Anda di halaman 1dari 71

50

BAB III

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK II

III.1 Jadwal Kegiatan Praktik Klinik II

Jadwal kegiatan praktik klinik mahasiswa dibagi dalam 4 kelompok


dan 3 shift, yaitu :

Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB; dengan jumlah mahasiswa 4 orang.

Shift siang : 14.00 – 21.00 WIB; dengan jumlah mahasiswa 4 orang.

Shift malam : 14.00 – 21.00 WIB; dengan jumlah mahasiswa 4 orang

Libur : setelah dua hari shift malam biasanya ada satu kelompok
besoknya yang libur yang terdiri dari 4 orang.

III.2 Deskripsi Umum Kegiatan Praktik Klinik II

Sistem kerja pemeriksaan laboratorium meliputi alur kerja


pemeriksaan laboratorium dari pasien poli, pasien ruangan (rawat inap),
pasien rujukan dari laboratorium lain.

III.3 Kegiatan Laboratorium


Jenis kegiatan Praktik Klinik II (PK II) yang dilaksanakan oleh
mahasiswa adalah sebagai berikut :

III.3.1 Kegiatan Pra analitik


1. Melakukan pengenalan alat-alat yang berada di laboratorium RSUD
Al Ihsan dan jenis-jenis pemeriksaan yang ada di laboratorium RSUD
Al Ihsan.
51

2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses :

a. Pengambilan sampel seperti peralatan sampling yaitu spuit, kapas


alkohol, tourniquet, autoclick, tabung EDTA, tabung bersih,
stopwatch, plester dan alat tulis.

b. Pemeriksaan sampel seperti : reagen-reagen yang diperlukan


segera dikeluarkan dari lemari pendingin sampai reagen dapat
dipakai pada suhu kamar, menyiapkan peralatan pemeriksaan
sehingga dalam keadaan ready.

3. Melakukan kegiatan administrasi, meliputi :

a. Penerimaan pasien/sampel dan pencatatan identitas


pasien/sampel.

b. Pencatatan nota atau kwitansi dan penerimaan pembayaran biaya


pemeriksaan laboratorium.

4. Pengambilan sampel darah, pengambilan bahan pemeriksaan dari


poliklinik, dari ruang rawat inap, dan pasien rujukan dari laboratorium
lain atau dokter luar yang datang ke laboratorium.

a. Perifer

Sampel darah diambil dari telunjuk, jari tengah dan jari manis
dengan cara memijit-mijit bagian pangkal jari yang akan ditusuk
sampai bagian ujung jari terlihat merah, kemudian jari dihapus
dengan kapas alkohol 70%. Kemudian jari ditusuk dengan
autoclick sampai darah keluar dan dimasukkan pada test glukosa
(Smart chek) dan tunggu hasilnya selama 25 detik.

b. Vena

1. Lakukan interaksi dan pendekatan agar pasien tidak tegang


dan informasikan tujuan pengambilan sampel darah.
52

2. Ikatkan torniquet pada lengan bagian atas (± 5 jari diatas


sikut) sampai pembuluh darah sedikit tegang dan jari tangan
pasien dikepal.
3. Rabalah pembuluh darah vena (misalnya vena fasa cubiti)
dan apus dengan kapas alkohol 70% pada vena yang akan
ditusuk.
4. Tusukkan jarum hingga tepat pada pembuluh darah dan tarik
spuit sampai darah mencapai volume yang dibutuhkan.

III.3.2 Kegiatan Analitik


1. Melakukan pemeriksaan terhadap bahan pemeriksaan baik pasien
poliklinik, luar, maupun pasien rawat inap di bawah pengawasan dan
bimbingan para petugas laboratorium.

2. Jenis pemeriksaan yang dilakukan selama Praktik Klinik II (PK I) di


Laboratorium RSUD Al-Ihsan adalah :

a. Hematologi
b. Urine
c. Feaces
d. Kimia klinik
e. Imunoserologi
f. Tes kehamilan
g. Tes narkoba
h. Mikrobiologi

III.3.3 Kegiatan Pasca Analitik


Kegiatan pasca analitik meliputi :

a. Pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium

b. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium

c. Pemantapan mutu pemeriksaan laboratorium

Untuk memberikan pelayanan yang baik maka Laboratorium RSUD Al-


Ihsan melakukan pemantapan mutu yang terdiri dari :
53

1. Pemantapan Mutu Internal

a Mempertahankan suhu reagen di dalam lemari es.


b Untuk semua jenis pemeriksaan dilakukan pengendalian mutu
yang dilakukan setiap pagi pada masing-masing alat sebelum
melakukan pemeriksaan kecuali untuk alat Mini Vidas dan
Urometer 720.
c Khusus untuk kimia klinik dilakukan kalibrasi jika ada salah satu
nilai dari jenis pemeriksaan tidak masuk pada kontrol.

2. Pemantapan Mutu Eksternal

a. Mengikuti kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal Regional


(PMER) untuk bidang kimia klinik, hematologi dan urinalisis
yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Laboratorium
Kesehatan (BPLK) Jawa Barat setiap satu tahun sekali.
b. Mengikuti Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal
(PNPME) untuk bidang kimia klinik dan hematologi yang
diselenggarakan oleh Direktorat BPPM Ditjen Bina Yanmed
Depkes RI setiap satu tahun sekali.
c. Mengikuti Program Pemantapan Kualitas Laboratorium
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia bidang
Kimia Klinik dan Hematologi.

III.4 Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

III.4.1 Pemeriksaan Hematologi Rutin

Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan di instalasi laboratorium RSUD


Al Ihsan menggunakan alat otomatis yaitu BC-5300 MINDRAY

A. Hemoglobin :
 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
54

 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai Normal :

Pria : 13,00 – 18,00 g/dl

Wanita : 12,00 – 16,00 g/dl

Anak-anak : 11,5 – 13,5 g/dl

B. Hitung Jumlah Leukosit :


 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :

Pria : 3800 – 10600 sel/ul

Wanita : 3800 – 10600 sel/ul

Anak – anak : 5000 – 14500 sel/ul

C. Hitung Jumlah Eritrosit :


 Alat :
BC-5300 MINDRAY
55

 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :

Pria : 4,5 – 6,5 juta/ul

Wanita : 3,6 – 5,8 juta/ul

Anak-anak : 3,96 – 5,32 juta/ul

D. Hematokrit :
 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :
Pria : 40 - 52 %
Wanita : 35 - 47 %
Anak – anak : 34 40 %

E. Hitung Jumlah Trombosit:


 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
56

 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :
150.000 – 440.000 sel/ul

F. MCV :
 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :
80 – 100 fl

G. MCHC:
 Alat :
BC-5300 MINDRAY

 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :
32 - 36 %

H. MCH :
57

 Alat :
BC-5300 MINDRAY
 Tujuan :
Mengetahui jumlah sel-sel darah dalam sampel.
 Metode :
Cell counter automatic.
 Prinsip :
Darah yang dihisap oleh alat akan diukur dan dihitung berdasarkan
besarnya partikel sel darah yang masuk ke dalam alat hematology
analyzer (BC-5300 MINDRAY).
 Bahan :
Darah dengan anti koagulan EDTA.
 Nilai normal :
26 – 34 pg

 Cara Kerja:

1. Siapkan sampel darah yang telah memakai anti koagulan


EDTA.
2. Putar dalam blood rooler mixer selama 3 menit sampai
homogen.
3. Pastikan alat dalam keadaan ready.
4. Pastikan sampel darah sudah cukup homogen.
5. Masukkan 4 angka terakhir no. ID/no lab. sampel.
6. Hasil cetak akan keluar dalam waktu 45 detik.
7. Hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung dalam komputer
jaringan online laboratorium.

I. Pemeriksaan Laju Endap Darah


 Alat :
Roller 20
 Tujuan :
Mengetahui kecepatan pengendapan darah.
 Metode :
Stop flow kinetik
 Prinsip:
Darah mengalami proses pencampuran selama 4,4 menit kemudian
diberhentikan secara mendadak. Pada saat proses pencampuran
tersebut berhenti, darah akan tetap bergerak dan kemudian terjadi
proses pembacaan absorban sebanyak 1000x selama 20 detik untuk
memperoleh data pergerakan sel darah, viskositas, dan reaksi
58

rouleaux. Data tersebut kemudian akan dikalkulasi dengan


algoritma matematika sebagai nilai LED.

 Cara kerja :

1. Pastikan analyzer telah terpasang pada sumber arus listrik yang


baik (UPS) kemudian hidupkan alat dengan cara menekan
keatas tombol ON/OFF dibagian belakang alat.
2. Analyzer akan melakukan inisiasi dan biarkan sesaat untuk
melakukan Warming-Up selama ± 20 menit.
3. Setelah ± 20 menit Warming-Up selesai, dan analyzer berada
pada main menu, lakukanlah prosedur pembuangan limbah,
yaitu dengan cara :
a. Kosongkan tabung limbah (Waste Tank) terlebih dahulu
dengan cara :
 Angkat tabung limbah dan lepaskan kunci tubing pada
tutupnya
 Buanglah limbah pada tempat pembuangan yang telah
ditentukan oleh laboratorium.
 Bersihkan tabung limbah sampai bersih tanpa ada sisa
endapan darah di dasar tabung.
 Pasangkan kembali tabung limbah pada analyzer dan
kunci tubing harus terpasang dengan benar pada tabung
limbah.
b. Setelah tabung limbah terpasang kembali lakukan
konfirmasi pada analyzer bahwa tabung limbah telah
kosong.
c. Setelah analyzer dikonfirmasikan bahwa tabung limbah
telah kosong, maka analyzer akan kembali mana menu
utama.

