I. DESKRIPSI SINGKAT
V. URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1.
KERANGKA ACUAN
Judul
Ada berbagai pendapat tentang judul sebuah kerangka acuan.
Ada yang menganjurkan agar judul dibuat secara
detail/selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul
dapat diketahui kehendak/maksud dari kerangka acuan yang
dibuat. Pendapat lain berpendapat bahwa judul dibuat dengan
sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin mengetahui apa yang
dimaksud lebih lanjut, harus membaca penjelasan di bagian-
bagian lain dari kerangka acuan tersebut.
Pendahuluan
Bagian ini berisi tentang latar belakang perlunya dilakukan
suatu kegiatan. Biasanya dimulai dengan adanya kebijakan atau
peraturan sebagai payung dari kegiatan yang akan dilaksanakan
(dari yang sifatnya umum ke khusus) mengantarkan atau
sebagai dasar perlunya kegiatan yang diajukan tersebut
dilaksanakan.
Tujuan
Bagian ini menjelaskan tujuan yang akan dicapai dengan
dilaksanakannya kegiatan tersebut. Pada kerangka acuan, tujuan
dapat dirumuskan sampai pada tujuan khusus atau cukup
dengan tujuan umum saja yang penting pada bagian ini dapat
diketahui produk yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
Mekanisme/proses kegiatan
Bagian ini menguraikan seluruh tahapan kegiatan yang
dilakukan mulai dari tahap persiapan samapai dengan penilaian
(evaluasi). Dengan membaca bagian mekanisme ini, pembaca
mengetahui atau dapat membayangkan rangkaian kegiatan
yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.
Organisasi/tim
Bagian ini mneguraikan pihak/institusi/perorangan yang
terlibat dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
Biaya
Bagian biaya juga diperlukan kerangka acuan untuk mengetahui
dari mana sumber biaya pelaksanaan kegiatan tersebut dan
bagaimana peruntukan penggunaan biaya tersebut. Sekurang-
kurangnya dalam kerangka acuan disebutkan satuan biaya tiap
kegiatan.
Evaluasi
Bagian ini menguraikan rencana penilaian (evaluasi) yang akan
dilakukan sehubungan dengan kegiatan tersebut. Bagian ini
tidak mutlak harus ada pada kerangka acuan, karena itu apabila
bagian ini akan diuraikan maka perlu dijelaskan tingkat evaluasi
Pokok Bahasan 4.
LAPORAN
A. Pengertian Laporan
B. Peranan Laporan
C. Syarat Laporan
D. Macam-Macam Laporan
Menurut Little Field, dkk (1985), secara garis besar ada 2 jenis
laporan yaitu:
b. Menurut waktu:
Laporan berkala, contoh: laporan triwulan, laporan
tahunan.
Laporan khusus (special report), contoh: laporan
mengikuti diklat.
E. Penyusunan Laporan
1. Pendahuluan
2. Batang tubuh
a. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan perasaan/intisari dari isi pokok
laporan. Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta dan
lebih banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis.
Kesimpulan tidak perlu panjang lebar tapi cukup butir-
butir saja.
b. Saran
Saran merupakan bagian paling akhir dari laporan.
Kesimpulan dan saran-saran dalam sistimatika laporan
biasanya dijadikan dalam satu bab. Saran yang
disampaikan/dianjurkan adalah merupakan alternatif
yang perlu diambil untuk memecahkan
masalah/persoalan yang timbul.
c. Rangkuman (Sinopsis)
Rangkuman merupakan sinopsis/ringkasan pokok-
pokok laporan. Rangkuman dapat ditempatkan:
Sebelum atau di depan bab pendahuluan, atau;
Sesudah kesimpulan dan saran, atau dapat pula;
Secara terpisah dan tersendiri.
4. Daftar Pustaka
Contoh:
Bratawijaya, Thomas Wiyasa, (1990), Surat Bisnis Modern,
Jakarta: Pustaka Binaan Press Sindo.
Subagyo, T. Joko, (1991), Metode Penelitian Dalam Teori dan
Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
5. Lampiran
Contoh:
Seorang pimpinan Departemen X meminta laporan tentang
keuangan proyek semester 1 tahun 2004.
2. Mengumpulkan data.
a. Metode pengamatan/observasi.
Pengamatan biasanya diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistimatis fenomena-fenomena yang
diselidiki.
Menurut Sutrisno Hadi (1995), metode pengamatan ada 3
jenis, yaitu:
Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah suatu observasi bila
seorang yang mengadakan observasi turut ambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang
diobservasi, bukan pura-pura semata.
Observasi sistimatik
Observasi sistimatik yang biasa juga disebut
observasi berkerangka (structure observation) adalah
observasi yang mempunyai kerangka dan membuat
faktor-faktor yang katagorisasinya telah diatur
terlebih dahulu.
Observasi eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang
dilakukan dengan mengendalikan unsur-unsur
penting dalam suatu situasi agar situasi itu diatur dan
dikendalikan sesuai dengan tujuan penelitian, untuk
menghindari faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
situasi tersebut.
b. Metode kuesioner.
Metode kuesioner adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Dengan menggunakan kuesioner, kita dapat
mengumpulkan data perbuatan yang sangat pribadi.
Data seperti itu tidak bisa didapat dengan metode
observasi.
Ada 2 (dua) macam metode kuesioner yaitu kuesioner
langsung dan tidak langsung.
Kuesioner langsung: bila daftar pertanyaan dikirim
langsung kepada orang yang ingin diminta
pendapatnya.
Kuesioner tidak langsung: bila kuesioner tersebut
diberikan pada seseorang yang menceritakan tentang
keadaan orang lain.
c. Metode wawancana/interview
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, yang
dapat mengungkapkan tentang tanggapan, pendapat,
keyakinan, perasaan, motivasi pandangan pribadi.
3. Evaluasi data.
Berkualitas.
Benar secara kuantitas.
4. Pengolahan data.
VI. REFERENSI
LAMPIRAN
Berikut ini diberikan kasus sebagai bahan latihan bagi para peserta.
Bahan bacaan di bawah ini adalah sebuah contoh bagian
pendahuluan dari sebuah kerangka acuan:
Pendahuluan: