LIBER PRIMUS
a group exhibition
LIBER PRIMUS
P ada tahun 2012, terjadi sebuah
fenomena
2012, teka-teki Cicada 3301 berlanjut
setiap tahun hingga 2014 pada tanggal
yang memancing perbincangan para internet yang sama.
aficionados. Seseorang atau kelompok (atau
mungkin organisasi tertentu?) menuliskan pesan Pada tahun 2016, sebuah petunjuk ataupun
misterius dalam laman sebuah website berbasis teka-teki baru diduga muncul melalui media
imageboard, 4chan. Dibagikan pada tanggal 5 Twitter, namun satu tahun kemudian,
Bob Edrian Januari, pesan tersebut berbunyi: tepatnya pada April 2017, muncul sebuah
pesan bertuliskan:
Hello. We are looking for highly intelligent
individuals. To find them we have devised Beware false paths. Always
a test. verify PGP signature from
7A35090F
There is a message hidden in this image.
Pesan tersebut dapat dimaknai bahwa teka-
Find it, and it will lead you on the road to teki apapun yang muncul pasca tahun 2014
finding us. We look forward to meeting the dengan nama Cicada 3301 merupakan teka-
few that will make it all the way through. teki yang tidak valid. Teka-teki Cicada 3301
disebut-sebut sebagai teka-teki paling
Good Luck. misterius dan kompleks dalam era internet.
Sejak pesan terakhir di tahun 2017,
keberadaan Cicada 3301 dan maksud dari
3301 teka-tekinya masih menjadi misteri di dunia
maya. Teka-teki terakhir pada tahun 2014
Menggunakan nama Cicada 3301, pesan tersebut berujung pada belum terpecahkannya sebuah
diduga merupakan sebuah upaya perekrutan buku sastra berba-hasa Latin yang berjudul
yang dilakukan oleh organisasi misterius. Melalui Liber Primus.
rangkaian kalimat, gambar, dan rekaman audio
yang berkaitan dengan referensi budaya pop,
literatur, hingga musik klasik, teka-teki Cicada Latar Belakang “Buku Pertama”
3301 menuntut pengetahuan dan kemampuan
memecahkan kode-kode tertentu bagi siapapun Dalam Bahasa Indonesia, Liber Primus
yang tertarik untuk menelusurinya. Cicada 3301 diterjemah-kan menjadi “Buku Pertama.”
terus menerus menaikkan tingkat kesulitan dalam Sebuah catatan ataupun petunjuk yang
rangkaian teka-tekinya. Lebih jauh lagi, beberapa mengawali rangkaian upaya pencarian. Tentang
petunjuk dalam teka-teki tersebut juga disebar di sesuatu yang memun-culkan ketertarikan,
dunia nyata melalui tempelan poster atau flyer keingintahuan, hingga bahkan kejenuhan dan
(bergambar serangga cicada atau jangkrik beserta keengganan. Memilih tajuk Liber Primus dalam
QR code) di beberapa negara, dari Polandia upaya menganalisis sebuah proyek artistik
hingga Australia (Hern 2014). merupakan salah satu cara untuk mem-buka
rangkaian kompleksitas ragam individu dan
Salah seorang pengguna internet yang berhasil kekaryaannya. Seniman-seniman yang berpar-
memecahkan teka-teki Cicada 3301 di tahun tisipasi dalam proyek Liber Primus merupakan
2012 menyebutkan bahwa organisasi tersebut individu-individu yang tumbuh dalam lingkup
mengajukan gagasan terkait kebebasan informasi kota yang sama, namun melahirkan gagasan-
dan akses daring, terjaganya data pribadi di inter- gagasan yang tidak sepenuhnya terikat pada
net, dan penolakan pada upaya-upaya penyen- karakteristik sebuah kota. Meskipun begitu, latar
soran. Setelah teka-teki tersebut dipecahkan, tidak belakang kota yang sama seringkali dijadikan
ada informasi terkait kelanjutan upaya perekrutan pemicu bagi pem-bacaan karakter kekaryaan
Cicada 3301, sebelum akhinya tepat satu tahun seorang seniman.
kemudian, teka-teki tersebut kembali muncul.
Kerumitan teka-teki yang dibagikan Cicada 3301 Fenomena menonjolkan identitas kota
tidak menghilangkan antusiasme para pemer- merupakan fenomena yang sudah terjadi,
hati dan pengguna internet yang tertarik pada setidaknya di Indonesia, sejak periode pasca
fenomena ini. Setelah teka-teki pertama berhasil kemerdekaan di sekitar tahun 1950-an.
diselesaikan oleh beberapa orang pada tahun Lahirnya dua institusi pen-didikan seni di dua
area berbeda di Pulau Jawa, Institut Seni
Indonesia (ISI, dahulu bernama ASRI, Akademi
4 LIBER PRIMUS Seni Rupa Indonesia) di Yogyakarta dan
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Teknologi Bandung (FSRD ITB, dahulu bernama Universita-ire Leergang voor de Opleidingvan Tekenlelaren) di Bandung, memicu
upaya-upaya pembacaan
LIBER PRIMUS 5
terkait kecenderungan estetik yang dimunculkan oleh Karakteristik Personal, Tempat, dan Ruang benar memperluas khazanah dan cara pandang, Perhelatan Liber Primus dapat dipahami sebagai
masing-masing institusi tersebut. Pembacaan- Fisik di Era Informasi sekaligus juga mempersempit jarak dunia? sebuah arena tempat berkumpulnya ragam indivi-du
pembacaan kecenderungan estetik akademi seni seniman yang menawarkan variasi pembacaan dan
rupa yang kemudian diperluas menjadi karak-teristik Dalam buku The Gutenberg Galaxy: The Making Pada tahun 2010, Eli Pariser mempopulerkan istilah pemahaman. Seperti halnya entitas Cicada 3301
eksplorasi artistik yang mewakili sebuah kota. Dalam of Typographic Man (1962) dan Understanding filter bubble yang kemudian ia publikasi-kan dalam yang hingga saat ini masih berupa dugaan-dugaan
tulisan kritik untuk pameran Akademi Seni Rupa Media (1964), Marshall McLuhan (1911-1980, bentuk buku dengan judul yang sama di tahun 2011. (apakah individu, kelompok, kolektif atau organisasi
Bandung pada tahun 1954 bertajuk Bandung seorang teoritikus media asal Kanada) berupaya Pariser mengungkapkan bahwa algoritma filter tertentu), gagasan besar perhelatan Liber Primus,
Mengabdi Laboratorium Barat (Ming-guan Siasat, 5 mengelaborasi satu istilah yang ia sebut sebagai bubble memungkinkan pengguna internet untuk meskipun dapat diidentifikasi sebagai hasil karya
Desember 1954), Trisno Sumardjo cenderung global village. Istilah ini mengacu pada perkem- mendapatkan ragam informasi yang disesuaikan sekelompok individu seniman, tidak bisa dengan
mengerucutkan lingkup kesenian kota Bandung ke bangan media dan teknologi informasi di masa dengan selera masing-masing indi-vidu. Ketika sederhana dimaknai sebagai sebuah pameran yang
dalam satu institusi seni (dalam hal ini FSRD ITB) depan yang memudahkan aktivitas komunikasi seorang pengguna internet mencari informasi dengan diikuti oleh seniman-seniman yang berasal dari
yang kemudian juga populer dengan sebutan serta mampu menghubungkan ragam individu di kata kunci tertentu, algoritma ini akan menyimpan wilayah atau kota yang sama. Karya-karya seni yang
mazhab Bandung atau Bandung School (istilah yang berbagai belahan dunia. Perkembangan tersebut dan merekam aktivitas pen-carian tersebut untuk ditampilkan merupakan teka-teki yang menjadi
digunakan kurator Jim Supangkat dalam bukunya berimplikasi pada berubahnya cara pandang kemudian diolah menjadi ajuan-ajuan informasi yang bagian dari Liber Primus.
Indonesian Modern Art and Beyond, tahun 1997). serta pemahaman individu terhadap ragam aspek ditawarkan kembali kepada pengguna tersebut.
Terdapat dua pameran lain di periode 1950-1960-an kehidupan seperti agama, sosial, politik, hingga Fenomena ini berpo-tensi ‘menjebak’ individu, atau
yang juga menggu-nakan identitas Bandung sebagai ekonomi. Isu-isu global seolah sangat dekat sang pengguna, untuk merasa nyaman berada di
tajuk pameran: 12 Pelukis Bandung (1958) dan dengan individu di berbagai belahan dunia yang lingkaran seler-anya sendiri. Kemungkinan terburuk
Sebelas Seniman Bandung (1966) (Gumilar 2013, 1). kemudian memunculkan kesan bahwa jarak antar dari hadirnya algoritma filter bubble adalah Daftar Pustaka
negara atau bahkan benua menjadi tidak terlalu menyempitnya cara pandang dunia dari seorang
signifikan. individu. Dalam ba-hasa Pariser, “A world Gumilar, Ganjar. 2013.
Fenomena lainnya terjadi pada pertengahan constructed from the familiar is a world in which “Kajian Pendekatan Kuratorial terhadap Pameran-
Teknologi internet saat ini sedikit banyak mem- there’s nothing to learn... (since there is) invisible pameran dengan Label Bandung Periode 2000-
periode 2000-an hingga memasuki tahun 2010-an
2012.” Jurnal Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.
(sebuah periode yang diidentifikasi sebagai benarkan ramalan McLuhan di periode 1960-an di autopropaganda, indoctrinating us with our own
http://www.senirupa.itb.ac.id/wp-content/upload/
periode ‘boom seni rupa Indonesia’ kedua) ketika atas. Bagaimana individu-individu di masa ideas.” (Pariser 2011, 22)
jurnal/jurnal-17008501.pdf.
muncul beragam perhelatan dengan penekanan sekarang dapat dengan mudah mengakses ragam
“Bandung” sebagai tajuk utama. Petisi Band-ung informasi melalui smartphone di genggaman mer- Apabila dikaitkan dengan ramalan Marshall McLu- Hern, Alex. 2014.
(edisi pertama pada 2005 dan edisi kedua pada eka. Isu globalisasi yang telah muncul setidaknya han terkait istilah global village, algoritma filter “Cicada 3301: I tried the hardest puzzle on the
tahun 2007, diselenggarakan di Langgeng Gallery, setelah tahun 1989 seolah menjadi kenyataan. bubble nampaknya bukan merupakan perkemban- internet and failed spectacularly.” Diakses pada 10
Magelang), Bandung Art Now (diseleng-garakan Manusia dengan teknologi internet bertransformasi gan teknologi yang memperpendek jarak dunia, Februari, 2019, pukul 23:50. https://www.theguard-
menjadi bagian dari masyarakat global yang tidak tetapi mempersempit jangkauan pemahaman ian.com/technology/2014/jan/10/cicada-3301-i-tried-
di Galeri Nasional Indonesia pada tahun 2009,
the-hardest-puzzle-on-the-internet-and-failed-
pameran ini merupakan kelanjutan sekaligus hanya bicara soal hal-hal yang dekat secara fisik, manusia. Bukankah teknologi tersebut justru ber-
spectacularly.
penutup dari perhelatan Petisi Bandung), tetapi juga dekat secara nalar melalui akses ke potensi menghasilkan individu-individu yang sibuk
Bandung Initiative (diselenggarakan di Jakarta dalam dunia maya. Lantas, ketika manusia telah dengan dunianya sendiri dan lebih buruk lagi, Pariser, Eli. 2011.
sebanyak 5 kali dalam rentang waktu 2008-2010, diterjang dan dirasuki oleh beragam isu global, melahirkan pemahaman dan pemikiran-pemikiran The Filter Bubble: What the Internet Is Hiding from
pameran ini diinisiasi oleh ArtSociates, Roemah apakah persoalan tempat dan ruang fisik menjadi yang sempit? Atau justru menjadi positif dengan You. London: Penguin Press.
Roepa, dan Vanessa Art Link), hingga Bandung tidak signifikan? menghasilkan ragam potensi individu melalui
New Emergence (pameran yang diinisiasi Selasar bangunan-bangunan karakteristik pemahaman
Sunaryo Art Space, Bandung, dan telah diseleng- Pada kenyataannya, menjadi global tidak selalu dan pemikiran yang semakin esoterik?
garakan sebanyak 6 edisi dalam rentang waktu berimplikasi pada meleburnya gagasan identitas dan
tahun 2006-2016). ruang fisik menjadi satu entitas dunia. Dalam Dalam kaitannya dengan perhelatan Liber Primus,
beberapa hal, mengakses dan berinteraksi dengan melalui terbukanya akses pada teknologi inter-net,
Fenomena yang terjadi di periode 1950-1960an globalisasi justru memunculkan pertanyaan serta apakah karakteristik individu seniman saat ini
seringkali dijadikan sebagai basis sejarah bagi keinginan untuk mencari kekhasan identitas dan latar dapat dikategorisasikan berdasarkan tempat dan
munculnya upaya-upaya penyelenggaraan pamer- belakang masing-masing individu. Manusia wilayah yang sama? Atau justru individu saat ini
an dengan identitas Bandung di periode pertenga- berlomba-lomba untuk menjadi entitas unik di tengah merupakan tempat lahirnya kategorisasi bagi
han 2000-an. Hal tersebut juga diperkaya dengan masyarakat yang secara umum mampu mengakses beragam isu yang dilontarkan ke dunia? Kota atau
agenda meningkatkan produktivitas eksplorasi ragam informasi yang sama. Pencar-ian identitas wilayah bukan lagi sesuatu yang berpotensi
artistik di kota Bandung yang dianggap mengala- dilakukan dengan terlebih dahulu menjelajahi dan mempengaruhi individu. Justru sebaliknya,
mi kemunduran di periode 1990-2000an. Kurang mengalami dunia. Pendek kata, tidak berbeda jauh individu yang menjadi pengaruh bagi
lebih satu dekade pasca terjadinya fenomena dengan upaya pencarian iden-titas di masa lalu berkembangnya karakteristik wilayah tertentu.
di atas, seberapa penting penggunaan sebelum hadirnya internet. Yang menjadi perbedaan Dalam hal ini, direp-resentasikan melalui
identitas Bandung dalam sebuah perhelatan hanyalah seberapa luas dunia yang dipahami di kompleksitas karya individu seniman.
seni rupa saat ini? masa lalu dan di masa kini. Namun, apakah teknologi
internet saat ini benar-
Radi Arwinda
Panakawan 9
flat bed print on acrylic
60 x 240 cm, 2019
Gang Millenium
plastic figurine, styrene sheet, epoxy clay, plastic figurine, styrene sheet, epoxy clay, vehicle plastic scale model,
acrlyic paint, plywood & enamel paint plywood, acrlyic paint, enamel paint & automotive paint
14 x 150 x 150 cm, 2019 30 x 122 x 60 cm, 2019
38 LIBER PRIMUS LIBER PRIMUS39
Zico Albaiquni
Primus Libretto Delle Misure
oil on canvas
90 x 70 cm, 2019
LIBER PRIMUS 43
• Nomination for NTU CCA Singapore Residency Pro- 2016 2011 • “The Alignment”, Artotel, Jakarta, Indonesia
gram, Singapore, Nominated by Grace Samboh (ID) • Lost and Found Place Space and Belonging, • Mamihlapinatapai. Valentine Willie Fine Art, • “Spektrum Hendra Gunawan”, Ciputra Artpreneur,
• Nomination for Future Art Generation, Ukraine, WTC Jakarta, Indonesia Kuala Lumpur, Jakarta, Indonesia
Nomi-nated by Grace Samboh (ID) and Form • AMP, ROH Projects with Silverlens Galleries Malaysia 2007 • “Pintas”, Thee Huis Gallery, Bandung, Indonesia
Content (UK) 2015 Manilla Philippines, Jakarta, Indonesia • Gambar Keni. Potluck, Bandung, Indonesia • “Manifesto 6.0 – Multipolar”, Indonesia National
• Winner of Bandung Contemporary Art Award 2015, • Constituent Concreteness, Mizuma Gallery, Gal-lery, Jakarta, Indonesia
Lawangwangi Gill-man Barracks, Singapore Selected Group Exhibitions • “Agenda”, De Tjolomadoe, Solo, Indonesia
• Artspace, Indonesia • Lines of Flight, Gallery Exit, Hong Kong 2018 • “The Village”, Purwokerto, Indonesia
• Top Honor of Indonesian Art Awards 2015, National 2015 • 10 Arts Installation by 10 Indonesian Prominent • “Special Art Project by CG Artspace”, Plaza Indonesia,
Gallery, Indonesia • Prudential Eye Zone, Art Science Museum, Artists, Art Jakarta, Jakarta, Jakarta,
Singapore Indonesia 2017 Indonesia 2017
• Prudential Eye Awards, Art Science Museum, • Biennale Jogja XIV Equator #4, Yogyakarta, • “Menghadapi Stigma Mooi Indie”, Indonesia National
Singapore Indonesia Gallery, Jakarta, Indonesia
ARIN DWIHARTANTO SUNARYO 2014 • Carte Blanche: Anxiety. Mizuma Gallery, • “Pola – Patterns of Meaning”, Jim Thompson House,
• Mooi Indie Samstag Museum, Adelaide, Singa-pore, Singapore Bangkok, Thailand
Bandung, Indonesia 1978 Austra-lia • re:emergence. Selasar Sunaryo Art Space, • “Menghadapi Stigma Mooi Indie”, Selasar Sunaryo
• 2nd Annual Collectors’Contemporary Collabo- Band-ung, Indonesia Artspace, Bandung, Indonesia
• Institute Technology Bandung (ITB) Fine Art, Indonesia ration –Passion/Possesion, Hongkong Arts Centre, 2016 • “Reperformed Stereotypes”, iCan, Yogyakarta, Indonesia
• MA (Fine Art) Central Saint Martin’s College of Art & Hongkong • ALL IN. Art Stage Jakarta and Bazaar Art • “UK/ID Festival 2017”, The Establishment, Jakarta,
Design, London, United Kingdom • No Country: Contemporary Art for South and Jakarta 2016, ROH Projects, Jakarta, Indonesia Indonesia
South East Asia, Solomon R Guggenheim 2015 • “re: emergence”, Selasar Sunaryo Artspace, Bandung,
Solo Exhibitions Mu-seum, CCA Gillman Baracks, Singapore • Effervescence. ROH Projects, Jakarta, Indonesia Indonesia
2017 • #friendsandfamily. ROH Projects, Jakarta, • “Glitch”, Vinora, Jakarta, Indonesia
• after taste, sullivan+strumpf, Sydney, Australia Awards Indonesia • “70th Anniversary of ITB Art & Design Faculty”, West
2015 2002 • Art Stage 2015. Nadi Gallery, Singapore, Hall ITB, Bandung, Indonesia
• Silent Salvo, ARNDT Berlin, Germany • Indofood Art Award, National Museum, Singapore • “A New Day Came”, Platform3, Bandung, Indonesia
• karat, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Indonesia Indo-nesia 2014 • “Faux Utopia”, Green Artspace – Greenhost Hotel,
2013 2000 • Symbol, Spirit, Culture (To Communicate in Art Yogyakarta, Indonesia
• Ashfall, Equator Art Project, Singapore • Top 25, Asia-Europe Young Artist Painting Making Today). Edwin’s Gallery, Jakarta, Indonesia • “Wimba Kala”, Indonesian National Gallery, Jakarta,
2012 Com-petition, South Korea • Everyday is like Sunday. Langgeng Gallery, Indonesia
• frozen | stratum, Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia 1999 Magelang, Indonesia • “Terra Incognita”, Arcolabs Space, Jakarta, Indonesia
2010 • Phillip Morris National Art Award, National • “South East Asia Forum”, Art Stage, Marina Bay Sands,
• Fluid Friction #2, Sigiarts, Jakarta, Indonesia Gal-lery, Jakarta, Indonesia Singapore
2007 1997 • “Fantasy Islands”, Objectifs Center for Film and
• Liquid Friction, Artipoli Gallery, Nordeen, Netherland • PEKSIMINAS, National Art Student Competition, ELDWIN PRADIPTA Photog-raphy, Singapore
2006 Indonesia 2016
• Unstable ground, Toni Heath Gallery, London, UK Jakarta, Indonesia, 17 May 1990 • “Living With Art”, Ambiente, Jakarta, Indonesia
2000 • “Bandung International Digital Arts Festival”, Bandung
• Machine Head, Koong Gallery, Jakarta, Indonesia 2008 - 2013 Faculty of Art and Design Insti-tut Convention Center, Bandung, Indonesia
CINANTI ASTRIA JOHANSJAH Teknologi Bandung, Indonesia • “A.S.A.P. - New Contemporary Artist from Indonesia”,
Selected Group Exhibitions Bachelor in Fine Art Major, Intermedia Art Studio G13 Gallery, Kuala Lumpur, Malaysia
2018 Balikpapan, 1985 • “Stills in Action”, Video Stage, Art Stage, Marina Bay
• Art Bali Selected Group Exhibitions Sands, Singapore
• SSAS/AS/IDEAS, 20th Selasar Anniversary, Bale 2008 BA Graphic Design, Fakultas Seni Rupa 2019 • “FastForward”, Cemeti Art House, Yogyakarta,
Tong-goh, Bandung, Indonesia dan Desain, Institut Teknologi Bandung, • “BaCAA – Assemblage”, Lawang Wangi Art Indone-sia
• Iris, Arin Dwihartanto & Syagini Ratna Wulan duo show, Bandung, Indonesia Space, Bandung 2015
Silverlens, Makati Phillipines Indonesia 2018 • “Mencegah Bara”, Galeria Fatahillah Kota Tua, Jakarta,
• These Painter’s Painters, ROH Projects Jakarta Solo Exhibitions • “Celebration of the Future”, Art Bali - Bali Indonesia
• Artjog, Jogja Nasional Museum, Indonesia 2017 Col-lection, Bali, Indonesia • “Sequence”, NuArt Sculpture Park, Bandung, Indonesia
2017 • DOWN DOWN DOWN the rabbit hole. ROH • “XyZ Art unlimited”, Gedung Gas Negara, • “Bipolarity to Multipolarity”, Langgeng Art Foundation,
• Omega, Arin Dwihartanto &Syaiful Garibaldi duo show, Projects, Jakarta, Bandung, Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Edouard Malingue, Hong Kong Indonesia 2012 • “[not]ARTofficial[?] : Out of Track”, Lawang • “Bandung International Digital Art Festival 2015”,
• Jogja Biennale, Jogja Nasional Museum, Indonesia • Postprandial Somnolence. Lawangwangi Art Wangi Art Space, Bandung, Indonesia Land-mark Building, Bandung, Indonesia
• Shared Coordinates Art House, Parliament House, Space, Bandung, Indonesia • “Jogja International Batik Biennale”, Jogja • “BaCAA - Bandung Contemporary Art Award 2015”
Singapore Gal-lery, Yogyakarta, Indonesia Lawang Wangi Art Space, Bandung, Indonesia
44 LIBER PRIMUS
LIBER PRIMUS 45
• “Respublica - Pameran Finalis GGIAA 2015”, Indone- 2016 • Perjalanan Senyap, Orbital Dago, Bandung
LIBER PRIMUS 47
Awards • Effervescence, ROH Projects, Gillman Baracks, 2017 MUHAMMAD AKBAR
2014 Singapore • “Art Basel” Hong Kong
• Indonesian Art Award (IAA) - Finalist • Bandung Contemporary Art Awards, Lawang- • “ArtJog” Yogyakarta, Indonesia Bandung, January 24, 1984
2011 wangi Creative Space, Bandung, Indonesia • “Art Stage” Jakarta, Indonesia
• Bandung Contemporary Art Award (BaCAA) - Finalist • Family And Friends, ROH Projects, Jakarta, • “Bandung Re-Emergence” Bandung, Indonesia 2012 Masters of Art, Fine Art, ITB (Institute of
2010 Indonesia 2015 Technol-ogy Bandung), Bandung, ID
• 1st Winner The Best Artwork, Juror’s Choice, Indonesia • FAD Democracy, Gallery Mizuma, Singapore • “Canna Gallery birthday exhibition” Galeri 2007 Bachelors in Education, French Language Teach-
Art Award Canna, Jakarta, Indonesia ing, UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Bandung, ID
2010 2001 Awards • “J. Ariadhitya Pramuhendra & Yi Hong – JIAN”
• 1st Winner, Dago festival graffiti competition 2015 Michalel Ku Gallery, Taipei, Taiwan Solo Exhibitions
• Bandung Contemporary Art Awards, Bandung, • “GRAY WOULD BE THE COLOR, IF I HAD A 2018
Indonesia (Special HEART” Marc Strauss Gallery, NYC. USA • “Gaze: The Unseen,” Selasar Sunaryo Artspace,
Mention) 2013 • “Group Exhibition with Canna Gallery” Galeri Band-ung, ID
FAISAL HABIBI • First Prize at the Competition for Three-Di- Nasional, Jakarta,
mensional Works, Salihara Community, Indonesia 2014 Selected Group Exhibitions
Jakarta, 1984 Jakarta, Indonesia • “To Communicate in Art Making Today” Edwin’s 2017
