Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Untuk Pengambilan Sample Geoteknik Tahun 2014


PT. MULTI TAMBANGJAYA UTAMA

PENGAMBILAN SAMPLE GEOTEKNIK

Oleh :
Oktarian Wisnu L

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
STANDAR OPERASIONAL PROCEDURE (SOP)
PROSEDUR OPERASI STANDAR

Untuk Pengambilan Sampel Project Geoteknik Tahun 2014


PT. METRO ENERGI

PENGAMBILAN SAMPEL GEOTEKNIK

Dibuat oleh : Diperiksa oleh :

Oktarian Wisnu L Yahdi Azzuhry, ST

Disetujui disahkan oleh :

Dr. Ir. Barlian Dwinagara


PROSEDUR OPERASI STANDAR
PENGAMBILAN SAMPEL GEOTEKNIK

TUJUAN
Mendapatkan sampel geoteknik (Batuan atau Tanah) dalam bentuk core (inti bor) dari pemboran
coring yang selanjutnya sampel tersebut akan dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanik di
laboratorium.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Seperangkat alat bor untuk coring.
2. GPS (untuk menentukan koordinat dan elevasi)
3. Penggaris
4. Meteran (minimal 3 meter)
5. Kamera Digital
6. Core Box
7. Cutter

PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN


1. Papan info (untuk dokumentasi)
2. Spidol Permanent dan tidak permanent
3. Lakban (Isolasi)
4. Plastic Wrap
5. Aluminum Foil
6. Pita atau plastik info (Untuk Id Sampel)
7. Plastik Rol (diameter Plastik Rol > diameter core)
8. Pipa Paralon (panjang paralon pengepakan ± 1 meter, diameter 3 inci)
9. Serbuk Gergaji (untuk mengisi sisa ruang pada pengepakan pada pipa paralon)
10. Tutup pipa paralon
11. Gergaji Besi
ALAT PELINDUNG DIRI
1. Safety Shoes
2. Helmet Safety
3. Safety Glasses
4. Sarung Tangan
5. Ear Plug
6. Masker
7. Rompi

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)


1. Tentukan posisi titik pemboran dengan GPS
2. Setiap kali selesai satu run pemboran, ambil core dari dalam core barel dalam keadaan
bersih. Core dapat dikeluaran dari core barel dengan cara mekanik dari alat atau ditekan
secara hidrolik (tidak boleh dipukul).
3. Letakkan core di atas meja, wellsite geologis melakukan deskripsi lithologi.
4. Kriteria core yang dapat dijadikan sampel adalah utuh/tidak retak/tidak pecah dan
panjang minimal 2 kali diameter (L ≥ 2D).
5. Lakukan pemotongan, jika panjang core utuh ≥1 meter dalam satu kali run, dengan tujuan
agar sampel dapat dimasukkan kedalam paralon pengepakan yang telah disiapkan dan untuk
menjaga supaya sampel yang diambil tidak patah dalam penanganan tahap berikutnya.
Pemotongan sampel dilakukan jika panjang core, untuk batuan keras >80 cm, dan batuan
lemah >30 cm. jumlah panjang maksimal beberapa sampel core yang dapat dimasukkan ke
dalam paralon adalah 80 cm.
6. Untuk setiap litologi diambil satu kelompok sample dengan jumlah panjang total minimal
200 cm
7. Untuk kedalaman hole 50 m setiap litologi akan diambil 1 kelompok sampel, maksimal per
20 m.
8. Untuk kedalaman hole 100 m setiap litologi akan diambil 2 x 1 kelompok, maksimal per
20 m. Jika dalam satu lapisan litologi mempunyai ketebalan kurang dari 200 cm, maka
seluruh core yang didapat diambil semuanya sebagai sampel.
9. Diperlukan pengambilan sampel sebanyak:

a. 2 x 200 cm dikirim ke laboratorium (1 x 200 cm untuk pengujian dan 1 x 200 cm untuk


cadangan).

b. 1 x 200 cm disimpan di site sebagai arsip.

10. Setiap 200 cm sampel core tersebut digunakan untuk satu kali pengujian laboratorium
mekanika batuan apabila ada pengujian lain maka akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.

11. Pengelompokan sampel tersebut berlaku dalam satu lubang bor.

12. Setiap kelompok sampel dengan jumlah panjang total 200 cm akan dilakukan pengujian
sebagai berikut :

a. Sifat Fisik, dibutuhkan sampel dengan panjang 5 cm.

b. Kuat tekan uniaksial, dibutuhkan 1 speciment dengan panjang 2 kali diameter core
(panjang ±13 cm).

c. Geser Langsung, dibutuhkan 3 speciment dengan panjang tiap specimen 2 kali diameter
core (panjang ±39 cm).

d. Point load, dibutuhkan 1 speciment dengan panjang 2 kali diameter core (panjang
±13 cm).

e. Triaxial, dibutuhkan 3 speciment dengan panjang tiap speciment 2 kali diameter core
(panjang ±39 cm).

f. Sisa sampel akan digunakan sebagai cadangan.

13. Setiap sample core yang diambil harus diperlakukan sebagai berikut :

a. Ambil foto sampel setelah keluar dari core barel bersihkan, tulis papan info

b. Lakukan pemotongan apabila diperlukan.

c. Bungkus dengan plastik wrap.

d. Bungkus dengan aluminum foil.

e. Beri kode/identitas sampel; contoh MTU-GT-01-2A, nama lithologi (jenis batuan),


Panjang sampel dan beri tanda bagian top dan bottom (from to) dari sampel.
f. Bungkus plastik wrap

g. Lakban ujung dan tengah pada sampel

ID CONTO MTU-GT-03-2A
T B T B
FROM PANJANG CONTO TO 02,34m 30 cm 02,64m
JENIS BATUAN SOIL

Ket : MTULEMPUNG
: Singkatan Dari Nama Perusahaan LEMPUNG
GT : Geoteknik
03 : ID Lokasi Titik Bor Geoteknik
2 : Nomor/Urutan Kelompok Lapisan Batuan
A : Nomor/Urutan Sample (Setiap Potongan sampel)

h. Ambil foto untuk sampel yang sudah dibungkus ke dalam plastik wrap, alumunium foil,
diberi identitas, dibungkus plastik wrap dan dilakban atas, bawah, tengah.

i. Masukkan sampel yang sudah dibungkus kedalam plastik wrap, alumunium foil, diberi
identitas, dibungkus plastik wrap dan dilakban atas, bawah, tengah ke dalam plastik rol.

j. Masukkan kedalam pipa paralon dan paralon diberi identitas sesuai dengan sampel yang
dimasukkan pada masing-masing pipa.

k. Beri sabuk gergaji/sekam pada sisa ruang agar sampel di dalam pipa paralon tertahan
dari guncangan.

l. Tutup pipa paralon dengan penutupnya dan diikat dengan lakban agar pipa tersebut
tidak lepas.

m. Pengepakan dilakukan dengan memasukkan paralon yang berisi sampel kedalam kotak
kayu, berikan alamat dan siap dikirimkan ke laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai