Anda di halaman 1dari 12

Laporan Residensi I : Unit IPSRS Hasanuddin University

Hospital
I. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS UNHAS (IPSRS)

RS UNHAS merupakan rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES Nomor 340 Tahun
2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit
tipe B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen,
Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah,
Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan
Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah
kantornya para teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit
yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan
peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan
efisiensi RS. Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS
sangat penting fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah
Sakit. Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi
levelnya menjadi lebih tinggi. Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari
semakin pesat menyebabkan pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun
canggihnya teknologi tersebut akan menjadi sia-sia tanpamaintenance dan operator utility yang
benar.

3.1 Organisasi dan Manajemen Instalasi Pemeliharaan Sarana RS UNHAS


3.1.1 Visi IPSRS
Visi instalasi masih mengikut pada visi rumah sakit secara umum, yaitu:
Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan yang bertaraf internasional.

3.1.2 Misi IPSRS


Misi dari instalasi juga masih mengikut pada misi rumah sakit secara umum, yaitu:
 Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian
dan pemeliharaan kesehatan.
 Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan
 Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian yang unggul dan perbaikan
mutu pelayanan berkesinambungan
 Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan, penelitian yang
berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial.
 Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun internasional.

3.1.3 Falsafah IPSRS


Falsafah instalasi masih mengikut pada falsafah rumah sakit secara umum, yaitu:
Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan totalitas dan nilai-nilai
yang dianutnya.

3.1.4 Motto IPSRS


Motto instalasi masih mengikut pada motto rumah sakit secara umum, yaitu:
“Tulus melayani”

3.1.5 Tujuan IPSRS


Tujuan instalasi masih mengikut pada tujuan rumah sakit secara umum, yaitu:
 Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam mengintegrasikan pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
 Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh terintegrasi dan
berkesinambungan.
 Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan yang bermutu dan aman.
 Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu kinerja
berkesinambungan.
 Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan.

Analisis:
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu merumuskan
visi, misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
kinerja para staf. Alasan belum adanya visi, misi, tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena
RS UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan.
Namun, jika tidak ada perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target
yang jelas untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.

3.1.6 Struktur Organisai IPSRS


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011

Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan
organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu
orang dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah menggambarkan
lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1. Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab seseorang atau
sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.
2. Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor kepada siapa.
3. Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung jawab yang berbeda
untuk setiap peranan yang berbeda.
4. Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis
dibagi atas dasar fungsinya.
5. Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang sama.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat bagian
area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik, bagian bangunan, serta
bagian administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian
koordinator tersebut bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana
medik secara langsung. secara langsung.
Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil
dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian tersebut masih
kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam
tahap awal proses pembenahan-pembenahan.

3.1.7 Tupoksi Instalasi IPSRS


Rumah sakit harus menyelenggarakan IPSRS, karena tanpa IPSRS, seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan alat kesehatan maupun sarana-prasarana yang rusak akan terganggu dan
tidak berjalan lancar.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan rapat secara teratur
2. Membuat laporan dan melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit tepat waktu
3. Melakukan rapat secara teratur dan menghadiri rapat tersebut.
4. Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.

5. Maintenance, perawatan rutin.

6. Perencanaan kegiatan pemeliharaan.

7. Pengukuran dan kalibrasi.

8. Manajemen informasi dan pemeliharaan.

9. Rujukan pemeliharaan.

10. Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang, tenaga kerja, fasilitas dan K3.

Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi,


integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-
instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Analisis:

Dari hasil pengamatan selama melakukan residensi I, dapat disimpulkan bahwa apa yang
dikerjakan oleh staf IPSRS RS UNHAS sebagian besar telah sesuai dengan standar tugas pokok
dan fungsi di atas. Petugas di instalasi IPSRS dapat bekerja secara professional dan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Namun, untuk manajemen informasi peralatan masih banyak
kekurangan.
Untuk lingkungan kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di bagian
ruang panel atau bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko pekerjaannya cukup tinggi
terkait pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga, staf perempuan ditempatkan
pada bagian Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke lapangan secara
langsung.

3.1.8 Uraian Tugas


a. Logistik
 Mengidentifikasi kebutuhan pendukung
 Mengurus pembelian peralatan
 Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk
 Pengadaan barang dan peralatan
b. Teknisi
 Memelihara alat-alat kesehatan
 Mengecek kerusakan alat-alat kesehatan
 Memperbaiki kerusakan alat-alat kesehatan
 Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsung
c. Mekanikal
 Pengecekkan kebocoran
 Mengontrol pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift
 Pengecekkan air bersih
 Memperbaiki WC
 Pengecekkan Pompa Air
 Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
d. Telekomunikasi
 Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit
 Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja
 Pemasangan Pesawat Telepon
 Pemasangan Line Internet
 Monitoring peralatan elektronik
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
e. Elektrikal
 Mengecek lampu, AC, Pompa dan Tangki Air
 Mengecek saringan udara AC
 Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
 Memperbaiki Saklar
 Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
f. Pemeliharaan Gedung
 Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan
 Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran air,wastafel, dll)
 Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
Analisis :
Semua bagain di IPSRS telah tebagi pekerjaannya. Sehingga, para staf dapat bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsi yang telah ditentukan sesuai job description yang telah ditetapkan.