2008 Gallery, Jakarta, Indonesia • “Monsoon Platform” Kobalt Workz & Europalia ID.
2003 - 2008 BFA, Sculpture Studio, Faculty of Fine • Indonesia Art Award, Jakarta, Indonesia (Juror’s • “Art Taipei” Michael Ku Gallery, Taipei Vooruit Ghent, BL
Art and Design, Institute of Technology Bandung, Choice) • “Melihat Indonesia” Ciputra Artpreneur , • “Re-Emergence” Selasar Sunaryo Artspace. Bandung. ID
Band-ung, Indonesia Ja-karta, Indonesia 2016
• “Today and Tomorrow Indonesian Contemporary • “Neglected Ordinaries” RedBase Foundation.
Solo Exhibitions Art” Yallay Gallery, Hongkong Yogya-karta. ID
2018 J. ARIADHITYA PRAMUHENDRA • “Rimowa x The Goods Dept Exhibition & Charity • “Fast Forward” Video work exhibition, Cemeti Arthouse,
• fillet, Sullivan+Strumpf, Singapore Auction” Jakarta, Indonesia Yogyakarta. ID
• Nonsuch, Art Basel, Hongkong Semarang – Indonesia, August 13, 1984 • “Fund Raising Exhibition” Platform3, Bandung, • “Historia Docet, Historia Vitae Magistra” with A Stone A,
2015 Indonesia D’Gallerie, Jakarta. ID
• This is not an apple…, ROH Projects, Jakarta, Indonesia 2007 BFA, Printmaking Major, Art Dept.Band- 2013 • “Kolektif Kolegial” Cemeti Art House. Yogyakarta. ID
ung Institute of Technology, Bandung • “SEA+ Triennale”, Galeri Nasional, Indonesia • “SEA+ Triennale” Galeri Nasional Jakarta, Jakarta. ID
Selected Group Exhibitions 2015
• “Taipei Art Fair”, Michael Ku Gallery, Taipei
2019 Solo Exhibitions • “SIP! INDONESIAN ART TODAY #2”, ARNDT, • “Looping Loopholes” Yeo Workshop. Gillman Barracks.
• Assemblage. Lawang Wangi, Bandung, Indonesia 2018 Singapore SG
• Ripples Continuity in Indonesian Contemporary Art, • “Monster” chapter 1: Memory, Can’s Gallery • “ANDRES KJELLESVIK / MONIQUE VAN GEN- • “NO WORRIES: Halal Curated by Rifky Effendi. Vanessa
Taipei Dangdai Art Fair, Jakarta DEREN / J.ARIADHITYA PRAMUHENDRA”, Galerie Qang. Paris. FR.
Taipei 2018 2013 Michael Janssen, Berlin • “ArtMoments” Jogja National Museum, YK. ID
• ICAD 9 Kisah, Jakarta Indonesia • “VoxClamantis in Deserto”, Equator Art Project, • “Pameran Pasca Kekuatan” with A Stone A. OmniSpace.
• “ART|JOG|13”, Jogjakarta, Indonesia
2017 Singapore • “Paintings to be looked at for more than 10 Bandung. ID
• Jogja Biennale, Yogyakarta, Indonesia 2012 seconds”, Equator Art Project, Singapore • “Sehat Wal Afiat” curated by Chabib Duta Hapsoro.
• ARTJOG10 : Changing Perspective, Yogyakarta, • “Religion of Science”, Galerie Perrotin, Hong • “Art Basel”, Hong Kong Mes56. Yogyakarta. ID
Indo-nesia Kong • “SIP! INDONESIAN ART TODAY”, ARNDT, Berlin • “Getok Tular” OmniSpace. Bandung. ID
• OPQRSTUDIO : Two Years In (2015-2017), ROH 2011 • “No Other Color” #martell300. ArtdeptID, Kuntskring
Proj-ects, Jakarta, Indonesia • “Silent Confession”, Michael Ku Gallery, Taipei Awards Gallery. Jakarta. ID.
• Art Fair Philippines 2017. ROH Projects, Makati City, 2009
Philippines 2011 • “Bipolarity to Multipolarity. Contemporary Art from
• “Spacing Identities”, NUS Museum, Singapore Bandung” Langgeng Art Foundation. Jogjakarta.
