Anda di halaman 1dari 10

Shanti Riskiyani : Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak)

ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA KONSUMSI MINUMAN


BERALKOHOL (TUAK) DI KABUPATEN
TORAJA UTARA

The Social Culture Aspect of Alcohol (Tuak) Used in


North Toraja

Shanti Riskiyani, Miftahul Jannah, Arsyad Rahman


Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, FKM Universitas Hasanuddin
(sinciera@gmail.com)

ABSTRAK
Mengonsumsi minuman beralkohol pada beberapa daerah di Indonesia sudah menjadi kebiasaan dan ke-
budayaan. Data Riskesdas menunjukkan daerah dengan prevalensi minum alkohol tertinggi di Sulawesi Selatan
adalah Kabupaten Toraja Utara, yaitu 27,5% dalam 12 bulan terakhir, atau 22,6% dalam 1 bulan terakhir. Studi
kualitatif dengan rancangan etnografi dilakukan untuk mengetahui aspek sosial budaya pada konsumsi minuman
beralkohol (tuak) di Kabupaten Toraja Utara. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara pada 12 informan.
Selain itu, observasi juga dilakukan untuk menjaga keabsahan data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa infor-
man memahami tuak sebagai minuman tradisional beralkohol yang memiliki pengaruh positif dan negatif bagi
pengonsumsinya. Kebanyakan dari mereka mengonsumsi karena lingkungan sosialnya. Dari aspek budaya, tuak
merupakan minuman yang dapat mempererat persaudaraan dan selalu disajikan dalam perayaan pesta adat. Proses
difusi terjadi ketika orang Toraja mengundang pendatang di upacara adat dan menawarkannya minuman tuak.
Demi menghormati tamu, undangan akan ikut mengonsumsi tuak dan akhirnya terbiasa dengan hal tersebut. Selain
itu, juga terdapat kebiasaan mengonsumsi tuak dengan bir. Mereka yang berstatus sosial ekonomi tinggi biasanya
menyediakan bir di setiap acaranya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsumsi tuak di Toraja Utara merupakan
bagian daripada tradisi masyarakat, baik pada perayaan pesta adat maupun dikegiatan sehari-hari.
Kata kunci : Sosial budaya, konsumsi, tuak

ABSTRACT
Consuming alcohol in someareas in Indonesia has become a habit and culture. Data from Riskesdas show
that regions with the highest prevalence of drinking alcohol in South of Sulawesi is the Regency of North Toraja,
that is 27,5% in the last 12 months, or 22,6% in the last 1 month. Etnographic qualitative study was conducted to
determine the socio-cultural aspects of the consumption of alcoholic beverages (tuak) in North Toraja Regency.
Data were collected through interviewswith 12 respondents. Besides, the observation was also carried out to main-
tain the validity of the data. The results showed that the respondents understand tuak as a traditional alcoholic
beverage that has a positive and negative effect for the consumer. Most of them consume because of their social
environment. From the cultural aspect, tuak is a beverage that can strengthen the brotherhood and always served
in a traditional party. Diffusion process accurs when the Torajan invite the entrants in traditional ceremonies and
offer them to drinks tuak. For the respect of guests, the entrants will come to consume tuak and eventually get used
to it. In addition, there is also the habit of consuming tuak with beer. They are of high socioeconomic status usually
provide beer at their party. This study concluded that the consumption of tuak in North Toraja Regency is part of
the tradition of the society, both in the celebration of traditional party or in everyday life.
Keywords : Socio-cultural, consumption, tuak

76
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 76-85

PENDAHULUAN syarakat di suatu daerah dan sebagian masyarakat


Indonesia merupakan negara kepulauan menyatakan bahwa minuman beralkohol diang-
yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan gap sebagai minuman kehormatan. Salah satu
dengan asal-usul dan latar belakang yang ber- daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang masih
beda. Kebiasaan mengonsumsi minuman ber- mempertahankan tradisi mengonsumsi minuman
alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan, beralkohol, yaitu Kabupaten Toraja Utara.6
apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah yang ber- Salah satu budaya masyarakat di Kabupa-
lebihan dan terus menerus. Penggunaan alkohol ten Toraja Utara sejak dulu, yaitu mengonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan dapat merusak minuman beralkohol disetiap perayaan adat.
berbagai organ dalam tubuh terutama hati, otak, Minuman alkohol dari Toraja disebut tuak yang
dan jantung. Disamping itu, mengonsumsi minu- berasal dari cairan pohon induk atau nira (Boras-
man beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, sus flabellifer). Tuak ini disajikan di setiap acara
mabuk dan tidak mampu mengendalikan diri.1 adat di Toraja dan menjadi tradisi yang masih
Berdasarkan laporan World Health Organ- dipertahankan.7 Hal ini dilakukan dengan tetap
isation (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 3 menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang
juta orang di dunia meninggal akibat mengon- harus tetap dijaga. Padahal kebiasaan mengon-
sumsi alkohol dan jumlah korban terbesar terjadi sumsi minuman beralkohol merupakan kebiasaan
di Eropa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ke- buruk dan dapat berpengaruh terhadap kesehat-
sadaran masyarakat tentang bahaya mengonsumsi an terutama jika dikonsumsi secara berlebihan
alkohol tersebut.2 WHO juga menyebutkan dalam dan terus menerus. Berdasarkan uraian tersebut,
Laporan Status Global mengenai alkohol dan ke- peneliti akan melakukan penelitian tentang aspek
sehatan pada tahun 2012 bahwa tidak kurang dari sosial budaya pada konsumsi minuman beralko-
320.000 orang antara usia 15-29 tahun mening- hol (tuak) di Kabupaten Toraja Utara.
gal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait
alkohol. Penyebab-penyebab tersebut diantara- BAHAN DAN METODE
nya adalah cedera dari kecelakaan lalu lintas atau Pengumpulan data dilaksanakan selama
kekerasan dan penyakit-penyakit, seperti sirosis kurang lebih satu bulan di Lembang Embatau
hati, kanker, penyakit jantung dan sistem pereda- Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.
ran darah.3 Penelitian kualitatif dengan rancangan etnografi,
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mem- dilakukan untuk mengetahui aspek sosial budaya
perlihatkan bahwa di Provinsi Sulawesi Selatan pada konsumsi minuman beralkohol (tuak). Data
prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir primer dikumpulkan dengan cara melakukan
sebanyak 5,9%, lebih tinggi dari angka nasional wawancara mendalam dan observasi, sedangkan
(4,6%). Sedangkan yang masih minum dalam data sekunder diperoleh dari Puskesmas Tikala
satu bulan terakhir 3,9% juga lebih tinggi dari berkaitan dengan jumlah kejadian penyakit aki-
angka nasional (3,0%). Dilihat dari kabupaten/ bat mengonsumsi alkohol dari tahun 2012, 2013,
kota yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan 2014 (Januari-Oktober). Adapun variabel
Kabupaten Tana Toraja mempunyai prevalensi dalam penelitian ini terdiri dari self concept, im-
minum alkohol tertinggi 27,5% dalam 12 bulan age kelompok, identifikasi individu kepada ke-
terakhir, atau 22,6% dalam 1 bulan terakhir.4 lompok sosial, tradisi, sikap fatalism, nilai-nilai
Minuman beralkohol telah menjadi bagian kebudayaan, unsur budaya dalam proses sosial-
yang tak terpisahkan dari perjalanan panjang per- isasi, proses difusi dan akulturasi. Data dikum-
adaban manusia.5 Di Indonesia sendiri banyak pulkan melalui wawancara pada 12 informan
dijumpai minuman tradisional seperti tuak, arak, yang terdiri dari masyarakat lembang Embatau
sopi, badeg, dan lainnya, serta banyak juga dikon- peminum tuak, masyarakat pendatang, dan bidan.
sumsi oleh masyarakat dengan alasan tradisi atau Selain itu, observasi juga dilakukan untuk men-
adat. Keberadaan minuman beralkohol disetiap jaga keabsahan data. Data yang diperoleh dianali-
perayaan pesta adat khususnya di Indonesia, dise- sis dengan menggunakan content analysis yang
babkan tradisi yang lahir dari para leluhur ma- disajikan dalam bentuk narasi.

77
Shanti Riskiyani : Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak)

HASIL nya.
Informan pada penelitian ini berjumlah
12 orang yang terdiri atas 7 orang penduduk asli ”Yang dikandung itu alkohol, tapi kadar
alkoholnya tidak terlalu tinggi dibanding
peminum tuak, 2 orang pendatang mengonsumsi sama minuman alkohol lainnya”
tuak, 2 orang tokoh masyarakat dan 1 orang bi- (AG, 28 Tahun, 4 Desember 2014)
dan. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 9 orang
laki-laki dan 3 orang perempuan. Informan yang Argumentasi informan AG berbeda dengan
tertua berumur 71 tahun dan termuda 17 tahun. yang diungkapkan oleh HS ketika peneliti ber-
Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 2 orang tanya tentang kandungan yang terdapat di dalam
SD, 2 orang SMP, 6 orang SMA dan 2 orang S1. tuak. Informan mengetahui bahwa tuak mengan-
Self concept yang dimaksud dalam peneli- dung alkohol karena kondisi fisik tertentu. IR juga
tian ini adalah tingkat pemahaman informan ten- memberikan informasi bahwa selain mengan-
tang kebiasaan mengonsumsi tuak, terkait pema- dung alkohol, ada juga tuak yang mengandung
haman tentang tuak, kandungan, jenis-jenis tuak buli (kulit kayu) untuk membuat tuak menjadi
yang pernah dikonsumsi, serta pengaruh yang di- manis.
rasakan ketika mengonsumsi tuak. Berdasarkan Tuak juga memiliki banyak pengaruh posi-
hasil penelitian, informan mendefinisikan tuak tif dan negatif bagi pengonsumsinya. Efek nega-
sebagai minuman yang paling populer di Toraja, tif yang dirasakan informan seperti, mabuk, me-
minuman kebiasaan orang Toraja yang diminum nyebabkan penyakit lever, badan lemas, pusing,
disetiap pesta adat atau pada waktu santai, minu- sakit kepala, perut buncit, sering buang air kecil,
man penambah energi, pemulih stamina, peng- rasa kantuk serta dapat menyebabkan kematian.
hilang rasa capek dan stres, tetapi ada juga yang Sedangkan efek positif dari konsumsi tuak adalah
mendefinisikan tuak sebagai minuman tradisional dapat menambah energi, memperbanyak ASI,
yang mengandung alkohol. menambah semangat, serta dapat memberikan
Temuan lain dalam penelitian ini bahwa kekuatan.
orang berhijab memengaruhi opini informan Hasil pemaparan informan tentang minu-
tentang tuak. Ia menjelaskan bahwa tuak adalah man tuak dapat memperbanyak ASI bagi ibu yang
minuman yang tidak haram (dari persepsi Islam) sedang menyusui tidak sejalan dengan informasi
karena terbuat dari bahan alami, tetapi yang di- yang diperoleh dari wawancara pada bidan. NA
anggap haram adalah minuman beralkohol yang (42 tahun) seorang bidan yang telah bertugas di
memiliki campuran kimia. Berikut kutipan waw- lembang Embatau selama kurang lebih (10 ta-
ancara dari informan : hun) menjelaskan bahwa sesungguhnya tidak
ada pengaruh tuak dalam memperbanyak ASI,
“Tuak itu minuman yang beralkohol tapi hanya karena pemahaman masyarakat dan fak-
tidak haram menurut saya, yang haram itu
menurut saya, minuman keras lainnya con- tor kebudayaan bahwa tuak manis diyakini dapat
tohnya anggur, bir, dan lain-lain, karena memperbanyak ASI, padahal sebenarnya sema-
tuak itu di ambil langsung dari pohonnya, kin sering seorang ibu menyusui maka semakin
pohon induk nira, tanpa di campur bahan banyak produksi ASI yang bisa dihasilkan.
lain (bahan kimia).”
(IK, 27 Tahun, IRT, 27 November 2014) “....Sebenarnya tidak ada hubungan tuak
dapat memperbanyak ASI, cuman mungkin
Semua informan mengetahui tentang kan- faktor psikisnya ibu bahwa itu tuak manis,
dungan yang terdapat di dalam tuak, yaitu me- bisa memperbanyak ASI, mungkin karena
ngandung alkohol disertai dengan argumentasi adatnya juga, padahal yang sebenarnya
itu, semakin sering dia menyusui semakin
yang berbeda. Seperti yang diungkapkan oleh AG banyak produksi ASI yang bisa dihasilkan,
yang merupakan masyarakat pendatang, dia me- tapi karena sugestinya ibu-ibu, minum
ngetahui bahwa tuak mengandung alkohol, tetapi tuak saat mereka menyusui ASI nya bisa
menurutnya kadar alkohol tuak lebih rendah jika banyak, padahal sebenarnya itu salah, ti-
dibandingkan dengan minuman beralkohol lain- dak ada hubungannya.”
(NA, 42 Tahun, Bidan, 5 Desember 2014)

78
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 76-85

Informan melakukan proses image ke- lain itu juga bisa ditemukan pada saat berkumpul
lompok mulai dari proses hingga mengonsumsi ataupun di perayaan pesta adat. Namun, apabila
tuak dan cara informan memperoleh tuak. Pada informan tidak mempunyai tuak, informan bi-
saat wawancara mendalam, informan mencerita- asanya diberikan tuak oleh teman atau kalau sore
kan latar belakang, sehingga mengonsumsi tuak. ke lumbung minum tuak karena setiap sore di
Alasan yang diungkapkan oleh informan berva- tempat tersebut ada perkumpulan sambil minum
riasi. Salah satu alasan informan mengonsumsi tuak bersama teman-teman.
tuak adalah adanya pengaruh dari teman, tetapi Tanggapan informan mengenai kebiasaan
bentuk dari pengaruh tersebut berbeda-beda. Ada masyarakat dalam mengonsumsi tuak baik pada
informan yang mengonsumsi tuak karena adanya perayaan pesta adat maupun pada kondisi lain-
ajakan dari teman. Selain karena adanya ajakan nya merupakan pandangan informan mengenai
dari teman, adapula informan yang mengonsumsi identifikasi individu kepada kelompok sosialnya.
tuak karena adanya rasa yang tidak enak terhadap Seperti yang diungkapkan oleh SAB, kebiasaan
teman-temannya apabila ia tidak mengonsumsi mengonsumsi tuak sesungguhnya tidak boleh ter-
tuak. lalu sering dilakukan, tetapi masyarakat mengon-
sumsi tuak bukan karena faktor ketagihan, tetapi
“...waktu itu teman-teman minum tuak mereka mengonsumsi hanya karena faktor keter-
dirumah, datang kerumah karena ada
acara perkumpulan baru teman-teman biasaan.
juga datang, kan itu cangkir kalau sudah
dituangkan tuak na minum mi anana, kita “Saya rasa itu tidak boleh terlalu sering
juga na kasi miki toh, pasti juga diminum hanya karena keterbiasaan, tapi kalau ma-
karena tidak enak sama teman-teman” salah ketagihan, tidak.”
(HS, 18 Tahun, Remaja, 2 Desember 2014) (SAB, 42 Tahun, PNS, 27 November 2014)

AG yang merupakan masyarakat pen-


Ajakan teman atau bentuk penghargaan
datang yang ikut mengonsumsi tuak memberikan
terhadap teman yang telah mengundang ke
tanggapan bahwa kebiasaan tersebut tidak bagus
acaranya, merupakan salah satu alasan informan
tanpa menyatakan alasan yang cukup jelas, tetapi
mengonsumsi tuak. Namun, pengaruh konsumsi
ia juga mengatakan bahwa mengonsumsi tuak su-
tuak tidak selalu berasal dari teman sebaya, tetapi
dah merupakan budaya yang sangat melekat pada
juga orang yang lebih tua. Adapula informan yang
diri masyarakat Embatau, jadi kebiasaan tersebut
mengonsumsi tuak karena adanya dukungan dari
sangat sulit untuk dihilangkan.
orang tua yang memperbolehkan informan untuk
mengonsumsi tuak, IK mengaku bahwa orang tua “Menurut aku itu tidak terlalu bagus, tapi
memperbolehkan untuk mengonsumsi tuak de- minum tuak sudah jadi kebiasaan orang
ngan alasan dikonsumsi secukupnya dan sesuai disini, kita juga tidak bisa melarangnya
dengan kebutuhan. untuk berhenti, karena itu kan hak haknya
dia.”
“...Kan bapak ambil tuak toh, baru pulang, (AG, 28 Tahun, 4 Desember 2014)
terus saya bilang boleh kah kita minum
ini kalau kita sedang menyusui soalnya Tanggapan informan tentang alasan tuak
harum sekali, enak sekali di cium, terus dijadikan sebagai minuman kebiasaan masyara-
mama bilang oh justru kalau menyusui itu kat merupakan pandangan informan mengenai
lebih bagus minum tuak, karena kalau kita tradisi masyarakat dalam mengonsumsi tuak. IR
minum tuak itu bisa menambah air susu,
tapi kapan kalau banyak yaa itu jadi racun yang ditemui peneliti di lumbung pada suatu sore
juga...” mengatakan bahwa tuak dijadikan masyarakat
(IK, 27 Tahun, IRT, 27 November 2014) sebagai minuman kebiasaan karena merupakan
salah satu bagian dari budaya masyarakat Toraja,
Informan memperoleh tuak dengan ber- di lembang Embatau tuak sudah ada dari zaman
bagai macam cara, baik itu dari orang lain atau dulu dan masih dilestarikan hingga sekarang ini,
bahkan mengambil sendiri dari pohonnya. Se- serta selalu disajikan baik dalam kehidupan se-

79
Shanti Riskiyani : Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak)

hari-hari maupun dalam berbagai perayaan pesta Tradisi lain masyarakat Toraja Utara dalam
adat. mengonsumsi tuak dengan menggunakan gelas
bambu. Seperti yang diungkapkan oleh SAB bah-
“Karena sudah budayanya orang Toraja, wa kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi
apalagi di Desa Embatau, tuak juga sudah
ada sejak dulu kala dan selalu disajikan di tuak yaitu menggunakan gelas bambu, dengan
perayaan pesta adat dan budaya minum alasan tuak yang diminum dengan menggunakan
minum tuak orang disini masih kental...” bambu memiliki kenikmatan tersendiri serta tuak
(IR, 51 Tahun, Petani Tuak, 28 November akan terasa dingin dan kurang nikmat jika dimi-
2014) num dengan menggunakan gelas biasa.
Sikap fatalism tampak dengan jelas ke-
HS seorang remaja yang mengonsumsi
tika semua informan, baik masyarakat lembang
tuak sejak SMP memberikan informasi lain me-
Embatau maupun masyarakat pendatang, me-
ngenai alasan tuak dijadikan sebagai minuman
ngatakan bahwa tuak merupakan syarat mutlak
kebiasaan karena masyarakat lembang Embatau
dalam perayaan pesta adat disertai dengan argu-
menganggap bahwa tuak merupakan salah satu
mentasi yang berbeda. IR yang merupakan ma-
minuman untuk mempererat persaudaraan, kare-
syarakat lembang Embatau yang mengonsumsi
na jika tuak dihadirkan di sebuah perayaan, ma-
tuak sejak berusia 10 tahun, mengatakan bahwa
syarakat akan terasa dekat dan semakin akrab.
tuak merupakan syarat yang mutlak dalam pera-
“Orang disini anggap kalau tuak itu minum- yaan pesta adat dengan alasan bahwa pesta tidak
an yang bisa mempererat tali persauda- akan ramai jika tidak terdapat tuak.
raan, karena kalau misalnya ada acara
kumpul-kumpul, ada tuak, ceritanya itu se- “Iya, karena tidak begitu ramai pestanya
makin akrab. Tuak itu semacam minuman kalau tidak ada tuak.”
kebersamaan.” (IR, 51 Tahun, Petani Tuak, 28 November
(HS, 18 Tahun, Remaja, 2 Desember 2014) 2014)

Terdapat pula informan yang mengung- Argumentasi informan IR berbeda de-


kap bahwa minuman tuak dijadikan masyarakat ngan yang diungkapkan oleh SAB ketika pene-
sebagai minuman kebiasaan karena ketersediaan liti melakukan wawancara kepadanya. Ia me-
bahan bakunya, yaitu pohon nira (Borassus fla- ngatakan bahwa terkadang tuak dikatakan sebagai
bellifer) yang tumbuh, jadi sangat wajar kalau syarat yang mutlak hadir dalam pesta adat untuk
minuman tuak dijadikan sebagai minuman ke- memperlengkap acara. Adapula informan yang
biasaan. Selain tuak, juga terdapat minuman ber- memberikan tanggapan bahwa tuak harus ada
alkohol lain yang biasa dihadirkan di perayaan dalam perayaan pesta adat karena zaman nenek
pesta adat seperti bir. IK mengatakan bahwa ba- moyang jika mengadakan pesta selalu disajikan
nyaknya minuman beralkohol baik itu bir atau- minuman tuak guna untuk menghargai tamu yang
pun tuak, tergantung dari status sosial ekonomi datang.
tuan rumah yang membuat acara tersebut.
“Yaa harus ada, karena nenek moyang du-
“...minuman alkohol lain juga ada seperti lu-dulu kalau adakan acara, pasti ada tuak
bir, kalau orang kaya mampu beli sampai untuk menghargai tamu yang datang.”
yang botol atau kaleng-kaleng. Tapi kalau (HS, 18 Tahun, Remaja, 2 Desember 2014)
misalnya di acara ada tuak, ada bir, ba-
nyaknya itu tergantung dari ekonominya, Berdasarkan dari hasil wawancara, seba-
kemampuannya, kalau misalnya orang gian informan mengatakan bahwa dalam upacara
kaya, kadang seimbang bahkan lebih ba- adat, orang yang minum tuak akan lebih lancar
nyak bir dibanding tuak, dan yang paling
banyak dikonsumsi orang kalau khusus- dalam berbicara dan orang tersebut akan dapat
nya orang Toraja lebih banyak yang pilih mengungkapkan apapun yang ada dalam perasaan-
tuak....” nya serta dapat dikatakan sebagai simbol untuk
(IK, 27 Tahun, IRT, 27 November 2014) menghidupkan suasana dan sebagai bentuk pe-
ngungkapan rasa terima kasih tuan rumah kepada

