PENDAHULUAN
1
1Sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
analisis parameter kimia anorganik air terlebih khusus dalam hal asiditas
dan alkalinitas
2Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian yang sama.
Sebagai bahan acuan bagi masyarakat, untuk bisa lebih mengetahui salah
satu parameter kimia anorganik air yakni berkaitan dengan asiditas dan
alkalinitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR TEORI
Asiditas – alkalinitas biasa dipakai sebagai metode dalam
penelitian air ( salah satu metode ). Asiditas – alkalinitas ini merupakan
2
kemampuan air dalam mempertahankan kaseimbangan pH air ( buffering
capacity ) pada penambahan basa kuat maupun asam kuat. Buffering capacity
terjadi karena adanya elektrolit lemah yang ada di dalam air. Sebagian besar
elektrolit lemah ini diturunkan dari CO2 dan membentuk ikatan CaCO3 . Air
dapat mengandung asiditas, alkalinitas, maupun keduanya.
2.2 ASIDITAS
3
Umumnya terdapat dalam air limbah
i n d u s t r i pengolahan logam atau pembuatan senyawa
kimia. Kadang-kadang juga terdapat dalam air alam.
3. Asam humus
Umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya
rumput-rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air
tersebut melepaskan senyawa asam dan warna. (Dewi,2007)
4
aerobik. Oleh karena itu konsentrasi CO2 tidak dibatasi oleh jumlah
oksigen terlarut ( Dewi, 2007 ).
5
metode pengolahan dan fasilitas yang dibutuhkan. Karbon dioksida dapat
menimbulkan perkaratan atau korosif. Oleh karena itu perlu diketahui
serta ditentukan berapa jumlah karbon dioksida yang ada, agar pengolahan
bisa disesuaikan dengan metode yang paling cocok. Ukuran peralatan,
persyaratan kimia, ruang penyimpanan dan biaya perlakuan semua
tergantung pada jumlah karbon dioksida yang ada. Penentuan karbon
dioksida merupakan hal yang penting juga dalam memperkirakan
kebutuhan kimia untuk pelunakan dengan abu-soda. Limbah industri yang
mengandung keasaman mineral harus dinetralisir atau diolah sebelum
dibuang ke sungai atau selokan (Sawyer et al,2003).
[ H+ ] [ HCO3- ]
K=
[ H2CO3 ]
( Sawyer et al,2003 )
6
2.3 ALKALINITAS
2.3.1 Pengertian
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa penurunan nilai pH larutan, atau dikenal dengan sebutan acid-
neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat
menetralkan kation hydrogen. Sama halnya dengan larutan buffer,
alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Satuan
alkalinitas dinyatakan dengan mg/liter kalsium karbonat (CaCO 3) atau
mili-ekuivalen/liter (Effendi, 2003).
7
Air Tawar Air Laut
Kation
1. Kalsium (Ca2+) 60,9 3,2
2. Magnesium (Mg2+) 19,0 10,1
3. Sodium/Natrium(Na+) 16,6 83,7
4. Kalium (K+) 3,5 3,0
Anion
1. Bikarbonat (HCO3 ) dan Karbonat (CO32-)
-
72,4 0,6
2. Sulfat (SO42-) 16,1 12,2
3. Klorida (Cl-) 11,5 87,2
Sumber: Modifikasi Cole, 1983
,
8
penyusun alkalinitas, sehingga alkalinitas berperan sebagai penyangga
untuk mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan
koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran
optimum untuk mengikat ion hydrogen yang dilepaskan pada proses
koagulasi (Effendi, 2003).
3. Pelunakan air ( water softening)
Alkalinitas adalah parameter kualitas air yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam
proses pelunakan (softening) dengan metode presipitasi. Pelunakan air
bertujuan untuk menurunkan kesadahan (Effendi, 2003).
9
HCO3- + H2O ↔ H2CO3 + OH-
2HCO3- ↔ CO 2- +H O + CO
3 2 2
10
penyangga yang lebih baik terhadap perubahan pH. Walaupun fotosintesis
berlangsung intensif, namun perubahan pH tidak terlalu besar (Effendi,
2003).
11
perairan. Nilai alkalinitas tinggi biasanya juga ditemukan di wilayah
kering di mana terjadi evaporasi secara intensif.
12
Gambar diatas menunjukkan perubahan pH harian pada kolam dengan nilai alkalinitas yang
berbeda (Boyd, 1988)
13
Contoh perhitungan penentuan alkalinitas total dan kadar ion penyusun
alkalinitas (Peavy et al., 1985) adalah sebagai berikut:
BAHAN
Sampel air
Indikator phenolphtalein 0.035%
Larutan HCl 0.1 N
Indikator metil orange 0.1%
Larutan NaOH 0.1 N
CARA KERJA
1. Memasukkan 10 mL sampel air ke dalam labu Erlenmeyer
2. Menambahkan 4 tetes indicator fenolftalein 0,035%
3. Mengamati perubahan warna, bila :
14
a. Jika tidak terjadi perubahan warna merah muda, lakukan cara
kerja untuk asiditas
b. Jika cairan berwarna merah m\uda lakukan cara kerja untuk
alkalinitas
ASIDITAS
Larutan tadi dititrasi dengan larutan NaOH 0.1N sampai cairan berwarna
merah muda
Di catat banyaknya volume NaOH yang di gunakan untuk menitrasi NaOH (p
mL)
Ditambahkan 2-5 tetes indikator metilorange 0.1%
Dititrasi dengan larutan HCl 0.1N sampai terbentuk warna orange
Dicatat volume HCl yang dipakai untuk titrasi (m mL)
ALKALINITAS
Larutan tadi dititrasi dengan larutan HCl 0.1N sampai cairan berubah warna
menjadi tidak berwarna ( jernih/bening)
Dicatat banyaknya larutan HCl 0.1N yang digunakan untuk titrasi (p mL)
Ditambahkan 3-5 tetes indikator metil orange 0.1% dan lakukan titrasi dengan
larutan HCl 0.1N sampai berubah warna menjadi orange
Dicatat banyaknya volume larutan HCl 0.1N yang digunakan (m mL)
HASIL PENGAMATAN
Sampel air yang dianalisa + indicator fenolftalein berubah warna dari tidak
berwarna menjadi pink sehingga dilakukan cara kerja untuk alkalinitas.
Volume NaOH (p mL) = 5mL ; Volume HCl (m mL) = 2,8 mL
Perhitungan
Alkalinitas p>m, maka dalam air terdapat OH - dan CO32-, cara penghitungan
kadarnya:
1000
OH = 50 x (p-m)mL x N HCl x 17 = …. mg/l
15
1000 60
2-
CO3 = 50 x m mL x N HCl x 2 = .... mg/l
1000 60
2-
CO3 = 50 x 2,8 mL x 0,1 HCl x 2 = 168 mg/l
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Pada
dasarnya asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk
menetralkan basa sampai pH tertentu, yang dikenal dengan base
neutralizing capacity (BNC).
[ H+ ] [ HCO3- ]
K=
[ H2CO3 ]
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa penurunan nilai pH larutan, atau dikenal dengan sebutan acid-
neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang
dapat menetralkan kation hydrogen.
17
3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna
perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
18
APHA.1976. Standart Methods for the Examination of water and
Wastewater.4th edition. Amirican Public Health Association, Washington DC.
1193
Barnes, B. 1989. Coast and Shore. The Crowood Press, Spain. 128 p.
Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth
Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA.
395 p.
Clair N. Sawyer, Perry L.Mc Carty, dan Gene F.Parkin.2003. Chemistry
for Enviromental Engineering Fifth Edition. New York : Mc Graw Hill.
Cole, G.A. 1983. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press,
Inc., Illinois, USA. 401 p.
Dewi,A.2007. Pencemaran pada Badan Air dan Penelitian Alkalinitas,
diakses dari http://www.scribd.com/doc/14144746/Pencemaran -air, diakses
pada tanggal 23 Oktober 2012.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan, Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius
Peavy, H.S., Rowe, D.R., and Tchobanoglous. 1985. Environmental
Engineering. Singapore . McGraw-Hill International Editions.
Sawyer, C. N., Perry L.,dan Gene F.P. 2003. Chemistry for Environmental
Engineering. 5 th Ed. New York: Mc Graw Hill. Companies Ink.
Swingle, H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and
Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379-406 pp.
Tebbut, T.H.Y. 1992. Principle of Water Quality Control. Fourth edition.
Pergamon Press, Oxford.
SOAL KUIS :
1. Apa penyebab asiditas?
19
2. Sebutkan 3 peran asiditas!
3. Sebtukan 3 manfaat alkalinitas!
4. Apa dampak alkalinitas?
5. Apa saja metode uji alkalinitas?
20