daerah dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan bentuk dan
rasa aslinya, serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Makanan khas daerah
yang dimodifikasi tersebut bukan karena makanan tersebut buruk, namun agar makanan
lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Pada era global seperti saat ini sebagian
masyarakat lebih menyukai makanan impor daripada makanan lokal. Dengan adanya
modifikasi diharapkan makanan khas daerah dapat bersaing.
Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang melimpah, dari sabang sampai merauke
memiliki keragaman hasil bumi yang begitu luar biasa. Dengan banyaknya makanan khas dari
berbagai daerah di Indonesia, tentu saja merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Untuk
dapat menikmati makanan sebuah masakan atau makanan khas sebuah wilayah tentu saja
tidak harus ke tempat asal makanan tersebut, karena saat ini sudah banyak warung atau
rumah makan yang menjual masakan khas suatu daerah.
Modifikasi dapat dilakukan terhadap bahan baku, proses dan tampilan produk akhir.
Modifikasi bahan dapat dilakukan untuk menghasilkan cita rasa dan aroma yang baru atau
untuk pemanfaatan bahan baku yang ada di daerah sekitar. Modifikasi proses dapat dilakukan
untuk menghasilkan tekstur pangan yang berbeda dan untuk meningkatkan keawetan serta
higine dari produk.
Modifikasi tampilan dapat dilakukan dengan pembentukan pangan, penambahan hiasan, dan
pengemasan. Berikut ini beberapa contoh modifikasi makanan khas daerah.
Nama Jenis
No. Jenis Modifikasi
Makanan Makanan/Minuman
➤ Dadih
➤ Ikan Asin
➤ Rendang
➤ Sate Srepeh
2. Produk Makanan Khas Daerah Nabati
➤ Papeda
➤ Kripik Buah
➤ Negasari
7. Aspek Keuangan
Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap, dan tidak tetap (variabel).
Beberapa aspek keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang
dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Biaya Tidak tetap (Variabel)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya
tidak tetap, dapat berubah sesuai jumlah produksinya. Contoh : biaya bahan baku, bahan
pembantu, dan bahan kemasan.
c. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun
jumlah produksinya. Contoh : biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya.
d. Total biaya
Tota biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.
e. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika dijual dengan harga
tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi.
f. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk. Harga
jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen.
g. Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan,
sebelum dipotong total biaya.
h. Pendapatan Bersih (Laba)
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan,
setelah dipotong total biaya.
8. Aspek Pemasaran
a. Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, pengenalan produk kepada teman teman dekat,
teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk
agar mereka bisa mencicipi asinan buah buatan kamu supaya mereka tertarik membeli.
b. Bila produk mulai dapat diterima dan banyak penggemar, lalu merambah pasar baru
dengan menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah.
c. Manfaatkanlah teknologi internet dan jejaring sosial untuk memperluas pemasaran.
d. Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya.
Mengingat pesatnya perkembangan hubungan global antar negera, pastinya Indonesia perlu
identitas budaya khususnya kuliner. Dengan penentuan makanan tradisional sebagai ikon
nasional memudahkan promosi ke pasar global. Kuliner lokal jadi mudah dikenali di antara
beragam kuliner dunia.
Untuk menentukan makanan daerah yang pantas jadi ikon nasional tentulah bukan pekerjaan
mudah. Untuk itu Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk kelompok kerja
yang bertugas membuat inventaris hidangan tradisional Indonesia.
Setelah didapatkan 70 hidangan tradisional yang dianggap pantas jadi ikon, barulah diadakan
uji rasa dan penyaringan kembali. Adapaun kriteria pemilihannya antara lain, kemudahan
mendapatkan bahan, dikenal secara luas oleh masyarakat dan ada pelaku profesional yang
membuatnya selain ibu rumahtangga.
Dari 30 ikon kuliner yang terpilih ini diujirasa sehingga memiliki resep yang baku dan bisa
dibuat di mana saja. Terdiri dari makanan pembuka, utama dan dessert. Dari 30 ikon ini
diharapkan bisa disusun set menu a la Barat dan bsia disajikan dalam jamuan negara atau
acara istimewa di dalam dan luar negeri.
Berikut ini daftar 30 ikon kuliner tradisional Indonesia yang telah ditetapkan oleh
Kemenparekraf Jum'at (14/12):
Namun sekarang ini masyarakat sudah mulai meninggalkan pembungkus makanan yang
berbahan alami seperti daun pisang, karena masyarakat di era modern ini bersifat instant
sehingga memerlukan pembungkus yang praktis sebagai pilihannya. Saat ini sudah banyak
sekali jenis kemasan yang beragam macam beredar di masyarakat murah hingga mahal,
kualitas biasa hingga bagus, dan beragama bentuk dan warna. Jika kita lihat kemasan memiliki
fungsi sebagai pembungkus makanan, bahan makanan, hingga barang- barang kebutuhan kita
lainnya.
1. Plastik mika, gelas plastik, plastik es yang biasanya saat ini digunakan sebagai pembungkus
makanan, hingga bahan makanan baik panas maupun dingin. Seperti bakso, sup, ketupat
sayur, soto, es campur, jus buah, cendol, dan sebagainya.
2. Styrofoam putih dengan berbagai bentuk dan ukuran ada yang persegi panjang, hingga
persegi, biasanya pada jenis kemasan ini lebih sering digunakan oleh rumah makan kecil,
hingga restauran dalam menggunakan pembungkus sebagai kemasan makanan seperti
nasi goreng, martabak, dan sebagainya. Keunggulan dari jenis pembungkus ini ialah selain
wadahnya yang dapat menahan agar suhu panas tetap terjaga sehingga membuat
makanan tetap hangat, selain itu keunggulannya juga anti tumpah dan bocor dan juga
membuat makanan tetap terjaga posisinya atau kuat dipegang.
3. Kertas, saat ini banyak sekali jenis-jenis kertas yang beredar dan tercipta di masyarakat
seperti kertas kue, kotak kue dengan berbagai bentuk yang unik dan lucu. Bahkan untuk
pembungkus kue saja saat ini ada yang berbentuk wajah karakter tokoh kartun seperti
minion, bernard, spongebob, hingga karakter lainnya karena saat ini kemajuan teknologi
sangat berperan penuh dalam pengembangan pembungkus kertas sebagai
pembungkus makanan. sebagai contoh juga saat ini sedang banyak digunakan kertas kue
tidak hanya digunakan untuk pembungkus gorengan tetapi lebih banyak digunakan
sebagai penahan bentuk kue saat di oven sehingga anti lengket pada loyang tersebut.
Itulah beberapa jenis pembungkus makanan yang saat ini sedangkan banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia, baik untuk digunakan sendiri di rumah, maupun untuk memproduksi
dan menjual hasil produk mereka ke masyarakat luas. Perlu menjadi sebuah pertimbangan
untuk kita bahwa dalam memilih kemasan makanan yang paling kita butuhkan ialah ketelitian
dan kepedulian dalam memilih kemasan tersebut dengan memperhatikan unsur kesehatan
bahannya.