3.1.9 Deskripsi Kegiatan


Berikut ini merupakan deskripsi kegiatan IPSRS RS UNHAS:
 Kegiatan Pemeliharaan / maintenance
o Pemeliharaan Kuratif : Tidak terjadwal, Break down unit
 Penyetingan ulang bagian-bagian serta fungsinya
 Penyetingan ulang parameter serta fungsinya
 Penggantian spare part / bagian-bagian alat
 Modifikasi spare part / bagian-bagian alat
 Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian alat
o Pemeliharaan Preventif : Terjadwal, Life time spare part
 Pemantauan bagian-bagian serta fungsinya
 Pemantauan setting parameter serta fungsinya dan hasil outputnya
 Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian alat
 Pembersihan / cleaning
 Kegiatan perbaikan / repaire
 Perencanaan pengadaan spare part / disposible acsessoris
 Perencanaan kegiatan kalibrasi
 Perencanaan kegiatan KSO dan kontrak servis
Analisis:
Kegiatan-kegiatan ini adalah kegiatan yang rutin dilakukan di IPSRS. Semuanya berjalan
baik dan optimal. Namun, pada bagian penyimpanan data-data masih perlu mengalami
pembenahan, karena belum lengkap data-data terkait IPSRS.

3.2 Spesifikasi SDM dan Jumlahnya


3.2.1 Jumlah Pegawai dan Peranannya
Keadaan sumber daya manusia, dalam hal ini staf, di IPSRS RS UNHAS dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Staf Instalasi IPSRS berdasarkan Tugas atau Peranannya RS UNHAS Tahun 2011

Tugas dan
No Status Pendidikan Jumlah
Peranannnya

1 Koordinator IPSRS CPNS S1 1

1 Kontrak, 1 S1 (1)
2 Logistik CPNS, 2 4
Magang D3 (3)

1 CPNS, 1 S1 (1)
3 Teknisi Alkes 2
Kontrak D3 (1)

Teknisi
4 Kontrak D3 1
Telekomunikasi
1 Kontrak, 5 S1 (1)
5 Mekanikal 6
Magang D3 (5)

1 CPNS, 3 S1 (3)
6 Elektrikal 4
Kontrak D3 (1)

1 CPNS, 1 S1 (1)
7 Pemelihara gedung 2
Magang D3 (1)

Sumber: Data Sekunder RS. Unhas, 2011


Analisis:

Dari tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan D3 lebih banyak
daripada yang latarbelaang S1. Menurut penulis, hal ini cukup baik, karena pada IPSRS lebih
kepada permasalahan teknis, bukan konsep, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah lulusan D3.
Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena masih baru
dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu, para staf juga belum
terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah SDM.

3.2.2 Waktu Kerja


Shift kerja di IPSRS terbagi dua, yaitu :
 Pegawai : 08.00-16.00
 Magang : 07.30-14.00, 14.00-21.00, 21.00-07.30
Dari segi kedisiplinan, semua para staf dan teknisi biasanya masuk tepat waktu sesuai
jadwal shiftnya.

3.3. Kinerja Kegiatan


3.3.1 Indikator
Kinerja staf instalasi IPSRS dapat dilihat dari indikator berikut:
 Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat (≤ 80%)
 Ketepatan waktu pemeliharaan alat (100%)
 Kedisiplinan (berdasarkan shift)
3.3.2 Hasil Observasi dan Analisis
Dari hasil residensi I didapatkan bahwa kecepatan waktu teknisi menanggapi kerusakan
alat adalah sekitar 10-15 menit. Sedangkan ketepatan waktu pemeliharaan alat tergantung pada
jenis kerusakan dan alat apa yang diperlukan. Jika alat yang diperlukan tidak ada di Makassar,
maka dibutuhkan waktu sampai berbulan-bulan. Selain itu, kemampuan dan pengalaman teknisi
dalam menangani kerusakan alat juga berpengaruh pada ketepatan waktu pemeliharaan alat.
Penanganan kalibrasi alat kesehatan biasanya dilakukan dengan pengajuan proposal yang
berisi tentang alat apa yang akan dikalibrasi dan berapa dana yang dibutuhkan. Untuk
kedisiplinan, rata-rata semua staf datang dan pulang tepat waktu.

3.4 Deskripsi Fisik dan Bangunan IPSRS

3.4.1 Letak Instalasi IPSRS


Lokasi ruangan IPSRS sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pelayanan
yang dilakukan oleh unit terkait lainnya.
Ruangan IPSRS terbagi atas 3, yang terletak di lantai 1, lantai 2, dan lantai 3. Ruangan
lantai 1 berfungsi sebagai ruang panel atau bengkel para teknisi memelihara dan memperbaiki
peralatan yang ada di rumah sakit. Ruangan lantai 2 berfungsi sebagai ruang
Administrasiinistrasi. Sedangkan di lantai 3 berfungsi sebagai tempat perencanaan.

