribuan arsip rusak dan
dengan sistem manajemen arsip yang terorganisir hilang. Sebagian besar arsip tersebut
dengan baik maka pelayanan rumah sakit akan merupakan arsip vital, arsip yang
optimal dan berkualitas. keberadaannya merupakan persyaratan dasar
Arsip merupakan catatan tertulis yang bagi kelangsungan operasional pencipta
pernah dilakukan suatu perusahan yang berguna arsip, tidak dapat diperbaharui, dan tidak
sebagai bukti kegiatan perusahaan atau organisasi tergantikan apabila rusak dan hilang (ayat 4,
yang membuatnya. Rekam medis merupakan pasal 1 UU No. 43 Tahun 2009 Tentang
berkas/dokumen penting bagi setiap instansi Kearsipan). ( Kompasiana 27 September
rumah sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2013).
749a/Menkes/ Per/XII/1989 tentang rekam medis 3. Kebakaran Rumah Sakit MM Dunda
dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas Limboto 17 Januari 2016 yang
yang berkaitan catatan dan dokumen tentang mengakibatkan berbagai arsip penting rekam
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, medis ludes dan jadi abu dilalap api.
tindakan dan pelayanan,lain kepada pasien pada (Kompas 18 Januari 2016).
sarana pelayanan kesehatan. Berkas rekam medis 4. Berdasarkan sumber dari
memuat pengetahuan mengenai pasien dan http://arpusda.jatengprov.go.id/ Badan Arsip
pelayanan yang diperolehnya. Rekam medis harus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
memuat informasi yang cukup untuk diketahui bahwa Arsip Keuangan Pemilu
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis tahun 1955 rusak dimakan rayap.
dan pengobatan serta merekam hasilnya.
Mengingat pentingnya nilai rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soesilo
tersebut, maka rekam medis dapat dikategorikan Kabupaten Tegal berada dekat dengan perumahan
ke dalam bentuk arsip vital. “Arsip vital adalah masyarakat yang padat, pasar serta jalan raya.
arsip yang Keberadaanya merupakan persyaratan Dengan begitu dapat mengundang berbagai resiko
dasar bagi keberlangsungan operasional pencipta yang tidak dapat diprediksi oleh manusia. Resiko
arsip, tidak dapat diperbaharui, dan tidak tersebut bisa berupa rusaknya rekam medis yang
tergantikan apabila rusak atau hilang”. (UU diakibatkan oleh faktor lingkungan (Suhu
43/2009). ruangan, kelembapan relatif, dan lainnya) dan
Peneliti akan melakukan penelitian arsip hilangnya rekam medis yang disebabkan oleh
rekam medis dari masa arsip menjadi aktif sampai bencana, baik bencana alam dan bencana non-
dengan masa inaktif arsip. Maka arsip rekam alam. Dari hasil observasi dan wawancara
medis ini dikenal dengan istilah arsip dinamis. ditemukan permasalahan pertama kurangnya
Berkas rekam medis pasien menjadi milik preservasi arsip rekam medis yaitu penyimpanan
lembaga kesehatan yang membuat rekam medis arsip ke dalam folder –folder arsip yang terlalu
tersebut, sedangkan isi rekam medis tersebut penuh dan padat sehingga lembab berpotensi arsip
menjadi milik pasien. Pengelolaan rekam medis dimakan rayap serta dikhawatirkan apabila staff
harus benar-benar dikelola dengan baik untuk mencari dan membutuhkan arsip rekam medis
menghindari berbagai macam resiko yang terjadi. saat pengambilan rawan arsip tersebut akan
Sebagai contoh karena kurangnya sobek. Kurangnaya perhatian mengenai preservasi
pengelolaan dan preservasi arsip dapat arsip menyebabkan sulitnya proses seleksi arsip
menyebabkan terjadinya kasus-kasus rusaknya ketika akan dilakukan penyusutan arsip. Kedua,
bahkan hilangnya arsip adalah sebagai berikut : Rumah Sakit ini juga belum memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk
1. Arsip-arsip tanah di Kantor Dinas menanggulangi apabila suatu bencana terjadi.
Pertanahan Kabupaten Cirebon musnah Seperti disebutkan pada Undang-undang No.
terbakar pada bulan Juli 2001 seperti yang 7 Tahun 1971 dijelaskan hal-hal bahwa untuk
pernah diberitakan oleh H.U. Pikiran kepentingan generasi yang akan datang perlu
diselamatkan bahan-bahan bukti nyata, benar dan upaya preservasi yang dilakukan oleh manajemen
lengkap, baik mengenai masa lampau, masa rekam medis untuk menyelamatkan arsipnya.
sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini akan menghasilkan data kualitatif
Melihat berbagai contoh kasus rusaknya berupa kalimat serta uraian dari hasil pengambilan
bahkan hilangnya arsip karena beberapa hal yang data di lapangan. Untuk pendekatannya dengan studi
disebabkan faktor alam dan non-alam serta kasus nantinya akan menghasilkan uraian yang
disebutkan dalam Undang-undang No.7 Tahun mendalam dan spesifik ke pengelolaan akta
1971 mengenai arsip tersebut sudah sangat jelas kelahiran.
diketahui bahwa keberadaan arsip sangatlah Pemilihan informan dilakukan dengan
penting dan vital bagi suatu organisasi baik itu menggunakan metode purposive sampling dan
pemerintah maupun swasta juga bagi perorangan. snowball sampling. Pengertian dari purposive
Sehingga untuk menghindari serangkaian sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
peristiwa tersebut, maka dibuatkan suatu tindakan data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
untuk meminimalisir kerusakan sebelum terjadi 2009: 218). Kriteria tersebut yaitu informan yang
kerusakan yang lebih besar. Tujuannya adalah berlatarbelakang pendidikan setidaknya DIII Rekam
meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan dalam Medis bekerja dibagian Unit Arsip Rekam Medis,
menghadapi dan menanggulangi bahaya yang Pencarian data yang digunakan dalam
akan terjadi sehingga dapat mengurangi jumlah penelitian ini ada dua yaitu sumber data tertulis dan
korban dan kerugian materi. lisan. Sumber data tertulis berasal dari studi
Oleh karena kondisi yang disampaikan di dokumen/ pustaka. Dijelaskan bahwa, “dokumen
atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan
penelitian mengenai bagaimana tindakan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia
pencegahan yang telah dilakukan oleh pihak unit bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis
rekam medis (manajemen) dalam upaya seperti arsip, surat, gambar yang berkaitan dengan
melestarikan arsip rekam medis di RSUD Dr suatu peristiwa.” (Suprayogo, 2003:164). Sedangkan
Soesilo Kabupaten Tegal. Dengan demikian sumber data lisan berasal dari informan. “Informan
nantinya akan diketahui mengenai faktor-faktor merupakan orang yang memberikan informasi,
yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi arsip sumber informasi, serta sumber data terkait dengan
rekam medis serta bagaimana cara mengatasinya penelitian yang dilakukan.” (Usman, 2008:163).
dalam menjalankan kegiatan pelestarian tersebut. Pada penelitian ini, sumber data tertulis
digunakan sebagai data sekunder penelitian, karena
2. Metode Penelitian diambil dari buku, jurnal, serta peraturan perundang-
Penelitian ini merupakan penelitian yang undangan kaitannya dengan pengelolaan arsip.
bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan sumber data lisan digunakan sebagai
Penelitian kualitatif sebagaimana dijelaskan yaitu , sumber data primer yang diperoleh melalui
suatu metode yang digunakan untuk menemukan wawancara dengan informan kaitannya dengan topik
pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu penelitian tentang pengelolaan arsip. Kegiatan analisa
saat tertentu. Penelitian yang dimaksudkan untuk data menggunakan empat metode Menurut Miles dan
mengumpulkan informasi mengenai subjek Huberman, yaitu (1) pengumpulan data, (2) Reduksi
penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu data, (3) Penyajian data, (4) Keabsahan data, dan (5)
periode tertentu. Penelitian kualitatif berusaha Penarikan kesimpulan .
mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada 3. Hasil dan Pembahasan
saat penelitian dilakukan.” (Mukhtar, 2013,10). 3.1 Faktor-Faktor Yang Berpotensi Merusak
Maksud dari pengertian diatas adalah bahwa Arsip Rekam Medis
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang Media informasi arsip dari kertas merupkan
menerangkan hasil kajian data berupa kata-kata bahan yang mudah rusak, sobek, terbakar, kotor atau
yang diperoleh dari data yang ada di masyarakat, tibul noda akibat debu, jamur, dan lain sebagainya.
organisasi, atau lembaga. Untuk mencegah kerusakan terhadap arsip, maka
Sedangkan pendekatan studi kasus yaitu sebaiknya perlu untuk mengetahui mengenai faktor –
mengkaji lebih dalam tentang peristiwa, lingkukan, faktor perusak arsip, sehingga arsip dapat
dan situasi tertentu yang memungkinkan terselamatkan dengan menghindari sumber-sumber
mengungkapkan atau memahami sesuatu hal yang dapat merusak arsip tersebut. Dalam literatur
(Sulistyo Bauki, 2006: 113). Data studi kasus dapat kearsipan disebutkan bahwa kerusakan arsip
diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari
dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari dalam arsip (faktor internal) dan faktor dari luar arsip
berbagai sumber. (faktor eksternal). (Yayan Daryana, 2007: 4.3)
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Berdasarkan hasil wawancara dengan para
mengenai faktor-faktor yang menimbulkan informan, dapat diketahui bahwa Faktor – faktor
kerusakan bagi arsip rekam medis dan bagaimana yang menimbulkan bahaya di Unit Rekam Medis
RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal disebabkan oleh Selain itu disediakan alat pemadam
dua faktor internal dan eksternal, faktor kerusakan kebakaran.
internal dipengaruhi dari proses pembuatan bahan d. Lokasi bangunan Unit rekam medis berada
kertas yaitu keasaman yang ada dalam kertas, di lokasi yang aman, dalam artian bahwa
kualitas tinta yang ada pada arsip. Kemudian faktor lokasinya jauh dari banjir, gempa bumi, dan
eksternal dipengaruhi oleh faktor cahaya, suhu dan kebakara. Disamping itu tingkat polusi udara
kelembapan udara, debu, serangga, penggunaan arsip, juga masih relatif karena jauh dari
keamanan arsip, bencana alam. lingkungan industri, mudah aksesnya, dan
dibangun di atas struktur tanah yang baik
3.2 Preservasi Arsip Rekam Medis sebagai dan stabil.
Sumber Informasi di RSUD dr. Soeselo Kab e. Unit rekam medis RSUD Dr Soeselo Kab
Tegal Tegal juga sudah terpasang AC (Air
3.2.1 Tindakan Preventif Arsip Rekam Medis di Conditioner ). Sehigga sistem sirkulasi
RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal udara sudah optimal.
Tindakan preventif merupakan suatu tindakan 3. Peralatan kearsipan yang dimiliki oleh Unit
dalam upaya pencegahan arsip dari bahaya kerusakan Rekam Medis RSUD DR Soeselo Kab Tegal
baik itu karena faktor dari dalam arsip itu sendiri atau yaitu berupa Komputer, roll opec, meja,
karena faktor dari luar arsip dan dari bahaya kursi,printer, mesin ketik, Air Conditioner, kipas
kehilangan. Kegiatan preventif yang dilakukan oleh angin, alat pemadam kebakaran, troli, CCTV,
manajemen Unit rekam medis RSUD Dr Soeselo Kab lemari kayu dan lain sebagainya yang secara
Tegal dalam melindungi arsip-arsipnya sebenarnya keseluruhan berkualitas baik dan memenuhi
sangat sederhana. Pernyataan tersebut disampaikan standarisasi yang telah dilakukan.
oleh Tuti Heri Purwanti, Arief Setyono, Djohan
Imam Basuki, Nur Asiyah, di mana tindakan Selain kegiatan pemeliharaan terhadap
preventif (pencegahan) yang dilakukan yaitu dalam lingkungan, tindakan preventif lainnya yang dapat
hal pemeliharaan terhadap lingkungan, disamping dilakukan adalah dalam hal pencatatan (capture),
kegiatan penciptaan, pengelolaan, pemeliharaan, dan pendaftaran (registration), klasifikasi (classification),
disposisi. tingkat keamanan dan akses (access and security
Menurut Informan kunci Andi Awaludin, classification), identifikasi status disposisi
Amd (Staf bagian Filing) kegiatan pemeliharaan (identification of dispotition status), penyimpanan
terhadap lingkungan yang dilakukan oleh unit (storage) penggunaan dan pelacakan (use and
Manajemen Rekam medis dalam melindungi arsip- tracking), dan yang terakhir adalah implementasi
arsipnya dari bahaya kerusakan dan kehilangan arsip, disposisi (implementation of dispotition). Penjabaran
yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut : lebih lanjut mengenai ketigal hal tersebut yang
1. Staf rekam medis berlatarbelakang pendidikan dilakukan oleh Unit manajemen rekam medis RSUD
dari DIII rekam medis sehingga dapat melakukan Dr Soeselo KabupatenTegal dapat dilihat pada
tugasnya sesuai dengan standar pemeliharaan pembahasan masing-masing dibawah ini.
lingkungan arsip serta telah medapatkan pelatihan
bencana alam (APAR). 1. Penciptaan Rekam Medis
2. Keadaan ruangan penyimpanan arsip sebagai Suatu lembaga pasti memiliki Arsip
berikut : Dinamis sebagai hasil kegiatan yang telah
a. Memiliki ruang tempat penyimpanan arsip dilakukan dalam lembaga/organisasi dalam
yang bersih, terang, dan memadai, dimana menjalankan fungsinya. Menurut ISO 15489
terdiri empat ruangan yaitu ruang filling, (2001) Arsip Dinamis adalah segala macam
ruang rapat, ruang kantor, dan ruang logistik bentuk informasi yang diciptakan, diterima, dan
luas keseluruhan 260m yang menampung dipelihara sebagai bukti dan informasi bagi suatu
kuranglebih 400.000 arsip rekam medis organisasi atau personal, dengan tujuan
aktif, dan 100.000 arsip non aktif. kepentingan hukum atau transaksi bisnis. Arsip
b. Cahaya matahari tidak langsung tembus ke Dinamis ini dapat berupa berbagai macam bentuk,
dalam ruangan mengenai fisik arsip, sebab seperti kertas, mikrofilm, data elektronik, dan
pemasangan jendela pada masing-masing lainnya. Arsip Dinamis diciptakan untuk
ruang tempat penyimpanan arsip dibuat agak mendukung kegiatan bisnis dan disimpan sebagai
menjauh dari sinar matahari. Jadi jendela bukti dari kegiatan bisnis tersebut.
yang ada tidak mendekati langsung Berdasarkan hasil wawancara dengan para
matahari. informan dapat diketahui bahwa Rekam medis
c. Bahan bangunan yang digunakan adalah yang dimiliki oleh RSUD Dr Soeselo Kabupaten
bahan bangunan yang tahan rayap, tahan air, Tegal dibagi menjadi delapan jenis, yaitu: rekam
dan tahan api, serta didukung dengan lantai medis gawat darurat, rekam medis rawat jalan
dan dinding yang terjaga kelembabannya. (bayi-anak), rekam medis rawat jalan (dewasa),
rekam medis peristi, rekam medis ponek (Ibu),
rekam medis ponek (Bayi), rekam medis rawat desentralisasi karena merupakan sistem yang
inap (anak), rekam medis rawat inap (Dewasa). tepat mengingat pelayanan akan lebih mudah
Semua jenis Rekam medis yang ada berupa kertas diberikan kepada pasien, tetapi pelaksanaannya
atau formulir, yang membedakan antara jenis tergantung pada situasi dan kondisi masing-
rekam medis adalah penomoran setiap arsip masing rumah sakit. Hal-hal yang mempengaruhi
rekam medis. tersebut antara lain terbatasnya tenaga terampil
Dari penjelasan tersebut bila disesuaikan terutama mengenai pengelolaan rekam medis, dan
dengan ISO 15489-2 (2001: 13-21) diketahui kemampuan dana rumah sakit terutama rumah
proses penciptaan arsip rekam medis sudah sakit pemerintah daerah.
menyesuaikan dengan peraturan yang ada. Bahwa Menurut Hasna Asri Shabrina, Amd (26 -7-
penciptaan arsip rekam medis berawal dari 2016) susunan klasifikasi arsip rekam medis yang
pendaftaran yang bertujuan menyediakan bukti diterapkan di RSUD Dr Soeselo Kab Tegal
bahwa arsip tersebut telah diciptakan dan dicatat menggunakan sistem penjajaran arsip rekam
pada sistem Arsip Dinamis. Termasuk juga medis menurut nomor angka pertama. Penjajaran
didalamnya pencatatan informasi deskriptif dengan sistem angka pertama lazim disebut
mengenai pendaftaran Arsip Dinamis dan “Straight Numerical Filing”. Sistem ini
pemberian ID unik pada arsip tersebut. dikelompokkan menjadi 3 kelompok angka
masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka
2. Penggunaan Rekam Medis pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak
Sistem penyimpanan rekam medis memiliki paling kanan, angka kedua adalah kelompok 2
dua sistem penyimpanan yang umum untuk angka yang terletak ditengah dan angka ketiga
digunakan, yaitu sistem penyimpanan sentralisasi adalah kelompok 2 angka yang terletak paling
dan desentralisasi. Pedoman Penyelenggaraan dan kiri.
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Dari hasil pernyataan diatas, Disesuaikan
(2006:80) menjelaskan pengertian sistem dengan ISO 15489 (2001: 2), klasifikasi adalah
penyimpanan sentralisasi, yaitu penyimpanan proses identifikasi yang sistematis dan
rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan pengaturan/penyusunan aktivitas bisnis dan/atau
baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun Arsip Dinamis kedalam kategori berdasarkan
catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. susunan terstruktur yang logis, metode, dan
Menurut Informan kunci Tuti Heri Purwanti, prosedur yang ditampilkan dalam sistem
BAC (Kasubag Perencanaan URM 21-7-2016) klasifikasi. Berdasarkan jawaban informan diatas
Sistem penyimpanan yang digunakan di unit dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem
rekam medis RSUD Dr Soeselo ini menggunakan klasifikasi di URM RSUD Dr Soeselo Kab Tegal
sistem penyimpanan sentralisasi. Pada sistem ini, telah berjalan dengan baik karena sistem
seluruh rekam medis pasien berada pada satu klasifikasi untuk rekam medis sudah tersusun
pengelolaan. Keuntungan dari system sentralisasi sistematis dan terstruktur menggunakan sistem
adalah : terminal digit filing mengingat banyaknya jumlah
1. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam arsip yang dimiliki.
pemeliharaan dan penyimpanan rekam Penggunaan sistem klasifikasi di URM
medis, sehingga pasien dapat dilayani lebih RSUD Dr Soeselo Kab Tegal telah berjalan
cepat. dengan baik karena sistem klasifikasi untuk
2. Mengurangi jumlah biaya yang digunakan rekam medis memang sebaiknya menggunakan
untuk peralatan dan ruangan. sistem terminal digit filing mengingat banyaknya
3. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan jumlah arsip yang dimiliki.
pencatatan medis mudah distandarisasikan.
4. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja 3. Pemeliharaan
petugas penyimpanan. Berdasarkan pada pengertian Preservasi
5. Mudah menerapkan sistem unit Arsip menurut Ellis (1993: 476) kegiatan pelestarian
Dinamis. atau preservasi arsip sebetulnya meliputi kegiatan
pemeliharaan atau perawatan atau penyimpanan
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah : dan pengamanan atau perlindungan arsip baik
1. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus fisik maupun informasi yang terekam di
menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap. dalamnya.
2. Tempat penerimaan pasien harus bertugas Berdasarkan hasil wawancara dengan para
selama 24 jam. informan, menunjukkan bahwa Pemeliharaan
rekam medis perlu ditunjang dengan sistem
Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur keamanan dan pemeliharaan gedung yang baik
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia untuk mengantisipasi berbagai hal-hal yang tidak
(2006:82) menyebutkan bahwa penggunaan diinginkan, seperti pencurian dokumen,
sistem sentralisasi lebih baik dibandingkan sistem kebocoran, kebakaran, dan lain-lain. Untuk itu
dibutuhkan suatu kebijakan tertulis yang dapat konsultasi dengan unit yang memiliki arsip
mengelola dan merawat Arsip Dinamis / arsip tersebut. Namun pada kenyataanya, selama
tersebut sehingga masa hidup arsip dapat hidup peneliti melakukan observasi, beberapa orang
lebih lama. Di URM Dr Soeselo belum tersedia selain URM pernah memasuki ruangan ini
suatu kebijakan tertulis mengenai masalah ini. meskipun hanya sekedar bertanya. Hal ini
Tidak sedikit masalah yang timbul karena lalainya membuktikan bahwa akses masuk kedalam
pengelolaan. Kebijakan tertulis mutlak URM terbuka untuk siapa saja. Meskipun
dibutuhkan disuatu organisasi sebagai pengingat pegawai URM dalam kondisi tersibuk mereka
akan adanya landasan untuk melakukan suatu mereka dapat mengetahui adanya orang asing
tindakan pencegahan dan pemeliharaan. yang datag dan bertanya apa yang sedang
Informan menjelaskan bahwa pemeliharaan mereka lakukan diruangan ini serta melayani
yang telah dilakukan di URM RSUD Dr Soeselo permintaan mereka..
diantaranya dengan mengganti sampul lama ke
sampul baru, dan dengan menyediakan sarana-
prasarana sesuai dengan standard yang ada seperti 2. Kondisi Lingkungan
AC (Air Conditioner), menjaga kebersihan Menurut Informan kunci Andi Awaludin,
ruangan penyimpanan dari debu dan lain-lain. Amd (Staf bagian Filing) menjaga kondisi
Harapan di masa yang akan datang kegiatan lingkungan merupakan hal yang krusial demi
pemeliharaan lebih baik lagi dengan karyawan keberlangsungan masa hidup benda yang
URM berlatarbelakang pendidikan DIII rekam disimpan. Apabila kondisi lingkungan tidak
medis jadi memang mengerti dan ditunjang memadai, maka akan mempercepat kerusakan
dengan dana yang tersedia. Karena memang di yang timbul pada koleksi. Tujuan dari
URM RSUD Dr Soeselo kekurangan SDM pengontrolan lingkungan ini adalah untuk
khususnya di bidang URM. koleksi berada dalam kondisi yang sehat.
Suhu yang ada diruangan ini bisa diilang
1. Akses Masuk dan Keamanan cukup dingin, namun para pegawai URM tidak
Menurut Forde sistem keamanan merupakan mengeluhkan dinginnya suhu ruangan. Suhu AC
suatu hal yang penting dalam penyimpanan dan yang dipasang biasanya berkisar sekitar 16-
harus dilakukan dengan benar dan serius. Hal 20°C, suhu dan kelembapan udara sudah sesuai
ini untuk menghindarkan arsip dari kehilangan dengan standard dan bisa mengontrol segala
bukti otentiknya. Tapi perlindungan dengan sudut ruang.
hanya memasang alat-alat pengaman saja Hal dilapangan menyatakan bahwa suhu
belumlah cukup. Suatu prosedur keamanan yang udara sesuai dengan suhu ruangan ideal yang
baik dengan perlindungan semaksimal mungkin sesuai untuk kertas berkisar antara 20-24°C
harus dimiliki. dengan kelembapan 45-60% (Muhamad Razak,
Berdasarkan hasil wawancara dengan para 1992: 33).
informan, dapat diketahui bahwa Sistem Ancaman yang dapat merusak arsip juga
keamanan yang digunakan URM dalam dapat berasal dari makhluk hidup kecil seperti
melindungi rekam medisnya dikatakan sudah binatang pengerat, serangga, hama, dan lainnya.
bagus. Mereka menggunakan pintu akses Mereka dapat berkembang biak ditempat-tempat
menuju ruangan penyimpanan dengan pintu yang hangat, gelap, lembab, dan kotor. Di
otomatis disertai password dan hanya karyawan lapangan, memang ditemukan banyak debu
URM saja yang mengetahui, kamera CCTV yang menempel, tapi peneliti tidak menemukan
sudah tersedia disetiap sudut ruangan. adanya jejak serangga ataupun binatang lainnya,
Sayangnya, tidak semua pegawai memahami kecuali nyamuk. Hal ini mungkin saja
sistem keamanan yang dibutuhkan dalam disebabkan oleh dinginnya suhu ruangan yang
melindungi rekam medisnya, sedangkan tidak disukai oleh serangga dan binatang
sebagian pegawai lainnya merasakan sistem pengerat lainnya.
keamanan yang ada sudah cukup untuk Berdasarkan jawaban dari Ahmad Hadi
melindungi rekam medisnya. Sultoni, Amd (28 -7- 2016) dapat dikatakan
Secara tertulis, yang diperbolehkan masuk bahwa pelaksanaan fumigasi atau tindakan lain
kedalam URM adalah pegawai rekam medis untuk menghilangkan atau mengusir serangga
saja. Pasien ataupun orang-orang selain pegawai dan binatang pengerat dilakukan berdasarkan
rekam medis tidak diperkenankan untuk masuk permintaan dari pihak URM ke bagian sanitasi.
kedalam URM. Harvey (1992: 75) menyatakan bahwa
Menurut ISO 15489 (2001) Akses terhadap pengendalian hama dan pengerat dengan
arsip rekam medis hanya dibatasi apabila menggunakan bahan kimia seperti fumigasi dan
diperlukan secara khusus oleh kebutuhan penggunaan pestisida dan fungisida hanya
instansi. Pemberian hak akses dan tingkat memberikan efek sementara utuk
keamanan akan ditentukan dengan melakukan menghilangkan masalah. Forde (2007: 216)
menjelaskan bahwa penggunaan bahan kimia memiliki nomor sendiri untuk
untuk mengusir serangga dan pengerat dapat mengelompokkan rekam medis. Namun untuk
membahayakan kesehatan orang-orang dan penyimpanan arsipnya sendiri masih belum
benda arsip lainnya. Lebih lanjut, Harvey (1992: benar-benar optimal.
148) menyatakan bahwa fumigasi merupakan Hasil dari pernyataan diatas, jika
metode pasif dalam menghilangkan biological disesuaikan dengan ISO 15489-2 (2001) kondisi
agent. Penggunaan fumigasi berbahan kimia tempat penyimpanan yang sesusai yaitu dengan
membutuhkan saran dari seorang ahli untuk memastikan bahwa arsip tersebut terlindungi,
mempertimbangkan resiko kesehatan baik untuk dapat diakses, dan dikelola dengan baik dan
fumigator dan orang-orang yang bekerja efektif. Sayangnya, dilapangan, peneliti melihat
ditempat yang telah/akan dilakukan bahwa folder box yang digunakan untuk
penyemprotan. Maka dari itu, sebaiknya menyimpan rekam medis tampak sudah penuh,
menggunakan cara-cara non-kimiawi untuk namun masih dipaksa masuk oleh pegawai
mengusir serangga dan hama. URM sehingga tidak sedikit rekam medis yang
Meskipun pihak URM meyakini bahwa mengalami kerusakan akibat proses penarikan
didalam URM tidak terdapat serangga dan rekam medis tersebut.
binatang pengerat lainnya (karena mereka
jarang menemukan biological agent) bukan 4. Penyusutan dan Pemusnahan Rekam Medis
berarti URM sudah terbebas dari serangan 1. Jadwal Retensi Rekam Medis
bilogical agent. Karena keyakinan tersebut, Jadwal retensi arsip adalah daftar yang
maka tidak terlihat adanya usaha atau niatan berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip
untuk melindungi rekam medis. Bisa dikatakan yang dipergunakan sebagai pedoman
mereka mengandalkan bagian sanitasi untuk penyusutan arsip (Basir Barthos, 2014: 103).
melakukan fumigasi untuk menghilangkan Penyusutan merupakan proses yang menentukan
biological agent, meskipun pelaksanaan jangka waktu sebuah arsip disimpan oleh
fumigasi dilaksanakan berdasarkan permintaan organisasi yang menciptakannya. Dengan
yang diajukan pihak URM sendiri dilakukannya penyusutan, maka akan
mengurangi jumlah arsip yang ada yang
3. Tempat Penyimpanan dianggap sudah tidak diperlukan lagi dan dapat
Tujuan penyimpanan arsip menurut Yayan memberikan tempat bagi arsip baru.
Daryana (2007: 1.8) pada dasarnya adalah untuk Berdasarkan hasil wawancara dengan
melindungi arsip secara fisik agar dapat Informan kunci Andi Awaludin, Amd (Staf
bertahan lama, terhindar dari kerusakan dan bagian Filing) unit rekam medis RSUD Dr
mudah dalam penemuan kembali secara cepat, Soeselo memiliki jadwal retensi rekam medis,
tepat, dan lengkap. yang mengatur mengenai penyusutan rekam
Menurut Informan kunci Andi Awaludin, medis sampai dengan pemusnahan rekam medis
Amd (Staf bagian Filing) Lemari penyimpanan yang sudah tidak terpakai lagi. Penyimpanan
yang dimiliki URM RSUD Dr Soeselo terdiri rekam medis aktif dilakukan selama 5-6 tahun.
dari dua jenis lemari, yaitu lemari kayu dan roll Penyusutan rekam medis di URM RSUD Dr
o’pack. Jenis lemari roll o’pack sudah memiliki Soeselo adalah apabila si pasien tidak
proteksi terhadap api. Kemudian untuk melakukan kontrol 5 (lima) tahun sejak
menyimpan rekam medis terdapat folder box kunjungan terakhirnya. Hal ini berlaku untuk
yang masing-masingnya memiliki nomor seluruh jenis rekam medis pasien. Apabila
sendiri untuk mengelompokkan rekam medis. pasien selalu melakukan follow up medical-nya
Morrow (1982: 68) menyatakan bahwa secara rutin maka rekam medisnya akan tetap
penyusunan lemari penyimpanan sebaiknya berstatus aktif. Arsip rekam medis yang masih
dibuat sefleksibel mungkin untuk aktif dari tahun arsip 2010 s/d 2016, arsip yang
memungkinkan lemari dapat menyimpan arsip sedang dilakukan penyusutan adalah jenis arsip
apabila terjadi ledakan arsip. Lemari rawat inap dan rawat jalan dan tahun arsipnya
penyimpanan yang terlalu rapat juga dapat dari tahun 2005 s/d 2008. Setelah 5 tahun masa
merusak kertas menjadi robek dan lusuh karena retensi arsip habis arsip yang biasanya
harus ditarik paksa untuk keluar masuk. disusutkan kurang lebih berjumlah 160.000
Dari hasil wawancara dengan informan, arsip rekam medis.
maka dapat diketahui bahwa lemari Tindakan yang dilakukan URM RSUD Dr
penyimpanan yang dimiliki URM RSUD Dr Soeselo dalam menyimpan rekam medis telah
Soeselo terdiri dari dua jenis lemari, yaitu sesuai dengan PERMENKES No:
lemari kayu dan roll o’pack. Jenis lemari roll 269:MENKES/PER/III/2008 yang menjelaskan
o’pack sudah memiliki proteksi terhadap api. bahwa untuk rekam medis pasien rawat inap
Kemudian untuk menyimpan rekam medis disimpan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
terdapat folder box yang masing-masingnya terhitung dari tanggal terahir pasien berobat atau
dipulangkan, setelah melewati batas waktu, pasa ISO 15489-2 (2001: 21) yang menjelaskan
maka rekam medis dapat dmusnahkan kecuali bahwa penghancuran bentuk fisik Arsip
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan Dinamis/arsip dapat dilakukan oleh pihak ketiga
medis. yang dipekerjakan untuk melakukan tugas
tersebut.
2. Pemusnahan Rekam Medis
Menurut Basir Barthos (2014, 105),
pengertian pemusnahan adalah tindakan atau
kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang 5. Pengkajian Resiko Bencana
sudah berakhir fungsinya serta yang tidak Pengkajian resiko bencana diperlukan untuk
memiliki nilaiguna. Penghancuran tersebut menghindari efek samping dari sebuah bencana,
harus dilaksanakan secara total, yaitu dengan seperti kehilangan harta benda dan dokumen penting,
cara membakar habis, dicacah atau dengan cara juga lainnya. Pengkajian resiko bencana adalah
lain sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi sebuah kajian yang mengidentifikasi sejumlah faktor
maupun bentuknya. yang mempunyai potensi terjadinya bencana,
Menurut Informan kunci Andi Awaludin, sehingga organisasi dapat mengantisipasi serangan
Amd (Staf bagian Filing) Rekam medis yang dari bencana tersebut dan mengurangi atau mencegah
sudah berstatus in-aktif dipindahkan kedalam hilangnya dokumen dan barang berharga lainnya
ruang logistik, dikumpulkan dengan rekam yang sangat bernilai bagi organisasi. Organisasi
medis in-aktif lainnya sebelum diubah statusnya sebaiknya melakukan analisis resiko untuk
menjadi non-aktif (dimusnahkan). Prosedur menentukan tempat penyimpanan secara fisik dan
pemusnahan rekam medis dilakukan dengan cara penanganan yang sesuai dengan Arsip Dinamis
cara arsip rekam medis ini dicacah dengan mereka (ISO 15489-2, 2001: 18).
menggunakan mesin pencacah kertas. Sebelum Soehatman Ramli menjelaskan bahwa untuk
rekam medis dimusnahkan, informasi-informasi dapat mengetahui masalah apa saja yang muncul dari
yang dianggap penting diambil terlebih dahulu lingkungan sekitar organisasi dapat dilakukan survey
untuk disimpan secara permanen. lingkungan. Survey lingkungan ini dapat menjelaskan
Sejumlah informasi penting diambil dengan lebih detail kondisi lingkungan secara fisik
terlebih dahulu dari berkas-berkas rekam medis terhadap tempat penyimpanan arsip. Harvey
yang akan dimusnahkan. Informasi penting ini membagi survey ini menjadi 3 tahapan, yaitu :
disimpan dan dikumpulkan untuk disimpan bangunan, lingkungan disekitar bangunan, keamanan
permanen diruang logistik. Rekam medis yang bangunan, dan area kerja.
disimpan permanen itu dimasukkan kedalam 1. Bangunan
kardus dan dijaga supaya terhindar dari air. ISO 15489-2 (2000: 18) menyatakan bahwa
Seperti yang terdapat dalam ISO 15489-2 untuk dapat menyimpan dan melindungi Arsip
(2001) catatan penggunaan arsip selama tidakan Dinamis, maka lokasi haruslah mudah untuk
pemusnahan perlu ditinjau untuk memastikan diakses dan tidak berada di daerah yang
dan mengoreksi status pemusnahan. Tindakan memiliki potensi bencana eksternal. Struktur
penting lain adalah memeriksa hal-hal yang bangunan itu sendiri juga harus sesuai dan
memicu tindakan pemusnahan, mengkonfirmasi memiliki tingkat suhu dan kelembapan yang
sebagai tindakan kelengkapan dimana suatu stabil, memiliki perlindungan dari api, dan air,
arsip yang akan dimusnahkan, dan mengecek serta kontaminasi (seperti radioakif, racun, dan
kembali arsip untuk tindakan pemusnahan. lumut), peralatan keselamatan, melakukan
Berdasarkan jawaban informan diatas pengontrolan akses terhadap area, dan
disesuaikan dengan ISO 15489-1 (2001: 3) perlindungan yang sesuai untuk melindungi dari
pengertian disposisi adalah seragkaian proses serangan serangga atau hama.
yang berhubungan dengan pengimplementasian Menurut Djohan (Staff Unit Rekam Medis
retensi, penhancuran, atau keputusan 26 -7- 2016) secara keseluruhan, bangunan
pemindahan arsip yang sudah RSUD Dr Soeselo telah mengalami renovasi
didokumentasikan. Dapat dipastikan seluruh dan perluasan bangunan. Akibat dari renovasi
pegawai mengetahui proses penyusutan dan gedung, URM yang semula berlokasi dilantai 2
pemusnahan rekam medis. UR RSUD Dr jauh dari poli pendaftaran, kini berlokasi diarea
Soeselo juga memiliki jadwal retensi yang tengah dan lebih dekat akses dari poli
tertulis. Untuk melakukan prosedur pemusnahan pendaftaran.
tersebut, terdapat sekelompok tim yang telah Fakta dilapangan menunjukan ketidak
dibentuk oleh direktur, kemudian tim ini bekerja sesuaian dengan point yang terkandung dalam
sama dengan pihak ketiga dalam ISO 15489-2 (2000: 18). Terlihat dari hasil
menyelenggarakannya, mengingat banyaknya wawancara dengan informan bahwa untuk akses
jumlah rekamm medis yang dimusnahkan. arsip itu tidak begitu mudah karena letak
Penggunaan pihak ketiga ini dapat kita temukan
bangunan yang tidak berdekatan langung disertai air otomatis akan menyala ketika
dengan poli pendaftaran. terdeteksi adanya asap atau api, kemudian untuk
pintu akses ruang penyimpanan dilengkapi
2. Lingkungan di sekitar Ruang Penyimpanan dengan pintu otomatis memiliki password yang
Dengan menyediakan lingkungan yang hanya diketahui oleh karyawan URM. Namun
sesuai bagi ruang penyimpanan maka dapat untuk jalur evakuasi sendiri belum tersedia, jadi
menjaga agar arsip atau koleksi yang disimpan hal ini akan berakibat fatal jika suatu saat terjadi
dapat terjaga dari serangan biological agents bencana.
untuk menghindari kerusakan yang lebih buruk.
Untuk menjaga lingkungan, maka perlu
diperhatikan suhu dan kelembapan relatif 3.2.2 Tindakan Kuratif Arsip Rekam Medis di
disuatu ruangan. RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal
Harvey (1992: 41-43) menjelaskan bahwa Tindakan Kuratif merupakan tindakan yang
kelembapan relatif didefiniskan sebagai suhu dilakukan setelah terjadi kerusakan pada arsip.
adalah sejumlah volume air di udara yang Tindakan kuratif ini ditujukan pada arsip-arsip yang
dihitung dalam presentase jumlah maksimum berpenyakit dana arsip-arsip yang rusak. Arsip yang
udara yang diperbolehkan sampai pada batas berpenyakit maksudnya adalah arsip tersebut telah
tertentu yang sama dengan suhu. Semakin terserang serangga, berjamur, timbul noda hitam,
hangat udaranya maka semakin banyak cokelat, dan sejenisnya. Penanganan terhadap arsip
kelembapan yang dibutuhkan, dan apabila yang berpenyakit ini dilakukan dengan cara
suhunya semakin tinggi tapi tidak ada pengobatan, yaitu seperti fumigasi, deasidifikasi, dan
kelembapan tambahan maka tingkat kelembapa sebagaina. Sedangkan arsip yang rusak maksudnya
relatifnya akan menurun. Apabila suhunya adalah arsip tersebut berada dalam kondisi dengan
terlalu tinggi, maka akan meningkatkan berbagai tingkat kerusakan yang memerlukan
kecepatan perubahan reaksi kimia yang perbaikan (restorasi) yang sesuai dengan
mempercepat terjadinya kerusakan. Jikalau kerusakannya. Jadi, untuk kondisi arsip yang rusak
tingkat suhu dan kelembapan relatif terlalu perlu dilakukan perbaikan atau restorasi.
tinggi, maka akan timbul lumut. RSUD Dr Soeselo Kab Tegal dalam usaha
Morrow (1982: 66) menyatakan bahwa penyelamatan arsip dari bahaya kerusakan dan
pendinginan udara (AC) tidak dapat mengontrol kehilangan juga melalui tindakan kuratif. Tindakan
kelembapan secara spesifik. Kelembapan udara kuratif ini dilakukan melalui kegiatan konservasi atau
dapat dikontrol dengan menggunakan AC restorasi.
apabila sudah memasuki bulan-bulan yang lebih Penjabaran dari tindakan kuratif yang meliputi
panas. Apabila selama musim dingin, tidak kegiatan konservasi dan kegiatan restorasi dalam
menggunakan alat pelembab udara, maka rangka preservasi arsip rekam medis sebagai sumber
kelembapan udara akan langsung menurun informasi yang dilakukan oleh RSUD Dr Soeselo
drastis. Kab Tegal dapat dilihat pada pembahasan masing-
Menurut informan Nur Asiyah (Staff Unit masing kegiatan dibawah ini.
Rekam Medis 26-7-2016) menyatankan
penggunaan AC diruangan URM RSUD Dr
Soeselo selalu pada suhu 16-20°C. Suhu yang 1. Kegiatan Konservasi
ada diruangan ini bisa dibilang cukup dingin, Berdasarkan data wawancara dan observasi
namun para pegawai URM tidak mengeluhkan mengenai kegiatan konservasi arsip rekam medis
dinginnya suhu ruangan. dalam bentuk kertas di RSUD Dr Soeselo yang
diperoleh, hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
3. Keamanan Bangunan Menurut Informan kunci Tuti Heri Purwanti
Keamanan di ruang penyimpanan (Kasubag Perencanaan URM 21-7-2016) kebijakan
merupakan salah satu bagian yang perlu yang digunakan dalam kegiatan konservasi arsip
diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk rekam medis yang ada di RSUD Dr Soeselo belum
mencegahnya berbagai macam serangan dari ada. Jadi secara teknis staf rekam medis hanya
luar, seperti pencurian, kehilangan, dan juga melakukan kegiatan konservasi dengan sarana dan
bencana Menurut Harvey (1992: 80). Sistem prasarana yang ada saja jadi belum optimal. Lebih
keamanan yang baik akan berpengaruh pada lanjut Tuti (Kasubag Perencanaan URM 21-7-2016)
perlindungan arsip yang baik pula. Menurut mengatakan bahwa yang dimaksud konservasi dalam
Informan kunci Tuti Heri Purwanti, BAC arti sempit adalah meliputi pemeliharaan dan
(Kasubag perencanaan 21 -7- 2016) selama ini perawatan. Dimana pemeliharaan da perawatan di
belum pernah terjadi pencurian atau kehilangan sini yaitu pemeliharaan baik ruangan maupun fisik
kemudian untuk keamanan ruangan sudah arsipnya. Oleh karena itu pemeliharaan (konservasi)
tersedia alat pemadam kebakaran jumlah alat arsip rekam medis di RSUD Dr Soeselo ini adalah
pemadam kebakaran ini berjumlah tiga buah, dengan menggunakan pendekatan pemeliharaan
ruangan seperti kegiatan pada masing-masing boks pemusnahan. Tindakan preventif yang dilakukan
arsip diberi kamper setiap 2 minggu sekali rutin, dalam kegiatan pengelolaan arsip rekam medis
menggunakann alat penyedot debu seperti vacum adalah sebagai berikut :
cleaner untuk membersihkan debu yang menempel di a. Unit rekam medis RSUD Dr Seselo
sela-sela boks atau rak-rak dan kemoceng untuk Kabupaten Tegal berlokasi di ruangan baru
membersihkan debu, setiap satu minggu sekali, dengan gedung baru terletak di tengah,
kemudian lantai juga dibersihkan setiap hari. ruangan ini cukup mudah untuk mengakses
Jadi, kegiatan konservasi yang dilakukan di dokumen rekam medis dari ruang
URM RSUD Dr Soeselo Kab Tegal dengan cara penyimpanan ke pendaftaran, walaupun
menjaga agar ruang tempat penyimpanan arsip tetap seharusnya unit rekam medis ini lebih tepat
bersih dari debu dan kotoran. Oleh karena itu, alat- terletak di bagian depan tepat dibelakang
alat yang dipergunakan masih sederhana seperti poli pendaftaran. Sebagian besar dari
vacuum cleaner, kamper, kemoceng. pegawai mengkhawatirkan keamanan
apabila suatu saat terjadi kebakaran, karena
belum tersedianya jalur evakuasi, sedangkan
2. Kegiatan Restorasi sebagian lagi mengaku tidak
Restorasi merupakan suatu tindakan dalam mengkhawatirkan keamanan bangunan
memeperpanjang fisik arsip dengan melakukan terhadap bencana.
perbaikan terhadap arsip yang rusak. Tujuan dari b. Keamanan ruangan sendiri bisa dikatakan
kegiatan restorasi ini adalah untuk menyusun kembali sudah cukup memadai, URM memiliki
fisik arsip yang rusak sehingga menjadi utuh sejumlah kamera CCTV, pintu akses
mendekati semula dengan memperbaikinya terhadap ruangan penyimpanan filing sudah otomatis
kerusakan yang telah terjadi. dilengkapi password dan alarm yang
URM RSUD Dr Soeselo, dalam usaha untuk terpasang aktif. Tetapi masih terdapat
menyelamatkan arsip rekam medis yang rusak yaitu beberapa staff selain rekam medis yang
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : terkadang masuk ke dalam ruang
1. Memberi register pada arsip yang mulai penyimpanan.
rusak c. Pada tempat penyimpanan rekam medis
2. Kemudian mendaftar arsip yang rusak (ruang filing dan ruang logistik), sudah
tersebut cukup baik dengan kondisi ruangan yang
3. Lalu dilihat tingkat kerusakan arsipnya luas dan cukup bersih
4. Setelah itu baru dilakukan perbaikan atau d. Menyimpan arsip rekam medis ke dalam roll
restorasi. o’pack sesuai dengan sistem penomoran.
Kegiatan restorasi yang telah dilakukan URM Dan diusahakan agar arsip disimpan dalam
RSUD Dr Soeselo yaitu dengan mengganti sampul boks tidak terlalu rapat, karena akan
lama ke sampul baru. menghambat jalannya udara.
e. Membersihkan debu yang ada disela-sela
boks dan roll o’pack dengan menggunakan
4. Simpulan vacuum cleaner.
Berdasarkan pembahasan mengenai faktor- f. Tidak diperkenankan untuk merokok
Berdasarkan pembahasan mengenai faktor-faktor diruangan penyimpanan dan disediakan alat-
yang menimbulkan bahaya bagi arsip rekam medis alat pemadam kebakaran.
dan bagaimana upaya pencegahan yang telah g. Tidak diperkenankan untuk melakukan
dilakukan oleh unit rekam medis untuk aktivitas makan dan minum di ruangan
menyelamatkan arsip rekam medisnya, maka dapat penyimpanan. Hal ini dilakukan untuk
diambil kesimpulan, mencegah arsip agar tidak rusak.
1. Faktor-faktor yang menimbulkan bahaya h. Menyimpan arsip dengan sistem penomoran
disebabkan oleh dua faktor intern dan ekstern, yang baik.
faktor intern meliputi keasaman kertas, kualitas i. Dilakukan alih media kedalam bentuk
tinta dalam pembuatan kertas sedangkan, faktor mikrofilm dan elektronik; database
ekstern meliputi faktor yang ada disekitar elektronik untuk jenis data yang berisi
lingkungan penyimpanan arsip (suhu, kelembapan informasi penting.
udara, penggunaan arsip, keamanan arsip, 2. Tindakan kuratif dalam rangka pelestarian arsip
serangga, bencana alam).. sebagai sumber informasi yang dilakukan oleh
2. Tindakan preventif yang dilakukan atau manajemen URM ini sangatlah sederhana yaitu
diupayakan oleh pihak manajemen rumah sakit dengan membersihkan debu, lantai sehari-hari,
tergolong sangatlah sederhana, yaitu dengan cara serta memberikan kamper pada arsip rekam medis
pemeliharaan terhadap lingkungan, selain itu secara berkala.
tindakan lainnya yang dilakukan adalah dalam hal 3. Tindakan kuratif yang dilakukan dalam kegiatan
kegiatan manajemen dari mulai penciptaan hingga restorasi di URM ini yaitu, dengan penggantian
sampul. Kegiatan ini sangatlah sederhana dan Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.
tradisional, dengan menggunakan bahan dan alat Bandung : Alfabeta.
seadanya, dan hanya dikerjakan oleh staf rekam Sulistyo- Basuki. 1993. Pengantar Ilmu
medis. Walaupun dilakukan dengan cara yang perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka
sederhana dan masih tradisional, paling tidak Utama.
arsip-arsip yang rusak tersebut masih bisa Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 Tentang
diselamatkan dan dimanfaatkan kembali oleh Kearsipan.
pengguna arsip. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971 Tentang
Kearsipan.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta :
Bina Aksara.
Daryana, yayan dkk. 2007. Pemeliharaan dan
Pengamanan Arsip. Jakarta : Universitas
Terbuka.
ISO 15489-1. 2001. “Information and
Documentation-records management part
1 : general”. Articles. Diakses pada tanggal
20 Juli 2016.
<http://www.taoiseach.gov.ie/attached_file
s/Pdf%20files/30%20ISO.15489-1%20-
%20IRISH%20VERSION.pdf>
ISO 15489-2. 2001. “Information and
Documentation-records management part
2: general”. Diakses pada tanggal 20 Juli
2016.
<http://www.taoiseach.gov.ie/attached_file
s/Pdf%20files/30%20ISO.15489-1%20-
%20IRISH%20VERSION.pdf>
Dong, Lorraine. 2015. "Dalam Jangka Panjang
Pelestarian Catatan Medis dan Arsip".
Journal of Dokumentasi. Diakses 6 Juli
2016. Vol. 71 Iss 2 pp 387-400 Permanent
link ke dokumen ini:.
<Http://dx.doi.org/10.1108/JD-11-2013-
0141>
Martono, Boedi. 1994. Penyusutan dan Pengamanan
Arsip Vital Dalam Manajemen Kearsipan.
Cet.1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
National Library of Australia. Part 1 : “Disaster
Preparedness and Prevention Policy”.
Diakses 20 September 2016.
<http://www.nla.gov.au/collection-
disaster-plan/disaster-preparedness-and-
prevention>
________Part 2 : “Disaster Actions”. 20 September
2016. <http://www.nla.gov.au/collection-
disaster-plan/disaster-actions>
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Manajemen Bencana (Disaster
Management). Dian Rakyat : Jakarta.
Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo Slawi. 2016.
Pedoman Pelayanan Rekam Medis. Buku.
Tegal.

Anda mungkin juga menyukai