80
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 76-85

orang yang hadir di acara tersebut. Hal lain yang tidak dipengaruhi oleh itu, siapa yang mau
diungkapkan oleh IMT bahwa tuak dapat digu- minum, yaa silahkan.”
nakan sebagai sarana pengakraban diri antar ma- (HS, 18 Tahun, Remaja, 2 Desember 2014)
syarakat dalam perayaan pesta adat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
“Orang bilang kalau ada tuak, orang bisa makna tuak dalam perayaan pesta adat diang-
terasa dekat, lebih gampang komunikasin- gap sebagai minuman kehormatan, seperti yang
ya sama orang lain.” diungkapkan oleh YL, bahwa makna tuak dalam
(IMT, 53 Tahun, Penjual Tuak, 4 Desember pesta adat masyarakat Toraja dianggap sebagai
2014)
minuman kehormatan. Ia juga menjelaskan bah-
Semua informan mengatakan bahwa tuak wa pada perayaan pesta adat, bambu yang berisi
seringkali disajikan disetiap pesta adat, mulai tuak akan diantarkan langsung kehadapan tokoh
dari persiapan acara hingga acara tersebut selesai. masyarakat. Namun, bagi orang lain yang ingin
Seperti yang diungkapkan oleh IR yang meru- meminum tuak harus mengambilnya sendiri.
pakan seorang petani tuak memberikan tangga- Tetapi tidak ada perbedaan kualitas tuak yang di
pan bahwa tuak selalu disajikan disetiap perayaan minum oleh tokoh masyarakat dengan yang lain.
pesta adat yaitu pada perayaan pesta adat Rambu “Orang tua dulu anggap sebagai minum-
solo’ dan Rambu tuka’. Akan tetapi, tuak paling an kehormatan, waktu saya masih kepala
sering disajikan pada saat perayaan Rambu solo’ lembang, setiap pesta pasti ada orang
karena acara tersebut merupakan pesta adat terbe- yang kasi bambu yang isinya tuak, tapi
sar di Toraja. Selain itu, masyarakat juga banyak kita pegang saja sekalipun kita tidak mi-
num. Tapi tidak semua orang yang datang
yang datang ke perayaan pesta adat tersebut. di pesta dikasi bambu yang isinya tuak,
yang duduk-duduk saja di alang yang di-
“Pesta-pesta rambu solo’ rambu tuka’, po- kasi, dan juga tidak semua masyarakat
koknya itu tuak di setiap ada pesta, pasti yang bisa duduk di alang-alang, cuman
ada, tapi paling banyak di pesta orang tokoh masyarakat saja, selebihnya me-
mati, pesta rambu solo’, karena kalau reka ambil sendiri kalau mau minum. Tapi
di rambu solo’ itu banyak sekali orang sama saja kualitas tuak yang diminum to-
datang, baru rambu solo’ itu memang pes- koh masyarakat dengan masyarakat biasa,
ta paling meriah di Toraja....” cuman mereka disediakan memang, di-
(IR, 51 Tahun, Petani Tuak, 28 November bawakan....”
2014) (YL, 65 Tahun, Tokoh Masyarakat, 29 No-
vember 2014)
Jumlah tuak yang ada di perayaan pesta
adat ada kaitannya dengan status sosial ekonomi Pada perayaan pesta adat gambaran proses
seseorang yang melaksanakan pesta, seperti yang difusi tampak ketika masyarakat Toraja menawar-
diungkapkan oleh HS yang sering mengunjungi kan tuak untuk dikonsumsi kepada masyarakat
perayaan pesta adat bahwa tuak yang disajikan pendatang. Biasanya tidak semua pendatang akan
akan lebih banyak jika yang melaksanakan pesta mengkonsumsinya, dan hal ini juga tidak mem-
tersebut adalah orang yang memiliki status sosial buat orang Toraja memaksakan mereka untuk
ekonomi yang tinggi, tetapi jika dilihat dari segi meminumnya. Seperti yang diungkapkan oleh
kebiasaan mengonsumsi tuak, setiap orang bebas BN bahwa orang asing yang datang diperayaan
untuk mengonsumsi tanpa dipengaruhi oleh sta- pesta adat tidak diwajibkan untuk mengonsumsi
tus sosial ekonomi masyarakat, serta tidak ada la- tuak tetapi mereka tetap dipersilahkan jika ingin
rangan untuk meminum tuak bagi siapa pun yang meminumnya.
ingin mengonsumsinya, termasuk anak-anak dan
para kaum perempuan. “Tidak diwajibkan, tapi ditawarkan,
terserah orang mau minum atau tidak.”
“Kalau itu ada hubungannya, biasa lebih (BN, 25 Tahun, Penjual Tuak, 29 Novem-
banyak tuak kalau orang kaya yang ada- ber 2014)
kan pesta dibanding orang yang biasa-
biasa saja, tapi kalau masalah minum tuak

81
Shanti Riskiyani : Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak)

Hal senada juga diungkapkan oleh salah yang mengonsumsi tuak bahwa tuak merupakan
seorang tokoh masyarakat di lembang Embatau, minuman yang tidak haram (dari persepsi Islam)
dia mengatakan bahwa selain masyarakat Toraja karena terbuat dari bahan alami, tetapi yang di-
yang datang di pesta adat tidak diwajibkan untuk anggap haram adalah minuman beralkohol yang
mengonsumsi tuak dan tidak ada paksaan. Akan memiliki campuran kimia.
tetapi ada juga masyarakat pendatang yang ikut Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa,
mengonsumsi tuak di perayaan pesta adat. semua informan mengetahui tentang kandungan
yang terdapat di dalam tuak yaitu mengandung
“Kalau yang mau minum yaa minum, ka- alkohol tetapi kadar alkohol tuak lebih rendah
lau tidak mau yaa tidak dipaksa, tapi ada
juga yang minumlah.” jika dibandingkan dengan minuman beralkohol
(YL, 65 Tahun, Tokoh Masyarakat, 29 No- lainnya. Minuman tuak mengandung kadar alko-
vember 2014) hol, yaitu berkisar 5%.8 Sehingga tuak dapat di-
golongkan dalam minuman beralkohol golongan
Adapun gambaran proses akulturasi dapat A, yaitu minuman dengan kadar etanol 1%-5%.9
dilihat dari pernyataan ML yang mengatakan Ternyata tuak tidak hanya mengandung alkohol,
bahwa pada zaman dahulu, tuak merupakan satu- teapi ada juga yang mengandung buli. Buli meru-
satunya minuman beralkohol yang disajikan pakan sebutan bagi kulit kayu dari pohon buli
dalam pesta adat, tetapi saat ini sudah terdapat yang ditambahkan pada tuak dengan tujuan un-
jenis minuman beralkohol lain yang biasa disa- tuk membuat tuak menjadi manis. Namun, tidak
jikan selain minuman tuak. Pernyataan informan semua tuak manis menggunakan buli.
tersebut menunjukkan bahwa adanya proses akul- Ada informan yang mengaku bahwa pe-
turasi yang terjadi pada konsumsi minuman ber- ngalaman yang tidak menyenangkan dapat
alkohol orang Toraja karena pada zaman dahulu memengaruhi jenis tuak yang dikonsumsi. Hal
diperayaan pesta adat belum terdapat minuman tersebut diketahui dari hasil wawancara pada saat
beralkohol lainnya selain minuman tuak. Namun, penelitian. Keputusan untuk tidak mengonsumsi
seiring perkembangan zaman dan perkembangan tuak jenis lain disebabkan oleh adanya ancaman
ilmu pengetahuan, budaya mengonsumsi minum- yang dirasakan informan. Hal tersebut sesuai de-
an beralkohol diperayaan pesta adat telah dipe- ngan teori Health Belief Model bahwa salah satu
ngaruh oleh kebudayaan lain. pendorong individu bertindak untuk melawan
atau mengobati penyakitnya jika ia merasakan
“Dulu-dulunya itu, tuak saja yang ada, ti-
dak ada minuman senga’ ke jo pesta adat, adanya kerentanan terhadap suatu penyakit. In-
tuak saja (tidak ada minuman alkohol lain forman memang tidak mengetahui dengan pasti
di pesta adat, tuak saja), kayak bir baru jenis penyakit yang mengancamnya, tetapi gejala
datang sekarang ini, jaman sekarang na- sakit pada tubuh akibat mengonsumsi tuak men-
manya.” jadi pendorong terjadinya perubahan perilaku.10
(ML, 71 Tahun, Tokoh Masyarakat, 29 No-
vember 2014) Berbagai penelitian pun hadir berkaitan
pengaruh mengonsumsi alkohol. Salah satunya
PEMBAHASAN adalah penelitian yang dilakukan oleh Emqi. Ha-
Persepsi merupakan proses pengamatan sil penelitian tersebut menunjukkan bahwa minu-
seseorang yang berasal dari komponen kogni- man beralkohol dapat memberikan efek positif
tif yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, dan efek negatif. Efek positifnya, yaitu dapat
proses belajar, kebiasaan, kepercayaan dan pe- menambah energi dan stamina, sedangkan efek
ngetahuannya, manusia mengamati suatu objek negatif yang dirasakan, yaitu mabuk, merasa pu-
psikologik dengan cara pandang orang itu sendiri sing atau sakit kepala dan badan menjadi lemas.11
yang diwarnai oleh nilai kepribadiannya. Ber- Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang ber-
dasarkan temuan penelitian, bahwa orang yang dasarkan pengakuan dan pengalaman dirasakan
berhijab memengaruhi opini informan tentang oleh informan yang mengatakan bahwa efek
tuak. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang ibu negatif yang dirasakan, seperti mabuk, menye-
babkan penyakit lever, badan lemas, pusing, sakit

82
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 76-85

kepala, perut buncit, sering buang air kecil, rasa Sebuah perilaku melewati berbagai tahap
kantuk serta dapat menyebabkan kematian. Se- hingga menjadi suatu kebiasaan dimulai dari
dangkan efek positif dari konsumsi tuak adalah mengetahui (know), memahami, mengaplika-
dapat menambah energi, menambah semangat, sikan, menganalisis, mensintesis sampai pada
serta dapat memberikan kekuatan. mengevaluasi hingga keadaan dilakukan beru-
Temuan lain dari penelitian ini bahwa tuak lang dengan pola yang sama, tanpa sadar dan su-
juga dapat memperbanyak ASI bagi ibu yang se- dah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.13
dang menyusui. Hal yang dimaksud tersebut di- Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
pengaruhi oleh pemahaman dan kepercayaan ma- sebagian besar masyarakat menganggap bahwa
syarakat bahwa tuak manis dapat memperbanyak mengonsumsi tuak berarti mempertahankan ke-
ASI, padahal yang sebenarnya semakin sering biasaan adat yang ada, serta sebagai wujud per-
seorang ibu menyusui maka semakin banyak kumpulan keluarga dengan tujuan mempererat
produksi ASI yang bisa dihasilkan. Naibaho me- tali persaudaraan antara satu dengan yang lain.
ngatakan bahwa kepercayaan sering diperoleh Tuak juga merupakan salah satu hal yang bisa
dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menyatukan satu dengan yang lain, dalam hal
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyaki- ini sebagai penghubung kebersamaan di tengah-
nan dan tanpa adanya pembuktian terlebih da- tengah masyarakat.
hulu.12 Hal lain yang peneliti juga dapatkan saat
Selain itu, pada penelitian ini juga ditemu- di lapangan adalah terdapat minuman beralkohol
kan bahwa tuak memiliki dampak positif terhadap lain yang biasa dihadirkan di perayaan pesta adat
kesehatan, yaitu dapat mengobati penyakit diabe- seperti bir. Sebagain besar informan mengung-
tes. Hasil penelitian Goal dan Husin menunjuk- kapkan bahwa mereka juga biasanya mengon-
kan bahwa orang yang menderita penyakit gula sumsi tuak dengan cara mencampurkan minuman
atau diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi beralkohol seperti bir dengan alasan minuman
tuak, karena kadar gula darah dapat terlarut oleh tersebut akan menjadi lebih nikmat. Akan teta-
mineral yang terdapat pada tuak dan dikeluar- pi, tindakan inilah yang sering disebut dengan
kan melalui respirasi kencing. Kandungan mi- “Oplosan” jika dikonsumsi sangat membahaya-
neral yang cukup komplit dari tuak sangat ber- kan kesehatan tubuh. Ada berbagai kasus yang
guna bagi tubuh apabila dikonsumsi secukupnya penunggak minuman oplosan merenggut puluhan
sesuai dengan kebutuhan.6 nyawa. Harian kompas pada tanggal 5 Desem-
Bentuk image kelompok terlihat jelas ber 2014 mengatakan bahwa dalam sepekan ter-
dalam proses mengonsumsi dan memperoleh akhir, 34 orang tewas dan 121 orang dirawat inap
tuak. Hasil temuan di lokasi penelitian menun- serta rawat jalan di rumah sakit akibat meneng-
jukkan bahwa lingkungan informan berinteraksi gak minuman keras oplosan di Kabupaten Garut,
yang memengaruhi informan untuk mengon- Sumedang, Bogor, Jawa Barat, serta di Jakarta.14
sumsi tuak. Hal ini sesuai dengan yang diungkap- Pada perayaan pesta adat, jumlah minuman
kan Kurt Lewin bahwa perilaku merupakan hasil beralkohol baik itu bir maupun tuak, tergantung
interaksi antara person (orang) dengan environ- dari status sosial ekonomi tuan rumah yang mem-
ment (lingkungan).10 Informan memperoleh tuak buat pesta. Namun, jika dalam sebuah pesta adat
dengan memanfaatkan relasinya dengan teman terdapat minuman tuak dan bir, minuman yang
sebaya, orang yang lebih tua atau bahkan orang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat ,yaitu
lain. Apabila informan tidak mempunyai tuak, te- tuak karena masyarakat mengonsumsi minuman
man lain akan memberikan tuak atau membawa beralkohol bukan untuk mabuk-mabukan melain-
tuak tersebut ke lumbung untuk diminum secara kan sudah tradisi masyarakat Toraja mengonsum-
bersama-sama. Ternyata tidak hanya itu, untuk si tuak diperayaan pesta adat dan dikehidupan
memenuhi kebutuhan terhadap konsumsi tuak, sehari-hari mereka.
informan biasa mengambil sendiri dari pohon- Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
nya. Selain itu juga bisa ditemukan pada saat ber- sikap fatalism tampak dengan jelas ketika semua
kumpul ataupun diperayaan pesta adat. informan mengatakan bahwa tuak merupakan