MAIN MENU
choose

4. Lakukan prosedur normal washing, yaitu dengan cara :


a. Siapkan 2 (dua) buah vaccum tube berisi aquadest
sebanyak ± ¾ tabung.
MAIN MENU
choose
59

b. Saat analyzer pada posisi 

Tekan tombol

c. 2
Jika pada display tertera 
Ins. Wash. n 1
Masukkan washing pertama (#1) Press Enterrotor yang
di posisi
ditunjukkan analyzer, kemudian tekan enter.
d. Jika pada display tertera 
Ins. Wash. n 2
Masukkan washing kedua (#2) diPress
posisi rotor yang
Enter
ditunjukkan analyzer, kemudian tekan enter.
e. Jika pada display tertera 
Ins. Wash. n 3
Press Enter
Tutupkan front door kemudian tekan enter. Analyzer akan
melaksanakan washing dan membutuhkan waktu ± 5
menit.
f. Setelah washing selesai pastikan hasil washing pada kertas
printer tertulis :
Wahing executed

*** PHOTOMETER OK *** Analyzer siap digunakan.

5. Setelah dipastikan hasil PHOTOMETER OK dan tabung


limbah telah dikosongkan maka analyzer siap menganalisis
sampel. Lakukan prosedur analisis sampel dengan cara :
a. Jika diinginkan ID Otomatis dari analyzer , saat display
tertera sebagai berikut :

BCR, ENTER or Tekan tombol


To end START enter
b. Selanjutnya analyzer akan memberikan ID otomatis
seperti berikut ini (contoh) :

0108490101 ID pasien otomatis


Insert tube 1 Posisi sampel pada rotor ke-1
c. Masukkan sampel pada posisi rotor yang dimaksud,
setelah sampel masuk pada posisi yang dimaksud, ulangi
untuk pasien selanjutnya.
BCR, ENTER or
To end START
60

Maksimal sampel dalam satu sesi sebanyak 18 sampel


d. Jika tidak ada lagi sampel yang dianalisis atau posisi
sampel telah penuh,
tutupkan front door tekan tombol
Star

e. t
Ins. Wash. n 1 Analyzer akan meminta 2 washing tube
Press Enter (aquadest)
Ins. Wash. n 2 Masukkan di posisi 19 dan 20
Press Enter
Tekan enter untuk melanjutkan.
f. Close front door Tutupkan front door jika ada
perintah tersebut.
MIXING Proses analisis akan dimulai
dengan mixing selama ± 4,4
menit. Hasil akan keluar setiap 20
detik (mm/H) dan tercetak pada
J. kertas printer.
Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Perdarahan)

 Metode :
Duke
 Tujuan :
Menentukan waktu lamanya perdarahan.
 Prinsip :
Dibuat perdarahan buatan pada ujung cuping telinga, kemudian
dilihat lamanya perdarahan setiap 30 detik dengan menempelkan
pada kertas saring atau tissue sampai tidak ada lagi perdarahan.
 Nilai normal :
1 – 3 menit
 Cara kerja :
1. Ujung telinga dibersihkan dengan alcohol 70%.
2. Ujung telinga ditusuk dengan autoclick.
3. Stopwatch dinyalakan dan perdarahan pertama
dihapus.
4. Darah dihisap setiap 30 detik sekali dengan
kertas saring atau tissue.
5. Stopwatch dihentikan ketika tidak lagi terjadi
perdarahan.
61

K. Pemeriksaan Clothing Time (Waktu Pembekuan)

 Metode:

Tabung reaksi

 Tujuan :

Mengukur lamanya waktu yang diperlukan oleh darah untuk


membeku,setelah darah keluar dari dalam tubuh.

 Prinsip :

Bila darah dikeluarkan dari pembuluh darah dan ditempatkan pada


tabung reaksi maka akan timbul pembekuan karena ada kontak
dengan tabung reaksi dengan diikuti reaksi pembekuan lainnya.

 Nilai normal :

5 – 15 menit

 Cara kerja :

1. Darah diambil dengan menggunakan spuite dari


vena vasa cubiti.
2. Tekan stopwatch ketika darah mulai masuk kedalam
spuite.
3. Masukkan darah kedalam tabung reaksi, amati
lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku.

L. Pemeriksaan Protombine Time (PT) pada Dimex Jr

 Prinsip :

Tromboplastin jaringan (faktor ekstrinsik dan ion kalsium)


ditambahkan dalam plasma sitrat, dilihat lamanya waktu sampai
terbentuk fibrin.
62

 Sampel Volume : plasma sitrat (50 µl)

Reagent Volume : Inkubasi Reagent PT selama 5 menit pada alat


( 37 ⁰C ) menggunakan reagen tube (prewarm) (100 µl).

 Cara Kerja :

1. Dimasukkan 50 µl plasma sitrat ke dalam tabung serologi.


2. Lalu, inkubasi di alat 37 ⁰C selama 2 menit
3. Pindahkan ke optic.
4. Takan tombol optic, tunggu tulisan active.
5. Lalu di tambahkan 100 µl reagent PT (prewarmed)
6. Lalu lihat hasilnya dan catat : PT-S, detik, INR, %

M. Pemeriksaan Activated Partial Prothrombin Time (aPTT) Dimex


Jr
 Sampel Volume : plasma sitrat (50 µl)

 Reagent Volume : Reagent APTT (50 µl)

 Reagent volume : Inkubasi CaCl2 selama 5 menit pada alat 37


⁰C

( prewarm ) (50 µl)

 Cara Kerja :

1. Dimasukkan 50 µl plasma sitrat ke dalam tabung serologi.


2. Lalu ditambahkan 50 µl reagent APTT-S
3. inkubasi di alat 37 ⁰C selama 3 menit
4. Pindahkan ke optic.
5. Takan tombol optic, tunggu tulisan active.
6. Lalu di tambahkan 50 µl CaCl2 ( prewarmed )
7. Kemudian mix aduk merata dengan pipet (3-5 kali)
Lalu lihat hasilnya dan catat : APTT : Detik, Ratio.

N. Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi

 Metode :
63

Pewarnaan Giemsa

 Prinsip ;

Inti bersifat asam dan sitoplasma bersifat basa. Zat warna basa akan
mewarnai bagian sel yang bersifat asam, yaitu kromatin dan DNA,
zat warna asam akan mewarnai sel yang bersifat basa, yaitu
sitolpasma.

 Nilai Normal ;

a. Basofil : 0-1%
b. Eosinofil : 1-6%
c. Neutrofil Batang : 3-5%
d. Neutrofil Segmen : 35-70%
e. Limfosiit : 20-45%
f. Monosit : 2-10%

 Alat :

a. Mikroskop
b. Object glass

 Bahan :

a. Sampel
b. Metanol
c. Minyak Imersi
d. Larutan giemsa encer ( 1 bagian giemsa pekat :4 buffer
phospat ).

 Cara Kerja :

1. Teteskan darah pada object glass kemudian buat sediaan appus


dengan menggunakan object glass lain dengan posisi sudut 30-
45oC sepanjang 3-4 cm.
2. Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung.
3. Setelah terbentuk hapusan yang cukup tipis, biarkan kering di
udara pada suhu kamar.
64

4. Fiksasi preparat yang telah kering dengan menggunakan


larutan methanol absolute selama 2-3menit.
5. Buang sisa methanol kemudian genangi dengan larutan zat
warna selama 20-30menit.
6. Bilas dengan menggunakan air mengalir secara berlahan.
7. Keringkan diudara pada suhu ruang
8. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x.

III.4.2 Pemeriksaan Kimia Klinik

Pemeriksaan kimia klinik dari sampel darah yang dilakukan di instalasi


laboratorium RSUD Al Ihsan menggunakan alat otomatis yaitu Horiba
ABX Pentra 400.

III.4.2.1 Faal Ginjal

A. Pemeriksaan asam urat

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah asam urat dalam sampel.
 Metode :
Uricase.

 Prinsip :

Dengan adanya uricase, asam urat diubah menjadi allantoin,


CO2 dan peroksida. selanjutnya dengan bantuan enzim
peroksidase, peroksida akan bereaksi dengan kromogen
membentuk kinoneimin, senyawa kompleks berwarna merah
muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar
asam urat dalam sampel.

 Bahan :
Serum
 Nilai normal :
Pria : 3,4 – 7,0 gr/dl.
65

Wanita : 2,4 – 5,7 gr/dl.

B. Pemeriksaan Ureum/ Urea

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah ureum dalam sampel.
 Metode :
GLDH.
 Prinsip :
Urease menghidrolisis urea menjadi ion amonium dan
karbondioksida. Ion amonium selanjutnya akan membentuk
senyawa kompleks yang berwarna biru hijau dengan salisilat
dan klorida. Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan
kadar urea dalam sampel.
 Bahan :
Serum
 Nilai normal :

10 – 50 mg/dl.

C. Pemeriksaan Kreatinin

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah kreatinin dalam sampel.
 Metode :
Jaffe/Alkaline Picrate.
 Prinsip :

Kreatinin bereaksi dengan asam pikrat pada larutan alkali


dengan membentuk warna kompleks kuning kemerahan.

 Bahan :
Serum
 Nilai normal :
66

Pria : 0,9 – 1,15 mg/ 100 ml.