Analisis:
Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan dan
memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana prasarana rumah
sakit.

3.4.2 Denah Ruangan Instalasi IPSRS


Ruangan pada instalasi pemeliharaan sarana Rumah sakit ini sudah memenuhi standar.

3.4.3 Kondisi Fisik dan Bangunan


Standar keadaan fisik dan lingkungan rumah sakit diatur dalam Kepmenkes No. 1204
Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
A. Ruang Bangunan
Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004, instalasi
IPSRS termasuk zona dengan risiko rendah. Adapun standar bangunan ruangan yang sesuai
adalah sebagai berikut:
1. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang
2. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan
pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.
3. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah
dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.
4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela
minimal 1,00 meter dari lantai.
5. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi
alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan
penghawaan mekanis (exhauster).
6. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di RS
UNHAS telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan berisiko
tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain.

B. Kualitas Udara, Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan Kebisingan


Kualitas udara ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004 adalah tidak
berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu (particulate matter) berdiameter
kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3,
dan tidak mengandung debu asbes. Selain itu, konsentrasi maksimum indeks angka kumannya
harus sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3).
Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan suhu 21-26 °C,
tekanan udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA dengan waktu pemaparan 8
jam.

Analisis:
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu,
tekanan udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi standar,
sehingga berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.

3.4.4 Sarana dan Prasarana Instalasi IPSRS

Di bawah ini merupakan daftar inventaris sarana dan prasarana IPSRS :

Tabel 3.2
Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHAS
Tahun 2011

KETERANGAN
NO NAMA BARANG
JUMLAH BAIK RUSAK
1 Tool Cabinet 1 unit 

2 Y- Type Audio Adapter 1 unit


3 Jet Pum Washing AC 1 unit


4 Regulator Manifold 1 unit
Sesuai 
5 Kabel NYY 3x 1.5 mm
keb.
Outlet Stop kontak data Sesuai 
6 keb.
Clipsal
Sesuai 
7 Sambungan T stop kontak keb.

Sesuai 
8 Lasdop Kabel keb.

Sesuai 
9 Klem Kabel keb.

Sesuai 
10 Kabel UTP keb.

Sesuai 
11 RJ 45 keb.

Sesuai 
12 Kabel NYW 3X1.5 mm keb.

Sesuai 
13 Stop Orde OB Clipsal keb.

Sesuai 
14 Dos OB clipsal keb.

Sesuai 
15 Stoker urde utc keb.

Sesuai 
16 Terminal Stop Kontak 6 keb.

Sesuai 
17 Terminal Stop Kontak 4 keb.


18 OHM Sakar 1 buah


19 Working Table knock Down 1 buah

Digital Multimeter Auto 


20 1 buah
Ringing

21 Splitter 2 buah

22 Hammer stoning 1 buah


23 Screwdriver full set 1 buah


24 Electrical tape 5 buah


25 Wrench ballpoint 1 buah


26 Flash Light Led (Senter) 1 buah


27 Kanebo 1 buah


28 Changeover Switch 1 buah

Sumber: Data Sekunder, 2011


Analisis:
Sarana dan prasarana yang ada masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan, sehingga
dapat memperlancar kegiatan di instalasi pemeliharaan sarana RS UNHAS.

3.5 Kebijakan Instalasi IPSRS

 Prosedur Maintance
 Ka.IPSRS membuat program maintenance acuan dan dijadikan pedoman petunjuk teknis dalam
penyusunan program kerja maintenance
 Masing-masing Kordinator peralatan IPSRS membuat teknis pelaksanaan untuk program
maintenance peralatan yang di bawahinya.
 Teknisi pelaksana melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah dibuat untuk setiap
jenis peralatan atau ruangan
 Jika dalam pelaksanaan maintenance diperlukan perbaiakan maka dilakukan prosedur perbaikan,
sedangkan jika tidak diperlukan perbaikan maka teknisi mengkonfirmasikan ke user/pemakai alat
lalu teknisi mencatat dalam buku laporan.

 Prosedur Perbaikan
 Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via telepon
ditembuskan ke Ka.IPSRS
 Ka.IPSRS nenelaah dan memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau
non-medik
 Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan barang lalu memberi mandat kepada
teknisi pelaksana untuk mengecek dan memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user
 Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka alat langsung
diperbaiki
 Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu
dipasang di alat.
 Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik
IPSRS membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator
peralatan menandatangani daftar kebutuhan tersebut.
 Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan ke user dan
dicatat dalam buku kegiatan
 Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik dikarenakan
tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik stau rusak berat,maka
alat tersebut di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau dihapuskan.

 Prosedur Penghapusan
 Kordinator peralatan IPSRS menelaah tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi
pelaksana
 Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS memerintahkan
Kordinator Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar barang yang mau di hapus.
 Ka. IPSRS dan Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau
dihapus tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat
Umum dan Operasional.
Analisis:

Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih
dalam tahap proses pembuatan kebijakan GCI secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai