Anda di halaman 1dari 24

Klasifikasi Industri

10:43 AM Posted by DAUD SAJO

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri
berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat
perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam
industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau
pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau
jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut,
semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin
beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang
akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan
menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,
angkutan, dan pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan
industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri
industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri
batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.
Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki
keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri
besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih
melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri
mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau
digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan
dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan
benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat
dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa
layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri
angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil
kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh,
dan industri makanan.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil
pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak
bumi), dan industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan
meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang
didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon
(dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan
amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya
bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri
pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri
yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja,
karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja.
Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.
Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.
Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan


Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh
dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri
kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari
penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri
pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi,
dan industri kertas.

9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri
meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal
dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri
pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal,
tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara
pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,
pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana,
dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan
industri makanan ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi
cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan
lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri
sepatu, dan industri mainan anak-anak.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih
dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya
berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri
otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri


berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai
berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang
tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah
sebagai berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-
mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah
sebagai berikut:

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan
mesin pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan
motor grader.

3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.

4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan
bermotor.

8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan
industri tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang


kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi,
dan radio.

3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan
kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi
sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri
alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),
wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum
geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan,
wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

Kategori:Klasifikasi Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Klasifikasi Industri Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi
manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-
beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan
makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau
pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal,
atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka
semakin beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan
menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan,
angkutan, dan pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu,
dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri
batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.
Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki
keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri
besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih
melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri
mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:


a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau
digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan
dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan
benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat
dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa
jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:
industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil
kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri
teh, dan industri makanan.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil
pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak
bumi), dan industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan
meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang
didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon
(dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan
amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya
bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri
pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri
yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana
saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di
mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.
Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.
Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh
dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri
kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari
penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri
pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi,
dan industri kertas.

9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri
meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal
dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri
pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal, tenaga
kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya,
industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi
sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya
masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri
kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi
cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan
lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri
sepatu, dan industri mainan anak-anak.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih
dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil,
pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri


berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang
tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD
adalah sebagai berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin
berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai
berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan
mesin pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan
motor grader.

3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.

4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.

8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan
industri tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.

c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang


kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi,
dan radio.

3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan
kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi
sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri
alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
e. Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),
wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum
geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan,
wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

Saat ini, tidak terdapat halaman ataupun media dalam kategori ini.

Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Ekonomi

Ekonomi menurut kawasan

Kategori umum

Ekonomi mikro · Ekonomi makro


Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi · Pendekatan heterodoks
Bidang dan subbidang

Behavioral · Budaya · Evolusi


Pertumbuhan · Pengembangan · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan · Buruh · Manajerial
Bisnis Informasi · Informasi · Game theory
Organisasi Industri · Hukum
Pertanian · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Kota · Pedesaan · Kawasan
Peta ekonomi
Teknik

Matematika · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional
Daftar

Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom
Ideologi ekonomi

Perekonomian: Konsep dan Sejarah

Portal Bisnis dan ekonomi

Kotak ini:

 lihat
 bicara
 sunting

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa
Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan
bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya,
dan politik.

Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.

Industri barang

Industri barang merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian,
sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obatobatan.

Industri jasa

Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa.
Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran.
Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan
pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya
asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.

Daftar isi

 1 Sejarah
 2 Deskripsi
 3 Industri Manufaktur dan Jasa
 4 Perbedaan Dasar Industri Manufaktur dan Industri Jasa
 5 Industri dan Prinsip Ekonomi
 6 Industri dan kebutuhan barang
 7 Cabang-cabang industri
 8 Klasifikasi
o 8.1 Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
o 8.2 Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku
o 8.3 Jenis industri berdasarkan modal
o 8.4 Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
o 8.5 Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
o 8.6 Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi
o 8.7 Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan
 9 Lihat pula
 10 Referensi
 11 Lihat pula

Sejarah

Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-
pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu, dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal
menetap, membangun rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun serta
beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil
bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang
sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang, dan juru
timbul sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah
berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk
menjadi pengrajin, dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk
menjaga mutu hasil kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda
(perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).

Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua
hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang
selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang secara besar-besaran,
dan massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil
(Lille, dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik
mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.

Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara
massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan
upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan
ragam industri.

Deskripsi

Kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahan jadi. Padahal
pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini meliputi semua kegiatan manusia dalam
suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa
Francis kuno yaitu "industrie" yang berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari
bahasa latin yaitu "Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang menggunakan
keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang (manufaktur) tetapi
juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam bentuk jasa seperti misalnya
perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman barang dan sebagainya.

Suatu Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu
pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi, material, energi,
modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi dengan tujuan
menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman yang siap digunakan oleh
masyarakat umum maupun dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang
lainnya. Pabrik identik dengan pengolahan bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam
bentuk barang.

Industri jasa adalah (Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktifitas industri yang lain serta
dapat juga memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat (kosumen). Industri jenis
ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu gedung (perkantoran).

Industri Manufaktur dan Jasa

Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus yang berarti
manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur artinya mengerjakan
dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan dengan tangan. Pengertian
manufaktur sekarang adalah proses pembuatan produk dengan bantuan mesin dan
pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh, tetapi tetap melalui pengawasan
secara manual. Contoh industri Manufaktur, yaitu : Industri semen, obat-obatan, otomotif,
elektronika, pakaian, makanan & minuman, tekstil, sepatu, barang keperluan rumah tangga,
dan lain lain.

Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain maupun
langsung memberikan pelayanan/jasa kepada konsumen. Contoh Industri Jasa, yaitu:
Asuransi, Bursa efek, Perbankan, Transportasi, Pendidikan, Perdagangan, Perawatan
kesehatan, Telekomunikasi, dan lain lain.

Perbedaan Dasar Industri Manufaktur dan Industri Jasa

Perbedaan dasar antara kedua jenis industri tersebut, seperti berikut:

 Industri manufaktur memiliki kemungkinan yang kecil dalam hal kontak langsung dengan
konsumen karena aktifitas industri tersebut lebih banyak dilakukan dalam suatu pabrik
sedangkan industri jasa memiliki pegawai khusus yang bertugas untuk melayani para
konsumen.
 Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
sehingga dapat digunakan oleh para konsumen dan masyarakat umum, sedangkan industri
jasa yang menyediakan pelayanan jasa kepada konsumen yang membutuhkan.
 Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik (memiliki wujud)
sedangkan industri jasa tidak berwujud.
 Hasil keluaran (produk) dari industri manufaktur dapat disimpan dengan jangka waktu
tertentu sedangkan hasil dari industri jasa hanya dapat dinikmati.
 Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan dengan industri
jasa.

Industri dan Prinsip Ekonomi

Pengertian prinsip ekonomi adalah panduan dalam kegiatan ekonomi untuk mencapai
perbandingan rasional antara pengobanan yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. atau
Prinsip ekonomi dapat juga diartikan pengorabanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil
tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.

Ekonomi merupakan sebagian ilmu sosial yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi mengenai barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani dari kata
oikos yang berarti keluarga, rumah, tangga. dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum.

Prinsip Ekonomi memberi kita keuntungan yang pertama adalah dapat memaksimalkan
keuntungan dimana mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, keuntungan kedua adalah
meminimalkan kerugian dimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Prinsip ekonomi
berlaku dalam tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.

Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi

Dalam kegiatan produksi adalah dasar dalam menghasilkan barang dan jasa sebanyak-
banyaknya dengan biaya produksi dan pengorbanan tertentu. Contoh Penerapannya - Contoh-
contoh penerapan prinsip ekonomi pada kegiatan produksi

 Mendirikan tempat usaha dekat dengan bahan baku, tenaga kerja atau daerah pemasaran
 Menggunakan tenaga kerja yang terampil
 Memakai bahan baku yang berkualitas terbaik, namun dengan harga paling murah
 Memakai sumber daya misalnya modal, tenaga kerja, dan waktu seefisien mungkin.
 Memakai mesin modern dengan produktivitas yang tinggi namun dengan biaya yang rendah
 Menentukan harga jual yang menguntungkan
 Menentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan

Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

Dalam kegiatan distribusi adalah penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Contoh Penerapan - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi berdasarkan kegiatan
distribusi