2016 • Winner. “Artist of the year 2011” under 30
• “Spacing Identities : Part Two, Mapping Asia”, year old, Soemardja Art Award, Bandung ID 2014
• Art Stage Jakarta, Booth ROH Project Jakarta, Indonesia CIGE 2009, Beijing, Institute of Technology, Bandung, Indonesia • “Lumieres,” Espace Art Contemporain, La Rochelle, FR
• ARTJOG9, Jogja National Museum, Yogyakarta, China 2008 2006 • “Melihat Indonesia,” Ciputra Art World, Jakarta, ID
Indo-nesia • “On Last Supper”, Cemara 6 Galeri, Jakarta, • Honorable Mention, Drawing Award, The 12th • “Garden Art Festival,” Goethe Institut, Bandung, West
• Kait Kelindan, Galeri Salihara, Jakarta, Indonesia Indonesia International Biennale Print and Drawing Exhibition Java.
• Neglected Ordinaries, Red Base Foundation,
2006, National Taiwan Museum of Fine Arts ID
Yogya-karta, Indonesia Selected Group Exhibitions 2013
• Waiting For It To Happen, Nadi Gallery, Jakarta, 2018 • “Dance Your Eyes: NMA Festival,” Gedung Indonesia
Indo-nesia • “ArtJog” Yogyakarta Menggugat, Bandung, ID
2015 • “Art Jakarta 2018” Jakarta, Indonesia • “Arte: Indonesia Arts Festival,” Jakarta Convention
• Bipolarity To Multipolarity, LAF, Yogyakarta, Indonesia • “Prisoner of Hope” 100 years Hendra Gunawan Center, Jakarta, ID
• Belum Ada Judul, Sangkring Art Space, Yogyakarta - Ciputra Artpreneur, Jakarta • “Media Art Kitchen (M/AK),” Galeri Nasional, Ruang
Rupa, Japan Foundation, Jakarta, ID
48 LIBER PRIMUS
LIBER PRIMUS 49
• “Indonesia Art Awards (IAA) 2013,” Galeri NasionaI, 2018 • Velatura, GSPI, Bandung RADI ARWINDA
Jakarta, ID • Papersphere, Soemardja Gallery, Bandung • Art Jakarta, with Rachel’s Gallery
• “Bandung Contemporary Art Award #3,” Lawangwangi • Power, play & perception, Gajah gallery and • Redraw III: Ugahari, Edwin’s Gallery, Jakarta Bandung, 24 July 1983
Creative Space/ArtSociates, Bandung, ID Tabularasa studio, Kuala lumpur 2017
• “Gambar Idoep,” Semarang Gallery, Semarang, ID • Art Charity, Art Jakarta 2018, Jakarta, Indonesia • Platform+, Brightspot Market, PIK Avenue, 2015 Program Doktor Ilmu Seni Rupa dan
2017 Jakarta Desain, Institut Teknologi Bandung
Awards • Jangan Sentuh, Visma Gallery, Surabaya, • Jalur Rempah, Rachel Gallery, Indonesia 2007 - 2010 Magister Program Studi Seni Rupa,
2013 Indo-nesia Na-tional Museum, Jakarta Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung
• “Indonesia Art Awards (IAA) 2013,” Galeri Nasional/ • Art Charity, Art Bazaar, Jakarta, Indonesia • Kecil Itu Indah XV, Edwin’s Gallery, Jakarta 2001 - 2006 Sarjana Program Studi Seni Rupa
YSRI, Jakarta, ID 2016 • Transit #4, Selasar Sunaryo Art Space, Jurusan Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa dan Desain,
• “Bandung Contemporary Art Award #3,” Lawangwangi • French – Indonesian Connection : History in Band-ung† Institut Teknologi Bandung
Creative Space/ArtSociates, Bandung, ID (Second the making contemporary art, Lawangwangi • Carte Blanche: Anxiety, Mizuma Gallery,
Winner) 2008 creative space, Bazaar Art Jakarta Singa-pura Solo Exhibitions
• “Ganesha Film Festival,” LFM-ITB, Bandung, ID (Best • Art Charity, Art Bazaar, Jakarta, Indonesia • Flow Into Now, Sampoerna Strategic Square, 2011
Video • Waiting For It Happen, Platform3, Nadi Gallery Jakarta • “The Dark Side”, Solo Project on Artstage 2011,
Art) 2007 2015 • Bandung Drawing Festival, Nu-Art Sculpture Singa-pore
• “ASEAN New Media Art Competition,” ASEAN, Jakarta, • VOID, Langgeng Gallery, Magelang, Indonesia Park, Bandung • “Muja: Shrine of Devotion”, Solo Project on Art HK
ID (First Winner) • NOW: Here - There - Everywhere, Semarang • Getok Tular#2: Spacing Out, Omnispace, 2011, Hong
Gallery, Semarang, Indonesia Bandung Kong 2010
• Art-tivities Now, Art Serpong Gallery, Jakarta • “Sugih”, SIGIarts, Jakarta, Indonesia
Awards 2016 2009