Wanita : 0,7 – 1,13 mg/ 100 ml.

III.4.2.2 Faal Hati

A. Pemeriksaan Bilirubin

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah bilirubin dalam sampel.
 Metode :

Jendrasik / Grof.

 Prinsip :

Bilirubin akan bereaksi dengan diazotized 2,4 – dichloroanilin


membentuk warna merah azobilirubin dalam larutan asam.

 Bahan :
Serum

 Nilai normal :

Dewasa : < 1,5 mg/dl.

Bayi : < 12 mg/dl.

B. Pemeriksaan Protein Total

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah protein total dalam sampel.
 Metode :
Biuret.
 Prinsip :
67

Dalam larutan alkali, ion Cu2+ akan bereaksi dengan protein


membentuk warna ungu dari kompleks Chelate. Intensitas
warna yang terjadi sesuai dengan konsentrasi protein.

 Bahan :
Serum
 Nilai normal :

Dewasa : 6,6 – 8,3 gr/dl.

Anak < 3 tahun : 4,6 – 7,0 gr/dl.

C. Pemeriksaan albumin

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah albumin dalam sampel.

 Metode :

Brom Cresol Green (BCG).

 Prinsip :

Albumin + BCG kompleks albumin – BCG pada pH


4,2.

 Bahan :
Serum
 Nilai normal :
3,7 – 5,3 gr/dl.

D. Pemeriksaan Gamma GT

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah gamma GT dalam sampel.
 Metode :
SZAZ
68

 Prinsip :
γ-GT
L-y-glutamil-3-carboxy-p-nitroanilid + glisil glisin
L-y-glutamilglycilglicme + 5-amino-2-nitrobenzoat

Nilai 5-amino-2-nitrobenzoat yang terbentuk sebanding


dengan aktifitas γ-GT dalam serum.

 Bahan :
Serum

 Nilai normal :

Laki-laki : 6 – 28 U/L.

Wanita : 4 – 18 U/L.

E. Pemeriksaan Alkali Phospatase

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah alkali phospatase dalam sampel.

 Metode :

Kinetik DGKC.

 Prinsip :
ALP

p-Nitrophenylphosphate + H2O phosphate + p-


nitrophenol

phosphatase mengkatalisis hidrolisa phosphatase esteraklin dan


acid phospatase hanya berbeda pada daerah pH yang
memberikan aktivitas optimum.

 Bahan :
Serum
 Nilai normal :
69

Laki-laki : 50 – 190 U/L.

Wanita : 40 – 190 U/L.

III.4.2.3 Faal Jantung

A. Pemeriksaan CKMB
 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah CKMB dalam sampel.

 Metode :

IFCC/DGKC.

 Prinsip :

Isoenzim CK-MB terdiri dari subunit CK-M dan CK-B.


Subunit CK-M secara total akan dihambat oleh antibody yang
spesifik. Aktivitas daripada subunit CK-B yang sebanding
dengan setengah aktivitas MB akan diaktifkan oleh N-acetyl
cystine.

 Bahan :
Serum

 Nilai rujukan :

< 25 U/L (suhu 37oC).

B. Pemeriksaan SGPT / ALT


 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah SGPT / ALT dalam sampel.
 Prinsip :
L-alanin beraksi dengan 2-oksoglutarat dengan bantuan enzim
ALT membentuk piruvat dan L-glutamat. Piruvat yang
70

terbentuk akan mereduksi NADH dengan bantuanenzim laktat


dehidrogenase (LDH) membentuk L-laktat dan NADH+.
 Metode :
IFCC.
 Bahan :
Serum

 Nilai rujukan :
Pria : 9 – 43 U/L.
Wanita : 9 – 36 U/L.

C. Pemeriksaan SGOT / AST


 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah SGOT/AST dalam sampel.
 Prinsip :
L-aspartat bereaksi dengan 2-oksoglutarat dengan bantuan
enzim AST membentuk oksaloasetat dan L-glutamat.
Oksaloasetat yang terbentuk akan mereduksi NADH dengan
bantuan enzim malat dehidrogenase (NADH) membentuk L-
malat dan NAD+.
 Metode :
IFCC.
 Bahan :
Serum
 Nilai rujukan :
Pria : 10 – 34 U/L.
Wanita : 10 – 31 U/L.

III.4.2.4 Profil Lipid

A. Pemeriksaan Cholesterol

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah cholesterol dalam sampel.

 Prinsip :
71

Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase


diubah menjadi kolesterol dan asam lemak bebas. Kolesterol
yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan kolesterol oksidase
membentuk kolestenon dan H2O2. H2O2 yang terjadi bereaksi
dengan phenol dan para amino fenazon dengan bantuan enzim
peroksidase membentuk kinoneimin yang berwarna merah
muda.

 Metode :

CHOD – PAP
 Bahan :
Serum
 Nilai rujukan :

< 200 mg/dl.

B. Pemeriksaan Trigliserida

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah trigliserida dalam sampel.

 Prinsip :

Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase dibah


menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol yang
terbentuk direaksikan dengan ATP dan bantuan enzim
gliserokinase membentuk glisero-3-phospate dan ADP. glisero-
3-phospate dioksidasi dengan bantuan enzim glisero phospate
oksidase menjadi dihidroksi aseton fosfat dan H2O2. H2O2 yang
terjadi akan mengoksidase klorofenol dan 4-amino antipirine
dengan bantuan enzim peroksidase membentuk kinoneimin
yang berwarna merah muda
72

 Metode :

PAP

 Bahan :
Serum

 Nilai rujukan :

Pria : 40 - 160 mg/dl.

Wanita : 35 - 135 mg/dl.

C. Pemeriksaan HDL - Cholesterol

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah HDL-Cholesterol dalam sampel.

 Prinsip :

LDL dan VLDL spesifik diendapkan dengan fosfofungsic


acid / Hg kemudian disentrifuge. HDL tetap terdapat di
supernatant yang jernih, yang kemudian digunakan untuk
menetapkan HDL-Cholesterol.

 Metode :

CHOD – PAP

 Bahan :
Serum

 Nilai rujukan :

Laki – laki : ≥55 mg/10 ml.


Wanita : ≥ 65 mg/10 ml.
73

III.4.2.5 Pemeriksaan Glukosa Darah

 Alat :
Horiba ABX Pentra 400.
 Tujuan :
Mengetahui jumlah glukosa dalam sampel.

 Prinsip :

Glukose + O2 L – Glucose acid + H2O2

Dengan adanya peroksidase, hydrogen peroksidase + phenol + 4


aminoantipyrine sehingga membentuk warna merah derivat
quinoneimine + 4 H2O2. Intensitas warna yang terjadi sesuai dengan
konsentrasi glukosa.

 Metode :

GOD-PAP
 Bahan :
Serum

 Nilai rujukan :

Glukosa puasa : 70 – 105 gr/dl.

Glukosa 2 jam PP : 110 – 200 gr/dl.

Glukosa sewaktu : 70 – 200 gr/dl.

Untuk pemeriksaan kimia darah diperlukan sampel serum yang


diperoleh dari hasil sentrifuge, kecuali untuk pemeriksaan HDL-
cholesterol yang diperlukan adalah supernatannya. Laboratorium RSUD
AlIhsan menggunakan alat sentrifuge Eppendorf 5702. Alat ini digunakan
untuk memisahkan serum darah, sediment urine, dll.

A. Prosedur pemisahan serum :

Tabel 4.2 Pemisahan serum


74

Cara Kerja gambar


1. Hidupkan alat dengan menekan
Power on.
2. Tetapkan kecepatan sentrifuge
2500 – 4500 Rpm dengan
memutar tombol Speed.
3. Tetapkan timer/ waktu yang akan
digunakan sesuai kebutuhan
dengan memutar tombol Timer.
4. Tekan tombol open untuk
membuka alat sentrifuge.
5. Simpan spesimen dalam posisi
yang
berhadapan/balance/seimbang.
6. Tekan tombol start untuk
memulai sentrifuge.

7. Tunggu sampai batas waktu yang


ditetapkan dan sentrifuge secara
automatis berhenti dan terbuka.
8. Ambil spesimen, dan lakukan
pemeriksaan kimia darah.

B.

B. Supernatant untuk pemeriksaan HDL:

Tabel 4.3 supernatant untuk pemeriksaan HDL


75

Cara Kerja Gambar


1. Dipipet 500 µl reagen 1 (HDL-
Cholesterol), kemudian
tambahkan 200 µl serum
sampel, homogenkan.

2. Inkubasi selama 10 menit.

3. Sentrifuge selama 2 menit


dengan kecepatan 4,4 rpm.
4. Supernatant diperiksa meng-
gunakan ABX-pentra-400.

Pemeriksaan kimia darah di laboratorium RSUD AL – IHSAN


menggunakan alat otomatis yaitu ABX-Pentra-400. Alat ini akan
melakukan semua pemeriksaan kimia klinik seperti albumin, asam urat,
CKMB,bilirubin, glukosa darah, protein total, cholesterol, SGOT, SGPT,
ureum, kreatinin, dan trigliserida.

Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan ABX-pentra-400


1. Periksa kondisi dari :
a. Air aquabidest pada reservoir bottle, tambahkan air jika
diperlukan.
b. Waste container, kosongkan tangki limbah sebelum melakukan
pemeriksaan.
c. Cuvette, cek fisik cuvette pada rak cuvette baru dan isi jika
diperlukan. Buang cuvette segmen yang sudah digunakan
sebelum melakukan pemeriksaan.

2. Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara:


a. Manual : tekan tombol dibagian belakang sebelah kiri.
b. Otomatis : Alat akan langsung hidup secara otomatis pada jam
76

yang telah ditentukan apabila alat telah diprogram.


c. Tunggu beberapa saat sampai alat menunjukkan ready.
d. Masukkan ”NAME” untuk login, dan masukkan ”PASSWORD”.
e. Ceklist kotak ”NEW WORKLIST” untuk mengarsipkan data
pemeriksaan yang sebelumnya.
f. Selanjutnya tekan tombol ”OK”.
g. Kemudian muncul Main menu / toolbar generik.
h. Dari Main menu, periksa status solusi/reagent menggunakan
representasi Reagen Tray, reagent akan tampil dalam warna
merah untuk dicek. Ganti reagent jika instrumen mendisplaykan
dengan warna merah ini menandakan reagen habis atau sudah
kadaluarsa. Warna kuning menunjukkan reagen sedikit, dan
warna hijau menadakan reagen penuh.

3. Kalibrasi dan kontrol


a. Tekan tombol ”WORKLIST” pada main menu.
b. Selanjutnya tekan ”CALIBRATION” dari tab menu
”WORKLIST”.
c. Kemudian tekan tombol ”ADD NEW” untuk menambahkan
parameter yang akan dikalibrasi.
d. Dari display kalibrasi gunakan selektif ”ALL CALIBRATION
EXPIRED ONLY”. Tes yang memerlukan kalibrasi baru dipilih
secara default.
e. Tekan tombol ”OK” untuk validasi permintaan.
f. Tekan tombol tab ”CONTROL”.
g. Kemudian tekan tombol ”ADD NEW” untuk membuka dan
menambahkan parameter yang akan dikontrol.
h. Buat permintaan kontrol, jika konfigurasi sudah ”DEFAULT
CONTROL” cukup memilih kalibrasi yang dicentang.
i. Tekan tombol ”OK” untuk memvalidasi permintaan.

4. Memulai pemeriksaan
a. Masuk ke menu utama, kemudian tekan tombol “WORKLIST”.
b. Kemudian tekan tombol “PATIENT” dari tab menu
“WORKLIST”.
c. Kemudian tekan tombol “ADD NEW” untuk membuka
permintaan parameter yang akan diperiksa.
d. Isi “SAMPLE CHARACTERISTIC”.
77

e. Simpan sample pada rak tabung yang sesuai dengan “SAMPLE


CHARACTERISTIC”.
f. Pilih parameter dan atau profil yang sudah di edit.
g. Tekan tombol “OK” untuk validasi permintaan.
h. Tekan tombol “PLAY” dari toolbar generic main menu.

Hasil pemeriksaan langsung berhubungan dengan sistem jaringan online


komputer laboratorium.

III.4.2.6 PEMERIKSAAN HbA1c

Pemerisaan Hb A1C darah di laboratorium RSUD AL – IHSAN


menggunakan alatAudicom.
 Prinsip:
Pada saat sampel dimasukkan kedalam catridge, sampel akan
bereaksi dengan reagen dan setelah 10 menit warna yang terdapat
dibaca oleh alat.
 Metode :
Kolorimetri.
 Cara Kerja :

1. Sampel darah 1 : 20 Hemolitic agent dimasukan ke dalam


liquid (tabung).
2. Diinkubasi selama 7 menit.
3. Dimasukan kedalam piring / plate sampel, dengan posisi :
ST : Untuk single sample ( 1 ).
Dibaca selama 4 menit.

III.4.2.7 Pemeriksaan T3, T4, Dan TsHs

Pemeriksaan ini menggunakan alat Mini Vidas dengan metode


spektrofotometri, dimana reagen dan sampel yang tercampur pada
catridge, akan dibaca oleh alat.
78

Tujuan :

Mengetahui kadar T3, T4, dan TSHs

Cara Kerja :
1. Pastikan alat menyala.
2. Keluarkan reagen dan catridge hingga mencapai suhu ruang.
3. Masukan pipet dan catridge ke sektor A (untuk T 3), dan sektor B
(untuk T4, dan TSHs).
4. Sebelum melakukan pemeriksaan dilakukan kontrol dan kalibrasi,
dimana untuk T3 dan TSHs masing-masing untuk kalibrasi
menggunakan 3 sampel kalibrator yang telah disediakan dan untuk
kontrol menggunakan 1 sampel kontrol. Khusus untuk T 4 kalibrasi
menggunakan 2 sampel kalibrator dan kontrol menggunakan 1
sampel kontrol. Setelah itu masukkan sampel kedalam catridge,
untuk T3 masukkan 100µl sampel, dan T4 juga TSHs sebanyak
200ul.
5. Masukkan test yang akan dipilih beserta nama pasien kedalam alat.
6. Setelah itu tekan tombol Start.
7. Setelah 1 jam, hasil akan di print out. Hasil ini ditulis di kertas
kerja dan diinput kedalam komputer.

Catatan : untuk kalibrasi dilakukan setiap penggantian kit reagen baru


atau 14 kali sehari.

III.4.3 Pemeriksaan Klinik Rutin dan Cairan Tubuh

A. Pemeriksaan urin rutin


Pemeriksaan urin dilakukan dengan metode carik celup
TM TM
(Urocolor 10) dan alat Urometer 720. Sampel urin yang
diperlukan adalah urin segar yang umurnya tidak lebih dari 2 jam
sebelum test.

Prinsip:
TM
Prinsip kerja dari Urometer 720 berdasarkan Selektif Light
79

Emiting Diodes (SLED), dimana masing-masing SLED ini akan


dibaca pada panjang gelombang tertentu. Pada pemeriksaan dengan
Urocolor TM 10 ini ada 10 jenis parameter yang diperiksa, yaitu :

 Eritrosit
Prinsip : Tes ini menggunakan sifat hemoglobin dan myoglobulin
yang mengkatalisasikan oksidasi dari indicator warna peroxide
organic (2,5 dimethyl 2,5-dihydroperoxyhexane) menjadi zat
berwarna biru-hijau. Zat warna tersebut dapat dilihat sebagai
warna hijau pada carik uji yang berwarna dasar kuning.
Sensitivitas yang tinggi dari reaksi tersebut dicapai dengan
pemberian suatu activator. Eritrosit-eritrosit yang utuh
dihemolisakan pada strip dan hemoglobin yang timbul akan
mereaksikan reagensia di sekitar eritrosit yang hemolisis.

 Bilirubin
Prinsip :Reaksi yang terjadi adalah reaksi diazotasi antara
bilirubin dalam urin dengan garam diazonium (2,6-
dichlorophenyl diazonium fluborat) dan suasana asam sehingga
membentuk warna merah-violet. Intensitas warna tersebut
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi bilirubin dalam
urin.

 Urobilinogen
Prinsip :Urobilinogen + 4-methoxybenzendiazonium fluboat pada
suasana asam akan menghasilkan zat warna merah. Intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi urobilinogen
dalam urin.

 Keton
Prinsip :Pemeriksaan materi keton berdasarkan pada prinsip legal
test dan lebih sensitif untuk asam aseto asetat daripada aceton.
Phenylketones dan phtalein akan menghasilkan warna merah.

 Protein
Prinsip :reagen yang terdapat pada strip adalah suatu indicator 3’,
80

3”, 5’, 5” tetrachlorphenol-3,4,5,6-tetrabromsulfophtalein dalam


suatu sistem buffer untuk mempertahankan pH konstan dan bila
bereaksi dengan protein akan timbul warna kuning, hijau muda
sampai hijau tua.

 Nitrit
Prinsip :Nitrit bereaksi dengan sulfanilamide aromatic pada
media buffer asam dan membentuk garam diazonium yang
bergabung dengan 3-hidroksi-1,2,3,4-tetrahidro-7,8-benzoquinon,
menghasilkan zat warna zo. Intensitas warna merah yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi nitrit dalam urine dan
bukan menyatakan berat ringannya infeksi.

 Glukosa
Prinsip :Strip dilekati oleh 2 macam enzim, yaitu glukosa
oksidase dan peroxidase bersama dengan semacam zat seperti o-
toluidine yang berubah warna jika teroksidasi. Jika dalam urine
terdapat glukosa :
GOD
D-glukosa + O2 D-glukonolakton + H2O

POD

H2O2 + indicator H2O + zat warna

 pH urine
Prinsip :Strip pada uji mengandung methyl red dan brom thymol
blue. Perubahan warna kedua indikator bersama menyebabkan
warna pada strip berubah antara pH 5 – pH 9 dari warna jingga ke
hijau sampai biru.

 Berat jenis urine


Prinsip : Tes ini berdasarkan refleksi konsentrasi ion dalam urin
dan berkorelasi baik dengan metode refraktometer. Dalam hal ini,
kation dan proton dilepaskan oleh senyawa kompleks dan
menghasilkan perubahan warna indikator BTB yang mengubah
81

warna biru kehijauan kemudian menjadi kuning.

 Leukosit
Prinsip :Strip pada uji berisi ester indoxyl yang akan terurai oleh
esterase granulosit. Indoxyl yang bebas akan bereaksi dengan
garam diazonium menghasilkan warna violet. Dengan demikian,
perubahannya adalah dari warna beigei (abu-abu) menjadi warna
violet.

