Sap Hiv Aids
Sap Hiv Aids
Oleh :
KELOMPOK 2
Maria TryKurniati Maju (1120018133)
Kiki Muzakkiyah (1120018134)
Rohimiah (1120018132)
Ayrdhena Reza S.C (1120018137)
Michael Dwi Setiawan (1120018135)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CL F
K K
K K
F F
K K
F
F
K K K O
Keterangan:
: Leader
: Co-leader
: Observasi
: Fasilitator
: Klien
H. Pembagian Tugas
Leader : Michael Dwi Setiawan
Co-Leader : Rohimiah
Fasilitator : 1. Kiki Muzakkiyah
2. Maria Trykurniati Maju
Observer : Ayrdhena Reza Setia Citra
I. Proses Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien Waktu
1. Pendahuluan: 5 menit
a. Menyampaikan salam a. Mendengarakan
b. Menjelaskan tujuan dengan aktif
b. Mendengarkan dan
memberi respon
2. Penjelasan materi: Pencegahan 25 menit
HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS a. Mendengarkan,dan
b. Tanda Dan Gejala memperhatikan
Terkena HIV/AIDS? b. Menanyakan hal-hal
c. Cara Penularan yang belum jelas
HIV/AIDS
d. Tindakan Yang
Tidak Beresiko
Menularkan HIV/AIDS
e. Pencegahan
HIV/AIDS Yang Bisa
Dilakukan
3. Evaluasi Menjawab pertanyaan 10 menit
Memberikan pertanyaan
lisan
4. Penutup 5 m
a. Menyimpulkan hasil enit
penyuluhan
b. Memberikan salam
c. Aktif bersama dalam
menyimpulkan
d. Membalas salam
J. Metode Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada keluarga pasien
tentang :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Apa saja tanda dan gejala terkena HIV/AIDS?
3. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS
4. Bagaiamana tindakan yang tidak beresiko menularkan
HIV/AIDS
5. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS yang bisa dilakukan
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Remaja : Subjek prosesan pendidikan
kesehatan
b. Perawat : Pelaksana Pendidikan Kesehatan
c. Keluarga : Pembantu Pelaksana
2. Ealuasi Proses
Sebelum dilakukan implementasi, perawat menjelaskan tentang tujuan
dilakukannya pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS. Setelah
dilakukan pemberian tujuan penkes selanjutnya adalah menyiapkan
peralatan yang akn digunakan setelah penkes dilakukan dan memvalidasi
bahwa responden setuju untuk dilakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS.
Perawat kemudian melakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada
remaja. Setelah selesai perawat menyakan kembali tentang HIV/AIDS
pada remaja beserta tujuannya guna meningkatkan pemahaman pada
responden.
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mampu menjawab pertanyaan dengan baik, memberi apresiasi
pada apa yang dilakukannya.
MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS
A. Pengertian
Human Immunodefiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh, dapat bersifat simtomatik, asimtomatik, sampai
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah syndrome dengan gejala penyakit
infeksi oportunisrik atau kanker tertentu akibat menurunnya system
kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), (N.
Wirya Duarsa, 2014)
E. Pencegahan HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dicegah. Pencegahan dengan cara ABCDE yaitu abstinence, be faith full, condom,
don’tinject dan educative merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah HIV. Pencegahan tersebut meliputi melakukan puasa seksual atau tidak
melakukan hubungan seksual khususnya dengan penderita HIV (Abstinence), setia
kepada pasangan (Be faithfull), selalu menggunakan kondom jika melakukan
hubungan seks berisiko (Condom), tidak menggunakan jarum suntik yang bergantian
dengan orang lain (Don’t inject) dan mencari informasi yang benar dan tepat tentang
HIV/AIDS (Education) (Santoso, 2008).
Dalam mengurangi peningkatan kasus HIV/AIDS, UNICEF melakukan
kerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Kementerian Kesehatan,
dinas pendidikan dan kesehatan di daerah, serta masyarakat dan jaringan-jaringan
pemuda untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
HIV/AIDS sertaba gaimana masyarakat dapat melindungi diri sendiri dari
HIV/AIDS. Beberapa program UNICEF tersebut diantaranya menyediakan
informasi yang akurat bagi guru dan siswa, mengaitkan pendidikan HIV dengan
kegiatan-kegiatan remaja lainnya seperti olahraga dan mendukung aktivis pemuda
untuk melakukan pendidikan sebaya di dalam komunitasnya.
Pusat Promosi Kesehatan RI menerapkan beberapa strategi dalam meningkatkan
perilaku pencegahan HIV dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat HIV/AIDS. Adapun beberapa strategi tersebut antara lain (Kemenkes RI,
2009).
1. Bina Suasana
Untuk menciptakan opini dan mengkondisikan lingkungan agar dapat
mendorong individu, keluarga dan kelompok dalam melakukan perilaku
pencegahan. Kegiatan Bina Suasana dilakukan melalui:
a. Mass Media Campaign (MMC) yaitu penyampaian pesan tentang
HIV/AIDS dilakukan dengan memanfaatkan media masa seperti
televisi, radio, koran atau majalah dengan sasaran utama adalah
penduduk usia 15-24 tahun.
b. Targeted-Multi Media Campaign (TMMC) yaitu penyampaian
pesan dengan menggunakan media yang lebih segmented dan terfokus
yang diterapkan pada populasi di daerah dengan jenis media tertentu
seperti Website, Facebook, Twitter, SMS, gateway dan Hotline dengan
sasaran utama penduduk usia 15-24 tahun.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam menanggulangi HIV/AIDS. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan (Kemenkes RI, 2009).
a. Intervensi Berbasis Sekolah
Pelaksanaan strategi ini dilakukan langsung di lingkungan sekolah atau
kampus dengan memanfaatkan kegiatan intra dan ekstrakurikuler yang
ada. Strategi ini juga akan mewadahi serangkaian kegiatan intervensi
kebijakan dan kemitraan agar lingkungan yang kondusif di sekolah
dapat diciptakan dan diadopsi oleh sekolah atau kampus tersebut
dengan harapan akan muncul keberlanjutan kegiatan dan terbentuk
Health Promoting School/Campus.
b. Intervensi Berbasis Luar Sekolah (Tempat Kerja, Komunitas dan
Tempat Nongkrong)
Strategi ini menyasar kelompok penduduk usia 15-24 tahun yang
tidak bersekolah atau mereka yang bersekolah tetapi lebih mudah di
sasar diluar sekolah. Penduduk kategori ini termasuk: mereka yang
ada di tempat kerja, mal, warnet, kafé, bioskop, tempat-tempat
ibadah, jalanan dan lain-lain. Penciptaan lingkungan yang kondusif
akan dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pemilik tempat
kerja/nongkrong sehingga tercapai health promoting workplace atau
health promoting public space.
DAFTAR PUSTAKA