 Meningkatkan kualitas pelayanan


 Penyaluran barang yang tepat waktu
 Memakai sarana distribusi yang dengan harga murah
 Membeli barang dari produsen secara langsung
 Menyediakan barang dan jasa yang populer bagi konsumen
 Membeli barang di produsen yang tepat
 Menentukan lokasi perusahaan yang berada diantara produsen dan konsumen
Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi

Dalam kegiatan konsumsi adalah upaya dalam memperoleh kepuasaan sebesar-besarnya dari
sautu barang atau jasa dengan pengorbanan dan penggunaan anggaran tertentu. Contoh
Penerapan - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi berdasarkan kegiatan konsumsi

 Membeli barang yang berkualiatas


 Membeli barang dengan harga terjangkau atau murah
 Membuat daftar barang yang dibutuhkan
 Memilih barang sebelum membelinya
 Mengadakan tawar menawar sebelum membeli barang
 Mampu mengendalikan pengeluaran dengan memperhatikan pendapatan kita

Tujuan Prinsip Ekonomi

Tujuan Prinsip Ekonomi - Tujuan melakukan tindakan menurut prinsip ekonomi adalah
sebagai berikut

 Mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin


 Memperkecil adanya kerugian akibat dari kesalahn-kesalahan tertentu
 Mencegah terjadinya konsumsi yang boros
 Mempergunakan kemampuan dan modal yang dimiliki

Ciri-Ciri Orang Yang Menerapkan Prinsip Ekonomi

 Bertindak rasional, artinya seseorang yang melakukan kegiatan atau tindakan selalu dengan
akan yang sehat bukan berdasarkan dari emosi dan hawa nafsu
 Bertindak ekonomis, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dengan segala
perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang
 Bertindak hemat, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dapat menghindari
pemborosan dengan membeli kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan
 Membuat skala prioritas, artinya seseorang memenuhi kebutuhan dengan membuat urutan
kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dari yang mendesak sampai yang dapat
ditunda-tunda
 Bertindak dengan memakai prinsip cos and benefit, artinya seseorang dalam melakukan
kegiatan selalu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima dari
kegiatna yang dilakukannya.

Industri dan kebutuhan barang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri
merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung
maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih
bagi masyarakat.

Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi
tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.

Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada
dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,
tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor
tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan
keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai himpunan perusahaan-


perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis
industrinya. Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dan
sebagainya

Cabang-cabang industri

Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:

 Makanan, dan minuman


 Tembakau
 Tekstil
 Pakaian jadi
 Kulit, dan barang dari kulit
 Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
 Kertas, dan barang dari kertas
 Penerbitan, percetakan, dan reproduksi
 Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
 Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia
 Karet, dan barang-barang dari plastik
 Barang galian bukan logam
 Logam dasar
 Barang-barang dari logam, dan peralatannya
 Mesin, dan perlengkapannya
 Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data
 Mesin listrik lainnya, dan perlengkapannya
 Radio, televisi, dan peralatan komunikasi
 Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam
 Kendaraan bermotor
 Alat angkutan lainnya
 Furniture, dan industri pengolahan lainnya

Klasifikasi
Lihat pula: Kategori:Klasifikasi Industri

Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri
dibedakan menjadi:[1]

1. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor,
tekstil, dll
3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan lain-lain.

Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku

1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan
lain lain.
2. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam
sekitar.
3. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual
kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.

Jenis industri berdasarkan modal

1. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar
untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

1. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah
antara 1-4 orang.
2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19
orang.
3. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga
kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100
orang atau lebih.

Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi

1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu
industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan
mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar
akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented
industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena
bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif,
dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry),
yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas
atau memotong biaya transportasi yang besar.
4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan tidak
terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan
baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya :
Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.

Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi

1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya : Industri kayu lais, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen,
misalnya: Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.

Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan

Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer (ekstraktif),
sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis menambahkan sektor kuarterner
(pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur, dan penelitian). Seiring berjalannya waktu,
perpecahan industri masyarakat pada masing-masing sektor mengalami perubahan.

1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan
langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah
sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang
sutra, komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya.
3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh
seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
4. Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian pengetahuan, dan teknologi
serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan
pengacara.
5. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor kuarterner yang
meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat atau ekonomi. Sektor ini
meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan,
universitas, non-profit, kesehatan, kultur, dan media.

Pengertian Industri

Istilah industri berasal dari bahasa Latin yaitu “industria ”, yang berarti buruh atau tenaga
kerja.
Beberapa istilah industri:

a. Industrious yang artinya kerja keras.


b. Di Perancis digunakan kata industrie yang artinya semua kegiatan pengolahan dan
memproduksi barang kebutuhan.
c. Di Amerika Serikat industri diartikan sebagai sekelompok kegiatan yang mengusahakan
benda-benda ekonomi dan penggunaannya.
d. Di Indonesia definisi industri didasarkan pada undang-undang yang mengatur tentang
industri.

Adapun pengertian industri berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1984 adalah :


“kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang-bangun dan perekayasaan industri”.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai definisi industri, perhatikan istilah-istilah berikut ini.

 Kegiatan ekonomi yaitu aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
hidup bertujuan menghasilkan barang atau jasa.
 Bahan mentah yaitu semua bahan yang didapat dari sumberdaya alam atau yang diperoleh
dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Contoh: kapas, bijihbesi, kapur, dan
kayu.
 Bahan baku industri yaitu bahan mentah yang diolah atau tidak diolah serta dapat
dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Contoh: benang untuk industri tekstil.
 Barang setengah jadi yaitu bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau
beberapa tahap proses industri yang dapat diolah lebih lanjut menjadi barang jadi. Contoh:
kain dibuat industri pakaian.
 Barang jadi yaitu barang hasil industri yang sudah siap pakai se-bagai alat produksi. Contoh:
industri pakaian menghasilkan pakaian jadi.
 Kegiatan rancang-bangun yaitu kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan
pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan ataubagian-bagiannya.
Perekayasaan industri yaitu kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan atau
pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.

Perkembangan Industri

Perkembangan industri antara negara yang satu dengan negara yang lain berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut.

1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).


2. Perkembangan ekonomi.

Jika kita mengacu pada dua faktor di atas, Indonesia masih belum dapat dikategorikan sebagai
negara industri. Pada saat ini, Kawasan Asia yang dapat dikategorikan sebagai negara industri
maju yaitu: Jepang, KRC, Tai¬wan, Korea Selatan, danSingapura. Kelima negara tersebut
dijuluki Macan Asia.

Menurut Rostow, pertumbuhan dan perkembangan industri negara di dunia pada umumnya
terdiri dari 5 tahapan, yaitu, seperti di

1. Masyarakat traditional (the traditional society).


2. Prakondisi menuju tinggal landas (the preconditions for take off)
3. Masa tinggal landas (take off).
4. Menuju kearah kedewasaan (the drive to maturity).
5. Suatu masa masyarakat berkonsumsi tinggi (the age of high consumption).

Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dari kelima masyarakat yang dikemukakan oleh Rostow
di atas, perhatikanlah berikut ini.

1. Masyarakat Tradisional (the Traditional Society)


2. Prakondisi Menuju Tinggal Landas (the Preconditions for Take off)
3. Masa Tinggal Landas (Take off)
4. Masa Menuju ke Arah Kedewasaan (the Drive to Maturity)
5. Masa Masyarakat Berkonsumsi Tinggi (the Age of High Mass Consumption)

Klasifikasi Industri

Keanekaragaman jenis industri yang dihasilkan oleh tiap negara masing- masing berbeda.
Perbedaan hasil industri tersebut dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut.

 Ketersediaan bahan baku.


 Pangsa pasar.
 Jumlah tenaga kerja.
 Teknologi yang digunakan.
 Perkembangan ekonomi.

Sesuai keanekaragaman jenis industri, maka industri digolongkan menjadi beberapa kelompok.

a. Berdasarkan terdapatnya bahan-baku

1. Industri ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya langsung diambil dari alam seperti
pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan.
2. Industri nonekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diambil dari tempat lain atau dari
industri lain. Industri nonekstraktif dibedakan atas tiga jenis, yaitu :
o Industri reproduksi
o Industri manufaktur
o Industri fasilitatif

b. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya

 Industri besar, jumlah tenaga keija > 100 orang.


 Industri sedang, jumlah tenaga keija 20- 99 orang.
 Industri kecil, jumlah tenaga keija 5-19 orang.
 Industri rumah tangga, jumlah tenaga keija 1-4 orang.

c. Berdasarkan departemen perindustrian

 Kelompok industri kimia dasar. Coi industri kertas, pupuk, semen, dan ban.
 Kelompok industri mesin dan logam i Contoh: industri besi baja, mesin, dan; komunikasi.
 Kelompok aneka industri. Contoh: mak garmen, dan minuman.
 Kelompok industri kecil. Contoh: pe awetan daging, roti, dan minyak.

d. Berdasarkan produktivitas perorangan


 Industri primer yaitu industri yang me hasilkan barang tanpa pengolahan lebih lanjut.
Misalnya: anyaman, pengeringan ikan dan penggilingan padi.
 Industri sekunder yaitu industri yang men hasilkan barang-barang yang memerluk pengolahan
lebih lanjut. Misalnya: industri pemintalan benang dan elektronika.
 Industri tersier yaitu industri yang berger dalam bidang jasa. Misalnya: pariwisafc bank, travel,
dan perdagangan.

e. Berdasarkan bahan mentahnya

 Industri agraris, yaitu industri yang mengolah bahan mentah ha pertanian. Contoh: industri
minyak goreng, kopi, teh, dan gula.
 Industri nonagraris, yaitu industri yang mengolah bahan mentah | dari hasil tambang.
Contoh: industri semen, besi, dan baja.

f. Berdasarkan tahapan proses produksinya

 Industri hulu, yaitu industri yang tahap produksinya mengolah | bahan mentah atau bahan
baku menjadi barang setengah jadi. Contoh: industri kayu olahan, baja batangan, plat seng,
lembaran karet, dan lain-lain.
 Industri hilir, yaitu industri yang tahapan produksinya mengolah barang setengah jadi
menjadi bahan jadi (siap pakai). Contoh: industri garmen, sepatu, dan kendaraan.

g. Berdasarkan hasil produksinya

 Industri berat adalah industri yang menghasilkan mesin-mesin dan alat-alat produksi. Contoh:
industri alat berat, mesin, alat
transportasi.
 Industri ringan adalah industri yang menghasilkan barang jadi yang langsung dipakai
masyarakat. Contoh: industri makanan, minuman, obat-obatan, dan lain-lain.

h. Berdasarkan kemajemukan industri

 Industri besar (big industries) adalah industri yang kegiatannya dalam skala besar dengan
kegiatan dan pengaturan yang majemuk. Ciri-cirinya:
o modalnya besar
o menggunakan mesin-mesin modern
o jumlah tenaga kerja banyak
o menempati lahan yang luas
 Industri kecil (small industries) adalah kegiatan industri yang berskala kecil. Ciri-cirinya:
o modalnya kecil
o peralatannya sederhana
o jumlah tenaga kerja sedikit

i. Berdasarkan daya tampung tenaga kerja

 Industri padat karya(labour intersive) adalah industri yang dalam kegiatannya membutuhkan
ternaga kerja dalam jumlah banyak. Contohnya industri garmen dna elektronika.
 Industri padat modal (Capital intersive) adalah industri yang dalam kegiatannya lebih banyak
menggunakan modal baik berupa uang maupun mesin-mesin modern.

j. Berdasarkan asal modal


 Industri nasioanal atau PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah industri yang seluruh
modalnya berasal dari dalam negeri.
 Industri swasta nasional adalah industri yang modalnya berasal dari pengusaha nasional.
 Industri asing adalah industri yang modalnya ebrasal dari pengusaha asing, berdasrkan
kebijakan pemerintah.
 Industri bersama, dikenal dengan istilah join venture industry adalah industri yang modalnya
hasil kerja sama antar pengusaha swasta nasional atau modla pemerintah dengan modal dari
negara lain.

Sekian materi yang diberikan seputar Pengertian Industri, Perkembangan dan Klasifikasi
Industri dengan Penjelasan Terlengkap, semoga dapat membantu dan menambah wawasan
para pembaca khusus nya dalam pelajaran Geografi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai
bertemu dipostingan selanjutnya…

Anda mungkin juga menyukai