Tabel 4.4 Pemeriksaan urine

Cara kerja Gambar

1. Klik tombol “ESC” dua kali

2. Pilih registration dan klik enter

3. Masukkan no ID pasien

4. Simpan stick urine yang sudah


dicelupkan ke spesimen urine
pasien pada tempat pemeriksaan
pada alat urometer 720.
5. Tunggu sampai stick urin masuk
ke dalam alat dan lampu led
82

menyala hijau.
6. Tunggu beberapa menit sampai
hasil pemeriksaan keluar pada
kertas printer dan tersambung
online ke program VANS LAB
di komputer.
 Pemeriksaan sedimen urin
 Metode :
Manual.
 Tujuan :
Mencari unsur-unsur dalam urin.
 Prinsip :
Urin disentrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 10 menit
sehingga endapan urin terpisah dari supernatannya.
Untuk pemeriksaan sedimen, urin disentrifuge terlebih
dahulu. Laboratorium RSUD AL – IHSAN digunakan alat
Sentrifus Taiwan PLC series. Alat ini digunakan untuk
memisahkan serum darah, sediment urine,dll.

Tabel 4.5 Pemeriksaan Sedimen urine

No Pemisahan sedimen urine Gambar


1. Hidupkan alat dengan power on.
2. Tetapkan kecepatan sentrifuge 2500
– 4500 ( 2- 8 Skala rpm)

3. Simpan spesimen dalam posisi yang


berhadapan/balance/seimbang
sehingga tidak terjadi goncangan.
83

4. Tetapkan timer/ Waktu yang akan


dipakai sesuai 0-60 menit/sesuai
kebutuhan dengan menekan tombol
Timer.

5. Tekan tombol press start untuk


memulai pemutaran.

6. Tunggu sampai waktu yang


ditetapkan dan sentrifuge secara
automatis berhenti.

7. Ambil spesimen urin yang telah


disentrifuge.

No Pemeriksaan sedimen urin Gambar


1. Pisahkan supernatan urin dari
endapannya.
Endapan urin diteteskan pada kaca
2.
objek dan tutup dengan kaca
penutup.

Sedimen urin diperiksa dibawah


mikroskop dengan perbesaran
3.
objektif 40 kali, materi yang ada
dalam sedimen :eritrosit, leukosit,
sel epitel, bakteri, sel ragi, silinder,
spermatozoid, kristal.
84

B. Pemeriksaan Feses Rutin

1. Pemeriksaan Makroskopis
 Metode :
Visual
 Tujuan :
Untuk memeriksa feses berdasarkan warna, konsistensi,
lendir, dan
kemungkinan adanya darah ataupun nanah.
 Prinsip:
Feses diamati secara visual
 Cara kerja :
1. Gunakan masker dan sarung tangan.
2. Buka tutup wadah untuk melihat warna, untuk melihat
konsistensi dan lendir tusukkan lidi pada feses.

Dalam pemeriksaan makroskopik ini diamati :


1. Konsistensi
Normal : Lunak dan berbentuk
Abnormal : Cair, keras, berbusa dan gepeng.
2. Warna
Normal : Coklat muda
Abnormal : Melena ( hitam), pucat (alcholis).
3. Bau
Normal : Bau Indol, skatol
Abnormal : Sangat bau, tengik, asam, anyir.
4. Nanah (pus) : Normal negatif
5. Darah : Normal negatif
6. Lendir : Normal negatif

2. Pemeriksaan Mikroskopis
 Metode :
Eosin.
 Tujuan :
Untuk melihat ada tidaknya telur cacing, amoeba, kista, sel-
85

sel darah seperti leukosit dan eritrosit, sel sisa makanan


seperti karbohidrat, lemak dan protein.
 Prinsip :
Eosin akan mewarnai feses sehingga memudahkan
pengamatan terhadap unsur-unsur didalamnya, terutama
protozoa dan telur cacing.

Tabel 4.6 Pemeriksaan Feses

Cara kerja Gambar


1. Ambil feses dengan lidi,
oleskan pada kaca objek.

2. Teteskan 1 tetes eosin 2% dan


campurkan hingga rata pada
kaca objek.

3. Tutup dengan kaca penutup dan


periksa di bawah mikroskop.
Amati adanya eritrosit, leukosit,
amoeba, telur cacing, sel ragi,
dan sisa makanan.
86

III.4.4 Pemeriksaan Elektrolit

Pemeriksaan elektrolit di laboratorium RSUD AL – IHSAN


menggunakan alat Smartlyte.
 Metode : Perubahan elektroda selektive ion

 Parameter yang diperiksa: Natrium, Kalium, Kalsium

 Prinsip Pemeriksaan` :

Menggunakan sensor elektrokimia yaitu elektroda selective ion yang akan


berubah sesuai aktivitas ion berdasarkan perubahan potensial elektroda

 Bahan pemeriksaan : Serum

 Prosedur pemeriksaan :

 Alat harus dalam keadaan ready

 Buka tutup jarum maka akan keluar tulisan load sampel dan masukan
sampel sampai berbunyi dan keluar tulisan “wipe probe/close sample
door”.

 Tutup kembali tutup jarum

 Nilai Normal :

a. Natrium : 135 – 145 mmol/L

b. Kalium : 3,6 – 5,6 mmol/L

c. Kalsium : 1,15 – 1,35 mmol/L

III.4.5 Pemeriksaan Imunoserologi

A. Pemeriksaan Widal
87

 Metode :
Slide test
 Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya zat anti dari seorang
tersangka penderita thypus abdominalis yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella sp.dan untuk mengetahui berapa titernya.
 Prinsip :
Antigen Salmonella sp bereaksi dengan antibody spesifik yang
terdapat dalam serum penderita demam typhoid atau paratyphoid
maka akan terbentuk aglutinasi.

Tabel 4.7 Pemeriksaan Widal

Cara kerja Gambar


1. disiapkan semua alat dan
bahan
2. 40 ml serum diteteskan pada
porselen
3. Ditambah antigen pada masing
– masing serum :
- Salmonella typhi O
- Salmonella paratyphi AO
- Salmonella paratyphi BO
- Salmonella paratyphi CO
- Salmonella typhi H
- Salmonella paratyphi AH
- Salmonella paratyphi BH
- Salmonella paratyphi CH

Campurkan sampai homogen, lalu


amati adanya aglutinasi selama 2
menit.

Hasil :
Terjadi Aglutinasi : positif (+)
Tidak terjadi Aglutinasi : negatif (-)
Bila positif dilanjutkan dengan cara kuantitatif.
88

B. PEMERIKSAAN ASTO
 Metode :
Test slide aglutinasi latex
 Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya anti Streptolysin O pada serum
pasien.
 Prinsip :
Test kit avitex ASTO dari human mengandung partikel latex
polyesteren yang dilabeli dengan streptolysin O yang stabil
sebagai antigen dimana akan bereaksi dengan anti Streptolysin O
dari specimen atau serum control. Reaksi positif ditandai dengan
adanya aglutinasi yang jelas dari partikel latex pada slide yang
digunakan.

Tabel 4.8 Pemeriksaan ASTO

Cara kerja Gambar


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diteteskan pada tiap slide masing-
masing 1 tetes sampel serum,
control positif dan control negatif.

3. Ditambahkan pada masinh-masing


slide 1 tetes reagen latex.

4. Campur hingga homogeny dan


merata.
5. Goyangkan slide selama 2 menit,
amati ada tidaknya aglutinasi.

C. PEMERIKSAAN C-REAKTIF PROTEIN (CRP)


 Metode :
89

Slide aglutinasi latex


 Tujuan :
Untuk mengetahui adanya CRP dalam sampel serum.
 Prinsip :
Reagen CRP yang mengandung partikel latex direaksikan dengan
antibody CRP anti human. Jika reagen dicampur dengan serum
yang mengandung CRP pada tingkatan lebih dari 6 mg/liter
partikel, maka akan terjadi aglutinasi dan menunjukan hasil
positif.

Tabel 4.9 Pemeriksaan CRP

Cara kerja Gambar


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diteteskan pada tiap slide
masing-masing 1 tetes
sampel serum dan control
positif serta control negatif.

3. Ditambahkan pada masing-


masing slide 1 tetes reagen
latex.

4. Campur hingga homogen dan


merata.
5. Goyangkan slide selama 2
menit, amati ada tidaknya
aglutinasi.

D. PEMERIKSAAN RHEMATOID FAKTOR (RF)


 Metode :
Slide test.
 Prinsip :
90

Reagen RF berisi partikel latex yang dilapisi oleh gamma


globulin manusia. Saat reagen dicampur dengan serum yang
mengandung RF pada level tertinggi 8,0 IU/ml maka terbentuk
aglutinasi.

Tabel 4.10 Pemeriksaan RF

Cara kerja Gambar

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Diteteskan pada tiap slide
masing-masing 1 tetes sampel
serum dan control positif serta
control negatif.

3. Ditambahkan pada masing-


masing slide 1 tetes reagen latex.

4. Campur hingga homogen dan


merata.
5. Goyangkan slide selama 2
menit, amati ada tidaknya
aglutinasi.

E. PEMERIKSAAN DENGUE IgG, IgM


 Metode :
Tes Strip Megakwik IgG/IgM tes kartu Slide
 Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya antibodi pasien suspect DBD.
 Prinsip :
Antigen + Antibodi  terbentuk garis merah.
 Cara Kerja :
1. Perangkat raegen dan sampel serum/plasma yang akan
digunakan disesuaikan dengan suhu ruang.
2. Dibuka alumunium pembungkus, dan diambil test strip.
91

3. Dengan menggunakan klinipet, diteteskan 5 µl sampel serum


pada port sampel dan 3-4 tetes buffer pada port buffer.
4. Diinkubasi pada suhu ruang selama 15-20 menit, dan baca
hasilnya.

 Ketentuan :

Jika T1 positif berarti IgM

Jika T2 positif berarti IgG

Catatan : pembacaan di atas 20 menit dianggap invalid.

F. PEMERIKSAAN HBsAg
 Metode :
Immunochromatografi
 Prinsip :
Pada waktu strip dicelupkan ke dalam serum maka serum sampel
bereaksi dengan konjugat dan merambat sepanjang membrane
nitroselulosa.

 HBsAg + :
Konjugat ( koloid emas anti-HBs monoclonal ) akan
mengikat HBsAg dalam sampel serum dan membentuk
komplek konjugat – HBsAg. Kompleks ini akan berikatan
dengan anti HBs polyclonal ( pada posisi garis test ) dan
menghasilkan kompleks konjugat-HBsAg-anti HBs,
menimbulkan warna komplek merah muda. Komplek
konjugat-HBsAgberlebih yang tidak terikat pada garis control
menimbulkan warna yang asam ( merah muda ).

 HBsAg - :
Bila tidak ada HBsAg dalam serum, tidak akan terbentuk
komplek konjugat-HBsAg-anti HBs, sehingga tidak tampak
merah muda pada garis test. Warna merah muda hanya
92

tampak pada garis control akibat adanya ikatan konjugat anti


IgG.

Tabel 4.11 Pemeriksaan HBSAg

Cara kerja Gambar

1. Dibuka alumunium pembungkus,


diambil strip test.

2. Dimasukkan 100µl sampel serum


atau plasma pada port sampel.

3. Diinkubasi selama 15-20 menit,


amati hasilnya.

III.4.6 Pemeriksaan Bank Darah

III.4.6.1 Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus Factor

 Metode :

Slide

 Tujuan :

Untuk mengetahui golongan darah dan rhesusnya.

 Prinsip :

Antigen didalam darah di tambah dengan antibodi dalam reagen


akan terbentuk aglutinasi.

Tabel 4.12 Pemeriksaan Golongan Darah


93

Cara kerja Gambar


1. Teteskan pada porselen 1 tetes
reagen anti A, anti B, dan anti
AB.
2. Teteskan darah pada reagen
tersebut, campur dengan
ujung lidi (1 lidi untuk 1
macam campuran).
3. Goyangkan porselen dengan
membuat gerakan melingkar
selama 4 menit.

 Hasil :

1. Golongan Darah A
 Anti A aglutinasi positif
 Anti B aglutinasi negatif
 Anti AB aglutinasi positif
2. Golongan Darah B
 Anti A aglutinasi negatif
 Anti B aglutinasi positif
 Anti AB aglutinasi positif
3. Golongan Darah AB
 Anti A aglutinasi positif
 Anti B aglutinasi positif
 Anti AB aglutinasi positif
4. Golongan Darah O
 Anti A aglutinasi negatif
94

 Anti B aglutinasi negatif


 Anti AB aglutinasi negatif

III.4.6.2 Pemeriksaan Crossmatch

A. Golongan darah dan rhesus metoda sel grouping


 Alat :
a. Slide
b. Batang pengaduk
c. Parah pasien
 Bahan
a. Reagen kit golongan darah dan rhesus

 Cara Kerja :

1. Teteskan masing-masing 2 tetes reagen golongan darah


pada slide keramik yang sesuai dengan tulisan golongan
darah.
2. Teteskan 1 tetes darah pada masing-masing reagen
tersebut.
3. Campurkan dengan menggunakan batang pengaduk dan
perhatikan aglutinasi yang terjadi.
4. Untuk pemeriksaan rhesus, 1 tetes darah dicampurkan
dengan 1 tetes reagen anti Rhesus. Campurkan hinggan
homogen dan perhatikan reaksi yang terjadi berupa
aglutinasi. Bila terdapat aglutinasi maka rhesus positif
sedangkan bila tidak terdapat aglutinasi maka rhesus
negative.

B. Golongan darah metode serum grouping


 Alat :
a. Slide
b. Batang pengaduk
 Bahan
a. Serum atau plasma pasien
b. Suspense eritrosit 5% golongan A, B, dan O.

 Cara Kerja :
95

1. Teteskan masing-masing 1 tetes suspensi eritrosit pada


slide keramik yang sesuai dengan golongan darah.
2. Teteskan 2 tetes serum atau plasma pada masing-masing
suspens eritrosit tersebut.
3. Campurkan dengna menggunakan batang pengaduk dan
perhatikan reaksi yang terjadi berupa agllutinasi.

Tabel 4.13 Hasil Pemeriksaan Golongan Darah

Cell Grouping Serum Grouping


Gol
Anti Anti
Darah
A B Anti AB Eri A Eri B Eri O
O - - - + + -
A + - + - + -
B - + + + - -
AB + + + - - -

C. Crossmacth
a. Pemisahan sel darah merah
Cara kerja ;
1. Darah dimasukan de dalam tabung EDTA.
2. Putar dengan kecepatan 3.000-3.3000 rpm selama 1-
2menit.
3. Bagian supernatant diambil dengan menggunakan pipet,
pindahkan ke dalam tabung lain dan beri label plasma
kemudian disimpan terpisah.
4. Sel drah merah terdapat pada bagian bawah tabung.

b. Pencucian sel darah merah

Cara Kerja ;

1. Sel darah yang telah dipisahkan, diambil sebanyak 8 tetes,


ditambah larutan salin sebanyak plasma dibuang.
2. Putar dengan kecepata 3.000-3.300 rpm selama 1-2menit.
3. Buang supernatant yang terbentuk.
4. Lakukan pencucian sebanyak 3x
96

5. Endapan sel darah merah yang telah dicuci merupakan


suspenci sel 100%.

c. Pembuatan suspensi sel darah merah 5%

Cara kerja ;

1. Endapan sel darah merah yang telah dicuci diambil 1


bagian.
2. Ditambahkan larutan salin 19 bagian, campur hingga
homogen.
3. Kemudian di beri label.

Tabel 4.14 Pemeriksaan Crossmatch

Fase Mayor Minor


a. Sel darah merah
Fase Ipasien 1 tetes
b.Plasma pasien 2tetes
Medium
a. Sel darah merah
Salin
donor 1 tetes
b. Plasma donor 1 tetes
1. Campur Homogen
2. Sentrifuge denga kecepatn 1.000 rpm selama 1 menit atau
3.000 rpm
selama 15 detik
3. Baca apakah aglutinasi positif atau negatif. Jika positif
dihentikan,
diulang dengan menggunakan darah baru. Jika negatif maka
dilanjutkan ke fase II
Fase II
Medium 2. Ditambahkan
Bovine Bovine Albumin 2 Tetes 2 tetes
Albumin 22%
22 %
3. Campurkan hingga larutan homogeny
97

4. Diinkubasi pada waterbath 37oC selama 15 menit


5. Centrifuge pada 1.000 rpm selama 1 menit atau 3.000 rpm
selama 15 detik
6. Baca apakah aglutinasi positif atau negatif. Jika positif
dihentikan,
diulang dengan menggunakan darah baru. Jika negatif maka
dilanjutkan ke fase III
Fase III 7. Hasil fase II dicuci 3x dengan menggunakan laritan salin
Medium 8. Ditambah
Serum Serum 2 tetes 2 tetes
Coombs Coombs
9. Campur dan homogenkan
10. Centrifuge pada kecepatan 1.000 rpm selama 1 menit atau
3.000 rpm
selama 15 detik
11. Baca apakah aglutinasi positif atau negatif. Jika positif
dihentikan,
diulang dengan menggunakan darah baru. Jika negatif maka
dilanjutkan ke Validasi
Validasi 12.Ditambah
dengan Coombs Conttrol 2 Tetes
CCC Cell (CCC)
13. Campur dan homogenkan
14. Centrifuge pada 1.000 rpm selama 1 menit atau 3.000 rpm
selama 15 detik
15. Baca apakah aglutinasi positif atau negatif.
Jika negatif maka hasil tidak valid dan boleh diberikan
kepada pasien.

III.4.7 Pemeriksaan Mikrobiologi dan Parasitologi

III.4.7.1 Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)

 Metode : Pewarnaan Ziehl Nelseen


98

 Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin


dan lemak yang sukar ditembus cat, dengan pengaruh fenol dan
pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic
fuchsin.

Tabel 4.14 Pemeriksaan BTA

No Cara Kerja Gambar


1. Buat sediaan dengan ukuran 2 x 3 cm.

Lalu sediaan di fiksasi 3x melalui api


2. spirtus.

Genangi sediaan dengan karbol


3. fuchsin.

4. Dari bawah sediaan dipanasi dengan


menggunakan sulut api/spirtus sampai
keluar uap (jangan sampai mendidih).
5. Diamkan selama 5 menit. Lebih lama
diperbolehkan tetapi cat sediaan
jangan sampai kering.

6. Bilas sediaan dengan air mengalir


dengan hati-hati.
99

7. Genangi sediaan dengan asam alkohol


sampai tidak ada warna merah dari
carbol fuchsin.

8. Bilas kembali dengan air mengalir.

9. Genangi sediaan dengan methylene


blue selama 3 menit.

10. Bilas sediaan dengan air mengalir,


kemudian keringkan sediaan.
100

Hasil :

Tabel 4.15 Hasil Pemeriksaan BTA

Pembacaan dibawah mikroskop Pelaporan hasil


 Tidak ditemukan BTA minimal  BTA negatif
dalam 100 lapang pandang.
 Tuliskan jumlah BTA yang
 1 – 9 BTA dalam 100 lapang
ditemukan/100 lapang pandang.
pandang.
 1+
 10 – 99 BTA dalam 100 lapang
 2+
pandang.
 1 – 10 BTA dalam 1 lapang
 3+
pandang, periksa minimal 50
lapang pandang.
 > 10 BTA dalam 1 lapang
pandang, periksa minimal 20
lapang pandang.

III.4.7.2 Pemeriksaan Malaria

 Metode :

Hapusan darah

 Alat

a. Mikroskop
b. Object glass

 Bahan
101

a. Giemsa
b. Metanol
c. Minyak imersi

 Cara Kerja ;

1. Darah diteteskan pada object glass kemudian buat hapusan


dengan menggunakan object glass lain.
2. Fiksasi sediian tersebut dengan menggunakan metanol 30 detik,
bilas dengan air.
3. Keringkan di udara (tidak perlu dilakukan fiksasi).
4. Simpan sediaan diatas rak pada posisi horizontal.
5. Masukan dalam larutan giemsa dan biarkan selama 20-30 menit.
6. Bilas dengan menggunakan air, lalu keringkan sediaan tersebut.
7. Periksa dibawah mikroskop perbesaran 1000x dengan
menambahkan minyak imersi.

III.4.7.3 Pemeriksaan mikrofilariasis

 Metode ;

Pewarnaan Giemsa

 Alat

a. Mikroskop
b. Object glass

 Bahan

a. Aquabidest naturals
b. Giemsa

 Cara Kerja ;

A. Dilisiskan
1. Darah diteteskan pada object glass kemudian dikeringkan
selama 24 jam, agar darah menempel sempurna pada objek
glass.
102

2. Darah dilisiskan dengan menggunakan aquabidest natural


sampai merata, kemudian dikeringkan kembali selama 24
jam.
3. Preparat diwarnai dengan larutan giemsa (pengenceran
1:10, giemsa : aquabides) selama 30 menit.
4. Bilas dengan menggunakan air yang mengalir kemudian
dikeringkan.
5. Preparat siap dibaca dengan menggunakan mikroskop.
B. Langsung
1. Darah diteteskan pada object glass kemudian dikeringkan
selama 24 jam, agar darah menempel sempurna pada object
glass.
2. Preparat diwarnai dengan larutan giemsa (pengenceran
1:10, giemsa : aquabides) selama 30 menit.
3. Bilas dengan menggunakan air yang mengalir kemudian
dikeringkan.
4. Preparat siap dibaca dengan menggunakan mikroskop.

III.5 Penggunaan Alat Otomatis

III.5.1 Penggunaan BC-5300 MINDRAY

Tabel 4.16 Penggunaan BC-5300 MINDRAY


103

III.5.2 Penggunaan ABX-pentra-400


Cara kerja Gambar
1. Siapkan sampel darah yang telah
memakai anti koagulan EDTA.
2. Putar dalam blood rooler mixer
selama 3 menit sampai homogen.
3. Pastikan alat BC-5300 MINDRAY
dalam keadaan ready.
4. Pastikan sampel darah sudah cukup
homogen dan tidak ada bekuan.
5. Tekan “new” kemudian masukkan
masukkan 4 angka terakhir no. ID/no
labsampel, lalu tekan “save”.
6. Hasil cetak akan keluar dalam waktu
45 detik.
7. Hasil pemeriksaan dapat dilihat
langsung dalam komputer jaringan
online laboratorium dengan menekan
“automatch”.

Tabel 4.17 Penggunaan ABX Pentra 400


104

No Memeriksa kondisi
1.  Air aquabidest pada reservoir bottle, tambahkan air jika
diperlukan.
 Waste container, kosongkan tangki limbah sebelum
melakukan pemeriksaan.
 Cuvette, cek fisik cuvette pada rak cuvette baru dan isi jika
diperlukan. Buang cuvette segmen yang sudah digunakan
sebelum melakukan pemeriksaan

No Menyalakan ABX Pentra


2.  Manual : tekan tombol dibagian belakang sebelah kiri.
 Otomatis : Alat akan langsung hidup secara otomatis pada
jam yangtelah ditentukan apabila alat telah diprogram.
 Tunggu beberapa saat sampai alat menunjukkan ready.
 Masukkan ”NAME” untuk login, dan masukkan
”PASSWORD”.
 Ceklist kotak ”NEW WORKLIST” untuk mengarsipkan data
pemeriksaan yang sebelumnya.
 Selanjutnya tekan tombol ”OK”.
 Kemudian muncul Main menu / toolbar generik.
 Dari Main menu, periksa status solusi/reagent menggunakan
representasi Reagen Tray, reagent akan tampil dalam warna
merah untuk dicek. Ganti reagent jika instrumen
mendisplaykan dengan warna merah ini menandakan reagen
habis atau sudah kadaluarsa. Warna kuning menunjukkan
reagen sedikit, dan warna hijau menadakan reagen penuh.

No Kalibrasi dan kontrol


3. a. Tekan tombol ”WORKLIST”
pada main menu.
b. Selanjutnya tekan
”CALIBRATION” dari tab menu ”WORKLIST”.
c. Kemudian tekan tombol
”ADD NEW” untuk menambahkan parameter yang akan
105

dikalibrasi.
d. Dari display kalibrasi
gunakan selektif ”ALL CALIBRATION EXPIRED ONLY”.
Tes yang memerlukan kalibrasi baru dipilih secara default.
e. Tekan tombol ”OK” untuk
validasi permintaan.
f. Tekan tombol tab
”CONTROL”.
g. Kemudian tekan tombol
”ADD NEW” untuk membuka dan menambahkan parameter
yang akan dikontrol.
h. Buat permintaan kontrol, jika
konfigurasi sudah ”DEFAULT CONTROL” cukup memilih
kalibrasi yang dicentang.
i. Tekan tombol ”OK” untuk
memvalidasi permintaan.

No Pemeriksaan Gambar
1. Masuk ke menu utama, kemudian tekan
tombol “WORKLIST”.

Kemudian tekan tombol “PATIENT” dari


2. tab menu “WORKLIST”.

Kemudian tekan tombol “ADD NEW”


3.
untuk membuka permintaan parameter
yang akan diperiksa.
4.
Isi“SAMPLECHARACTERISTIC”.

5.
106

6.
Simpan sample pada rak tabung yang
sesuai dengan “SAMPLE
7.
CHARACTERISTIC”.
Pilih parameter dan atau profil yang sudah
8.
di edit.
Tekan tombol “OK” untuk validasi
9.
permintaan.
Tekan tombol “PLAY” dari toolbar generic
main menu.
Hasil pemeriksaan langsung berhubungan
dengan sistem jaringan online komputer
laboratorium.

III.5.3 Penggunaan AUDICOM AC 6000

Tabel 4.18 Penggunaan AUDICOM AC 6000

Persiapan sampel Gambar


1. tambahkan 300µl hemolitic
agent ke dalam ependrof
2. tambahkan 10µl whole blood-
EDTA kemudian homogenkan.
3. tempatkan tabung sampel pada
“preheating unit AUDICOM”
4. atur waktu pemanasan selama 5
menit, setelah alarm berbunyi
sampel siap digunakan.

Pemeriksaan HbA1C Gambar


107

Analisis single sampel


1. tempatkan tabung sampel di
baki “auto sampler” pada
posisi ST
2. tekan tombol yes untuk
memulai pemeriksaan
3. tunggu hasil setelah 4 menit

Analisis batch sampel


1. tempatkan sampel di baki “auto
sampler” pada posisi 1-20
2. masukkan no baki nomor posisi
awal tempat tabung, nomor
posisi akhir tempat tabung
3. tekan tombol yes
108

III.5.4 Penggunaan Mini Vidas

Tabel 4.19 Penggunaan Mini Vidas

Cara kerja Gambar


1. Pastikan alat menyala.
2. Keluarkan reagen dan catridge
hingga mencapai suhu ruang.
3. Masukan pipet dan catridge ke
sektor A (untuk T3), dan sektor
B (untuk T4, dan TSHs).

4. Pilih posisi sesuai dengan


penempatan catridge dan pipet
pada masing-masing test.

5. Pilih test dengan menekan


“Assay” kemudian tekan
“Select Assay ”
109

6. Masukkan id pasien

7. Tekan tombol “back”

8. Setelah itu tekan tombol Start.


9. Setelah 1 jam, hasil akan di
print out. Hasil ini ditulis di
kertas kerja dan diinput
kedalam komputer.
Catatan : untuk kalibrasi
dilakukan setiap penggantian
kit reagen baru atau 14 kali
sehari.

III.5.5 Penggunaan Dimex JR

Tabel 4.20 Penggunaan Dimex JR

Cara kerja Gambar

1. Dimasukkan 50 µl plasma
sitrat ke dalam tabung
serologi.
2. Lalu, inkubasi di alat 37 ⁰C
selama 2 menit
3. Pindahkan ke optic.
4. Tekan tombol optic, tunggu
110

tulisan active.