MUJAHIDIN NURRAHMAN 2013 • 15th Subject, Festival Ekstrakurikulab, Gudang • “Apet”, Galeri Canna, Jakarta, Indonesia
• Winner, Bandung Contemporary Art Award#3 Sarinah Ekosistem, Jakarta†
Bandung, November 14, 1982 • Bazaar Art Jakarta, with Edwin’s Gallery, Jakarta Selected Group Exhibitions
• Small Is Beautiful XIV, Edwin’s Gallery, Jakarta 2016
2007 BFA, Printmaking Major, Art Dept. Bandung • Art Stage Jakarta, with Rachel Gallery, Jakarta • “Perupa / Pengajar,” Telkom Creative Center, Bandung,
R.E. HARTANTO • Redraw II: Discovery, Edwin’s Gallery, Jakarta Indonesia
Institute Of Technology (ITB), Bandung, Indonesia
2015
2015
Solo Exhibitions Bandung, 1973 • Bardo, Edwin’s Gallery, Jakarta • “Barehands,” Gedung YPK, Bandung, Indonesia
2018 2014 2014
• Dogmatic Desire, Lawang Wangi, Langgeng Art 1992 - 1998 Jurusan Seni Murni, Studio Seni • We Cordially Invite You, as part of Mr. Budi Adi • “The 3rd Jakarta Contemporary Ceramics Biennale,”
Foun-dation, Yogyakarta Lukis, FSRD – ITB Nugroho’s presentation, Ewe Gallery, Berlin, Galeri Nasional, Jakarta, Indonesia
2017 Jer-man • “Melihat Indonesia,” Ciputra Artpreneur, Jakarta,
• The Black Gold, Art Fair Tokyo, Tokyo, Japan Solo Exhibitions Note: † Berpartisipasi sebagai fasilitator Indo-nesia
2016 2019 2013
• Chamber of God, Lawangwangi gallery, • (mendatang, Mei) at Selasar Sunaryo Art Space, Awards • “Every Day is Like Sunday,” Langgeng Gallery,
Singapore artstage Bandung 2004 Magelang, Indonesia
2015 2018 • Asia-Europe Foundation, Helsinki, Finland • “The Bandung Paper Art Show,” Museum Sri Baduga,
• Essentia, Centre Intermondes, La Rochelle, France • Tales from the Lonely Hill, Krack! Gallery, (Bandung-Helsinki: City Surgery Bandung, Indonesia
• Hidden, JIKKA, Tokyo, Japan Yog-yakarta Project) 2002 • “Mythography Now,” Sudakara Art Space, Bali
2014 2015 • RAIN Artists’ Initiatives Network supported by • “Follow the Light,” Galeri Gerilya, Bandung, Indonesia
• SOFT POWER >< with all reasons and decisions, • Cakrawala, Edwin’s Gallery, Jakarta Dutch Ministry of Foreign Affairs/DCO/IC (for • Sydney Contemporary ’13, Element Art Space, Sydney –
lawa-ngwangi, Bandung Australia
2009 Bes-sengue City Project)
2010 2012
• Post-North-Korea Nuclear Test, H2 Art Gallery, 2001-2002
• Ornamen Kritis, Platform3, Bandung, Indonesia Semarang • Ministy of Science, Culture and Education & • “Personal Project,” Dia.Lo.Gue Art Space, Jakarta,
2008 2004 Trustfond Rijksakademie, Amsterdam, The Indonesia
• In The End Of Time, Cemara 6 Gallery, Jakarta, • 7 Bandung Artists Drawing Exhibition, Common Nether-lands (Rijksakademie v.B.K.) • “Indonesian Contemporary Fiber Art #1: Mapping,” Art:
Indo-nesia Room, 2001 1, Jakarta, Indonesia
Bandung 2000 • ANAT & Daniel Langlois Foundation (Alchemy • “Purwa Wiwitan Daksina Wekasan,” Selasar Sunaryo Art
Selected Group Exhibitions • Unseen Wounds, Koong Gallery, Jakarta Masterclass) Space, Bandung, Indonesia
2019 1999 • “Those Good Old Days,” Galeri Kita, Bandung,
• Gairah Seni Rupa Bandung, Semarang Gallery, Selected Group Exhibitions • Juror’s Choice, Phillip Morris ASEAN Art Awards, Indone-sia
Sema-rang 2018 • “Zeitgeist,” Galeri Seni Kunstkring, Jakarta, Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
• Assemblage, Lawangwangi, Bandung • Biennale Jateng #2, Kawasan Kota Lama, • “A Role Play,” Artsphere Gallery, Jakarta, Indonesia
Semarang
54 LIBER PRIMUS
LIBER PRIMUS 55
In conjunction with the group exhibition of
LIBER PRIMUS
Semarang Gallery
March 2 - 31, 2019
Writer
Bob Edrian
Exhibition Organizer
Semarang Gallery
Semarang Gallery
Jl Taman Srigunting No. 5-6 Semarang 50174 Indonesia
T. +62 24 355 2099
F. +62 24 355 2199
galeri_semarang@yahoo.com
www.galerisemarang.com
Catalogue Production
Graphic Design: Chris Dharmawan
Photography: Artist