83
Shanti Riskiyani : Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak)

syarat mutlak dalam perayaan pesta adat, untuk menunjukkan bahwa makna tuak dalam pesta
memperlengkap acara agar pesta berjalan dengan adat masyarakat Toraja Utara dianggap sebagai
baik. Peminum tuak lainnya juga memberikan minuman kehormatan serta tuak yang disediakan
penjelasan bahwa tuak harus ada dalam pera- pada pesta adat adalah tuak asli yang berasal dari
yaan pesta adat karena zaman nenek moyang jika pohon nira (Borassus flabellifer) tanpa campuran
mengadakan pesta selalu disajikan minuman tuak bahan lain. Hal tersebut sejalan dengan hasil
guna untuk menghargai tamu yang datang. Menu- penelitian Goal dan Husin yang menunjukkan
rut Sigmund Freud dalam teori pembentukan ke- bahwa makna tuak dalam pesta etnis masyara-
pribadian manusia, yaitu the id, the ego, dan the kat Batak Toba dianggap sebagai minuman ke-
super ego (id, ego, dan super ego). Manusia pada hormatan. Tuak yang dipakai pada upacara adat
umumnya dalam pembentukan kepribadiannya masyarakat Batak Toba adalah tuak tangkasan
sering mengikuti kebiasaan atau tradisi yang su- yang tidak bercampur dengan raru (ramuan lain)
dah dianut oleh masyarakat sejak dulu.15 serta tuak manis atau tuak na tonggi dalam bahasa
Lembang Embatau merupakan salah satu Batak Toba.6
daerah dengan masyarakat yang memiliki kebu- Hasil penelitian diketahui bahwa pada pe-
dayaan yang masih kental. Hal ini terbukti dari rayaan pesta adat gambaran proses difusi tampak
temuan hasil penelitian yang menunjukkan bah- ketika masyarakat Toraja menawarkan minuman
wa budaya masyarakat lembang Embatau masih tuak untuk dikonsumsi kepada masyarakat pen-
sangat kental dalam mengonsumsi tuak di ke- datang. Biasanya tidak semua pendatang akan
hidupan sehari-hari atau di setiap perayaan pesta mengonsumsinya, dan hal ini juga tidak membuat
adat yaitu pada pesta adat Rambu solo’ dan Ram- orang Toraja memaksakan mereka untuk memin-
bu tuka’. Akan tetapi, tuak paling sering disaji- umnya.
kan pada saat perayaan Rambu solo’ karena acara Pada awalnya, budaya minum tuak adalah
tersebut merupakan pesta adat terbesar di Toraja budaya asli orang Toraja bukan budaya dae-
dan waktu perayaan yang cukup lama dibanding rah lain. Namun, seiring dengan perkembangan
dengan perayaan pesta syukuran ataupun pesta zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
pernikahan yang biasanya hanya dilaksanakan 1 budaya mengonsumsi minuman beralkohol di
atau 2 hari saja. perayaan pesta adat orang Toraja telah dipenga-
Minuman beralkohol juga secara luas di- ruhi oleh kebudayaan lain. Hal ini terbukti dari
gunakan di dunia, sebuah penelitian di Nepal temuan hasil penelitian, bahwa terdapat jenis
menyebutkan bahwa alkohol digunakan untuk tu- minuman beralkohol lain yang biasa disajikan.
juan sosial, keagamaan, kepentingan sebuah rit- Padahal, sebelumnya hanya tuak yang disajikan
ual, bahkan dibagian lain yang tergolong miskin pada perayaan pesta adat.
di negara ini, minuman beralkohol digunakan Seorang Antropolog Kesehatan UI, Sri
sebagai obat, tambahan energi dan bahkan digu- Murni mengatakan bahwa sejumlah etnis di In-
nakan untuk kepentingan dapur rumah tangga.16 donesia memiliki tradisi mengonsumsi minuman
Tuak yang ada diperayaan pesta adat beralkohol yang dibuat dari bahan lokal, terutama
ada kaitannya dengan status sosial ekonomi se- nira. Namun, minuman itu hanya digunakan tetua
seorang yang melaksanakan pesta. Tuak yang di- adat untuk ritual khusus. Penjajahan bangsa asing
sajikan akan lebih banyak jika yang melaksanakan memperkenalkan budaya minum minuman ber-
pesta tersebut adalah orang yang memiliki status alkohol untuk merayakan kegembiraan.17
sosial ekonomi yang tinggi. Akan tetapi, jika dili-
hat dari segi kebiasaan mengonsumsi tuak, setiap KESIMPULAN DAN SARAN
orang bebas untuk mengonsumsi tanpa dipenga- Informan memahami tuak sebagai minum-
ruhi oleh status sosial ekonomi masyarakat, ser- an tradisional beralkohol yang memiliki pengaruh
ta tidak ada larangan untuk meminun tuak bagi positif dan negatif bagi pengonsumsinya, serta ke-
siapa pun yang ingin mengonsumsinya, termasuk banyakan dari mereka mengonsumsi karena ling-
anak-anak dan para kaum perempuan. kungan sosial. Tuak merupakan minuman yang
Temuan lain dari hasil penelitian ini juga dapat mempererat persaudaraan. Tuak selalu di-

84
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 76-85

sajikan dan menjadi syarat mutlak dalam peraya- 6. Goal, N.L. dan Husin, S. Dilema Pemberan-
an pesta adat. Selain itu juga terdapat kebiasaan tasan Minuman Keras terhadap Pelestarian
mengonsumsi tuak dengan minuman beralkohol Budaya Masyarakat Batak Toba (Studi Kasus
lain seperti bir. Gambaran proses difusi tampak di Desa Ria-Ria Kecamatan Pollung Kabu-
ketika orang Toraja mengundang pendatang di paten Humbang Hasundutan. Citizenship;
upacara adat dan menawarkannya minuman tuak. 2013; 1(2): 101-121.
Demi menghormati tamu, undangan akan ikut 7. Duli, A dan Hasanuddin. Toraja Dulu dan
mengonsumsi tuak dan akhirnya terbiasa dengan Kini. Makassar: Pustaka Refleksi; 2003.
hal tersebut. Saat ini, pada perayaan pesta adat 8. Panjaitan, R. Jurnal Laporan Minuman Keras
juga tersedia minuman beralkohol lain (bir) se- Asli Produk Indonesia [Online Article]. 2011;
lain tuak. Mereka dengan status sosial ekonomi [diakses 7 Oktober 2014]. Available at:http://
yang tinggi biasanya menyediakan bir di setiap jurnallaporan.com/2011/03/minuman -keras-
acaranya. Hasil penelitian ini menyarankan agar asli-produk-indonesia.html.
melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam 9. UU No 74 Tahun 2013. Tentang Pengenda-
bentuk penyuluhan mengenai dampak dan ba- lian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.
haya dari minuman beralkohol serta minuman Jakarta: Sekretariat Negara.
oplosan. 10. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
DAFTAR PUSTAKA 11. Emqi Z.H. Belief pada Remaja Penyalahgu-
1. Salakory N.M. Hubungan antara Penge- na Alkohol. Jurnal Online Psikologi [Online
tahuan dan Sikap tentang Mengkonsumsi Journal]; 2013; 1(2): 258-271. [diakses 7 Ok-
Alkohol dengan Tindakan Konsumsi Minum- tober 2014]. Avalaible at: http://www.ejour-
an Beralkohol pada Nelayan di Kelurahan Bi- nal.umm.ac.id.
tung Karangria Kecamatan Timunting Kota 12. Naibaho, E. Pengaruh Sosial Budaya terha-
Manado. Kesmas; 2012; 1(1): 28-35. dap Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi Wanita
2. Safira, M. WHO Laporkan 3,3 Juta Orang pada Pasangan Usia Subur di Rumah Sakit
Meninggal Akibat Konsumsi Alkohol [On- Tingkat II DAM I/BB di Kota Medan [Tesis].
line Article]. 2014; [diakses 27 September Medan: Universitas Sumatera Utara; 2012.
2014]. Available at:http://food.detik.com/ re 13. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan
ad/2014/05/17/101539/2584551/294/who- Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
laporkan-33-juta-orang-meninggal-akibat- 14. Sunarya A. Minuman Keras Oplosan Mudah
konsumsi-alkohol. didapat, Korban Berjatuhan, Kompas, Jumat
3. World Health Organization. Global Status 5 Desember 2014.
Report on Alcohol and Health. 2012; [diak- 15. Freud, S. Psikoanalisis Sigmund Freud. Ja-
ses 27 September 2014]. Available at: http:// karta: Ikon Teralitera; 2002.
www.who.int. 16. Dhital, R, Gurung, Y.B., Subedi, G, Hamal,
4. Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan P. Alcohol and Drug Use Among Street Chil-
Dasar Sulawesi Selatan. Jakarta: Badan Pene- dren in Nepal, A Study in Six Urban Centers.
litian dan Pengembangan Kesehatan; 2007. CWIN (Child Workers in Nepal Concerned
5. Pratama, V. N. D. Perilaku Remaja Peng- Centre; 2002; 1(3): 123-177.
guna Minuman Keras Di Desa Jatigono Ke- 17. Murni S. Minuman Keras Oplosan Jadi Pela-
camatan Kunir Kabupaten Lumajang. Jurnal rian, Kompas, Sabtu 6 Desember 2014.
Promkes; 2013; 1(2): 145-152.

85

Anda mungkin juga menyukai