5. Lalu di tambahkan 100 µl


reagent PT (prewarmed)

7. Lalu lihat hasilnya dan catat : PT-S,


detik, INR, %

III.5.6 Penggunaan AUDICOM AC 9801

Tabel 4.21 Penggunaan AUDICOM AC 9801

No Analisa Sampel Gambar

1. a. Tekan menu utama,


kemudian tekan ”1” untuk
menentukan pilihan analisa
sample.
b. Untuk sample darah tekan
”1”.
c. Kemudian di layar akan
muncul tampilan ”Analyze
blood? Open probe”.
111

d. Buka probe, maka akan


muncul tampilan ”Input
Sample Number” .

e. Kemudian masukkan no.


Sample, dan tekan ”YES”.

f. Kemudian akan muncul


”Sample feeding”,
masukkan tabung ke dalam
probe. Setelah sampel
terhisap, maka dilayar akan
muncul ”Close probe”.
g. Tabung sample dikeluarkan
dan tutup probe. Kemudian
akan muncul ”Measuring
Ion”,
112

III.5.7 Penggunaan Erba XL-640


 Metode : Spektrofotometri
 Prinsip : Cahaya putih dari lampu halogen tungsten ditangkap oleh lensa
kondensor pertama, kemudian mengalami pemantulan dari cermin pantul
dan dipertajam oleh lensa kondensor kedua, selanjutnya
cahayaakan melalui kuvet dan berinteraksi dengan campuran reagensia
dan bahan pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang
diteruskan dari kuvet tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh lensa
kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh sejenis cermin
cekungreflective grating spreads menjadi cahaya monokromatik dan
merefleksikannya pada detektor PDA (Pixel Digital Analogical)
 Kelebihan :
 Dapat melakukan pemeriksaan 640 tes/jam
 Jumlah tes lebih banyak dalam per jamnya
 Mempunyai sistem rak sampel yang kontinue
 sistem pencucian kuvet di alat sehingga lebih praktis
 Kekurangan :
 Boros dengan aquades karena digunakan untuk mencuci kuvet
 Kalau terjadi error pada kalibrasi pemeriksaan akan tetap berjalan
 Penginputan menggunakan CPU terpisah bukan touchscreen

 Cara Kerja :
113

III. 5.8 Pemeriksaan Bakteriologi

III. 5.8.1 Pemeriksaan Bakteriologi Menggunakan Alat Bact Allert 3D

 Nama Alat : Bact Allert 3D

 Tujuan : Untuk mengetahui ada atau


tidaknya bakteri dalam sampel

 Prinsip : Proses melakukan pemeriksaan


bakteri secara kualitatif.

 Cara Kerja :

1. Dari Menu Utama pilih “Load Bottles”.


114

2. Pilih tombol memasukkan botol pada tampilan


“Load Screen”.

3. Scan barcode pada botol.

4. Masukkan nomor ID lab.

5. Masukkan nomor medical record.

6. Masukkan nama pertama pasien.

7. Masukkan nama terakhir pasien (jika ada).

8. Masukkan botol kedalam cell yang lampu


indikatornya hidup.

9. Tutup pintu ruang inkubasi.

10. Tekan gambar ceklis “√”.

11. Interpretasikan hasil, dengan cara lihat warna


pada status botol di layar :

1. Hijau : Negatif.

2. Kuning : Positif.

III. 5.8.2 Pemeriksaan Bakteriologi Menggunakan Alat VITEX 2


COMPACT

 Nama Alat : Vitex 2 Compact

 Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dalam


sampel.

 Prinsip : Proses melakukan pemeriksaan


bakteri secara kualitatif.

 Cara Kerja :
115

i. Persiapan Alat

1. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON pada conditioner,


UPS, instrumen Vitex 2 Compact dan komputer.

2. Masukkan username dan password.

3. Selama beberapa menit awal instrumen dinyalakan akan


berada pada status warming. Tunggu instrumern hingga
menunjukkan status OK.

ii. Persiapan Sampel

1. Gunakan isolate bakteri/yeast yang muda dan koloni murni.

2. Siapkan msing-masing 2 tabung untuk setiap isolate.

3. Setiap tabung diisi dengan 3 ml larutan NaCl 0,45% ph 5,0.

4. Ambil koloni bakteri, buat suspensi larutan NaCl dan


homogenisasi.

5. Untuk kekeruhan inokulum dengan menggunakan alat


Densicheck dengan cara :

1) Tabung inokulum yang akan diukur dibersihkan terlebih


dahulu pada bagian luarnya dengan tissue.

2) Masukkan tabung ke lubang pengukuran pada Densicheck,


putar 360° selama 2 detik.

3) Angka hasil pengukuran akan muncul dalam satuan Mc


Farland. Bakteri gram negatif dan positif = 0,5 – 0,63
McFarland. Yeast = 1,8 – 2,2 McFarland.

6. Jika kekeruhan kurang maka tambahkan koloni bakteri/yeast.


116

7. Jika kekeruhan berlebih, maka ambil sejumlah volume


inokulum dan encerkan dengan menambah larutan NaCl.

8. Untuk tes sensitivitas antibiotik, diambil 145µl untuk bakteri


gram negatif atau 280 µl untuk bakteri gram negatif dari
tabung inokulum pertama ke tabung inokulum kedua dengan
menggunakan mikropipet dan tip steril.

9. Susun tabung pertama untuk identifikasi kemudian tabung


kedua untuk tes sensitivitas antibiotik pada cassette.

10. Letakkan katu Vitek 2, sesuai dengan urutan untuk


identifikasi dan untuk sensitifitas antibiotik.

iii. Memasukkan Data

1. Masukkan informasi pasien,


dengan cara

1) Buka software Vitek 2 pada monitor dengan


meng’klik’ 2 kali pada gambar Vitek 2 software.

2) Masukkan username dan password (contoh:


labsuper/labsuper).

3) Lengkapi data pasien.

2. Masukkan informasi cassette

1) Pilih gambar : cassette.

2) Jika Menggunakan maintain virtual cassette:

- Klik gambar “Cassette & Bintang”.


117

- Letakkan kursor monitor pada cassette ID,


masukkan no cassette yang dipakai dengan cara
menscan atau memilih dari pilihan no cassette
yang ada.

- Letakkan kursor monitor pada kolom barcode,


scan setiap kartu maka informasi tentang kartu
tersebut akan muncul.

3. Hubungkan kartu identifikasi dan sensitivitas antibiotik dari


isolate yang sama dengan cara memblok 2 baris data kartu
kemudian klik “tanda buku dan pensil”.

1. Lengkapi data.

2. Akan muncul nama pasien dan nomor pasien yang


memiliki Lab ID tersebut.

3. Ulangi untuk isolate-isolate yang lain.

4. Jika selesai jangan lupa tekan gambar “disket”


untuk menyimpan.

4. Jika mengerjakan dengan SETUP TEST POST ENTRY:

1. Cassette yang sudah berisi kartu inokulum


dimasukkan langsung ke ruang pengisian dan ke
inkubator.

2. Jika kartu sudah dalam inkubator, kembali ke layar


monitor.

3. Isi formulir cassette yang akan diperiksa, jika


belum mempunyai formulir tersebut, bisa dicetak
118

dari menu cassette, klik gambar printer di sisi


kanan atas, pilih blank cassette.

4. Lengkapi data no cassette, jenis kartu yang dipakai,


6 angka terakhir barcode kartu dan lab ID.

5. Tekan gambar cassette.

5. Pemasukkan ke ruang pengisian :

1) Masukkan cassette ke ruang pengisian.

2) Tekan “START FILL”.

3) Pengisian akan memerlukan waktu beberapa menit.

4) Jika selesai, maka alarm berbunyi, tanda inkubator


akan berkedip-kedip dan cassette harus segera
dipindahkan ke inkubator.

6. Pemasukkan ke inkubator :

1) Masukkan segera cassette ke ruang inkubator.

2) Jika selesai, maka alarm berbunyi,

3) Tanda inkubator akan berkedip-kedip dan cassette


harus segera dikeluarkan.

4) Proses inkubator akan berlangsung selama


beberapa jam dan hasil akan langsung tercetak
secara otomatis.

III.5.8.3 Pewarnaa Gram

 Nama Alat : PREVICOLOR GRAM


119

 Tujuan : Mendeteksi jenis bakteri pada sampel.

 Prinsip : Suatu cara penetapan bakteri menggunakan


metode Gram dimana bakteri akan terwarna merah (gram
negatif) dan bakteri lainnya akan terwarna biru (gram
positif).

 Cara Kerja :

1. Pastikanalat terhubung dan hidup/on.

2. Buatlah preparat gram dengan ukuran sediaan 2x3 cm.

3. Buka penutup alat tersebut dengan hati-hati.

4. Masukkan preparat gram ke dalam alat tersebut dan


harus ada penyeimbangnya.

5. Tutup kembali penutup hingga rapat dan pastikan tidak


longgar.

6. Tekan tombol 2 lalu klik RUN (sesuai dengan jumlah


sampel yang diperiksa).

7. Tunggu hasil pewarnaan sekitar 5 menit.Diamkan


selama 5 menit, lebih lama diperbolehkan tetapi cat
sediaan jangan sampai kering.

8. Bilas sediaan dengan air mengalir dengan hati-hati.

9. Genangi sediaan dengan asam alkohol sampai tidak ada


warna merah dari karbol fuchsin.
120

Anda mungkin juga menyukai